Anda di halaman 1dari 30

7

I
a I

\
L
)
tlr
-/

a L
\-
\\
\
T

\ t!
ll !r I .t

I
\
r i. /

\
I
ZPo)u*4 /,4 tl ot or ot/ur": /o,

Kaiian lm olem entasi Proqram


Kel uarqa H ara Dan (PfH)talam
U oava Pe nuru han Anqka
St u rftin g di Su lawesi Selatan
RESEARCH PROPOSAL

Fakultas Kesehatan Masyarakat


g Universitas Hasanuddin 2 019
Halaman Pengesahan

Judul Penelitian :Kajian lmplementasi Program Keluarga Harapan (PKH)


dalam Upaya Penurunan Angka Stunting Di Sulawesi Selatan
Tema Penelitian : Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
Ketua Peneliti : Dr. Suriah, SKM, M.Kes
NIP : 197405202002122001
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
Jabatan Struktural : Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas/Jurusan : Kesehatan Masyarakat
Alamat lnstitusi : Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Unhas
Telepon/Fax : (0411) 5855658/Fax. (0411) 586013
Waktu Penelitian : 5 Bulan
Biaya Penelitian : Rp 197.250.000,-

Makassar, I September 2019

Mengetahui,
Dekan FKM Ketu Peneliti

NIP: 196706't7 199903 1 001 N lP: 1 974052020021 22OO1

1
Kajian lmplementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Upaya Penurunan
Angka Stunting

I Latar belakang
Kejadian balita stunting atau kekurangan gizi kronis merupakan masalah
gizi utama yang dihadapi di lndonesia. Selama tiga tahun terakhir sunting
memiliki prevalensi tertinggi dibandingkan dengan masalah gizi lainnya
seperti kurus, gizi kurang dan gemuk (obesitas). Berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar di tahun 2018, sekitar 30,2% balita di lndonesia mengalami
stunting.
Anak kerdil (stunting) merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak
berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan
infeksi berulang terutama pada '1.000 Hari Pertama Kehidupan (HpK).
Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan menurut
umurnya lebih rendah dari standar nasional yang terdapat pada buku
Kesehatan lbu dan Anak (KlA) dan beberapa dokumen lainnya.
Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk
menghindari dampak jangka panjang yang merugikan seperti
terhambatnya tumbuh kembang anak. Stunting mempengaruhi
perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal.
Hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting
juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit. Anak stunting
berisiko lebih tinggi menderita penyakit kronis seperti diabetes dan
jantung di masa dewasanya. Bahkan, stunting dan berbagai bentuk
masalah gizi diperkirakan berkontribusi pada hilangnya 2-3% Produk
Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya.

2
G-h5-' l-2- X.r..gk. P.hy.b.b M..-!-h 5r.,,.,ir9 dr tn{-n-ri-

e
hna.p.r.n d.^ r.-,t n3s .tc'ldDr, r.d.g.lBa u.b$
&hF.!g'^Flrd69m6ll,.t.rmr...}[b.
F.n..rl'Dl'lrnn'.nd.nFrrb.d,DnFE,rtu

xomfuFkltd.olob,*sPd.rxo.n*Ir.behx
iiFl.iff6',tr.bld.k-6t^.fu'b.64.F'fu
d$ ltaoj,.rlaihd_rrp-r6 unrur .@b;id
b* dtEF /*r:1Ftu_ ar., MNser& tu*.n*e..b.*,tdtu_

Bagan di atas menunjukan bahwa komitmen politis, kesenjangan ekonomi


serta masalah social lainnya menjadi akar masalah penyebab kejadian
stunting. Dengan kata lain, stunting bukan hanya disebabkan oleh penyebab
langsung sepe(i kekurangan asupan makanan dan penyakit infeksi namun
juga disebabkan oleh penyebab tidak langsung, salah satunya faktor sosial
ekonomi. Kemiskinan masih menjadi salah satu faktor utama terjadinya
stunting di lndonesia. Menurut data Asian Development Bank (ADB), 9,8%
penduduk lndonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan (ADB, 2019).
Tanpa adanya intervensi sensitive yang menyasar pada kemiskinan akan
terjadi perlambatan penurunan prevalensi stunting sehingga tantangan
terbesar dalam penurunan angka stunting adalah memastikan pelaksanaan
program, kegiatan, dan sumber pembiayaan terkait penceg ahan stunting
dapat terlaksana secara terpadu atau konvergen di tingkat Kabupaten/Kota
dan Desa.
Pemerintah telah menetapkan anggaran sebesar Rp 62,77 triliun, untuk
Kementerian Sosial pada tahun 2020 atau meningkat dari tahun 2019
sebesar Rp58,96 triliun. Sekitar 92,55 persen dialokasikan untuk belanja
bantuan sosial (bansos) yang tersebar pada dua program prioritas nasional
yang menjadi tugas Kementerian Sosial yaitu, bansos pKH dan bansos kartu
sembako. Bansos PKH disalurkan bagi 10 juta keluarga penerima manfaat
yang merupakan bagian dari upaya Kemensos menurunkan angka stunting
(Kemnsos,2019)

