MAKALAH KEL1 HUKUnnnnnnnnnnnn Dklrs - Hlsnki
MAKALAH KEL1 HUKUnnnnnnnnnnnn Dklrs - Hlsnki
DOSEN PEMBIMBING :
YANNURDIN SKM.M.Sc
OLEH KELOMPOK 1 :
TP 2019/2020
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah Swt. Yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok seminar untuk mata kuliah Hukum dan Perundang-undangan
Kesehatan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………...
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….....
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….
A. Latar belakang……………………………………………………………………………..
B. Rumusan masalah………………………………………………………………………….
C. Tujuan masalah…………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………...
A. DEKLARASI HELSINKI I………………………………………………………………..
B. PRINSIP DASAR DEKLARASI HELSINKI……………………………………………..
C. RISET KEDOKTERAN YANG DIKOMBINASI DENGAN PENGOBATAN(RISET
KLINIK)……………………………………………………………………………………
D. RISET BIOMEDIK NON TERAPEUTIK PADA MANUSIA……………………………
E. RISET PADA SUBJEK KHUSUS………………………………………………………....
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………...
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap manusia memiliki hak yang terus melekat pada dirinya sejak lahir. Hak
tersebut tidak dapat dikurangi, terlebih lagi dilanggar. Hak dasar tersebut dikenal sebagai
hak asasi. Pentingnya hak asasi yang dimiliki oleh setiap orang menjadi dasar dibuatnya
deklarasi-deklarasi yang berisi penghormatan terhadap hak asasi manusia. Contoh:
Universal Declaration of Human Rights yang dibuat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
pada tahun 1948. Deklarasi ini disusun sebagai bentuk reaksi terhadap keadaan yang
terjadi selama Perang Dunia II. Banyak sekali manusia yang diperlakukan tidak layak
sehingga mereka seakan tidak dianggap sebagai manusia. Deklarasi ini menjadi dasar
selanjutnya bagi pembuatan aturan yang berkaitan dengan hak asasi manusia. Pengaturan
dasar mengenai hak asasi manusia di Indonesia tercantum dalam Pasal 28 Undang-
Undang Dasar 1945. Hak asasi manusia tersebut mencakup banyak hal, seperti hak atas
hidup, hak atas rasa aman, hak atas kesehatan, dan lainnya. Pemenuhan hak atas
kesehatan ini memerlukan upaya tidak hanya datang dari manusia itu sendiri tapi dari
pihak yang terkait seperti pihak rumah sakit atau bahkan pemerintah.
Kesehatan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak ternilai harganya,
baik itu dari segi jasmani maupun rohani. Semua manusia ingin sehat dan sering kali
melakukan banyak hal agar tetap sehat. Dalam kenyataannya, manusia pasti pernah
menderita sakit. Penyakit yang diderita tersebut bermacam-macam, mulai dari sakit yang
umum diderita seperti flu hingga ada pula yang menderita penyakit langka seperti
terdapat kawat di perut manusia, kulit manusia yang menghitam dan bersisik, atau
penyakit langka yang menyebabkan wajah seseorang menghilang.1 Penyakit-penyakit
langka tersebut diderita oleh warga Indonesia. Hingga sekarang belum diketahui
penyebab munculnya penyakit tersebut dan obat yang dapat menyembuhkannya.
Dalam hal ini, penderita penyakit langka atau penyakit lain yang belum diketahui obatnya
atau data mengenai penyakit tersebut diperlukan untuk berpartisipasi menjadi pendukung
penelitian. Penelitian ini disebut penelitian medis. Subjek dari penelitian medis tersebut
adalah penderita penyakit, yang selanjutnya disebut subjek penelitian medis.
Dinamakan subjek karena hukum berada di dalam pribadi manusia, bukan hanya
berfungsi sebagai aturan hidup tetapi juga sebagai yang dihayati manusia melalui
partisipasinya sebagai subjek hukum.2 Sebaliknya, objek hukum menurut Pasal 499
KUHPerdata adalah benda, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum atau
segala sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi para
subjek hukum atau segala sesuatu yang dapat menjadi objek dari hak milik.
