Dosen Pembimbing:
Suhaimi Fauzan, S.Kep., Ners., M.Kep
Disusun Oleh:
WIDIA CYNTIA BELA I1032191016
Diajukan oleh
I1032191016
Dosen Pembimbing
i
“STIGMA YANG DAN DISKRIMINASI TERJADI PADA ODHA :
LITERATURE REVIEW”
Email : widiacyntiabelaa@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan : Tujuan dari penelaahan literature untuk mengetahui stigma dan diskriminasi
masyarakat pada ODHA yang mempengaruhi hidup dan lingkungannya.
Hasil : Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA tergambar dalam sikap sinis, perasaan
ketakutan yang berlebihan dan persepsi negatif tentang ODHA, dapat mempengaruhi
dan menurunkan kualitas hidup ODHA. Beberapa faktor yang diduga mempunyai
pengaruh terhadap stigma dan diskriminasi : tingkat pendidikan, persepsi, lama bekerja,
tingkat pengetahuan, kepatuhan terhadap agama dan dukungan institusi dan faktor-faktor
lain seperti umur, jenis kelamin, dan pelatihan tentang HIV/AIDS.
ii
“STIGMA YANG TERJADI PADA ODHA : LITERATURE REVIEW”
Email : widiacyntiabelaa@gmail.com
ABSTRAK
Background : The number of people living with HIV / AIDS (PLWHA) in Indonesia
has increased every year. One of the biggest obstacles in preventing and overcoming the
Human Imunnodeficiency Virus / Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV /
AIDS) in Indonesia is the high level of stigma and discrimination against people living
with HIV / AIDS (PLWHA).
Objective : The purpose of reviewing the literature is to determine the stigma and
discrimination in society that affects PLWHA from their environment, especially in
Indonesia.
Results: The stigma and discrimination against PLHIV is reflected in the cynical
attitude, excessive fear and negative perceptions about PLHIV, which can affect and
reduce the quality of life of PLWHA. Several factors are thought to have an influence on
stigma and discrimination: level of education, perception, length of work, level of
knowledge, adherence to religion and institutional support and other factors such as age,
gender, and training on HIV / AIDS.
Conclusion : The stigma and discrimination against PLHIV is not only in the
community, as well as the factors that support PLWHA getting away from the word
freedom in life like others.
Keywords: HIV / AIDS, stigma, discriminstion, people with HIV / AIDS, literature,
society.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Stigma dan Diskriminasi yang
Terjadi pada ODHA” guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Keperawatan HIV AIDS.
Penjelasan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:
Penulis juga menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini terbatas dan jauh dari
sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan waktu yang
dimiliki. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami siapa pun yang membacanya
dan dapat berguna bagi diri sendiri dan orang yang membacanya.
Penulis
iv
KEASLIAN PENELITIAN
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : I1032191016
Fakultas : Kedokteran
Menyatakan bahwa literature review yang berjudul “Stigma dan Diskriminasi yang
Terjadi pada ODHA” adalah karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang
dikutip penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
I1032191016
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….………i
ABSTRAK……………………………………………………………………….…….ii
ABSTRACT……………………………………………………………………….…...iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….……iv
KEASLIAN PENELITIAN………………………………………………………….…v
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...vi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………...vii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………..viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………ix
BAB I 1………………………………………………………………………………...1
PENDAHULUAN………………………………………………………………………1
1.4 Manfaat……………………………………………………………………...3
BAB II…………………………………………………………………………………..5
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………………5
2.3 Patofisiologi…………………………………………………………………7
vi
2.4 Pengertian Stigma dan Diskriminasi………………………………………..8
BAB III………………………………………………………………………………..9
BAB IV………………………………………………………………………………20
HASIL………………………………………………………………………………..20
BAB V……………………………………………………………………………….27
PEMBAHASAN…………………………………………………………………….27
BAB VI………………………………………………………………………………33
6.1 Kesimpulan……………………………………………………………….33
vii
6.2 Saran……………………………………………………………………..33
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..…I
LAMPIRAN…………………………………………………………………………II
viii
DARTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
PICO……………………………………………………………………….1
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Grafik 1. Jumlah Penderita AIDS di Indonesia dari
Tahun 2010-2015
Sumber : Data Ditjen P2PL Kemenkes RI
2
(WHO, 2012). Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan
bahwa sejak pertama kali kasus HIV/AIDS ditemukan pada tahun 1987 sampai
dengan 30 Juni 2012, telah tercatat 32.103 kasus AIDS dan 86.762 kasus
terinfeksi HIV serta 8.235 kasus kematian akibat HIV/AIDS di 33 Provinsi di
Indonesia (Kemenkes RI, 2012).
1.4 Manfaat
1.41 Implikasi Untuk Penulis
Paper ini dapat menambah wawasan penulis serata dalam
penyelesaiannya tugas literature review pada mata kuliah Keperawatan
HIV/AIDS penulis dapat lebih bijak terhadap para ODHA.
