PANDUAN
PENCATATAN DAN PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
EDISI II
Jl. Raya Ranau Desa Bumi Agung Kec. Buay Rawan Kab. OKU Selatan
1
Lampiran I Keputusan Direktur RSUDMuaradua
Nomor : 445/ / KPTS/RSUD/2021
Tanggal : Januari 2021
Tentang : Panduan Insiden Keselamatan Pasien
Internal dan Eksternal Rumah Sakit
Umum Daerah Muaradua
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP)
3
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit merekomendasikan
solusi pemecahan dan mengirimkan hasil solusi pemecahan masalah kepada
direktur rumah sakit.
5. Formulir laporan insiden keselamatan pasien eksternal adalah formulir
laporan yang dilaporkan ke KKP-RS setelah dilakukan analisis dan
investigasi (lampiran 2).
4
BAB III
ALUR PELAPORAN IKP
6
BAB IV
ANALISIS MATRIKS GRADING RISIKO
Tabel 1
Penilaian dampak / akibat suatu insiden
Tingkat
Deskripsi Dampak
Risiko
1 Tidak signifikan Tidak ada cedera
2 Minor Cedera ringan, misal luka robek
Dapat diatasi dengan pertolongan
3 Moderat Cedera sedang, misal luka robek
Berkurangnya fungsi motorik / sensorik /
psikologis atau intelektual (reversible), tidak
berhubungan dengan penyakit
Setiap kasus yang memperpanjang
perawatan
4 Mayor Cedera berat
Berkurangnya fungsi motorik / sensorik /
psikologis atau intelektual (irreversible), tidak
berhubungan dengan penyakit
5 Katastropik Meninggal dunia
Tabel 2
PenilaianProbabilitas/Frekuensi
7
Tingkat Risiko Deskripsi
1 Sangat jarang terjadi > 5 tahun sekali
2 Jarang terjadi > 2 sampai 5 tahun sekali
3 Mungkin terjadi 1 sampai 2 tahun sekali
4 Sering terjadi beberapa kali per tahun
5 Terus terjadi setiap minggu, bulan
c. Skor Risiko
SKOR RISIKO = Dampak X Probability
Cara menghitung skor risiko :
1. Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
2. Tetapkan dampak pada baris kearah kanan
3. Tetapkan warna brands-nya, berdasarkan pertemuan antara frekuensi dan
dampak
Skor risiko akan menentukan prioritas risiko jika pada assesmen risiko
ditemukan dua insiden dengan hasil skor risiko yang nilainya sama, maka untuk
memilih prioritasnya, dapat menggunakan warna brands risiko.
Brands Biru : Rendah / low
Brands Hijau : Sedang / Moderate
Brands Kuning : Tinggi / High
Brands Merah : Sangat Tinggi / Extreme
d. Brands Risiko
Brands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna : Biru,
Hijau, Kuning dan Merah. Warna brands akan menentukan investigasi yang akan
dilakukan.
Warna brands : hasil pertemuan antara nilai dampak yang diurut ke bawah dan nilai
probabilitas yang diurut kesamping kanan
8
Tabel 3
MATRIKS GRADING RISIKO
Tabel 4
Tindakan Sesuai Tingkat dan Brands Risiko
9
Level / Brands Tindakan
Ekstrim Risiko sangat tinggi, dilakukan RCA paling lama 15 hari kaji
dengan detail dan laporan segera kepada Direktur
Tinggi Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari kaji dengan
detail dan perlu tindakan segera serta membutuhkan perhatian
top manajemen
Moderat Risiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 2
minggu, manajer pimpinan klinis sebaiknya menilai terhadap
biaya dan kelola risiko
Rendah Risiko rendah, dilakukan investigasi sederhana paling lama 4
minggu diselesaikan dengan prosedur rutin
Contoh :
Pasien jatuh dari tempat tidur dan meninggal, kejadian seperti ini di Rumah Sakit X
terjadi pada 2 tahun yang lalu :
Nilai Dampak : 5 (Katastropik) Karena pasien meninggal
Nilai probabilitas : 3 (Mungkin Terjadi) karena pernah terjadi 2 tahun lalu
Skoring Risiko : 5 x 3 = 15
Warna Brands : Merah (Ekstrim)
Skoring warna brands akan menentukan rangking prioritas risiko dan cara
investigasi lebih lanjut, yaitu :
10
BAB V
1. Bagian 1 (Data Rumah Sakit), bagian II (Data Pasien dan bagian III (Rincian
Kejadian) diisi sesuai dengan kondisi saat terjadi insiden.