3
Pengalokasian anggaran untuk PKH tersebut menjadi indikator bahwa
Kemensos memiliki komitmen untuk mengambil peran dalam penurunan
angka stunting di
lndonesia. Program Keluarga Harapan (PKH) yang
bertujuan untuk membantu keluarga sangat miskin untuk memenuhi
kebutuhan gizi sehari-harinya (TNP2K, 2017). Selain itu, intervensi gizi
sensitive seperti PKH juga diharapkan dapat menurunkan gap inequalities di
lndonesia (Rizal dan van Doorslaer, 2019).
Dalam PKH terdapat sejumlah kewajiban Keluarga penerima Manfaat
(KPM) pada komponen kesehatan. Antara lain kewajiban ibu hamil
memeriksakan kehamilan di fasilitas kesehatan minimal empat kali selama
masa kehamilan, melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan, serta
pemeriksaan kesehatan ibu nifas empat kali selama 42 hari setelah
melahirkan. Keluarga penerima bantuan PKH juga diwajibkan memastikan
bayi baru lahir (BBL) harus mendapat lMD, pemeriksaan segera saat lahir,
Vitamin K, HBO, salep mata, konseling menyusui, anak usia 0-28 hari harus
mengakses pemeriksaan neonatal, anak usia 0-6 bulan harus diberikan ASI
ekslusif, anak usia 0-1 ! bulan harus diimunisasi lengkap (BCG, DpT, polio,
Campak, Hepatitis B) dan ditimbang secara rutin setiap bulan, anak usia 6-11
bulan harus mendapatkan Mtamin A sebanyak 2 kali, anak usia 12-59 bulan
harus mendapatkan imunisasi tambahan dan ditimbang secara rutin setiap
bulan, anak usia 5-6 tahun harus ditimbang secara rutin setiap bulan dan
mengikuti program Pendidikan Anak Usia Dini (pAUD) apabila di posyandu
terdekat terdapat PAUD (Kemensos, 2019).
Kewajiban tersebut merupakan upaya untuk mengurangi risiko anak
kurang gizi atau ibu hamil kurang gizi yang disebabkan oleh ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil atau anaknya tersebut. Diharapkan
agar tidak ada anak yang kekurangan gizi khususnya pada seribu hari
pertama kehidupan (HPK) hanya karena masalah keterbatasan ekonomi.
Program keluarga harapan (PKH) jika terimplementasi dengan baik dan
berjalan sesuai tujuan maka penurunan angka stunting dapat dicapai. Untuk
itu perlu peningkatan perbaikan data sasaran serta penguatan monitoring dan

4
evaluasi penyalumn bantuan. Salah satu penelitian yang dilakukan di
Kabupaten Blora menunjukkan bahwa dalam implementasi PKH di kabupaten
Blora, diantaranya kurangnya sumber daya manusia dan anggaran,
penyebaran informasi yang belum maksimal, kurangnya dukungan dan
kesadaran masyarakat, serta data yang tidak valid.
Saat ini belum diketahui bagaimana implementasi pKH dalam upaya
pencegahan stunting di Sulawesi Selatan (Pronohastuti dan Aloysius). Oleh
karena itu, kami mengusulkan untuk melakukan penelitian yang mengkaji
seperti apa implementasi program keluarga harapan (PKH) dan apa harapan
serta solusi yang dapat dilakukan agar pelaksanaannya dapat optimal
khususnya di kabupaten Bone dan Enrekang yang merupakan daerah lokus
stunting di Sulawesi Selatan.