3
merasa didiskriminasi, dengan pengetahuan para pendidik dapat
memperkecil angka stigma dimasyarakat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.2 Etiologi HIV/AIDS
Human immunodeficiency Virus (HIV) yang termasuk dalam famili
retrovirus genus lentivirus diketemukan oleh LucMontagnier, seorang ilmuwan
Perancis (Institute Pasteur, Paris 1983), yang mengisolasi virus dari seorang
penderita dengan gejala limfadenopati, sehingga pada waktu itu dinamakan
Lymphadenopathy Associated Virus (LAV). Gallo (National Institute of Health,
USA 1984) menemukan Virus HTLV-III (Human T Lymphotropic Virus) yang
juga adalah penyebab AIDS. Pada penelitian lebih lanjut dibuktikan bahwa
kedua virus ini sama, sehingga berdasarkan hasil pertemuan International
Committee on Taxonomy of Viruses (1986) WHO memberi nama resmi HIV.
Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan virus lain yang dapat pula menyebabkan
AIDS, disebut HIV 2, dan berbeda dengan HIV-1 secara genetik maupun
antigenik. Virus HIV-2 dianggap kurang pathogen dibandingkan dengan HIV-1.
Untuk memudahkan, kedua virus itu disebut sebagai HIV saja (Kowalak, 2011).
Virus HIV-1 memiliki 10 subtipe yang diberikan kode A sampai J. Virus
subtipe B merupakan prevalen di Amerika Serikat dan Eropa Barat, ditemukan
terutama pada pria homoseksual dan penggunaan obat suntik. Subtipe C dan E
ditularkan melalui hubungan seksual. Subtipe C merupakan prevalen di Afrika
sub-Sahara, juga ditemukan di Amerika Utara. Subtipe E, yang merupakan
penyebab epidemi di Thailand, memiliki daya afinitas yang lebih kuat terhadap
sel epitel baik saluran reproduksi pria maupun wanita. Subtipe B tidak mudah
ditularkan melalui sel epitel saluran reproduksi, tetapi langsung masuk ke dalam
tubuh melalui kontak pada darah. Subtipe E telah ditemukan hanya pada isolasi
di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Subtipe C dan E mempunyai afinitas tinggi
pada sel epital saluran reproduksi, epidemi HIV yang baru dapat terjadi pada
populasi heteroseksual (Kowalak, 2014).
6
2.3 Patofisiologi
Human immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang
menggunakan RNA sebagai genom. Untuk masuk ke dalam sel, virus ini
berikatan dengan reseptor (CD4) yang ada di permukaan sel. Artinya, virus ini
hanya akan menginfeksi sel yang memiliki reseptor CD4 pada permukaannya.
Karena biasanya yang diserang adalah sel T limposit (sel yang berperan dalam
sistem imun tubuh), maka sel yang diinfeksi oleh HIV adalah sel T yang
mengekspresikan CD4 di permukaannya (CD4+ T cell) (Pricen, 2012).
Setelah berikatan dengan reseptor, virus berfusi dengan sel (fusion) dan
kemudian melepaskan genomnya ke dalam sel. Di dalam sel, RNA mengalami
proses reverse transcription, yaitu proses perubahan RNA menjadi DNA. Proses
ini dilakukan oleh enzim reverse transcriptase. Proses sampai step ini hampir
sama dengan beberapa virus RNA lainnya. Yang menjadi ciri khas dari retrovirus
ini adalah DNA yang terbentuk kemudian bergabung dengan DNA genom dari
sel yang diinfeksinya. Proses ini dinamakan integrase (integration). Proses ini
dilakukan oleh enzim integrase yang dimiliki oleh virus itu sendiri. DNA virus
yang terintegrasi ke dalam genom sel dinamakan provirus (Pricen, 2012).
Spesifikasi HIV terhadap CD4+ T cell ini membuat virus ini bisa
digunakan sebagai vektor untuk pengobatan gen (gene therapy) yang efisien bagi
pasien HIV/AIDS. Soalnya vektor HIV yang membawa gen anti-HIV hanya akan
masuk ke dalam sel yang sudah dan akan diinfeksi oleh virus HIV itu sendiri.
Limfosit CD4+ merupakan target utama infeksi HIV karena virus mempunyai
afinitas terhadap molekul permukaan CD4. Limfosit CD4+ berfungsi
mengkoordinasikan sejumlah fungsi imunologis yang penting. Hilangnya fungsi
tersebut menyebabkan gangguan respon imun yang progresif. Kejadian infeksi
HIV primer dapat dipelajari pada model infeksi akut Simian Immunodeficiency
Virus (SIV). Virus SIV dapat menginfeksi limfosit CD4+ dan monosit pada
mukosa vagina (Notoadmojo, 2010).
7
2.4 Stigma dan Diskriminasi
Secara etimologis, konsep “stigma” berasal dari kata Yunani yang
mengacu pada tato. Ini umumnya memiliki dua makna yaitu tanda-tanda fisik
dan sekuler yaitu tanda aib, diskredit, atau kekejian (Mbonu, 2009). Stigma
adalah bentuk prasangka (prejudice) yang mendiskreditkan atau menolak
seseorang atau kelompok karena mereka dinggap berbeda dengan diri kita atau
kebanyakan orang (Ardhiyanti et al, 2015). Stigma adalah suatu ancaman, sifat
atau karakteristik bahwa masyarakat menerima ketidaknyamanan yang sangat
tinggi. Mendapat ancaman membuat seseorang menerima stigmatisasi
(Katiandagho, 2015).