2. Bagian IV (Kategori Insiden), harus melakukan analisis dan investigasi terlebih
dahulu. Kategori insiden dibagi dalam tiga bagian, yaitu kategori, komponen, dan
sub komponen insiden seperti dibawah ini :
Tabel 5
Kategori Komponen dan Sub komponen Insiden
No Kategori Insiden Komponen Sub komponen
A Pengelolaan klinis: insiden 1. Salah assessment klinis
yang terjadi pada tahapan: / pemeriksaan tidak
mulai pada saat pasien lengkap / in adekuat
diperiksa / assesment, (Mis assesment)
pemeriksaan tambahan /
pemeriksaan penunjang,
penegakan diagnosa,
pelaksanaan tindakan /
penatalaksanaan sampai pada
monitoring dan pengkajian
selama perawatan (Clinical
Management)
2. Salah diagnosis (mis
diagnosis)
3. Salah penatalaksanaan/ Terlambat melakukan
tindakan tindakan
Gagal mengontrol sehingga
tertinggal benda asing
Persiapan tindakan tidak
adekuat terjadi reaksi yang
tidak dapat diprediksi
Persiapan tindakan adekuat
tapi terjadi reaksi yang tidak
dapat diprediksi
Salah mengambil keputusan /
kesimpulan untuk melakukan
penatalaksanaan / tindakan
(mis judgement)
Melakukan tindakan tidak
11
sesuai prosedur / indikasi
Melakukan tindakan diluar
kewewenangan
Salah melakukan tindakan /
salah bagian yang dioperasi /
terpotong
Dan lain-lain
4. Gagal monitoring dan Terlambat / gagal
kajian selama memperkirakan akibat yang
perawatan tidak diharapkan dalam
perawatan
Gagal monitor / observasi
setelah tindakan
Perpanjangan waktu
perawatan / LOS
Tidak melakukan monitor/
observasi selama perawatan
Dan lain-lain
5. Penghentian yang tidak
patut atas asuhan
pasien / abandoment
6. Dan lain-lain
B Dokumentasi 1. Informed consent tidak
dilakukan / tidak ada
2. Pelanggaran
kerahasiaan
3. Catatan medis tidak
diisi / dicatat (termasuk
instruksi dokter)
4. Catatan medis tidak
terbaca / salah baca
5. Catatan medis hilang
6. Salah menulis data di
catatan medis / tertukar
7. Salah menulis hasil test
/pemeriksaan
diagnostic
8. Tidak menulis hasil test
/pemeriksaan
diagnostic
9. Salah menulis identitas
pasien / nomor rekam
medis
10. Tidak menulis identitas
pasien / nomor rekam
medis
12
C Pemeriksaan Penunjang 1. Salah pemeriksaan /
Diagnostik interpretasi hasil
2. Sample hilang
3. Sample tertukar
4. Sample tidak dapat
diperiksa karena salah
cara pengambilan
5. Sample rusak / pecah
karena salah
penyimpanan
6. Pemeriksaan tidak
sesuai dengan indikasi /
berlebihan
7. Dan lain-lain
D Komunikasi 1. Salah informasi saat
komunikasi lewat
telepon
2. Salah informasi saat
serah terima / operan
3. Salah interpretasi
informasi lisan / salah
dengar
4. Tidak ada serah terima
5. Dan lain-lain
E Infeksi Nosokomial 1. Flebitis
2. Gagal dalam sterilisasi/
kontaminasi alat
3. Dan lain-lain
F Pemberian Obat 1. Insiden akibat obat Salah obat
Salah dosis
Salah label
Salah orang
Salah rute/cara pemberian,
pemberian obat yang
sebenarnya kontra indikasi,
reaksi obat yang tidak
diharapkan / alergi
2. Proses medikasi
Peresepan obat
(Medication Process)
