Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Jl. Babarsari No. 30, Telp. (0274) 485775, 487335, Faks: (0274) 485405
YOGYAKARTA
Pekerjaan
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
KATA PENGANTAR
Buku Laporan Pendahuluan ini berisi antara lain Bab 1. Pendahuluan, Bab 2 .
Deskripsi Wilayah Studi, Bab 3. Metodologi dan Bab 4. Pelaksanaan Pekerjaan.
Diharapkan dengan adanya buku laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu bahan dasar untuk memperbaiki manajemen transportasi yang ada di Provinsi DI
Yogyakarta, sehingga sedapat mungkin akan meningkatkan keselamatan pengguna jalan
yang ada di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hormat Kami
i
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Bab 1. Pendahuluan
ii
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Bab 3. Metodologi
iii
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
iv
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.12. Posisi Rambu pada Jalan Lurus dan Melengkung ................. 3 – 18
v
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Gambar 3.25. Penempatan Rambu Larangan pada Awal Bagian Jalan ........ 3 – 26
Gambar 3.26. Jenis Rambu Larangan pada Awal Bagian Jalan ................... 3 – 26
Gambar 3.27. Jenis Rambu Larangan pada Akhir Bagian Jalan ................... 3 – 26
vi
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
vii
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
DAFTAR TABEL
viii
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
BAB 1. PENDAHULUAN
Di semua negara, tidak terkecuali Indonesia, faktor keselamatan (safety) jalan raya
menjadi salah satu tanggung jawab pemerintah karena dalam penyelenggaraan transportasi
merupakan kebutuhan seluruh masyarakat.
Proses berlalu lintas merupakan suatu bentuk interaksi antara pengguna lalulintas
dengan fasilitas keselamatan jalan yang tersedia. Jalan adalah sarana lalulintas yang
didukung oleh fasilitas seperti rambu dan marka sebagai wujud yang disepakati bersama,
dengan tujuan untuk kepentingan bersama dalam menunjang aspek keselamatan,
kenyamanan dan ketertiban berlalulintas.
Untuk itu diperlukan suatu keseimbangan antara ketiga hal tersebut di atas yaitu
jalan/tataguna lahan, pengguna, fasilitas keselamatan jalan. Keseimbangan disini dapat
diartikan sebagai kesesuaian antara fungsi jalan/tata guna lahan dengan fasilitas
keselamatan yang terpasang dan kemauan pengguna jalan dalam mematuhi fasilitas
keselamatan jalan yang ada.
1-1
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
meningkat baik dalam jumlah perjalanan dan jumlah volume lalu lintas. Kondisi ini belum
secara penuh diikuti dengan perbaikan pada sisi penyediaan kapasitas prasarana,
pengawasan, dan sumber daya manusia. Oleh sebab itu perlu landasan kebijakan yang
dapat memperkuat operasionalisasi terselenggaranya keselamatan transportasi.
Alat kontrol untuk lalu lintas kendaraan dan pengguna dijalan adalah berupa
kesatuan jaringan Perlengkapan Jalan. Kendaraan bergerak dijalan harus diatur dan
dikendalikan untuk memperkecil konflik dengan kendaraan - kendaraan lain baik searah
maupun berlawanan arah, serta melindunginya dari keadaan geometri lapangan dan
kondisi lingkungan. Alat kontrol juga berfungsi untuk melindungi para pejalan kaki , baik
yang berada di tepi jalan maupun yang sedang menyeberang agar terhindar dari kendaraan
– kendaraan yang melintas di jalan.
Gerakan arus lalu lintas kendaraan di jalan pada kondisi aliran normal harus tetap
dijaga agar terpisah dari arus aliran kendaraan yang arahnya berlawanan. Selanjutnya oleh
adanya perubahan arah dan geometrik di jalan, baik arah horisontal maupun arah vertikal
yang sangat penting didalam pola aliran lalu-lintas; haruslah mendapat perhatian serius
oleh para pengemudi kendaraan secara individual.
