Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

ETIKA KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU :
MUHAMMAD TOHA, S.Kep,Ns. M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

1. ALIVIA NUR FAUZIYAH (202303102062)


2. VIRA EKA ANGGRAENI ABIDIN (202303102058)
3. IKFINA IFADA (202303102041)
4. WAHYU NIVIA PUTRI RAMADANI (202303102059)
5. BUNGA JANNATUL FIRDAUS (202303102063)
6. LAILA NADIYAH (202303102072)

KELAS :

1-B

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
KAMPUS KOTA PASURUAN
2021
KASUS :

Diduga Perawat Lalai karena


Main Handphone, Pasien
Meninggal
Jumat 05 Apr 2019 07:21 WIB
Rep: Mursalin Yasland/ Red: Christiyaningsih

Korban meninggal dunia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Kematian M. Rizki Syahputra


di Puskesmas Panjang, Bandar Lampung, membawa duka panjang bagi keluarga korban,
Kamis (4/4). Nyawa Rizki tak tertolong diduga gara-gara perawat puskesmas lalai karena
asyik bermain handphone (HP).

Rizki yang baru berusia 14 tahun menjadi korban kecelakaan tunggal pada Rabu (3/4). Ibu
korban, Lisnawati, menyesalkan tindakan perawat puskesmas yang lalai menangani korban
kecelakaan yang sedang dalam kondisi gawat darurat.

Rizki dibawa warga ke Puskesmas Panjang setelah terjadi kecelakaan tunggal. Ia dibawa ke
ruang gawat darurat sekitar pukul 15.30 WIB. Saat sampai puskesmas, korban hanya
diberikan infus dan obat luka. Setelah itu Rizki dibiarkan hingga keluarga datang pada pukul
17.00. “Kalau memang tidak sanggup segera dirujuk ke rumah sakit umum,” kata Lisnawati.

Berdasarkan keterangan warga yang berobat di sana, Lisnawati mendapat informasi selama
anaknya di ruang gawat darurat puskesmas perawat justru asyik bermain HP. Menurut
Lisnawati seharusnya perawat langsung mengambil tindakan dan penangan cepat langsung
merujuk dan membawa ke rumah sakit. Saat keluarga datang, korban sudah meninggal.

Pelayanan Puskesmas Panjang, tutur dia, sudah sering dikeluhkan masyarakat setempat.
Perawat yang bertugas sering mengacuhkan pasien yang datang berobat. Penanganan pasien
yang sakit hanya diberikan pengobatan seadanya padahal banyak pasien yang mengidap
penyakit parah.

Rizki mengalami kecelakaan di jalan raya saat mengendarai motor supranya. Dalam
perjalanan, menurut keterangan warga, sebelum jatuh di aspal, ia terserempet mobil truk fuso.
Saat terjatuh dari motor, kondisi tubuhnya mengalami luka yang cukup parah. Warga yang
menyaksikan kecelakaan tersebut melarikan korban ke Puskesmas Panjang yang dinilai
terdekat.

Pihak Puskesmas Panjang Belum bisa dikonfirmasi karena tidak ada lagi petugas yang
berjaga di tempat itu. Kepala Dinas Kesehatan Bandar Lampung Edwin Rusli menyatakan
akan menindak lanjuti adanya keluhan masyarakat terkait dengan pelayanan kesehatan yang
diberikan petugas di Puskesmas Panjang.

Ia berjanji jika keluhan masyarakat terbukti di lapangan, dinas akan memberikan sanksi tegas
kepada petugas yang bersangkutan. Kasus tersebut akan dilaporkan kepada Wali Kota Bandar
Lampung Herman HN.
STUDI LITERATUR :
1. Kaidah OTONOMI

“Rizki dibawa warga ke Puskesmas Panjang setelah terjadi kecelakaan


tunggal. Ia dibawa ke ruang gawat darurat sekitar pukul 15.30 WIB. Saat sampai
puskesmas, korban hanya diberikan infus dan obat luka. Setelah itu Rizki dibiarkan
hingga keluarga datang pada pukul 17.00. “Kalau memang tidak sanggup segera
dirujuk ke rumah sakit umum,” kata Lisnawati.”

“Berdasarkan keterangan warga yang berobat di sana, Lisnawati mendapat


informasi selama anaknya di ruang gawat darurat puskesmas perawat justru asyik
bermain HP. Menurut Lisnawati seharusnya perawat langsung mengambil tindakan
dan penangan cepat langsung merujuk dan membawa ke rumah sakit. Saat keluarga
datang, korban sudah meninggal.”

Dari kutipan di atas oknum melanggar prinsip otonomi pasien, karena


pasien yang harusnya mendapatkan hak nya untuk dirawat, oknum malah asik
dengan hp nya dan tidak melakukan tindak lanjut pada pasiennya. Seharusnya
jika memang di puskesmas tersebut tidak sanggup segera lakukan rujukan ke
RS.

2. Kaidah NONMALEFICENCE

“Saat sampai puskesmas, korban hanya diberikan infus dan obat luka. Setelah
itu Rizki dibiarkan hingga keluarga datang pada pukul 17.00. “

“Berdasarkan keterangan warga yang berobat di sana, Lisnawati mendapat


informasi selama anaknya di ruang gawat darurat puskesmas perawat justru asyik
bermain HP.”

