Anda di halaman 1dari 13

7

BAB II

DATA STATISTIK

A. Capaian Pembelajaran

Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu


memahami tentang data statistik.

B. Pengertian Data dan Macam-Macama Data Statistik

1. Pengertian Data

Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimaannya


dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu
keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, Bahasa, ataupun simbol-
simbol lainnya yang bisa digunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan
objek, kejadian, ataupun suatu konsep.
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk
jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti “sesuatu yang
diberikan”. Dalam pengguanan sehari-hari berarti suatu pernyataan yang
diterima apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau
pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata, atau
citra.
Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data
kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga
dapat dimengerti orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini
dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau
perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.
Dalam pokok bahasan Manajemen Pengetahuan, data dicirikan sebagai
sesuatu yang bersifat mentah dan tidak memiliki konteks. Dia sekadar ada
tidak memiliki signifikansi makna di luar keberadaannya itu. Dia bisa muncul
dalam berbagai bentuk dari apakah dia bisa dimanfaatkan atau tidak.
Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai
berikut:
8

a. Menurut kamus Bahasa Inggris-Indonesia, data berasal dari kata datum


yang berarti fakta.
b. Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang
sesuatu (resources) dan kejadian (transaction) yang terjadi.
c. Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu
kejadian yang kita hadapi.
Intinya data itu adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan
suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan.

2. Macam-Macam Data Statistik

a. Menurut jenisnya, data dibedakan menjadi:


1) Data Kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan bilangan.
Menurut cara mendapatkannya, data kuantitatif dibagi dua, yaitu:
a) Data Diskrit atau Data Cacahan: data yang diperoleh dengan cara
mencacah atau menghitung satu per satu.
Contoh: Mahasiswa STIAMI sebanyak 12.000 orang
Satu kilogram telur berisi 16 butir.
b) Data Kontinu atau Data Ukuran atau Data Timbangan: Data yang
diperoleh dengan cara mengukur atau menimbang dengan alat ukur
yang valid.
Contoh: Berat badan 3 orang mahasiswa adal 45 kg, 50 kg, dan 53 kg.
Diameter tabung = 72,5 mm
2) Data Kualitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan bilangan
(menyatakan mutu atau kualitas).
Contoh: Data jenis kelamin
Data kegemaran mahasiswa
b. Berdasarkan bentuk data kuantitatif
1) Data diskrit, yaitu data yang diperoleh dari hasil perhitungan
Contoh: Banyaknya peserta kuliah hari ini, Jumlah penghuni rumah itu,
dsb.
2) Data kontinu, yaitu data yang diperoleh dari hasil pengukuran
Contoh: Jarak tempuh dari rumah ke kampung (km), dll.
c. Berdasarkan Skala Pengukurannya
9

1) Data Nominal
Data nominal atau disebut juga data kategorikal, terdiri dari dua
kategori atau lebih. Antara kategori tidak ada atau tidak dapat diketahui
perbedaan tingkatnya. Di samping itu, frekuensi nilai data nominal tidak
dapat dinyatakan dalam bilangan bentuk pecahan atau desimal di
belakang koma, karena penilaian dilakukan dengan jalan menghitung,
bukan mengukur.
Secara garis besar, ciri-ciri variabel skala nominal adalah:
a) Terdiri dari beberapa kategori. Jika hanya terdiri dari dua kategori,
maka kedua kategori tersebut merupakan dua kutub yang berlawanan.
Contoh: “ya” dan “tidak”, “pria” dan “wanita”. “hadir” dan “tidak hadir”,
dan lain-lain. Dalam contoh ini, jawaban responden yang menyatakan
“ya” dan “tidak” bukan merupakan tingkatan dan frekuensi nilainya
berbentuk bilangan bulat. Misalnya, hasil jawaban responden,
sebanyak 65 orang “ya” dan 35 orang menyatakan “tidak”. TIdak
mungkin ada jawaban “ya” sebanyak 64,5 orang dan jawaban “tidak”
sebanyak 35 ½ orang.
b) Antara kategori yang satu dengan lainnya dapat dibedakan.
c) Jika teridiri lebih dari dua kategori maka antara tiap kategori tidak ada
atau tidak dapat diketahui tingkatannya. Misalnya, variabel agama di
Indonesia ada empat kategori, yaitu: Islam, Kristen, Budha, dan Hindu,
namun kategori yang satu dengan lainnya tidak diketahui kategori yang
mana lebih tinggi atau lebih rendah. Jadi, data pada skala nominal
hanya terbatas pada kemampuan membedakan saja.