Stigma adalah tindakan memberikan label sosial yang bertujuan untuk
memisahkan atau mendeskreditkan seseorang atau sekelompok orang dengan cap
atau pandangan buruk. Dalam prakteknya, stigma mengakibatkan tindakan
diskriminasi, yaitu tindakan tidak mengakui atau tidak mengupayakan
pemenuhan hak-hak dasar individu atau kelompok sebagaimana selayaknya
sebagai manusia yang bermartabat (Kementrian Kesehatan RI, 2012).
Maman et al (2009) mengartikan diskriminasi sebagai aksi-aksi spesifik
yang didasarkan pada berbagai stereotip negatif ini yakni aksi-aksi yang
dimaksudkan untuk mendiskredit dan merugikan orang. Pengertian lain tentang
diskriminasi dikemukakan oleh Busza (1999) bahwa diskriminasi adalah
perbuatan atau perlakuan berdasarkan stigma dan ditujukan kepada pihak yang
terstigmatisasi (Busza, 1999). Menurut UNAIDS, diskriminasi terhadap
penderita HIV digambarkan selalu mengikuti stigma dan merupakan perlakuan
yang tidak adil terhadap individu karena status HIV mereka, baik itu status
sebenarnya maupun hanya persepsi saja (UNAIDS, 2012).
8
BAB III
9
untuk dikendalikan karena masih lemahnya edukasi untuk informasi terkait
ODHA.
10
2. Dari hasil screening terdapat 6 jurnal dengan judul yang relavan.
3. 6 jurnal ini dapat diakses full text sesuai dengan kriteria inklusi yang
membahas stigma masyarakat terhadap orang yang terkena
HIV/AIDS.
3.42 Ekstraksi Data
Tabel 3.1
11
sebanyak 8.316 responden. terhadap ODHA.
Pengetahuan dikelompokkan
ke dalam dua kategori, yaitu Saran :
pengetahuan kurang dan Kementerian Kesehatan
pengetahuan cukup. diharapkan bekerja
Pengetahuan kurang jika sama
jawaban responden yang benar dengan Kementerian
< 8 dari 12 pertanyaan, Pendidikan dan
sedangkan pengetahuan cukup Kebudayaan untuk
jika jawaban responden yang menyusun pelajaran
benar > 8 dari 12 pertanyaan. dengan topik penyakit
Stigma dikelompokkan ke menular
dalam dua kategori, yaitu seksual termasuk
stigma dan tidak stigma. Tidak HIV/AIDS untuk dapat
stigma jika jawaban responden dimasukkan ke
yang benar > tiga pertanyaan, dalam kurikulum
sedangkan stigma jika sekolah serta selalu
jawaban responden yang benar melakukan
< tiga pertanyaan dan jawaban kegiatan sosialisasi
yang salah pencegahan penyakit
pada semua pertanyaan HIV/AIDS
terutama mengenai
mekanisme penularan
HIV dan Voluntary
Counseling and Testing
(VCT).
12
pengguna narkoba suntik yang perlakuan kasar, dan
secara medis dinyatakan pembiaran baik di
terinfeksi HIV. Validasi dalam keluarga,
dilakukan dengan triangulasi lingkungan sosial
sumber melalui wawancara maupun pelayanan
mendalam terhadap keluarga kesehatan. Self stigma
dan petugas kesehatan. berupa perasaan takut
Informan dipilih secara terhadap kondisi diri
purposif dengan sendiri dan takut
kriteria masih aktif atau terhadap penerimaan
pernah aktif menggunakan masyarakat, serta
narkoba suntik, pernah internalisasi stigma
melakukan tes CD4 dan masyarakat atau
positif terinfeksi HIV, belum mengganggap bahwa
mengalami infeksi cap negatif masyarakat
oportunistik, serta bersedia terhadap mereka adalah
berpartisipasi dalam benar. Kedua jenis
kegiatan penelitian. Informan stigma ini
dari keluarga dipilih mempengaruhi upaya
dengan kriteria sering ODHA pecandu
berinteraksi setiap hari narkoba suntik di
dengan ODHA pecandu Jakarta untuk mencari
narkoba suntik. Informan pengobatan atas infeksi
petugas kesehatan dipilih HIV yang diderita serta
dengan kriteria pernah pengobatan atas adiksi
berinteraksi dan memberi narkoba. ODHA
pelayanan kesehatan pecandu narkoba yang
terhadap ODHA pecandu merasa terstigma akan
narkoba suntik. mengurangi
kemungkinan untuk
mencari pengobatan,
bagi yang telah
menjalani pengobatan
mungkin akan memilih
mengakhiri pengobatan,
dan mungkin akan
mengurangi
kepercayaan diri
mereka untuk menolak
adiksi narkoba.
Saran :
Pentingnya pengobatan
untuk para ODHA agar
mereka bisa
13
meningkatkan kualitas
hidupnya. Oleh karena
itu, sebagai keluarga,
teman, bahkan
masyarakat sekitar
dapat membantu dan
memotivasi ODHA
untuk patuh terhadap
pengobatan.
