Anda di halaman 1dari 3

RESUME PRAKTIK IBADAH 20 NOVEMBER 2020

Thaharah menurut bahasa artinya kebersihan. Sedangkan menurut ahli


fiqih artinya mencuci anggota tubuh dengan mengangkat hadats dan
menghilangkan najis. Thaharah adalah sarana seorang muslim untuk
mensucikan diri sebelum beribadah. Thaharah dibagi menjadi dua, yaitu
Thaharah Hakiki dan Thaharah Hukmi. Thaharah Hakiki adalah hal-hal yang
berkaitan dengan kebersihan badan, pakaian, dan tempat shalat dari najis.
Sedangkan Thaharah Hukmi adalah sucinya kita dari hadats kecil maupun
hadats besar (kondisi janabah).
Adapun alat-alat yang digunakan untuk Thaharah, diantaranya adalah
air mutlak (air yang bersumber dari dalam bumi atau secara alami turun dari
langit), debu yang murni (tidak ada campuran), alat menyamak (alat yang
khusus digunakan untuk menyucikan kulit bangkai binatang agar secara lahir
kulit tersebut suci. Dalam artian tidak berstatus najis ketika disentuh), dan
batu istinja.
Tujuan dari dilakukannya Thaharah adalah untuk berwudhu, mandi,
tayamum, dan menghilangkan najis. Perhatian islam pada Thaharah
diantaranya adalah islam adalam agama kebersihan, islam memperhatikan
pencegahan penyakit, dipuji Allah SWT, kesucian adalah syarat ibadah, dan
kesucian itu sebagian dari iman.
Selanjutnya adalah Wudlu. Secara bahasa, Wudhu artinya bersih.
Sedangkan menurut istilah Wudlu artinya membasuh anggota badan tertentu
dengan air menurut syarat dan rukun tertentu. Dasar dari disyari’atkannya
Wudlu adalah pada firman Allah dalam surah Al-Maidah ayat 6, sabda
Rasulullah, dan juga ijma.
Rukun Wudlu ada 6, yaitu niat, membasuh muka, membasuh kedua
tangan sampai kedua siku, mengusap kepala, membasuh kedua kaki sampai
dengan kedua mata kaki, dan tertib (berurutan). Sedangkan syarat-syarat
Wudlu yaitu islam, tamyiz, suci dari haid dan nifas, bersih dari hal-hal yang
menghalangi air sampai kepala kulit, tidak terdapat sesuatu yang dapat
mengubah (kemutlakan) air pada anggota Wudlu, seperti za’faran, mengerti
akan sifat kefardhuan Wudlu, tidak meyakini atau menganggap sunnah hal-
hal yang bersifat fardhu, sudah masuk waktu (shalat), berturut-turut Wudlu
bagi orang yang selalu mengalami hadats, dan air yang mensucikan.
Beberapa sunnah dalam Wudlu antara lain membaca basmalah,
bersiwak (membersihkan gigi dan mulut), membasuh kedua telapak tangan
tiga kali di awal Wudlu sebelum membasuh wajah, memasukkan air ke dalam
sela-sela jari kedua tangan dan kaki, mendahulukan anggota tubuh yang
kanan, membasuh anggota Wudlu masing-masing tiga kali, mengusap kepala
sekali dengan memulai dari bagian depan sampai ke belakang kemudian
kembali lagi ke bagian depan, lalu mengusap kedua telinga dengan
memasukkan jari telunjuk ke dalam lubang telinga dan mengusap bagian luar
telinga dengan ibu jari, muwallat antar anggota, menjaga supaya percikan air
itu tidak terkena anggota Wudlu dan jangan sampai kembali ke badan,
terakhir membaca do’a setelah selesai Wudlu sambil menghadap ke arah
kiblat.
Hal-hal yang membatalkan Wudlu adalah keluarnya sesuatu dari qubul
dan dubur, hilangnya akal, bersentuhan antara laki-laki dan perempuan yang
sama-sama sudah dewasa, dan memegang atau menyentuh kemaluan
dengan telapak tangan.
Selanjutnya adalah Tayamum. Tayamum secara bahasa artinya
bermaksud. Sedangkan menurut syar’I adalah bermaksud kepada tanah atau
penggunaan tanah untuk bersuci dari hadats kecil maupun besar. Tayamum
diperbolehkan jika tidak adanya air, sakit, suhu sangat dingin, air tidak
terjangkau, dan air tidak cukup. Tanah yang bisa dipakai Tayamum yaitu
tanah yang menjadi permukaan bumi, baik tanah atau sejenisnya.
Rukun Tayamum antara lain adalah niat, mengusap muka dengan tanah,
mengusap kedua tangan sampai siku dengan tanah, dan berurutan. Sunnah
Tayamum adalah membaca basmalah seperti hendak berwudlu, meniup
tanah atau debu di kedua telapak tangan agar tanah itu menjadi tipis,
membaca do’a setelah Tayamum seperti setelah berwudlu, mendahulukan
anggota tubuh yang kanan dari yang kiri, dan menggosok sela-sela jari
setelah menyapu tangan.
Hal-hal yang membatalkan Tayamum adalah sama seperti hal-hal yang
membatalkan Wudlu, mendapat air bagi orang yang bertayamum, dan dapat
menggunakan air.
Terakhir adalah Mandi Janabah. Secara bahasa, Mandi adalah
menuangkan air ke seluruh tubuh. Sedangkan secara istilah berarti memakai
air yang suci pada seluruh badan dengan tata cara tertentu dengan syarat
dan rukunnya. Kata Janabah dalam bahasa arab artinya adalah bermakna
jauh dan lawan dari dekat.
Hal-hal yang mewajibkan Mandi Janabah adalah keluarnya mani, jima’,
meninggal, haid, nifas dan melahirkan. Fardhu Mandi Janabah adalah niat,
menghilangkan najis yang ada pada badan, mengalirkan air ke seluruh
rambut dan kulit badan, dan sunnah Mandi Janabah. Adapun Sunnah Mandi
Janabah antara lain adalah membaca basmalah, Wudlu sebelum Mandi
Junub, mengusapkan tangan pada badan, muwalat, dan mendahulukan
anggota badan yang kanan.
Cara Mandi Janabah adalah berwudlu sebelum mandi, membaca
basmalah pada permulaan mandi, dan niat bersamaan dengan mengalirkan
air ke badan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Mandi Janabah adalah
mendahulukan anggota kanan dan tidak perlu berwudlu setelah mandi
Mandi Sunnah diantaranya adalah mandi untuk Jum’at, mandi dua hari
raya, mandi shalat istiqa, mandi shalat gerhana bulan, mandi shalat gerhana
matahari, mandi setelah memandikan mayit, dan lain-lain.
Perbedaan antara Najis dan Hadas yaitu Najis adalah benda yang kotor
yang mencegah sahnya mengerjakan suatu ibadah yang dituntut harus dalam
keadaan suci. Sedangkan Hadas adalah suatu keadaan tidak suci bagi
seseorang sehingga menjadikannya tidak sah dalam melakukan ibadah.

Anda mungkin juga menyukai