B. Rumusan masalah
a) Apa itu pengertian Deklarasi Helsinki?
b) Apa itu prinsip dasar Deklarasi Helsinki?
c) Apa itu riset kedokteran?
d) Apa itu riset Biomedik?
e) Apa itu riset pada subjek khusus?
C. Tujuan masalah
a) Mengetahui pengertian Deklarasi Helsinki
b) Mengetahui prinsip dasar Deklarasi Helsinki
c) Mengetahui apa itu riset kedokteran
d) Mengetahui apa itu riset Biomedik
e) Mengetahui apa itu riset pada subjek khusus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deklarasi Helsinki I
Kode etik penelitian kedokteran yang diberi nama Nuremberg Code, pada awalnya
dibentuk sebagai akibat dari percobaan tidak berperikemanusiaan oleh para ilmuan NAZI
terhadap para tahanan para tahanan Perang Dunia II. Salah satu yang penting dalam kode
ini adalah keharusan adanya persetutuan informed consent dari orang sebagai subjek
penelitian. Pada tahun 1964, World Medical Assoiciation dalam sidangnya yang ke-18
telah mengeluarkan peraturan yang dituangkan kedalam Deklarasi Helsinki I. Baik dalam
Nuremberg Code maupun dalam Deklarasi Helsinki I, para peneliti dihimbau untuk
memperhatikan dan mematuhi peraturan penelitian yang disetujui bersama. Peneliti harus
dapat membuat keputusan sendiri apakah penelitiannya menyimpan atau tidak dari norma
etik yang telah digariskan. Karena tidak ada pengawasan, maka banyak penelitiannya
menyimpang atau tidak dari norma etik yang telah digariskan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
a) Deklarasi Helsinki I
Deklarasi Helsinki sebagai pernyataan prinsip-prinsip etika yang digunakan untuk
penelitian medis yang melibatkan subyek manusia, termasuk penelitian dalam
mengidentifikasi data dan materi pada manusia. Tujuan utama dari penelitian medis yang
melibatkan subyek manusia adalah untuk mengetahui penyebab, perkembangan dan efek dari
penyakit serta meningkatkan pencegahan,diagnose dan terapi (metode, prosedur dan
pengobatan).Penelitian medis harus tunduk pada standar etika yang memberikan rasa hormat
untuk semua subjek manusia serta melindungi kesehatan dan hak-hak mereka.
b) Prinsip dasar deklarasi helsinki
Prinsip dasar deklarasi helsinki I terdiri atas 10 prinsip yang mana salah satu nya adalah
“Riset biomedik pada subjek manusia harus memenuhi prinsip-prinsip ilmiah dan
berdasarkan eksperimen laboratorium hewan percobaan dan pengetahuan yang adekuat dari
literatur ilmiah”
c) Riset kedokteran yang dikombinasi dengan pengobatan (riset klinik)
Salah satu dari riset kedokteran yang dikombinasikan dengan pengobatan ( riset klinik)
adalah Dokter dapat mengkombinasikan riset kedokteran dengan pengobatan untuk
mendapatkan pengetahuan kedokteran yang baru, tetapi hanya bila riset ini mempunyai nilai
diagnosis suatu terepeutik terhadap pasien yang bersangkutan.
d) Riset biomedik non terapeutik pada manusia.
Dari riset biomediak non terapeutik pada manusia terdiri empat salah satu nya adalah
Peneliti atau kelompok peneliti harus menghentikan riset bila dipertimbangkan bahwa bila
riset dilanjutkan akan membahayakan orang yang diteliti
e) Riset pada subjek khusus
Terdiri dari lima riset : Riset pada anak-anak, Riset pada wanita hamil atau wanita
menyusui, Riset pada penderita dengan penyakit jiwa dan cacat mental, Riset pada mereka
dengan status sosial yang lemah, Riset dalam masyarakat yang sedang berkembang.
DAFTAR PUSTAKA