Stigma Kesimpulan :
Tujuannya : Jenis penelitian ini merupakan Perbandingan
Masyarakat Faktor yang
mengidentifikasi riset explanatory untuk pada jurnal ini
terhadap Orang memengaruhi stigma
stigma menemukan penjelasan melakukan
dengan HIV/AIDS terhadap ODHA di
masyarakat tentang suatu kejadian stigma pencegahan
Kabupaten Grobogan
terhadap orang ODHA dengan pendekatan terhadap stigma
adalah sikap keluarga
dengan potong lintang. Pengambilan masyarakat
terhadap ODHA dan
HIV/AIDS data penelitian dilakukan terhadap orang
persepsi responden
(ODHA) dan selama satu bulan, yaitu bulan dengan HIV
terhadap ODHA.
faktor yang Agustus sampai dengan AIDS.
Keluarga dengan sikap
memengaruhinya September 2014, sedangkan
negatif terhadap ODHA
pengambilan sampel
memiliki kemungkinan
Responden : dilakukan dengan
empat kali lebih besar
300 kepala menggunakan tabel Isaac and
memberikan stigma
keluarga Michael dengan derajat
terhadap ODHA,
kemaknaan 10%. Dalam tabel
sedangkan responden
Isaac and Michael, dengan
dengan sikap negative
jumlah populasi antara 20.000
terhadap ODHA
– 25.000 orang dan derajat
memiliki kemungkinan
kemaknaan sebesar 10%,
dua kali lebih besar
jumlah sampel yang dapat
dalam memberikan
diambil sebanyak 270 orang.
stigma terhadap
Untuk menghindari drop out
ODHA.
sample, maka sampel
ditambah sebesar 10%
Saran :
sehingga jumlah sampel
Perlu pemberian
menjadi 297 dan dibulatkan
informasi HIV/AIDS
menjadi 300 sampel.
yang lengkap kepada
Sebanyak 300 kepala keluarga
masyarakat untuk
dipilih secara propotional
memberikan
random sampling dari tiga
pemahaman yang dapat
kelurahan dengan jumlah
mengubah persepsi
penderita HIV tertinggi di
individu danmasyarakat
Kabupaten Grobogan.
termasuk keluarga,
Instrumen penelitian
14
menggunakan kuesioner tetangga, dan tokoh
terstruktur dengan masyarakat tentang
mewawancarai responden. ODHA. Selain itu, juga
Kriteria inklusi dalam diperlukan upaya
penelitian ini adalah kepala penurunan stigma
rumah tangga yang tinggal di terhadap ODHA
salah satu dari tiga kelurahan melalui penyuluhan
terpilih dan bersedia menjadi oleh tenaga kesehatan,
responden dengan sebagai contoh untuk
menandatangani informed meluruskan mitos dan
consent. Sedangkan kriteria penularan HIV/AIDS
eksklusi dalam penelitian ini agar tidak terjadi
adalah kepala keluarga yang kekhawatiran dan
tinggal di tiga kelurahan ketakutan masyarakat
terpilih, namun menolak untuk terhadap ODHA.
diwawancarai serta tidak
berada di tempat atau di rumah
saat penelitian dilakukan.
15
Saran :
Perlu adanya roll model
pada ODHA agar
mereka tidak tajut
untuk mengungkapkan
diri mereka sebagai
ODHA. Sebagai
pasangan dari ODHA
harus bisa membawa
dan membimbing
ODHA untuk keluar
dari masa ketakutan
menunjukan diri.
16
service delivery, so
their attitudes and
perceptions are
important to document,
and are likely to
influence the attitudes
of other staff at the
facility. Third, the
sample only includes a
small proportion of
prison security officers,
so the findings do not
necessarily represent
the attitudes of
correctional officers
and other security
officers. Even though
they do not routinely
provide HIV services to
prisoners, their attitudes
toward PLHIV, and the
responsibility they have
to move prisoners to
and from health and
other services, can
affect prisoners'
willingness to engage
in HIV services or
disclose their status.
Fourth, in constructing
our stigma scale we
drew on prior validated
scales, and excluded
items related to fear of
HIV transmission. This
domain might affect
correctional staff
attitudes and behavior
toward HIV-positive
inmates and is of
potential importance in
expanding knowledge
of the factors affecting
staff attitudes toward
HIV and HIV stigma in
17
prisons and jails, and
should be included in
future studies.
Suggestion :
With broader attention
to the levels and types
of stigma attitudes,
training, policies and
procedures. improve
prisoners' access to
HIV services, increase
the number of infected
prisoners identified,
and improve initiation
and adherence. for ART
treatment both in
correctional facilities
and after release to the
community.
Development and The present study This cross-sectional, The comparisons Conclusion :
Validation of aimed to develop methodological study was in this journal The scale of
HIV/AIDS Stigma and measure conducted in Kerman, the develop and “HIV/AIDS stigma-
and psychometrically largest city in the southeast measure discrimination” has an
Discrimination the HIV/AIDS Iran, with a population of psychometricall acceptable internal
Scale in Southeast Stigma and 712,000. y the HIV / consistency and
Iran: The General discrimination AIDS stigma stability (Cronbach’s
Population scale from the Theoretical views related to and alpha = 0.69, omega
Viewpoint general stigma, the related literature, discrimination coefficient = 0.7, and
population and related questionnaires scale from the Spearman correlation
viewpoint in were studied to develop the point of view of coefficient = 0.57, p <
southeast Iran. questionnaire. A pool item of the general 0.001). The scale had
30 was generated in 3 population in acceptable face and
There used 5 dimensions. Then, the first southeastern content validities. The
samples to draft of the questionnaire was Iran. construct validity
conduct the provided for a psychologist, a showed that this scale
preliminary sociologist, an epidemiologist, had 4 dimensions:
validation study : a medical specialist, and the “Patient social
There used 5 researcher of HIV/AIDS to position” (5 items),
samples to discuss their opinions “Social support” (4
conduct the qualitatively. The items), “Social disease
preliminary comprehensiveness of the perspective” (7 items),
validation study. item, no overlap with other and “Social
Data collection. items, usability in the Iranian harassment” (2 items).