Persiapan/peracikan obat
Pemberian obat
Monitoring pemberian obat
Kualitas dan penyimpanan
obat
G Pemberian Transfusi 1. Pemeriksaan pre-
transfusi
2. Penulisan permintaan
13
transfusi
3. Penyiapan transfusi
4. Pemberian transfusi
5. Kualitas dan
penyimpanan kantong
darah
6. Efek samping
pemberian transfusi
H Perilaku Pasien 1. Yang mengacaukan / Fisik, verbal dan sexul
aggressive / abuse
2. Perilaku Membahayakan diri sendiri
membahayakan diri Upaya bunuh diri
sendiri
I Kecelakaan / patient accident 1. Terpeleset Radiasi
2. Jatuh Luka bakar
3. Tertusuk Bahan biologi
4. Terpapar / eksposur Bahan kimia
5. Dan lain-lain
Dan lain-lain
J Alat Medis 1. Mengoperasikan alat
tidak sesuai intruksi /
petunjuk / prosedur
2. Ketidaktersediaan alat
3. Alat tidak steril / tidak
bersih
4. Ada bagian yang
dipindahkan /
dikeluarkan / removal
5. Malfungsi alat / alat
tidak berfungsi dengan
baik
6. Operator / use error
7. Dan lain-lain
K Infrastruktur: insiden 1. Kerusakan fasilitas /
disebabkan fasilitas dan bangunan
desain bangunan, misalnya : 2. Kualitas / desain
pasien mengalami cedera fasilitas/ bangunan tidak
karena kejatuhan neternit, sesuai standar/ in
pasien jatuh karena desain adekuat
anak tangga terlalu tinggi 3. Dan lain-lain
L Sumber Daya 1. Kerusakan peralatan/
sarana / prasarana
(selain alat medis)
2. Multifungsi / fungsi tidak
adekuat: peralatan /
sarana / prasarana
(selain alat medis)
14
3. Jumlah petugas tidak
sesuai dengan beban
kerja (kuantitas)
4. Kompetensi petugas
kurang (kualitas)
5. Keterbatasan ruangan
6. Dan lain-lain
15
c. Kontak Servis
d. Sumber Keuangan
e. Pelayanan Informasi
f. Kebijakan Diklat
g. Prosedur dan Kebijakan
h. Fasilitas dan Perlengkapan
i. Manajemen risiko
j. Manajemen k3
k. Quality Improvement
Administrasi Sistem administrasi
Budaya Keselamatan a. Atitude Kerja
b. Tingkat pendidikan dan keterampilan staf
yang berbeda
c. Beban kerja yang optimal
Diklat Manajemen training / pelatihan / refreshing
16
Respon terhadap Insiden Dukungan peer group setelah insiden
17
8) Faktor Kontributor: Komunikasi
KOMPONEN SUBKOMPONEN
Komunikasi verbal a. Komunikasi antar staf junior dan senior
b. Komunikasi antar profesi
c. Komunikasi antar staf dan pasien
d. Komunikasi antar unit departemen
Komunikasi tertulis Ketidaklengkapan informasi
18
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
A. Di Rumah Sakit
1. Pengukuran indikator keselamatan pasien (insiden) dilaksanakan secara swa-
nilai (self assesment)
2. Penilaian dilaksanakan setiap hari yang dikompilasi secara bulanan
3. Hasil penilaian dijadikan sebagai bahan rapat oleh Direktur Rumah Sakit
4. Analisis yang dilakukan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah
kebutuhan dari bagian / instalasi telah terpenuhi.
B. Di Pusat
1. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan keselamatan pasien di Rumah Sakit
2. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan minimal 1 tahun sekali
19