2) Data Ordinal

Data ordinal adalah data yang disusun berdasarkan jenjang atau


tingkatan dalam suatu atribut tertentu, tetapi perbedaan masing-masing
tingkatan tidak ada batas yang jelas/pasti atau masing-masing kategori
mempunyai jarak yang berbeda dan frekuensi nilainya dilakukan dengan
jalan penghitungan, bukan pengukuran. Misalnya, berat benda
dikategorikan: “sangat berat”, “berat”, “cukup berat”, “ringan”, dan “sangat
ringan”. Dalam hal ini, perbedaan tingkatan/jenjang antara “sangat berat”
dan “berat” tidak dapat ditentukan dengan jelas atau tidak mempunyai
10

batas jarak tertentu. Untuk itu, dalam penelitian ilmu-ilmu sosial, untuk
dapat membedakan masing-masing tingkatannya maka pada jenjang
tertinggi diberi skor tertinggi, misalnya skor 5 pada kategori “sangat
berat”, jenjang di bawahnya diberi skor 4, dan seterusnya sampai jenjang
terendah dengan skor 1
Secara garis besar, ciri-ciri variabel skala ordinal adalah:
a) Terdiri dari beberapa kategori.
b) Antara kategori yang satu dengan lainnya dapat dibedakan.
c) Antara tiap kategori dapat diketahui perbedaan tingkatannya.
d) Antara tiap kategori tidak diketahui dengan pasti jarak tingkatannya,
atau tidak dapat diukur, atau mempunyai perbedaan tingkatan yang
tidak sama pada antarkategori.
Contoh: Tingkat Pendidikan: SD, SMP, SMA. D3, S1, S2, dan S3.
Ani terpandai, Anne pandai, Anno kurang pandai
Kedua contoh di atas masing-masing ada beberapa kategori.
Misalnya, kategori SD, SMP, SMA. D3, S1, S2, dan S3. Tiap kategori
dapat dibedakan dan dapat diketahui tingkatannya, tetapi tidak diketahui
secara pasti atau tidak jelas berapa besar jarak tingkatan antara masing-
masing kategori. Demikian juga pada variabel contoh kedua di atas, jarak
kepandaian antara Ani dan Anno tidak jelas atau tidak dapat diukur
dengan pasti.

3) Data Interval

Data interval adalah data yang dihasilkan dari pengukuran dan


pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama,
sehingga masing-masing kategori mempunyai jarak/interval yang jelas.
Dalam hal ini, jarak antara pengukuran masing-masing kategori
berdasarkan jumlah atau selisih antara ukuran kategori.
Secara garis besar, ciri-ciri variabel skala interval adalah:
a) Terdiri dari beberapa kategori.
b) Antara kategori yang satu dengan lainnya dapat dibedakan.
c) Perbedaan ukuran antara kategori berdasarkan jumlah atau selisihnya.
Contoh: Jarak Jakarta – Bogor 70 km; Jakarta – Bandung 240 km, maka
jarak Bogor – Bandung 170 km, yaitu 240 – 70 = 170 km, maka dapat
11

diketahui perbedaan masing-masing jaraknya, yaitu jarak Jakarta –


Bandung lebih jauh daripada jarak Bogor – Bandung.

4) Data Rasio

Data rasio adalah data yang dihasilkan dari perbandingan antara


kategori, atau variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nila nol
mutlak. Dalam hal ini, perbedaan antara kategori dinyatakan dalam
kelipatannya atau perbandingannya.
Secara garis besar, ciri-ciri variabel skala interval adalah:
a) Terdiri dari beberapa kategori.
b) Antara kategori yang satu dengan lainnya dapat dibedakan.
c) Perbedaan ukuran antara kategori berdasarkan kelipatannya atau
perbandingannya, yang mempunyai titik nol absolut dengan makna
empiris.
Contoh: Berat induk ayam 3 kg, sedang anaknya 1 kg, maka berat induk
ayam 3 kali anaknya, atau berat anak ayam 1/3 induknya.