Perlengkapan alat kontrol dan pengendali arus lalu lintas dan pengguna lain di
jalan diperlukan untuk memperingatkan adanya kondisi bahaya yang potensial di depan,
dan mengatur agar menghasilkan arus lalu lintas kendaraan yang effisien, dan mengikuti
kaidah keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu-lintas di seluruh ruas jalan.
1-2
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Perlengkapan jalan sebagai alat pengatur lalu lintas kendaraan, sesuai Undang-
Undang RI No. 22 /2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, terdiri atas:
3. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas = Lampu Tiga Warna , Lampu Dua Warna,
Lampu Satu Warna Kelap – Kelip.
1-3
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Hasil kinerja fungsi rambu lalulintas secara maksimal akan dapat dicapai dengan
cara mengetahui secara detail dan tepat tentang kondisi yang nyata di lapangan, baik
kondisi fisik perlengkapan jalan, kondisi geometrik dan lingkungan maupun kebutuhannya
serta letak penempatannya.
1-4
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
a. Lingkup Kegiatan
b. Lingkup Lokasi
Lokasi kegiatan Studi Inventarisasi Rambu Jalan Provinsi adalah seluruh Jalan
Provinsi di Wilayah Provinsi D.I.Yogyakarta di luar ibukota kabupaten / kota.
1-5
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
1.4.2. Keluaran
1. Terciptanya database data jumlah dan profil dari Fasilitas Keselamatan LLAJ
berupa rambu Jalan Provinsi di Provinsi D.I.Yogyakarta;
1-6
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Secara geografis letak Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di pulau Jawa
bagian tengah, dibatasi Lautan Indonesia di bagian selatan, sementara di bagian timur
laut, tenggara, barat, dan barat laut dibatasi oleh wilayah Provinsi Jawa Tengah yang
meliputi:
2-1
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Curah hujan di DIY berkisar antara 0 mm – 709 mm per hari yang dipengaruhi
oleh musim kemarau dan musim hujan. Dari angka curah hujan tersebut dapat
digolongkan bahwa daerah kota ini termasuk dalam kategori daerah basah sedang, yang
masih dapat mendukung bagi penyediaan air minum maupun sumber daya air tanah
lainnya.
Tabel 2.1. Ibukota dan Luas Wilayah di Daerah Administratif Provinsi DIY
Kabupaten/Kota Ibukota Luas Wilayah (Km²) Persentase Luas (%)
Kulonprogo Wates 586,27 18,40
Bantul Bantul 506,85 15,91
Gunungkidul Wonosari 1.485,36 46,62
Sleman Sleman 574,82 18,04
Yogyakarta Yogyakarta 32,50 1,02
Provinsi DIY Yogyakarta 31.185,80 100,00
(Sumber: DIY dalam Angka 2009)
2-2
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Berdasar catatan BPS Provinsi DIY tahun 2007, Daerah Istimewa Yogyakarta
memiliki 78 kecamatan yang tersebar dalam 5 kabupaten/kota, yakni 12 kecamatan di
Kabupaten Kulonprogo, 17 kecamatan di Kabupaten Bantul, 18 kecamatan di Kabupaten
Gunungkidul, 17 kecamatan di Kabupaten Sleman, dan 14 kecamatan di Kota Yogyakarta.
2-3
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Jalan raya merupakan sarana utama lalu lintas yang sangat diperlukan untuk
transportasi dan kelancaran roda perekonomian, maka kondisi dan penggunaannya harus
diperhatikan. Berdasarkan Lampiran Keputusan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta, No: 100/KEP/2007, Tentang Penetapan Ruas Ruas Jalan Menurut
Statusnya Sebagai Jalan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dapat diketahui bahwa
2-4
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
panjang jalan provinsi yang ada di Provinsi DIY adalah sepanjang 673.847 km, yang
terdiri dari jalan provinsi di Kabupaten Bantul sepanjang 146,001 km, jalan provinsi di
Kabupaten Kulon Progo sepanjang 158,840 km, jalan provinsi di Kabupaten Gunung
Kidul sepanjang 253,330 km dan jalan provinsi di Kabupaten Sleman sepanjang 115,676
km.