18
The first sample culture, and simplicity were The confirmatory factor
was collected to the most important criteria to analysis showed that
assess face evaluate each item. Finally, the 4-dimension stigma
validity. The the consensus was obtained scale had suitable fit
second sample for 19 items. These items were indices. Therefore,
was collected to categorized into 3 conceptual considering the
assess content dimensions, including 1) psychometric results of
validity from negative attitude (8 items), 2) the scale, it seems that
experts’ views. perceived discrimination (7 this scale can be used
The third sample items), and 3) equity (4 items). as a valid one for
(pilot study) was Five-point Likert scale was measuring the
collected to used ranging from 1 to 5 HIV/AIDS-related
calculate internal (extremely disagree-extremely stigma and
consistency and agree). The higher the scores, discrimination from the
repeatability. The the higher the level of general population
fourth sample was HIV/AIDS stigma and viewpoint. Further
collected to discrimination studies are suggested to
calculate examine other validity
construct validity indexes such as
and internal convergent, divergent
consistency of the and predictive validities
scale. for the instrument
validation, as well as
further studies in other
communities to
determine the
generalizability of the
scale
19
pencegahan dan pengurangan penularan HIV. Dukungan institusi dalam bentuk
penyediaan sarana, fasilitas, bahan dan alat-alat perlindungan diri bagi petugas
kesehatan berpengaruh terhadap stigma dan diskriminasi kepada penderita
HIV/AIDS oleh petugas kesehatan. ( Situmeang B et al, 2017; Ardani I et al,
2017; Shaluhiyah Z et al, 2015; Pemata S et al, 2020; Mokhtarabadi S et al,
2020; Belenko S et al, 2017 )
BAB IV
HASIL
Screening Screening :
1. Rentang waktu 10
tahun (2015-2020)
2. Tipe jurnal penelitian
3. Jurnal bahasa inggris
dan Indonesia
Google scholar : 4
NCBI: 2
Full text :
Jurnal yang dapat di
Google Scholar : 4
akses full text
20 NCBI : 2
Kriteria Inklusi : Jurnal
yang membahas Stigma
masyarakat terhadap orang
Jurnal akhir yang dengan HIV AIDS
sesuai dengan Google scholar : 4
kriteria inklusi : 6
4.4 Ekstrasijurnal
Data NCBI : 2
Tabel 4.1
Hasil penelusuran literatur Stigma dan diskriminasi pada ODHA
21
yang digunakan teman dan tetangga, serta
adalah panduan dari petugas kesehatan.
wawancara ODHA pecandu narkoba
semi terstruktur yang merasa terstigma
dan daftar akan mengurangi
observasi kemungkinan untuk
mencari pengobatan, bagi
yang telah menjalani
pengobatan mungkin
akan memilih mengakhiri
pengobatan, dan mungkin
akan mengurangi
kepercayaan diri
mereka untuk menolak
adiksi narkoba.
Zahroh Shaluhiyah, Google Stigma Masyarakat Jenis penelitian Hasil penelitian Stigma
Syamsulhuda Budi Scholar terhadap Orang dengan ini merupakan terhadap ODHA masih
Musthofa, Bagoes HIV/AIDS riset explanatory banyak terjadi di
Widjanarko. 2015. untuk masyarakat. Hal ini
menemukan terlihat dari hasil
penjelasan penelitian yang
tentang suatu menunjukkan hampir
kejadian stigma separuh dari responden
ODHA dengan (49,7%) memiliki sikap
pendekatan negatif terhadap ODHA.
potong lintang. Bentuk stigma di
antaranya tidak bersedia
makan makanan yang
disediakan atau dijual
oleh ODHA, tidak
membolehkan anaknya
bermain bersama dengan
anak HIV, tidak mau
menggunakan toilet
bersama dengan ODHA,
bahkan menolak untuk
tinggal dekat dengan
orang yang menunjukkan
gejala HIV/AIDS.
Apabila terdapat ODHA
dalam keluarga, mereka
merasa takut untuk tidur
bersama dengan ODHA
dan tidak bersedia
22
merawat seperti
menyiapkan makanan dan
membersihkan peralatan
makan, serta duduk dekat
dengan orang-orang
terinfeksi HIV yang tidak
menunjukkan gejala sakit
Dian Pematasari, Eva Google Pengaruh Persepsi Stigma Penelitian survei Ada pengaruh antara
Nurhidayati, Dian Ika Scholar Terhadap Pengungkapan analitik, Persepsi Stigma ODHA
Puspitasari. 2020 Status Diri rancangan terhadap waktu
ODHA di Kelompok penelitian cross pengungkapan status diri
Dukungan Sebaya sectional study. pada pasangan di
kelompok. Ada hubungan
yang sangat bermakna
antara persepsi stigma
dalam
membuka status diri
dengan waktu
pengungkapan status diri
ODHA terhadap
pasangannya di
Kabupaten sumenep.