t1. Tujuan
Berdasarkan uraian pada latarbelakang, beberapa poin penting yang akan
dicapai dalam tahapan kajian implementasi PKH dalam penurunan angka
stunting stunting di tingkat desa yang menjadi tujuan kegiatan ini sebagai
berikut:
1. Melakukan penulusuran implementasi PKH terkait penurunan angka
stunting
2. Pemetaan situasi terkini penerapan PKH terkait penurunan angka stunting

ilt. Metode
Upaya dalam mencapai tujuan kegiatan mobilisasi masyarakat dalam
rangka penceg ahan stunting di tingkat desa, membutuhkan metode atau
pendekatan yang strategis. Berikut uraian metode pendekatan yang akan
digunakan dalam kegiatan ini yang disusun untuk mencapai tujuan kegiatan:

5
Tujuan l:
Melakukan penulusuran implementasi pKH terkait penurunan
angka stunting
Bentuk Kegiatan:
a. Pengayaan lnstrumen
Sasaran : Dinas Sosial dan Kader pKH
Metode : Brainstorming
Frekuensi : 1 kali masing-masing kabupaten
lndikator capaian : 3 orang dari perwakilan pemdes, 3 orang dari
Petugas Dinsos, dan 10 orang Kader pKH hadir pada
pertemuan ini.
lnstrumen : Field note brainstorming
Output : Pedoman wawancara dan panduan diskusi serta
lembar tilik dokumen

b. Penyelidikan sosial:
Sasaran : Keluarga sasaran PKH
Metode : Raprd assessment prccedure (ln-depth interuiew,
focus group discussion dan observasi)
Frekuensi : Masing-masing 1 kali (untuk sumber informasi
yang berbeda-beda di 2 kabupaten)
lndikator capaian : Sasaran mengemukakan semua masalah terkait
penerimaan bantuan PKH, bagaimana akses
pelayanan kesehatan keluarga PKH, bagaimana
ketahan pangan dalam pemenuhan asupan gizipada
keluarga PKH
lnstrumen : Pedoman wawancara, panduan diskusi dan
lembar observasi
Output : Hasil identifikasi masalah

6
Tujuan 2: Pemetaan situasi terkini penerapan PKH terkait penurunan angka
stunting

Bentuk Kegiatan:
a. Briefing member tim
Sasaran : Tim peneliti dan tim pakar gizi dan tim ahli PKH
Dinsos Prov.Sul Sel
Metode : B ra in sto rm ing, elilis
Frekuensi : 3 kali
Output : Rancangan pemetaan masalah
b. Workshop
Sasaran : Pemdes, Kader PKH, dan Penryakilan Dinsos
Metode : Desiminasi
Frekuensi : 1 kali untuk 2 kabupaten
lndikator capaian : Pemdes, Kader PKH dan Penarakilan Dinsos Yang
telah dilibatkan dalam penelitian ini menghadiri
workshop.
lnstrumen/dokumen : Panduan diskusi
Output : Data hasil kajian implementasi PKH dalam
penurunan stunting

IV Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan ini termasuk dalam desa prioritas pencegahan stunting di
Kabupaten Bone dan Enrekang, berikut lokasinya:
Tabel 1. Rencana Lokasi Kegiatan
Provinsi Kabupaten Desa

1. Lebani

Enrekang 2. Ongko
Sulawesi Selatan
1. Tadang Palie
Bone 2. Pallawa

7
I

'- -- --f

.i,

t
V. Jadwal
Rincian jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Jadwal Kegiatan
Bulan Untuk Tahun 2020
No Uraian Kegiatan 1 2 3 4 5

1. Persiapan
2. Pelaksanaan
1 Pengayaan lnstrumen

2 Penyelidikan Sosial
3 Analisis Data
3 Briefing Member Tim

4 Workshop

vl Anggaran
Rincian anggaran terlamPir di RAB

8
o1


Id "Es EH S
!
srE
>r€
V
Eg$eE€Fs:EsEE sEg
:'Ec0
ca! .!
L * S d t !g €; SE S ; ; ttg
=
g E
F
I
i E.^E
o
t,
tr
o
F
saesi :issgEtE sS sEB s_dE
x Ei F
o- CI
Ei SCi ; €eE
6
E
C
ffE5i Bg5gg$ia E AB
gco.A
tr
6 q S.E E
T
p
o0
SS.gSEE ts.qB
t
F ig€gB E ?$iEEiE E
H-rt 5
J
F
ql
o
o- E 'o<
E -e iE
i^tr 9p Ea
Hsfi : e xt
CD
tr
6
! 6;g EE 5
Rxa fs
-g
o
o 'a
Ict
gggggegggiggg* Y3 S
6 S?F
s (!F= 4.-
s
ri
6 $s E a-6: { e
d
g s$sssigtu E EH EgE- $ !ql