Secara rinci letak dan panjang jalan provinsi menurut letak yang ada di Provinsi
DIY dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut ini.
2-5
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
2-6
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
2-7
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
(Sumber: Lampiran Keputusasn Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, No. 100/KEP/2007, tanggal 5 Juni 2007)
2-8
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
BAB 3. METODOLOGI
3.1. PENDAHULUAN
Sesuai dengan tujuan akhir dari pekerjaan ini, maka fasilitas ini diperuntukkan guna
meningkatkan keselamatan lalulintas di jalan dan mengurangi atau bahkan meniadakan tingkat
kecelakaan lalulintas (zero accident).
Keselamatan lalu lintas adalah keadaan terhindarnya pengguna jalan dan masyarakat
dari kecelakaan lalu lintas (KM 14 Tahun 2006). Keselamatan lalulintas merupakan salah satu
bagian dari tujuan teknik lalulintas, yaitu ke-aman-an, ke-nyaman-an, dan ke-ekonomis-an
dalam transportasi orang maupun barang. Keselamatan lalulintas sangat terkait pada proses
pengembangan suatu perencanaan dan perancangan jalan raya. Suatu perencanaan dan
perancangan yang baik, yang memenuhi standar akan membuahkan hasil dengan minimnya
kejadian kecelakaan pada suatu lokasi jalan raya, dan ini berarti suatu perbaikan keselamatan
bagi para pemakai jalan.
Ada tiga unsur dasar yang menentukan keamanan jalan raya yaitu; kendaraan,
pengemudi dan fisik jalannya sendiri dan untuk mengatur ketiga unsur tersebut diperlukan
peraturan perundangan-undangan, standar-standar yang mengatur syarat keamanan jalan
minimum yang harus dipenuhi.
Secara umum untuk memperbaiki tingkat keselamatan jalan raya di berbagai negara
manapun, membutuhkan kombinasi usaha pada dua kondisi utama, yaitu usaha pencegahan
kecelakaan serta tindakan untuk mengurangi kecelakaan.
3-1
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Walaupun kejadian kecelakaan lalulintas di jalan raya tidak dapat diramalkan, namun
setidak-tidaknya dapat dipelajari dengan melakukan penelitian secara mendetail dari kasus-
kasus kecelakaan lalulintas yang terjadi satu periode tertentu. Dengan cara ini akan dapat
diidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalulintas, tipe kecelakaan, serta
tipe lokasi daerah rawan kecelakaan.
Berdasarkan hasil riset dari Transport and Road Research Laboratory - TRRL
(sekarang TRL) Inggris, faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka kecelakaan
lalulintas di negara-negara berkembang adalah sebagai berikut.
a. Konstruksi jalan raya yang masih belum memenuhi persyaratan, baik struktur
perkerasan maupun geometrinya.
Secara umum, ada tiga faktor yang menjadi penyebab kecelakaan di jalan raya, yakni
manusia, kendaraan, atau jalan dan lingkungannya. Namun, penyebab kecelakaan yang
tertinggi adalah faktor manusia-nya, yakni kesalahan pengendara (human error). Faktor
manusia mendominasi kontribusi terjadinya kecelakaan lalulintas di Indonesia, bahkan di
seluruh dunia. Secara lebih rinci hal-hal yang mempengaruhi kondisi pengemudi/manusia
tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) hal, yaitu:
3-2
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Selain hal-hal tersebut di atas, faktor yang paling mempengaruhi unjuk kerja
pengemudi di jalan raya ialah faktor psikologis, yaitu situasi kejiwaan si pengemudi sebelum
dan pada saat mengemudi. Faktor psikologis ini dapat disebabkan oleh lingkungan kerja
maupun oleh lingkungan masyarakat pemakai jalan raya itu sendiri.
Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas sebagai alat kontrol lalu lintas tidak hanya akan
memperkecil konflik kendaraan di jalan tetapi juga terhadap para pemakai tepi jalan maupun
aktifitas pada lahan di sisi jalan. Para pengemudi kendaraan yang tidak berorientasi pada
keadaan di depan maupun di sekelilingnya akan membahayakan, baik dirinya maupun orang
lain. Hal ini mengarah pada dibutuhkannya tanda – tanda dan arah serta informasi, seperti
sistem penomoran, jenis komponen-komponen perlengkapan jalan, tanda–tanda geografis dan
informasi kondisi jalan yang berkelanjutan. Informasi yang lengkap maupun tanda tanda pada
komponen fasilitas keselamatan jalan sebagai alat kontrol lalu lintas menghasilkan operasional
yang efisien terhadap sistem jaringan ruas-ruas jalan.
1. Rambu
3-3
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Rambu Peringatan, Rambu Larangan, Rambu Perintah, Rambu Petunjuk dan Papan
Tambahan
2. Marka
Lampu Tiga Warna , Lampu Dua Warna, Lampu Satu Warna Kelap – Kelip.
Alat Penimbangan
6. Fasilitas Pendukung
Sesuai dengan lingkup pekerjaan seperti disebutkan pada diatas, secara garis besar alur
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas, dapat dikembangkan sebagai
berikut:
• Persiapan.
• Review data.
3-4
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
• Pelaporan.
3-5
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Tahap II
Tahap I Tahap III Tahap IV
Inventarisasi Kondisi
Persiapan dan Analisis dan Penyusunan
Eksisting dan
Identifikasi Pekerjaan pemrograman Rekomendasi
Kebutuhan
3-6
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
3.3. ANALISIS
3-7
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Alat kelengkapan jalan atau yang dalam kegiatan ini juga disebut fasilitas
keselamatan jalan ditujukan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas serta untuk mencapai hasil guna dan daya guna dalam pemanfaatan jalan untuk lalu
lintas serta kemudahan bagi pengguna dalam berlalu lintas.
3-8
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
disesuaikan dengan kondisi perlengkapan jalan yang ada. Untuk lebih jelasanya dapat
dilihat pada tabel di bawah.
1. Baik -
2. Rusak Penggantian
3. - Penambahan
Rambu adalah bagian dari perlengkapan jalan, berupa lambang, huruf, angka,
kalimat dan/atau perpaduan diantaranya sebagai peringatan, larangan, perintah atau
petunjuk bagi pemakai jalan.
1. Rambu Peringatan
2. Rambu Larangan
3. Rambu Perintah
Digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan
yang ditempatkan sedekat mungkin dengan titik kewajiban dimulai. Warna dasar
rambu perintah berwarna biru dengan lambang atau tulisan berwarna putih serta
merah untuk garis serong sebagai batas akhir perintah.
3-9
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
4. Rambu Petunjuk
3 - 10
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
3 - 11
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
TABEL II B
NOMOR, BENTUK, LAMBANG, WARNA DAN ARTI RAMBU PERINTAH
30 km
30 km
6a. 6b.
3 - 12
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
KEDIRI KEDIRI
BEKAS I
KOTA
PANCORAN
BOGOR 4a. 4b. 4c. 4d.
KEB. L AMA
1a 1b 1c
1d 1e
5. 6a. 6b. 6c. 6d.
TMII PURWAKARTA 70
Km
1f 1g
2a
10 70
Km TAB ING Km 500 m 6e. 6f. 6g. 6h. 6i. 6j. 6k.
2b 2d
2c
200 m DIENG 10
Km
10
Km
2e 2f 2g
TOMOHON 3 Km
6l. 6 m. 6n. 6o. 6p.