23
Most respondents (88 %)
agreed with the statement
that persons with
HIV/AIDS should be
treated the same by health
care professionals as
people with other
illnesses (item 4), and
with the statement that a
teacher with HIV, who is
not sick, should be
allowed to continue
teaching in school (item
9).On the other hand,
respondents perceived
some stigma in society
with regard to PLWHA
(items 10–15). A majority
agreed that persons with
HIV/AIDS faced neglect,
rejection, or
abuse/teasing by
others(items 10, 13, 14).
About half of respondents
indicated that persons
with HIV/AIDS may face
ejection from their homes
by their families (item
12) or abandonment by
their spouse or partner
(item 15).
Sima Mokhtarabadi, NCBI Development and This cross- The scale of “HIV/AIDS
Hamid Sharifi, Ali Validation of HIV/AIDS sectional, stigma-discrimination”
Ahmad Rafiei Rad, Stigma and methodological has an acceptable
Abedin Iranpour, Discrimination Scale in study was internalconsistency and
Mahlagha Dehghan. Southeast Iran: The conducted in stability (Cronbach’s
2020 General Population Kerman, the alpha = 0.69, omega
Viewpoint largest city in the coefficient = 0.7, and
southeast Spearman correlation
Iran,with a coefficient = 0.57, p <
population of 0.001). The scale had
712,000. 5 acceptable face and
samples to content validities. The
conduct the construct validity showed
preliminary that this scale had 4
24
validation study dimensions: “Patient
presented in this social position” (5 items),
paper. Then, “Social support” (4
samples, data items), “Social disease
collection, and perspective” (7 items),
analytic and “Social harassment”
approaches were (2 items). The
described. confirmatory factor
analysis showed that the
4-dimension stigma scale
had suitable fit indices.
Therefore, considering
the psychometric results
of the scale, it seems that
this scale can be used as a
valid one for measuring
the HIV/AIDS-related
stigma and discrimination
from the general
population viewpoint.
Further studies are
suggested to examine
other validity indexes
such as convergent,
divergent and predictive
validities for the
instrument validation, as
well as further studies in
other communities to
determine the
generalizability of the
scale.
25
mendapatkan akses pekerjaan masyarakat bisa lebih kasar dan kurang manusiawi
keluarganya menjadi lebih terhina dan terganggu. jurnal yang membahas
mengenai stigma dan diskriminasi menyatakan bahwa stigma dan diskriminasi
mengakibatkan kecemasan dan ketakutan ODHA untuk membuka statusnya.
Stigma mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan ODHA. Mereka bisa
kehilangan dukungan sosial, kehilangan pekerjaan, pengucilan, penganiayaan,
bahkan kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu, stigma
merupakan hambatan utama dalam pencegahan primer dan sekunder HIV dan
AIDS dan berakibat meningkatkan kesakitan dan kematian.
26
2017; Shaluhiyah Z et al, 2015; Pemata S et al, 2020; Mokhtarabadi S et al,
2020; Belenko S et al, 2017).
BAB V
PEMBAHASAN
27
Faktor lain yang berpengaruh terhadap terjadinya stigma dan diskriminasi
adalah tingkat pendidikan dan lama bekerja. Bahwa jenis tenaga kesehatan sesuai
dengan latar belakang pendidikannya mempengaruhi skor stigma dan
diskriminasi terhadap ODHA. Lamanya bekerja mempengaruhi terjadinya stigma
dan diskriminasi karena seseorang yang sudah lama bekerja cenderung
mempunyai wawasan yang lebih luas dan pengalaman yang lebih banyak,
dimana hal ini memegang peranan penting dalam perubahan perilaku seorang
petugas kesehatan (Suganda, 1997).
Faktor lain yang berpengaruh terhadap stigma dan diskriminasi adalah
faktor kepatuhan terhadap agama. Kepatuhan terhadap nilai-nilai agama para
petugas kesehatan dan para pemimpin agama mempunyai peran dalam
pencegahan dan pengurangan penularan HIV. Adanya peran agama dalam
membentuk konsep tentang sehat dan sakit serta terkait dengan adanya stigma
terhadap penderita HIV/AIDS (Diaz et al, 2011). Bahwa kepatuhan beragama
petugas kesehatan berpengaruh terhadap stigma dan diskriminasi kepada
penderita HIV/AIDS (Andrewin et al, 2008).
Dukungan institusi dalam bentuk penyediaan sarana, fasilitas, bahan dan
alat-alat perlindungan diri bagi petugas kesehatan berpengaruh terhadap stigma
dan diskriminasi kepada penderita HIV/AIDS oleh petugas kesehatan. Tahun
2009 di China, bahwa dukungan institusi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap diskriminasi pada ODHA oleh petugas kesehatan (Li li et al, 2009).