Dari kutipan diatas perawat tersebut telah melanggar prinsip


nonmaleficence yang sangat merugikan pasien sehingga mengakibatkan pasien
meninggal dunia, seharusnya sebagai perawat harus bisa menerapkan prinsip
ini agar tidak merugikan pasien. Jika sudah berusaha bisa dimaklumi, tapi
disini kasusnya setelah pasien sampai di puskesmas hanya diberikan infus dan
obat luka dan tidak ada tindak lanjut, perawat hanya duduk dengan asyik
melihat hpnya.

3. Kaidah JUSTICE
“Perawat yang bertugas sering mengacuhkan pasien yang datang berobat.
Penanganan pasien yang sakit hanya diberikan pengobatan seadanya padahal
banyak pasien yang mengidap penyakit parah.”
“Pelayanan Puskesmas Panjang, tutur dia, sudah sering dikeluhkan
masyarakat setempat. Perawat yang bertugas sering mengacuhkan pasien yang
datang berobat. Penanganan pasien yang sakit hanya diberikan pengobatan
seadanya padahal banyak pasien yang mengidap penyakit parah.”
“Pihak Puskesmas Panjang Belum bisa dikonfirmasi karena tidak ada lagi
petugas yang berjaga di tempat itu. Kepala Dinas Kesehatan  Bandar
Lampung  Edwin Rusli menyatakan akan menindak lanjuti adanya keluhan
masyarakat terkait dengan pelayanan kesehatan yang diberikan petugas di
Puskesmas Panjang.”

Dari kutipan diatas merupakan melanggar keadilan pasien, karena


perawat yang bertugas seharusnya bisa memahami keadaan pasien, dan tidak
menangani seadanya, baik dalam keadaan ringan maupun keadaan yang parah.
Karena jika masih saja terjadi kasus seperti ini, maka akan banyak pasien yang
meninggal karena salah dalam penanganan. Oleh sebab itu setiap masyarakat
yang merasa tidak adanya keadilan mengeluh dan melaporkan pada pihak yg
berwajib.

4. Kaidah BENEFICENCE
“Berdasarkan keterangan warga yang berobat di sana, Lisnawati mendapat
informasi selama anaknya di ruang gawat darurat puskesmas perawat justru asyik
bermain HP. Menurut Lisnawati seharusnya perawat langsung mengambil tindakan
dan penangan cepat langsung merujuk dan membawa ke rumah sakit. Saat keluarga
datang, korban sudah meninggal.”
Dari kutipan diatas, perawat tersebut telah melanggar prinsip
beneficience, yaitu dengan keselamatan pasien. Seandainya perawat langsung
merujuk ke RS jika memang tidak mampu menampung, pasien tidak akan
kehilangan nyawanya. Seharusnya sebagai perawat harus bisa berbuat baik dan
bermanfaat bagi pasien bukan malah memperburuk keadaan pasien.

5. Kaidah VERACITY
“Pihak Puskesmas Panjang Belum bisa dikonfirmasi karena tidak ada lagi
petugas yang berjaga di tempat itu. Kepala Dinas Kesehatan Bandar Lampung
Edwin Rusli menyatakan akan menindaklanjuti adanya keluhan masyarakat terkait
dengan pelayanan kesehatan yang diberikan petugas di Puskesmas Panjang.”
“Ia berjanji jika keluhan masyarakat terbukti di lapangan, dinas akan
memberikan sanksi tegas kepada petugas yang bersangkutan. Kasus tersebut akan
dilaporkan kepada Wali Kota Bandar Lampung Herman HN.”
Dari kutipan di atas, kasus tersebut masih belum jelas benar atau salah
nya perawat melakukan pelanggaran etik, akan tetapi sebagai perawat harus
mempunyai prinsip veracity yakni kejujuran, jika memang perawat tersebut
telah melanggar kode etik maka sebaiknya berkata jujur sesuai yang ia lakukan,
dan meminta maaf serta tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama.
6. Kaidah FIDELITY

“Berdasarkan keterangan warga yang berobat di sana, Lisnawati mendapat


informasi selama anaknya di ruang gawat darurat puskesmas perawat justru asyik
bermain HP. Menurut Lisnawati seharusnya perawat langsung mengambil tindakan
dan penangan cepat langsung merujuk dan membawa ke rumah sakit. Saat keluarga
datang, korban sudah meninggal.”

“Pelayanan Puskesmas Panjang, tutur dia, sudah sering dikeluhkan


masyarakat setempat. Perawat yang bertugas sering mengacuhkan pasien yang
datang berobat. Penanganan pasien yang sakit hanya diberikan pengobatan
seadanya padahal banyak pasien yang mengidap penyakit parah.”

Dari Kutipan diatas, perawat telah melanggar janjinya saat sumpah


profesinya yang seharusnya perawat akan melaksanakan tugas sebaik-baiknya
menurut Undang-Undang yang berlaku dengan penuh tanggung jawab dan
kesungguhan. Tetapi dari kutipan tersebut terlihat perawat lalai akan tugas
yang asik bermain hp disaat pasien sedang kondisi parah. Seharusnya perawat
bisa melakukan tindak lanjut pada pasien jika memang di puskesmas tidak
dapat menampung.

Anda mungkin juga menyukai