P
TON DAN O 1 5 Km
Rambu adalah alat yang utama dalam mengatur, memberi peringatan dan
mengarahkan lalu lintas. Rambu yang efektif harus memenuhi hal-hal berikut:
1. memenuhi kebutuhan.
3 - 13
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Keseragaman dalam alat kontrol lalu lintas memudahkan tugas pengemudi untuk
mengenal, memahami dan memberikan respon. Konsistensi dalam penerapan
bentuk dan ukuran rambu akan menghasilkan konsistensi persepsi dan respon
pengemudi.
Warna, bentuk, ukuran, dan tingkat retrorefleksi yang memenuhi standar akan
menarik perhatian pengguna jalan, mudah dipahami dan memberikan waktu yang
cukup bagi pengemudi dalam memberikan respon.
Rambu yang benar pada lokasi yang tepat harus memenuhi kebutuhan lalu lintas
dan diperlukan pelayanan yang konsisten dengan memasang rambu yang sesuai
kebutuhan.
3 - 14
IInventarisasi Kebutuhan
K Fasiilitas Keselamaatan Lalu Lintaas
Jarrak Penemp
patan
Gambar 3.6.
3 Penem
mpatan Rambbu di sebelahh kiri
b. Jarak penempatan
p n antara rambbu yang terd
dekat dengaan bagian teppi paling luaar
bahu jalan atau jallur lalu lintass kendaraan minimal 0,660 meter.
c. Penem
mpatan rambu
u harus muddah dilihat deengan jelas ooleh pemakaai jalan.
b. mpatan rambbu di sebelaah kanan jallan atau daeerah manfaaat jalan haruus
Penem
mempertimbangkaan faktor-faaktor antaraa lain geoggrafis, geom
metris jalann,
kondissi lalu lintas,, jarak pandaang dan keceepatan rencaana.
c. Rambuu yang dipassang pada peemisah jalann (median) dditempatkan dengan jaraak
0,30 meter
m dari baagian paling luar dari pem
misah jalan.
3 115
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
– Tinggi rambu
a. Ketinggian penempatan rambu pada sisi jalan minimum 1,75 meter dan
maksimum 2,65 meter diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi daun
rambu bagian bawah, atau papan tambahan bagian bawah apabila rambu
dilengkapi dengan papan tambahan.
3 - 16
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
3 - 17
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
– Posisi Rambu
a. Pada kondisi jalan yang lurus atau melengkung ke kiri, rambu yang
ditempatkan pada sisi jalan, pemasangan posisi rambu digeser 3° (derajat)
searah jarum jam dan posisi tegak lurus sumbu jalan.
b. Rambu petunjuk pada gambar e (Lampiran I Tabel 3 Nomor 5, 6k, 6r, 8 dan
rambu petunjuk fasilitas Tabel 3 Nomor 9 Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas di Jalan),
pemasangan posisi rambunya sejajar dengan sumbu jalan.
3 - 18
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
3 - 19
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
d. Rambu jalan yang ditempatkan pada awal pemisah jalan dan di atas daerah
manfaat jalan pada jalan 1 arah, pemasangan posisi rambu tegak lurus terhadap
sumbu jalan dan ditempatkan ditengah-tengah dari lebar median.
e. Posisi rambu tidak boleh terhalangi oleh bangunan, pepohonan atau benda-
benda lain yang dapat berakibat mengurangi atau menghilangkan arti rambu
tersebut.
f. Daun rambu harus dipasang pada tiang yang khusus disediakan untuk
pemasangan daun rambu.
g. Pemasangan daun rambu pada satu tiang maksimum 2 (dua) buah daun rambu.
3 - 20
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
– RAMBU PERINGATAN
b. Warna dasar rambu peringatan berwarna kuning dengan lambang atau tulisan
berwarna hitam.