d. Klasifikasi Data berdasarkan Sumbernya

Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua


macam, yaitu data internal dan data eksternal.
1) Data internal, yaitu data yang bersumber dari dalam oraganisasi.
2) Data ekternal, yaitu data yang bersumber dari luar organisasi.

e. Klasifikasi Data berdasarkan Cara Memperolehnya

Berdasarkan cara memperolehnya, data dibedakan atas dua macam,


yaitu data primer dan data sekunder.
1) Data primer, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari
lapangan oleh penelti. Data primer ini disebut juga data asli atau data
baru. Misalnya, ingin mengetahui jumlah penduduk di suatu kelurahan,
maka peneliti langsung mendata setiap keluarga di kelurahan tersebut.
2) Data sekunder, yairu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh penelti
dari hasil penelitian pihak lain. Data ini biasanya dikumpulkan dari
12

pustaka (teks buku) atau dari laporan penelitian terdahulu. Misalnya,


peneliti meminta data penduduk yang telah tersedia di kantor kelurahan.

f. Klasifikasi Data berdasarkan Waktu Pengumpulannya

Berdasarkan waktu pengumpulannya, data dibedakan atas dua


macam, yaitu data berkala (time series) dan data silang (cross section).
1) Data berkala (time series), yaitu data yang terkumpul dari waktu ke waktu
untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau
keadaan. Misalnya, data perkembangan harga bahan pokok selama 1
tahun yang dikumpulkan setiap bulan. Laporan Keuangan Thn 2014-
2018.
2) Data silang (cross section), yaitu yang terkumpul pada suatu waktu
tertentu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau
keadaan pada waktu itu.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data atau instrumen penelitian yang digunakan


dalam penelitian ilmu-ilmu sosial dapat berbentuk: (1) kuesioner; (2)
wawancara; (3) pengamatan; (4) pengukuran; (5) lembaran tes; dan (6)
pengutipan dokumen.

a. Kuesioner/Angket/Daftar Pertanyaan

Dalam penelitian ilmu-ilmu sosial untuk penyusunan skripsi, seringkali


pengumpulan data dengan menggunakan instrumen atau alat penelitian
berbentuk kuesioner/angket/daftar pertanyaan (questionary). Umumnya data
dalam ilmu-ilmu sosial bersifat kualitatif dan kebanyakan merupakan konsep
mengenai berbagai fenomena sosial yang abstrak dan tidak dapat diraba
atau dirasa dengan pancaindera. Untuk itu, diperlukan teknik membuat skala
dengan cara mengubah data kualitatif menjadi suatu urutan kuantitatif, yakni
dalam bentuk angka-angka, sehingga dapat diolah dengan statistik.
Setiap item (pertanyaan) dalam kuesioner yang dijawab oleh
responden, maka jawaban tersebut merupakan data yang akan dianalisis.
Jenis/bentuk/tipe pertanyaan dalam kuesioner dapat dibagi atas lima jenis,
yaitu: (1) Pertanyaan tertutup; (2) Pertanyaan semi tertutup/terbuka; (3)
13

Pertanyaan kombinasi; (4) Pertanyaan terbuka; dan (5) Pertanyaan terbuka


tetapi hakikatnya tertutup.

1) Pertanyaan Tertutup

Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang alternatif jawabannya


sudah ditentukan oleh peneliti, sehingga responden tidak diberi
kesempatan untuk memberikan jawaban lain. Hal yang pokok
diperhatikan adalah alternatif jawaban tersebut bukan berbentuk tes
(bukan memilih alternatif yang benar atau salah), melainkan jawaban
responden sesuai dengan keinginan, harapan, atau pengalamannya
sendiri. Dengan perkataan lain, alternatif jawban yang mana pun dipilih
oleh responden dinyatakan benar atau tidak ada yang salah.
Pertanyaan tertutup dapat dibagi dalam beberapa bentuk, antara
lain: pertanyaan dengan jawaban tunggal, jawaban kombinasi, dan
jawaban berskala
a) Pertanyaan dengan Jawaban Tunggal. Pada pertanyaan ini, responden
hanya memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia. Contoh
pertanyaan:
Dari merek rokok di bawah ini, merek apa yang paling sering Anda
isap?
a. Dji Sam Soe
b. Sampurna
c. Gudang Garam
d. Mustang
e. Marlboro
b) Pertanyaan dengan Jawaban Kombinasi. Pada pertanyaan ini,
responden boleh memilih lebih dari salah satu alternatif jawaban yang
tersedia. Contoh pertanyaan:
Dari merek rokok di bawah ini, merek apa yang pernah Anda isap?
a. Dji Sam Soe c. Gudang Garam e. Marlboro
b. Sampurna d. Mustang
c) Pertanyaan dengan Jawaban Berskala. Jika alternatif jawaban
berbentuk skala, yaitu skala nominal, ordinal, interval, atau rasio, maka
jenis pertanyaan tersebut adalah pertanyaan tertutup dengan jawaban
tunggal. Contoh: Pertanyaan dengan skala ordinal:
Menurut Anda, bagaimana rasanya masakan Padang?
14