E
t
- E-C
(!
E
a!
to 6o.
6 o0
E
o
Y
6 pEb
c
6
T6
g €
.,
o- A-

E
tr rZ
c
6 qt
.E lt
to L
e F
o v
0!
o cl
Y
F -sZ

z
o

g
q
e
s*€
,= ,'
.F €
>1, z
"l!.9o H
!
-! r 6X
EEEE
:ii>6
ta
F
E,r gq
E'E
g a E-$
szE
E a-
i-a! A
Ball
gcJo
!
'E
il 169 Pr5 r
e E9{EEu ?'sEt c

€-b"es
$ E€EAE8 E?,E{ 8b
d9

9
V H= E
=EEB
:J60,
Ei ssz
F H i"1€: [i
? 6E?.=3n
Ei$E\
E AN
S E
ilZ
xE
! }.2
57 4 EE
3EEEEfl
O!
g:r'i Ea €
14 EgE;;g
b.
8|4
?st;t
-$*EE$ .E:
E5.8+3E a a iS
*)ts'so 'o4 Vq
aE
!g t IJ !.i B\2 PO?Jd.E
eddc, 5,r
y€
€ qa9p>6 Fp 6 c sEEse s .De
r[.;si3?i E.-HliE
€E6BE
=-u:ts.q
-1iE*E
!4EIoo3-
3E !S 9P4 H hioE
cV i:<)24H E-Htl s B
= b i.EY
€€ SE:FEOES;
iA EE H,E
6EE
[*E
S
8
o.g >-
*g> a(
E E E.IS SE=qSEAHH
a.r E o-s-i: =^g u GF - Eg
?HEEE 8f -^-g F$EE6=X E o.c
s,? p rl?y
EE 3 EE E E;ES HEEE o-EE HE?9E s S
i;999e EEE E q I =*2;Z;
s\J=!+==!s-ao E;cifigE€:S& ,E:E E,E
E€g iE-HE
!,EaO :Eirisa?ir!
6!!'o5
a. q.t q] q.l a. {J€ PESESSEE E EiEs$EEStc !p; 6 s<><

ts '!,
a3
!?de ?E a
ggB t9 Ev
I6,iH
tEE,r *e
EE
6E
1A
,:a
=P.;o> 5E
e€Eg sl; IZ2

o0 80

..i
v E v
d,t
* Era
a E>
:I2 '6y
a!,
z
oo
6H
YE SEM
q1
nz
=d
oii
>
oo
[t,R
dsSs
.g
dF
vE
EH
al
-E E E

.b
F
€ Fi{i
d,.:.<d
d!iB
'd
:lf
o"!
51,
E
-0)
t
a
rESSi
Ei E
s
5

€F F
lJe.X J!{
='r.EF
t !B BF!I
t\ds !(!
\ F
9.
$EI
o.+ E
€:! E i
*€ E;
E.q RE ;
E tiH !E Eu
EsE ^!&
!; .J
oa

I
*b, I E s9\\i+ S
>r s i- ss
€o3 s:a 5Y 0{
!A €
E
EESEi +
e 8olu b F co
E
s;
;E:A; a 5/, $E$ss" $$
ea9a4.
F; r;;n dE - E s {€ E i S n B

B-Eq;E
9t:{r i.H
F
sss t$Fsgs
9p

E=
*g
5>

EI
:=
VIll. Sumber Rujukan
Riskesdas (201 8). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: KenEnkes.
Pronohastuti, Nadia Feryka dan Aloysius (2016). lmplementasi Kebijakan
lntervensi Gizi Sensitif Penurunan Stunting di Kabupaten Blora.
TNP2K (2017). 100 Kabupaten/ Kota Prioritas untuk lntervensi Anak Kerdil
(Stunting). Jakarta: Tim Penanggulangan Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan.
ADB (2019). Poverty in
I ndonesia. https://www .adb. ottr/countriesi/indon esia/oovertv
Rizal MF dan Eddy van Doorslaer. Explaining the fall of socioeconomic
inequality in children stunting in lndonesia. SSM - Population Health 9
(201e).
Kemensos (2019). kh