3 - 21
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
3 - 22
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
e. Untuk rambu peringatan pada gambar berikut (Lampiran I Tabel 1 Nomor 22a
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-
Rambu Lalu Lintas di Jalan), jarak penempatannya diukur dari perlintasan
kereta api yang terdekat.
f. Rambu peringatan Tabel 1 Nomor 22b jarak penempatannya diukur dari rel
kereta api yang terdekat serta dapat dilengkapi dengan rambu peringatan
seperti pada Gambar 37 (Tabel 1 Nomor 24a, 24b, dan 24c Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas di
Jalan)
Gambar 3.23. Jarak Penempatan Rambu Peringatan pada Perlintasan Kereta Api
Bujur sangkar
3 - 23
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
3 - 24
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
– RAMBU LARANGAN
a). Warna dasar rambu larangan berwarna putih dan lambang atau tulisan bewarna
hitam atau merah.
b). Rambu larangan ditempatkan sedekat mungkin pada awal bagian jalan
dimulainya rambu larangan.
3 - 25
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
c). Rambu larangan pada gambar b (Tabel 2A Nomor l e, 4a, dan 4b Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu
Lintas di Jalan) ditempatkan pada sisi jalan pada awal bagian jalan dimulainya
rambu larangan
d). Rambu larangan pada gambar berikut (Tabel 2A Nomor 11a, 11b, dan 11c
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-
Rambu Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan pada bagian jalan berakhirnya rambu
larangan.
3 - 26
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
e). Rambu larangan pada gambar berikut (Tabel 2A Nomor 4a dan 4b Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu
Lintas di Jalan) yang ditempatkan secara berulang dengan jarak lebih dari 15
meter, dapat dilengkapi dengan papan tambahan yang menyatakan jarak
tertentu
Lingkaran
3 - 27
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Persegi panjang
3 - 28
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Ukuran (mm) A B C D E F
– RAMBU PERINTAH
a). Warna dasar rambu perintah berwarna biru dan lambang atau tulisan berwarna
putih serta merah untuk garis serong sebagai batas akhir perintah.
b). Rambu perintah wajib ditempatkan sedekat mungkin dengan titik kewajiban
dimulai.
c). Rambu perintah pada gambar berikut (Tabel 2B Nomor 4a Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas di
Jalan) ditempatkan sedekat mungkin pada awal bagian jalan dimulainya
perintah.
3 - 29
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
d). Rambu perintah seperti pada gambar berikut (Tabel 2B Nomor la dan lb
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-
Rambu Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan pada sisi seberang jalan dari arah
lalu lintas datang.
e). Rambu perintah seperti pada gambar berikut (Tabel 2B Nomor lc, ld, le, dan
lf, 2a dan 2b Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang
Rambu-Rambu Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan pada sisi jalan sesuai
perintah yang diberikan oleh rambu tersebut.
3 - 30
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
f). Rambu perintah seperti pada gambar berikut (Tabel 2B Nomor 3a, 3b dan 3c
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-
Rambu Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan di sisi jalan pada bagian awal lajur
atau bagian jalan yang wajib dilewati.
3 - 31
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
– RAMBU PETUNJUK
a). Rambu petunjuk yang menyatakan tempat fasilitas umum, batas wilayah suatu
daerah, situasi jalan, dan rambu berupa kata-kata serta tempat khusus
dinyatakan dengan warna dasar biru.
b). Rambu petunjuk pendahulu jurusan, rambu petunjuk jurusan dan dan rambu
penegas jurusan yang menyatakan petunjuk arah untuk mencapai tujuan antara
3 - 32
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
lain kota, daerah/wilayah serta rambu yang menyatakan nama jalan dinyatakan
dengan warna dasar hijau dengan lambang dan/atau tulisan warna putih.
c). Rambu petunjuk jurusan menggunakan huruf kapital pada huruf pertama, dan
selanjutnya menggunakan huruf kecil dan/atau seluruhnya menggunakan huruf
kapital dan/atau huruf kecil.
d). Khusus rambu petunjuk jurusan kawasan dan objek wisata dinyatakan dengan
warna dasar coklat dengan lambang dan/atau tulisan warna putih
Gambar 3.42. Warna Khusus pada Rambu Petunjuk Jurusan Kawasan/Obyek Wisata
e). Rambu petunjuk ditempatkan pada sisi jalan, pemisah jalan atau di atas daerah
manfaat jalan sebelum tempat, daerah atau lokasi yang ditunjuk
f). Rambu petunjuk seprti pada gambar berikut ini (Tabel 3 Nomor 1a sampai
dengan 1g Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang
Rambu-Rambu Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi
yang ditunjuk dengan jarak maksimum 50 meter.