a. Sangat enak c. Cukup enak e. Sangat tidak enak


b. Enak d. Tidak enak

2) Pertanyaan Semi Tertutup/Terbuka

Pertanyaan semi tertutup adalah pertanyaan tertutup yang


alternatif jawabannya telah ditentukan, namun peneliti berasumsi bahwa
dari jawaban yang tersedia mungkin tidak ada yang sesuai, sehingga
digabung dengan pertanyaan terbuka agar responden diberi kesempatan
untuk memberikan jawaban lain yang lebih tepat. Contoh pertanyaan:
Merek rokok apa yang paling sering Anda isap?
a. Dji Sam Soe
b. Sampurna
c. Gudang Garam
d. Mustang
e. ------------------------ (sebutkan)

3) Pertanyaan Kombinasi

Pertanyaan kombinasi adalah gabungan pertanyaan tertutup dan


terbuka, yang hakikatnya adalah dua tipe pertanyaan yang dibuat menjadi
satu nomor pertanyaan. Contoh pertanyaan:
Apakah Anda pernah mengunjungi Pulau Dewata?
a. Pernah
b. Tidak pernah (langsung ke pertanyaan nomor xx)
Jika pernah, menurut Anda bagaimana keindahan ponorama di sana?
-----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------

4) Pertanyaan Terbuka

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang tidak mempunyai


alternatif jawaban, melainkan responden diberikan kesempatan untuk
memberikan jawaban sesuai dengan pendapatnya. Jawaban dituliskan
pada kolom titik-titik yang disediakan. Contoh pertanyaan:
Menurut Anda bagaimana caranya untuk menghilangkan tindakan korupsi
di Indonesia?
-----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------

5) Pertanyaan Terbuka tetapi Hakikatnya Tertutup


15

Pertanyaan terbuka tetapi hakikatnya tertutup adalah pertanyaan


terbuka tetapi alternatif jawabannya telah dapat diprediksi oleh peneliti.
Diupayakan agar pertanyaan yang disusun mempunyai alternatif jawaban
sebanyak 3 s.d. 7 alternatif. Atau suatu hal yang akan ditanyakan
mengandung himpunan yang terdiri dari 3 s.d. 7 macam anggota.
Misalnya, Pancaindra, yaitu himpunan dari 5 macam indra, Tridharma
pendidikan, yaitu himpunan dari 3 macam dharma; Pancasila; Hari; dan
lain-lain. Dengan demikian, pilihan jawaban adalah salah satu anggota
dari suatu himpunan yang ditanyakan. Contoh pertanyaan:
Pancasila terdiri dari beberapa lambang, menurut Anda lambang sila
keberapa yang sangat indah?
-----------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------

b. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau pelatihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, imtelegensi,
kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individua tau kelompok.
Ditinjau dari sasaran atau objek yang akan dievaluasi, ada beberapa
macam tes dan alat ukur, yaitu:
1) Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengungkap kepribadian seseorang, seperti self-concept, kreativitas,
disiplki, kemampuan khusus, dan sebagainya.
2) Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
atau mengetahui bakat seseorang.
3) Tes intelegensi atau intelligence test, tes yang digunakan untuk
mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual
sesorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang
akan diukur intelegensinya.
4) Tes sikap atau attitude test yang sering disebut dengan istilah kala sikap,
yaitu alat yang digunakan untuk pengukuran terhadap berbagai sikap
sesorang.
5) Tes minat atau measures test, yaitu tes yang digunakan untuk menggali
minat seseorang terhadap sesuatu.
6) Tes prestasi atau achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk
16

mengukur pencapaian sesorang setelah mempelajari sesuatu.