Beberapa bentuk stigma eksternal dan diskriminasi antara lain :
a.) Menjauhi ODHA atau tidak meginginkan untuk menggunakan peralatan yang
sama.
b.) Penolakan oleh keluarga, teman atau masyarakat terhadap ODHA.
c.) Peradilan moral berupa sikap yang menyalahkan ODHA karena penyakitnya
dan menganggapnya sebagai orang yang tidak bermoral.
d.) Stigma terhadap orang-orang yang terkait dengan ODHA, misalnya keluarga
dan teman dekatnya.
e.) Keengganan untuk melibatkan ODHA dalam suatu kelompok atau organisasi.
28
f.) Diskriminasi yaitu penghilangan kesempatan untuk ODHA sepert i ditolak
bekerja, penolakan dalam pelayanan kesehatan bahkan perlakuan yang
berbeda pada ODHA oleh petugas kesehatan.
g.) Pelecehan terhadap ODHA baik lisan maupun fisik.
h.) Pengorbanan, misalnya anak-anak yang terinfeksi HIV atau anak-anak yang
orang tuanya meninggal karena AIDS.
i.) Pelanggaran hak asasi manusia, seperti pembukaan status HIV seseorang
pada orang lain tanpa seijin penderita, dan melakukan tes HIV tanpa adanya
informed consent (Diaz et al,
2011).
5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Terjadinya stigma dan diskriminasi kepada ODHA oleh petugas kesehatan,
dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :
1.) Pengetahuan tentang HIV/AIDS
Pengetahuan tentang HIV/AIDS sangat mempengaruhi bagaimana individu
tersebut akan bersikap terhadap penderita HIV/AIDS (Bradley, 2009).
Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA muncul berkaitan dengan
ketidaktahuan tentang mekanisme penularan HIV, perkiraan risiko tertular
yang berlebihan melalui kontak biasa dan sikap negatif terhadap kelompok
sosial yang tidak proporsional yang dipengaruhi oleh epidemi HIV/AIDS ini
(Herek, 2002). Chase dan Aggleton (2001) mengatakan bahwa salah satu
penyebab terjadinya stigma adalah misinformasi mengenai bagaimana HIV
ditransmimisikan (Chase and Aggleton, 2001).
2.) Persepsi tentang ODHA
Herek, dkk pada tahun 2002 mengungkapkan hasil penelitiannya di Amerika
Serikat bahwa sekitar 40 sampai 50% masyarakat percaya bahwa HIV dapat
ditularkan melalui percikan bersin atau batuk, minum dari gelas yang sama,
dan pemakaian toilet umum, sedangkan 20% percaya bahwa ciuman pipi bisa
menularkan HIV (Herek et al, 2002). Persepsi terhadap pengidap HIV atau
penderita AIDS akan sangat mempengaruhi bagaimana orang tersebut akan
29
bersikap dan berperilaku terhadap ODHA. Persepsi terhadap ODHA
berkaitan dengan nilai-nilai seperti rasa malu, sikap menyalahkan dan
menghakimi yang berhubungan dengan penyakit AIDS tersebut. Cock, dkk
tahun 2002 menyatakan bahwa stigma dan diskriminasi terhadap ODHA
berhubungan dengan persepsi tentang rasa malu (shame) dan menyalahkan
(blame) yang berhubungan dengan penyakit AIDS tersebut (Cock, 2002).
3.) Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
munculnya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA. Mahendra pada tahun
2006 menyatakan bahwa jenis tenaga kesehatan sesuai dengan latar belakang
pendidikannya mempengaruhi skor stigma dan diskriminasi terhadap ODHA
(Mahendra et al, 2006).
4.) Lama Bekerja
Lama kerja atau lama tugas seorang tenaga kesehatan untuk melakukan jenis
pekerjaan tertentu dinyatakan dalam lamanya waktu dalam melaksanakan
tugas tersebut. Pengembangan
perilaku dan sikap tenaga kesehatan dalam pengambilan keputusan dan
perilaku pelayanan
kesehatan dibutuhkan pengalaman kerja sehingga dapat menimbulkan
kepercayaan diri yang
tinggi (Suganda, 1997).
5.) Umur
Umur secara alamiah mempunyai pengaruh terhadap kinerja fisik dan
perilaku seseorang. Bertambahnya umur seseorang mempengaruhi proses
terbentuknya motivasi sehingga faktor umur diperkirakan berpengaruh
terhadap kinerja dan perilaku seseorang (Suganda, 1997).
6.) Pelatihan
Sebuah intervensi pelatihan yang diberikan kepada dokter gigi menghasilkan
peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS dan meningkatkan keinginan
petugas untuk memberikan pelayanan kesehatan (Gerbert, 1988). Pelatihan
kepada tenaga kesehatan tentang HIV/AIDS menghasilkan tidak hanya
30
peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS tetapi juga peningkatan sikap
yang lebih baik terhadap ODHA (Wu Z et al, 2002).
7.) Jenis Kelamin
Gibson menyatakan bahwa jenis kelamin merupakan salah satu variabel
individu yang dapat mempengaruhi kinerja (Gibson, 1996). Penelitian
tentang kinerja di rumah sakit dan klinik di Amerika Serikat menemukan
bahwa dokter wanita kurang melakukan konsultasi dan menghabiskan waktu
lebih sedikit dalam melakukan praktek dan kontak langsung dengan pasien
daripada dokter pria. Dokter wanita diketahui bekerja lebih sedikit per
minggu dibandingkan dokter pria, namun demikian produktifitas total dalam
melakukan pelayanan pasien secara langsung tidak lebih sedikit dari dokter
pria. Dokter wanita menghabiskan total waktu bekerja mereka dalam
melakukan pelayanan pasien secara langsung dan melakukan pemeriksaan
lebih banyak pasien dibandingkan dari dokter pria (Herek et al, 2002).