3 - 33
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
h). Rambu petunjuk pada Gambar 71 (Tabel 3 Nomor 2a sampai dengan Nomor 3
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-
Rambu Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan sebelum lokasi yang ditunjuk dan
jarak menuju lokasi dinyatakan dalam rambu tersebut.
3 - 34
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Secara umum, keselamatan dalam berlalulintas di jalan adalah salah satu bagian
dari tujuan teknik dan manajemen lalulintas, dimana dalam berlalulintas tersebut
menyangkut permasalahan ke-aman-an, ke-nyaman-an dan ke-ekonomis-an dalam
melakukan transportasi bagi orang maupun barang.
3 - 35
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
a. Sistem pendataan dan analisis yang terpadu yang berlaku secara nasional
Tingginya kecelakaan yang terjadi di luar kota pada tata guna tanah pemukiman
berkaitan dengan perkembangan daerah terbangun di sepanjang jalan. Kondisi seperti ini
sangat ideal untuk mempraktikkan perencanaan dan disain berorientasi keselamatan.
Untuk itu perlu beberapa strategi penting yang dapat diterapkan antara lain:
1. Cocokkan fungsi, desain dan penggunaan jalan dengan klasifikasi jalan sesuai
dengan hirarkinya.
2. lengkapi disain jalan dan lingkungannya dengan petunjuk petunjuk dan penuhi
kebutuhan pemakai jalan.
3 - 36
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
3. atur kecepatan, pada jalan-jalan dimana arus kendaraan dan pejalan kaki
berbaur, atur kecepatan dibawah 30 km/jam.
• Tataguna lahan
- tataguna lahan disekitar ruas jalan dan simpang seperti pusat perbelanjaan,
sekolah, perhotelan dan lain-lain
- tataguna badan jalan yang menyalahi aturan, seperti parkir, masalah parkir pada
dasarnya akan mempengaruhi kinerja ruas jalan, sehingga akan menimbulkan
hambatan samping yang akan mempengaruhi kinerja dan tingkat pelayanan
ruas.
- ada berbagai macam faktor penyebab kecelakaan baik itu pada ruas jalan
maupun simpang
3 - 37
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
- Tingkat pelayanan yang menurun akibat tataguna lahan yang tidak sesuai
3 - 38
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
1. Implementation Management
• Persiapan awal
• Kegiatan asistensi
• Review data
• Identifikasi lapangan
• Rekomendasi
3. Pelaporan:
• Laporan Pendahuluan
4-1
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Dalam penyusunan program kerja antara lain dan tidak terbatas berdasar pada
• Volume pekerjaan
• Batas waktu
• Keahlian personil
• Jumlah personil
• Schedule mobilisasi
Untuk melaksanakan pekerjaan secara tepat waktu dan hasil dengan mutu yang
tinggi akan dilaksanakan sesuai dengan jadual kerja yang direncanakan.
4-2
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
1. Persiapan awal
7. Analisa data
8. Rekomendasi
9. Pelaporan
4-3
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
• Laporan bulanan.
c. Pertemuan-pertemuan khusus antara Team Leader dengan tim atau antar Staff
konsultan dengan frekwensi yang cukup atau sesuai kebutuhan agar terjadi
komunikasi, koordinasi, informasi yang baik serta membahas masalah-masalah
teknis perencanaan.
d. Kebutuhan Personil
4-4
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Profesional dan Sub Profesional Staff tersebut diatas dibantu oleh Tenaga
Penunjang yang diharapkan akan memperlancar pelaksanaan pekerjaan.