t2
I
Rencana Keria/Rencana Penggunaan Anggaran (RPA) Kajian lmplementasi PKH dalam Penurunan Angka Stunting di Sulawesi
Selatan
No Kegiatan Volume harga satuan Jumlah bi
I Upah dan Homor
A Penanggung Jawab 1 0rg E
bln 1 pkt 1,000,000 5,000,000
B Ketua Peneliti 1 0rg bln 1 pkt 750,000 3,750,000
c Anggota Tim Peneliti 3 0rg 6 bln 1 pkt 500,000 7,500,000
D Staf Sekrctariat 1 0rg E
bln 1 pkt 400,000 2,000,000
18,250,000
il Dukungan Administrasi
1 ATK da! Penggandaan lnstrumen I pkt 4 desa 1 pkt 500,000 2,000,000
2 Surat Menyurat I pkt 4 desa I pkt 200,000 800,000
2,800,000
llr Pesiapan
1 Perialanan Konsultatif dan koodinadi (Makassar-Enrekang)
Transport lokal 2 0rg I keg 2 kali 100,000 400,000
Ua Harian 2 0ry 1 keg 2 hr 300,000 1,200,000
Pe 2 0rg 1 keg 1 hr 500,000 1,000,000
) Perjalanan Konsultatif dan koordinadi (Makassar-Bone)
Transport lokal 2 org 1 keg 2 kali 100,000 400,000
Uang Harian 2 0rg 1 keg I hr 300,000 1,200,000
Penginapan 2 0rg 1 keg 1 hr 500,000 1,000,000
5,200,000
,tv Pelaksanaan
A Pengayaan Instrumen
Tra ( ke lokasi 4 0rg 2 kab I kali 100,000 1,600,000
Ua Harian 4 0rg 2 kab 2 hr 300,000 4,800,000
Penginapan 4 0rg 2 kab 1 hr 500,000 4,000,000
Fasilitator 2 0rg kab hr 750,000
1 3,000,000
Panitia n 2 kab
org 1 pkt 400,000 1,600,000
Transport lokal 16 0rg 2 keg 1 pp 150,000 4,800,000
Pelaksanaan (konsumsi) 20 0rg 2 kab 1 pkt 60,000 2,400,000
Penyusunan lnstrumen 2 orq 2 pkt 1 keq 1,000,000 4,000,000
26,200,000
B Penyelidikan sosial
Fasilitator 2 org 4 desa L jam 1,500,000 24,000,000
Moderator 1 0rg 4 desa 1 hr 750,000 3,000,000
Panitia 2 org 4 desa 1 pkt 400,000 3,200,000
T ke lokasi 5 0rg 4 desa 2 kali 100,000 4,000,000
Penginapan 5 org 4 desa 1 hr 500,000 10,000,000
Uang Harian 20 org 4 desa 1 hr 300,000 24,000,000
PelalgAnaan (konsumsi) 25 org 4 desa 1 pkt 60,000 6,000,000
74,200,000
c s
Tenaga Analisis data 3 0rg 1 pkt I keg 2,500,000 7,500,000
7,500,000
D ng
Nara sumber 2 0rg 3 frek 2 .iam 1,500,000 18,000,000
iroderator or0 3 frek
1 1 hr 750,000 2,250,000
Panitia 3 0fg 3 frek 1 pkt 400,000 3,m0,00tr
Ua Harian
0rg 3 frek 1 hr 300,000
Pelaksanaan (konsumsi) 4,500,000
10 oro J ,rek okt
1 60.000 1.800,000
3 Penggandaan Laporan 10 eks I pkt 1 keg 100,000 1,000,000
5,000,000
REKAPITULASI
No KEGIATAN To Rp
I Upah dan Honor 90h '18,250,000

il Dukungan Administrasi 1Yo 2,800,000


2 Persiapan 3Yo 5,200,000
tv Pelaksanaan
A Pengayaan lnstrumen 13% 26,200,000
B Penyelidikan sosial 38% 74,200,000
c Analisis Data 4Yo 7,500,000
D Briefins Member Tim 1SYo 30,150,000
E Workshop 14Yo 27,950,000
v Pelaporan 3Yo 5,000,000
TOTAL 1000/o 197,250,000

Anda mungkin juga menyukai