8.) Dukungan Institusi
Faktor kelembagaan atau institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit,
puskesmas dan klinik mempengaruhi adanya stigma dan diskriminasi
terhadap ODHA, antara lain hal-hal yang terkait penetapan kebijakan, SOP
(Standart Operational Procedure), penyediaan sarana, fasilitas, bahan dan
alat-alat perlindungan diri dalam penanganan pasien HIV/AIDS. Studi
tentang pengaruh faktor lembaga atau institusi memang masih jarang
dilakukan padahal sebenarnya hal ini sangat penting untuk mengintervensi
secara legal terhadap adanya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA oleh
petugas kesehatan (Li li et al, 2007).
9.) Kepatuhan terhadap agama
Agama mempunyai peran dalam membentuk konsep seseorang tentang sehat
dan sakit. Konsep ini sangat dipengaruhi oleh keyakinannya tentang peran
Tuhan dalam menentukan nasib seseorang, termasuk didalamnya adalah
dalam hal sehat dan sakit (Chin, 2005). Peran agama dalam semua aspek
kehidupan manusia sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Kepatuhan
terhadap nilai-nilai agama para petugas kesehatan dan para pemimpin agama
31
mempunyai peran dalam pencegahan dan pengurangan penularan HIV. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Diaz di Puerto Rico tahun 2011 menyatakan
adanya peran agama dalam membentuk konsep tentang sehat dan sakit serta
terkait dengan adanya stigma terhadap penderita HIV/AIDS (Diazet al,
2011). Penelitian lain juga menunjukkan hasil yang sama yang dilakukan
oleh Aisha Andrewin tahun 2008 bahwa kepatuhan petugas kesehatan
berpengaruh terhadap stigma dan diskriminasi kepada penderita HIV/AIDS
(Andrewin et al, 2008).
32
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan makin bertambah pula daya tangkap dan pola pikir,
sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik.
BAB VI
PENUTUP
6.1Kesimpulan
Human immunodeficiency virus atau disingkat dengan HIV adalah jenis
virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. virus tersebut masuk ke
dalam sel darah putih dan merusak sel tersebut sehingga sel darah putih yang
awalnya berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi atau imunitas akan menurun
jumlahnya. Acquired immuno deficiency syndrome atau yang disingkat dengan
AIDS. AIDS adalah kumpulan-kumpulan gejala penyakit (sindrom) sebagai akibat
dari turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Bentuk-bentuk stigma
dan diskriminasi Beberapa bentuk stigma eksternal dan diskriminasi antara lain:
Menjauhi ODHA atau tidak meginginkan untuk menggunakan peralatan yang sama,
Penolakan oleh keluarga, teman atau masyarakat terhadap ODHA, Peradilan moral
berupa sikap yang menyalahkan ODHA karena penyakitnya dan menganggapnya
sebagai orang yang tidak bermoral, Stigma terhadap orang-orang yang terkait dengan
ODHA, misalnya keluarga dan teman dekatnya, Keengganan untuk melibatkan
ODHA dalam suatu kelompok atau organisasi, penolakan dalam pelayanan
33
kesehatan bahkan perlakuan yang berbeda pada ODHA oleh petugas kesehatan,
Pelecehan terhadap ODHA baik lisan maupun fisik, Pengorbanan, misalnya anak-
anak yang terinfeksi HIV atau anak-anak yang orang tuanya meninggal karena
AIDS.
6.2Saran
34
DAFTAR PUSTAKA
Belenco S et al. (2017). HIV Stigma in Prions and Jails : Results from a staff Survey.
Kemenkes RI. 2014. Situasi dan Analisis HIV AIDS. Infodatin Pusat Data dan Informasi
Mahajan AP, Sayles JN, Patel VA, Remien RH, Ortiz D, Szekeres G, et al. Stigma in the
way forward. NIH Public Access [Internet]. 2010 [cited 2017 Mar 22]
Oktarina O, Hanaf i F, Budisuari MA. Hubungan Antara Kar akteris tik Res ponden,
I
Masyarakat Indonesia. Bul Penelit Sist Kesehat [Internet]. 2009 [cited 2017 Mar
14];12(4).
Pematasari D et al. (2021). Pengaruh Persepsi Stigma Pengungkapan Status Diri ODHA
(2).Hal 35-43.
Stigma Orang dengan HIV/AIDS di kalangan Pelajar SMA. Ber Kedokt Masy
[Internet]. 2012
HIV/AIDS. Kesmas Natl Public Heal J [Internet]. 2015 [cited 2017 Mar
14];9(4):333–9.
Wartaaids. Statistik Kasus HIV & AIDS Kemenkes April-Juni 2012. Jakarta: Yahoo
Group; 2012 [updated 2012; cited 2012 14 Sept 2012]; Available from:
htttp://health.group.yahoo.com/group/wartaaids.
II
LAMPIRAN
III
I