Team Leader, adalah tenaga ahli yang dipercaya oleh Direktur untuk
memimpin, mengelola dan melaksanakan materi/substansi pekerjaan ini.
Ketua Tim bertanggung jawab secara operasional, materi dan substansi
pekerjaan kepada Direktur dan Pemberi Tugas dan wajib
memperhatikan saran-saran, baik yang bersifat teknis ataupun non
teknis dari Tim Khusus.
f. Jadwal Personil
4-5
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Secara rinci Jadwal Penugasan Personil Pelaksana Pekerjaan dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
Studi teknis terhadap seluruh aspek pekerjaan untuk memperoleh informasi teknis
maupun non teknis dari kondisi lapangan.
Penelaahan informasi dan data sekunder dari Pengguna Jasa dan atau instansi /
unit lain yang terkait, merupakan tahapan awal dari perencanaan yang akan dilengkapi
dengan studi dilapangan untuk mendapat informasi teknis.
Dari informasi data sekunder ini akan membantu dalam menentukan langkah-
langkah pekerjaan survai lapangan yang akan digunakan sebagai data penunjang rencana
teknis.
4-6
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Minggu Ke….
No. Nama Tenaga Ahli Posisi OB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A Tenaga Ahli
B Asisten Ahli
C Tenaga Penunjang
4-7
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Pengumpulan data primer yang perlu dilakukan yang berkaitan dengan pekerjaan
ini antara lain:
Tahap 1:
Tahap 2:
Tahap 3:
Tahap 4:
Tahap 5:
Tahap 6:
Dokumentasi
Tahap 7:
4-8
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
Tahap 8:
Tahap 9:
Rekomendasi-rekomendasi
Tahap 10:
Tahap 11:
4.2.8. Pelaporan
Semua laporan ditulis dalam bahasa Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh
Pengguna Jasa, dengan ukuran kertas format A4 dan diserahkan kepada pihak yang
berwenang, setelah dilakukan asistensi dan disetujui Tim Pemeriksa Laporan pada waktu
dan jumlah yang sudah ditentukan.
1. Laporan Pendahuluan
Dalam waktu Minggu ke-4 setelah Surat Perintah Mulai Kerja, konsultan harus
menyampaikan Laporan Pendahuluan yang berisikan pemahaman konsultan
terhadap KAK dan rencana kerja secara menyeluruh. Laporan Pendahuluan ini
akan disampaikan kepada Pengguna Jasa sebanyak 5 (lima) buku.
Kemudian dalam waktu Minggu ke-11 setelah Surat Perintah Mulai Kerja,
konsultan harus menyampaikan sebanyak 5 (lima) buku Laporan Antara kepada
Pengguna Jasa. Laporan Antara ini berisi kumpulan data survai lapangan dan hasil
analisis termasuk hasil diskusi dan rekomendasi.
3. Laporan Akhir
Laporan Akhir ini harus sudah disampaikan paling lambat pada Minggu ke-12
semenjak ditandatanganinya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Laporan Akhir
4-9
Inventarisasi Kebutuhan Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas
ini disampaikan sebanyak 10 (sepuluh) buku kepada pengguna jasa dan juga
modul hasil analisis sebanyak 10 (sepuluh) buku.
Secara rinci Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ini dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
Bulan
No URAIAN KEGIATAN 1 2 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan Awal
2 Koordinasi Konsultan dengan Pemimpin Proyek
3 Kordinasi Konsultan dengan Instansi Terkait
4 Koordinasi Tim Konsultan
5 Penelahaan Informasi dan Data Sekunder
6 Survai Lapangan
7 Analisis Data
8 Kesimpulan dan Informasi
9 Pelaporan
- Laporan Pendahuluan
- Draft Laporan Akhir
- Laporan Akhir dan Modul
- CD
4 - 10