c. Wawancara (Interviu)

Wawancara/interviu adalah alat pengumpulan data yang digunakan


dalam komunikasi langsung yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang
diajukan oleh pengumpul data (interviewer) sebagai pencari informasi yang
dijawab secara lisan oleh informan (interviewee) sebagai pemberi informasi.
Singkatnya, wawancara adalah alat pengumpulan data berupa tanya jawab
antara pihak pencari informasi dengan sumber informasi yang berlangsung
secara lisan. Informasi itu dapat berbentuk tanggapan, pendapat, keyakinan,
perasaan, hasil pemikiran, dan pengetahuan seseorang mengenai sesuatu
hal yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Dalam pelaksanaan wawancara, agar tidak ada pokok-pokok
permasalahan yang tertinggal dan agar pencatatan lebih terarah dan cepat,
maka dibutuhkan suatu pedoman penyusunan wawancara. Secara garis
besar ada tiga macam pedoman wawancara, yaitu: (1) Pedoman wawancara
tidak berstruktur; (2) Pedoman wawancara berstruktur; dan (3) Pedoman
wawancara semi berstruktur.

1) Pedoman Wawancara Tidak Berstruktur

Pedoman wawancara tidak berstruktur adalah pedoman


wawancara yang hanya memuat secara garis-garis besar mengenai hal-
hal yang ditanyakan. Dalam pelaksanaannya, bentuk wawancara ini
disebut interviu bebas (unguided interview). Dalam hal ini, pertanyaan-
pertanyaan disusun seketika pada saat pewawancara berhadapan
dengan informan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat dibutuhkan,
karena hasil wawanvara lebih banyak tergantung pewawancara.
Kebebasan juga diberikan kepada informan untuk menjawab pertanyaan.
Wawancara ini lebih bersifat percakapan bebas (free talk) dengan
suasana santai, karena responden (informan) tidak menyadari bahwa ia
sedang diinterviu.

2) Pedoman Wawancara Berstruktur

Pedoman wawancara berstruktur (structured interview) adalah


17

pedoman wawancara yang disusun secara terperinci. Pedoman ini


disusun secara tertulis sebagai pegangan pewawancara. Dalam
pelaksanaannya, bentuk wawancara ini disebut interviu terpimpin (guided
interview). Pertanyaan harus sesuai dan tidak boleh berbeda dengan
pertanyaan yang sudah dipersiapkan dalam pedoman. Apabila pada
setiap pertanyaan telah disiapkan alternatif jawabannya, maka tugas
pewawancara hanya mencocokkan jawaban responden dengan salah
satu alternatif jawaban yang telah tersedia. Tugas mencatat hanya
dilakukan pewawancara apabila jawaban responden (informan) ternyata
tidak sesuai dengan semua alternatif jawaban yang telah tersedia.

3) Pedoman Wawancara Semi Berstruktur

Pedoman wawancara semi berstruktur adalah pedoman


wawancara yang disusun secara runtut berbentuk butir-butir pertanyaan,
tetapi pewawancara tidak dibekali seperangkat pertanyaan untuk diajukan
kepada informan. Butir-butir itu merupakan pegangan agar informasi yang
dikumpulkan tidak menyimpang dari masalah yang akan dipecahkan.
Dalam pelaksanaannya, wawancara ini disebut interviu bebas terpimpin.
Dalam hal ini, pewawancara menyusun sendiri kalimat pertanyaan yang
redaksionalnya mungkin berbeda untuk setiap informan, tetapi isinya
harus sesuai dengan butir-butir pertanyaan yang telah disiapkan. Cara ini
menggambarkan bahwa wawancara dilakukan bebas, tetapi terpimpin
karena isi dan urutan pertanyaan sesuai dengan pedoman, sedangkan
redaksi pertanyaan dan jawaban informan bersifat bebas.
Di samping itu, wawancara dapat dilaksanakan secara mendalam
yang disebut wawancara mendalam (indepth interviews). Wawacara
sebagai alat pengumpulan data ini sering digunakan untuk penelitian
kualitatif. Dalam wawancara ini, peneliti berupaya menjaring jawaban-
jawaban informan dengan menggali entitas-entitas yang secara simultan
saling memperkuat fungsi yang berhubungan dengan masalah penelitian.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah peninggalan tertulis mengenai data berbagai


