PASIEN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MUARADUA
TAHUN 2021
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di
rumah sakit maka pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien rumah sakit
merupakan faktor utama. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan terjadi
penekanan/penurunan insiden sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap rumah sakit di Indonesia.
Program keselamatan pasien merupakan never ending process, karena itu
diperlukan budaya termasuk motivasi yang cukup tinggi untuk bersedia
melaksanakan program keselamatan pasien secara berkesinambungan dan
berkelanjutan.
Salah satu program Komite Mutu adalah melakukan pencatatan dan
pelaporan semua kejadian yang terkait dengan keselamatan pasien (kejadian
nyaris cedera (KNC), kejadian tidak cedera (KTC), kejadian tidak diharapkan
(KTD), kondisi potensial cedera (KPC), dan kejadian sentinel) pada formulir yang
sudah disediakan oleh rumah sakit. Agar dapat keseragaman pada sistem
pencatatan dan pelaporan insiden, seluruh staf rumah sakit harus mengikuti
standar pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien yang berdasarkan
KKPRS – PERSI.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menurunnya insiden keselamatan pasien dan meningkatnya mutu pelayanan
dan kesehatan pasien.
2. Tujuan Khusus
a. RS (Internal)
Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden keselamatan
pasien di rumah sakit.
1
Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada
akarnya.
Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien.
b. KKP-RS (Eksternal)
Diperolehnya data atau peta nasional angka insiden keselamatan
pasien.
Diperolehnya pembelajaran untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien bagi Rumah Sakit lain.
Ditetapkannya langkah-langkah praktis keselamatan pasien untuk
rumah sakit di Indonesia.
2
BAB II
PENGERTIAN – PENGERTIAN DALAM INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
B. Jenis-Jenis Insiden:
1. KPC (KONDISI POTENSIAL CEDERA / REPORTABLE CIRCUMSTANCE)
Suatu kondisi / situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera,
tetapi belum terjadi insiden.
Contoh:
ICU yang sangat sibuk tetapi jumlah staf selalu kurang.
Penempatan defibrillator standby di IGD ternyata rusak dan tidak dapat
digunakan.
2. KNC ( NEAR MISS / KEJADIAN NYARIS CEDERA)
Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
Contoh:
Unit transfusi darah sudah siap dipasang pada pasien yang salah, namun
kesalahan tersebut diketahui sebelum transfusi dimulai.
3
4. KTD (KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN/ ADVERSE EVENT)
Suatu kejadian insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien.
Contoh:
Transfusi yang salah mengakibatkan pasien meninggal karena reaksi
hemolisis.
4
pasien, pegawai, dokter, mahasiswa kedokteran, trainee, pengunjung,
atau vendor ketika berada di lingkungan rumah sakit.
5
BAB III
PENGORGANISASIAN
1. Komite Mutu bertugas membantu Direktur Rumah Sakit dalam pelaksanaan dan
evaluasi peningkatan mutu, keselamatan pasien, dan manajemen risiko di
Rumah Sakit.
6
d. Pemantauan dan memandu penerapan program mutu di unit kerja;
e. Pemantauan dan memandu unit kerja dalam memilih prioritas perbaikan,
pengukuran mutu/indikator mutu, dan menindaklanjuti hasil capaian indikator
mutu;
f. Fasilitasi penyusunan profil indikator mutu dan instrumen untuk pengumpulan
data;
g. Fasilitasi pengumpulan data, analisis capaian, validasi dan pelaporan data
dari seluruh unit kerja;
h. Pengumpulan data, analisi capaian, validasi, dan pelaporan data indikator
prioritas Rumah Sakit dan indikator mutu nasional Rumah Sakit;
i. Koordinasi dan komunikasi dengan komite medis dan komite lainnya, satuan
pemeriksaan internal, dan unit kerja lainnya yang terkait, serta staf;
j. Pelaksanaan dukungan untuk implementasi budaya mutu di Rumah Sakit;
k. Pengkajian standar mutu pelayanan di Rumah Sakit terhadap pelayanan,
pendidikan, dan penelitian;
l. Penyelenggaraan pelatihan peningkatan mutu; dan
m. Penyusunan laporan pelaksanaan program peningkatan mutu.
7
f. Pelaporan insiden secara kontinu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
g. Melaksanakan pelatihan keselamatan pasien; dan
h. Penyusunan laporan pelaksanaan program keselamatan pasien.
8
BAB IV
PROGRAM INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
9
Alur Pelaporan Insiden ke Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (Internal)
1. Apabila terjadi suatu insiden di Rumah Sakit wajib segera ditindaklanjuti
(dicegah / ditangani) untuk mengurangi dampak / akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan insidennya dengan mengisi
formulir laporan insiden pada akhir jam kerja / shift kepada atasan langsung.
3. Pelaporan insiden dilakukan paling lambat 2x24 jam, jangan menunda laporan.
4. Setelah selesai mengisi laporan, segera serahkan kepada kepala instalasi /
unit.
5. Kepala instalasi / kepala unit langsung memeriksa laporan dan melakukan
grading risiko terhadap insiden yang dilaporkan.
6. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisis yang akan
dilakukan.
7. Setelah melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi dan
laporan insiden dilaporkan ke Komite Mutu.
8. Komite Mutu akan menganalisis kembali hasil investigasi dan laporan insiden
untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA) dengan
melakukan ragrading.
9. Untuk grade kuning/merah, akan dilakukan analisis akar masalah (RCA) oleh
Tim RCA.
10. Setelah melakukan RCA, Komite Mutu akan membuat rekomendasi dan
dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit.
11. Direktur akan memberikan umpan balik berdasarkan laporan Komite Mutu.
12. Umpan balik tersebut diteruskan kepada unit terkait.
13. Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh Komite Mutu.
10
kejadian.
3. Sentinel dilaporkan 11 jam setelah kejadian, bias melalui telepon dan dokumen
tertulis disusulkan.
4. Laporan dilakukan dengan mengisi formulir laporan insiden keselamatan
pasien.
11
B. Penjadwalan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
No Kegiatan Jadwal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pelaporan Insiden
3 Investigasi
Sederhana
4 Investigasi
Komprehensif
(RCA)
5 Monitoring dan
Evaluasi
Catatan:
*RCA dilakukan Jika setelah dilakukan regrading ternyata hasil yang didapatkan adalah
grading kuning/merah.
12
BAB V
PENUTUP
13