kegiatan atau kejadian dari suatu organisasi yang dari segi waktu relatif
18

belum terlalu lama. Jika peninggalan tertulis yang relatif cukup lama maka
berubah menjadi bukti-bukti historis mengenai keadaan atau peristiwa masa
lalu. Konsensus mengenai durasi waktu sulit ditentukan karena tergantung
dari jenis peninggalan tersebut. Arsip keuangan sebagai dokumen bisa
sampai 25 atau 30 tahun, sedangkan arsip lainnya mungkin tidak perlu
selama itu. Misalnya, struktur organisasi sebagai dokumentasi mungkin
sampai dua atau tiga periode reorganisasi. Di sisi lain, data mahasiswa
suatu perguruan tinggi tetap saja sebagai dokumen/arsip sesuai dengan
usia perguruan tinggi tersebut.
Terlepas dari batas waktu, bahan-bahan dokumentasi itu
merupakan informasi atau data yang memberikan peluang yang luas bagi
penyelenggaraan penelitian. Dari bahan-bahan itu dapat dikemukakan
berbagai fakta tentang sesuatu yang terjadi, berbagai teori, berbagai
pendapat, dan lain-lain. Terutama dalam penelitian kualitatif, bahan-
bahan itu menjadi data utama bagi penelitiannya, sedangkan dalam
penelitian kuantitatif biasanya bahan-bahan itu sebagai data sekunder
dan mungkin saja dokumenter sebagai teknik utama, tergantung masalah
dan tujuan penelitiannya. Oleh karena itu, teknik dokumentasi tetap
diperlukan untuk penelitian kualitatif maupun kuantitatif.

e. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan adalah kegiatan yang meliputi pemusatan perhatian


terhadap suatu objek penelitian dengan menggunakan seluruh indra. Dalam
kegiatan ini, dilakukan pencatatan yang sistematis terhadap unsur-unsur
yang tampak atau yang dirasakan indra mengenai gejala-gejala yang
muncul pada objek penelitian. Unsur-unsur yang tampak atau yang
dirasakan itu disebut data yang harus diamati dan dicatat. Untuk pencatatan
hasil pengamatan dapat dipergunakan beberapa alat, di antaranya catatan
anekdot (anecdotal record), catatan berkala, daftar cek, skala penilaian, dan
peralatan mekanik (mechanical device).

4. Pengertian Populasi

Populasi yang dinotasikan dengan N (huruf besar) adalah keseluruhan


objek atau individu yang memiliki karakteristik (sifat-sifat) tertentu yang akan
19

diteliti. Populasi juga disebut dengan universum (universe) yang berarti


keseluruhan, dapat berupa benda hidup atau benda mati. Berdasarkan
jumlahnya, populasi dapat dibagi atas dua kategori, yaitu:
a. Populasi terbatas (finit) dengan jumlah yang dapat dihitung.
b. Populasi tidak terbatas (infinit) dengan jumlah yang tidak dapat atau
sukar sekali dihitung. Misalnya, penelitian mengenai kualitas seluruh laptop
yang diproduksi oleh PT Thosiba yang digunakan masyarakat. Dalam hal ini,
populasinya infinit, karena tidak mungkin dapat menghitung seluruh jumlah
laptop Thosiba yang digunakan masyarakat.
Sensus atau sering disebut studi populasi atau studi sensus adalah
salah satu kegiatan penelitian yang bermaksud mengukur karakteristik yang
ada pada populasi. Dengan kata lain, sensus adalah salah satu cara
pengumpulan data yang mengambil setiap elemen atau karakteristik yang ada
dalam populasi.
Umumnya suatu karakteristik yang ada pada populasi tidak diketahui,
karena untuk mengukur karakteristik tesebut memerlukan banyak sekali
tenaga, biaya, sarana, dan waktu. Oleh karena itu, untuk mengetahui
karakteristik populasi sering dilakukan survei atau penelitian dengan jalan
meneliti sebagian saja dari populasi, yang disebut sampel.

C. Bahan Review

Mahasiswa diharapkan melakukan review terkait modul bab di atas!

D. Tugas
Susunlah contoh masing-masing dari jenis pertanyaan (kuesioner)!
Tugas selesai paling lambat 18 Maret 2021, dikirim melalui wa japri.

Anda mungkin juga menyukai