Anda di halaman 1dari 17

MODUL PRAKTEK HUKUM PIDANA

(KPH 411)

MODUL 5
PEMERIKSAAN DI SIDANG PENGADILAN

DISUSUN OLEH
Endik Wahyudi, SH,MH

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 17
PEMERIKSAAN DI SIDANG PENGADILAN

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Mahasiswa mampu memahami alur persidangan pada pengadilan negeri,
2. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis acara pemeriksaan dalam
perkara pidana.
3. Mahasiswa mampu memahahi jenis-jenis perkara dan dangan acara
pemeriksaan yang seperti apa.

B. Uraian dan Contoh


1. Pendahuluan
Persidangan perkara pidana di pengadilan merupakan salah satu tahapan
terpenting dalam sistem peradilan pidana. Dikatakan penting oleh karena pada
tahap inilah seseorang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam tahap
penyidikan di tingkat kepolisian akan ditentukan nasibnya apakah terbukti
sebagai pelaku tindak pidana, ataukah tidak. Jika ia ternyata terbukti selaku
pelaku tindak pidana, maka akan dikenai sanki hukum sesuai pasal-pasal yang
didakwakan dan dituntut terhadapnya. Sebaliknya, jika ia tidak terbukti sebagai
pelaku tindak pidana, maka akan dibebaskan.
Mengingat setiap perkara pidana memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, baik dari segi kompleksitas pembuktiannya, maupun dari segi berat
ringanya ancaman hukum pidana, maka pemeriksaan perkara pidana di
pengadilan dikelompokan menjadi beberapa jenis, yakni pemeriksaan dengan
acara biasa, pemeriksaan dengan acara singkat dan pemeriksaan dengan acara
cepat.
Proses pemeriksaan perkara pidana disidang pengadilan terdiri dari tiga
macam, tergantungpada berat dan ringannyaperkaranya yaitu:
a. Pemeriksaan dengan acara biasa;

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 17
b. Pemeriksaan dengan acara singkat;
c. Pemeriksaan dengan Acara cepat.
Klasifikasi jenis pemeriksaan perkara tersebut didasarkan pada jenis
tindak pidana, serta mudah dan sulitnya pembuktian perkara tersebut. Perkara
pidana yang ancaman hukumannya berat dan pembuktiannya memerlukan
ketelitian, biasanya diperiksa dengan acara biasa. Sedangkan, perkara pidana
yang ancaman hukumannya ringan serta pembuktiannya dinilai mudah,
diperiksa dengan cara singkat atau cepat.1
Sehingga apabila di gambarkan dalam diagram akan menjadi gambar
sebagai berikut:

1
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Pemeriksaan
Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali, Edisi Kedua (Jakarta: Sinar
Grafika, 2000);

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 17
2. Acara Pemeriksaan Biasa
Tahapan pemeriksaan dengan acara biasa ini umumnya memuat susunan acara
persidangan sebagai berikut:
a. Tahap pemanggilan terhadap terdakwa, yang dilakukan oleh
penuntut umum
b. Tahap pembacaan surat dakwaan oleh penuntut umum
c. Tahap eksepsi, diajukan oleh terdakwa dan penasihat hukumnya
(jika ada)
d. Tahap pembuktian, diawali dengan pembuktian oleh penuntut
umum, kemudian dilanjutkan dengan pembuktian oleh terdakwa
e. Tahap requisitoir/tuntutan pidana, diajukan oleh penuntut umum
f. Tahap Pledoi/pembelaan, diajukan diajukan oleh terdakwa dan
penasihat hukumnya
g. Tahap replik, diajukan oleh penuntut umum (jika ada)
h. Tahap pengajuan duplik, diajukan oleh terdakwa dan penasihat
hukumnya (jika ada)
i. Tahap pembacaan putusan oleh hakim.
Jangka waktu dari setiap tahapan acara persidangan di atas dalam praktiknya
dilaksanakan dalam waktu satu minggu ke minggu berikutnya. 2
Sedangkan menurut pendapat Menurut A. Karim Nasution (1981) acara
pemeriksaan biasa (tolakkan vordering), yaitu perkara-perkara sulit dan besar
yang diajukan oleh penuntut umum dengan surat dakwaan. Perkara jenis ini
menurut istilah KUHAP disebut acara pelaksanaan biasa. Pada prinsipnya,
proses acara pemeriksaan biasa sebenarnya berlaku juga bagi pemeriksaan
singkat dan cepat, kecuali dinyatakan hal-hal tertentu yang secara tegas
dinyatakan lain. 3
Berkaitan dengan pendapat di atas, untuk lebih jelaskanya proses acara
pemeriksaan secara biasa dapat diuraikan sebagai berikut:

2
Lihat dalam Idris Wasahu, Modul Pertemuan Sesi 5 Mata Kuliah Praktik Hukum Pidana ,
fakultas hukum, universitas esa unggul.

3
Dalam Buku Informasi, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Kuhap), Komisi
Pemberantasan Korupsi, KPK

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 17
1) Proses pertama adalah penyerahan berkas perkara. Menurut
ketentuan Pasal 155 ayat (1) KUHAP, yang berbunyi bahwa pada
saat penuntut umum menyerahkan berkas perkara ke pengadilan
negeri cq. Hakim juga dengan disertai dengan surat dakwaan
(vordering) supaya perkara pidananya diajukan dalam persidangan
hakim (terechzitting) untuk diperiksa dan diadili.
2) kedua yaitu sidang ke-1. Menurut Pasal 153 ayat (3), untuk
keperluan pemeriksaan hakim ketua sidang membuka sidang dan
menyatakan terbuka untuk umum kecuali dalam perkara mengenai
kesusilaan atau terdakwanya anak-anak. Selanjutnya menurut Pasal
155 ayat (1) KUHAP, pada permulaan sidang, hakim ketua sidang
menanyakan kepada terdakwa tentang nama lengkap,tempat lahir,
umur atau tanggal lahir, jeniskelamin, kebangsaan, tempat tinggal,
agamadan pekerjaannya, serta mengingatkan terdakwasupaya
memperhatikan segala sesuatuyang didengar dan dilihatnya di
sidang, dan selanjutnya menurut Pasal 155 ayat (2)huruf a KUHAP,
sesudah itu hakim ketuasidang minta kepada penuntut umum untuk
membacakan surat dakwaan; selanjutnya pada huruf b, bahwa
hakim ketua sidang menanyakan kepada terdakwa apakah ia sudah
benar-benar mengerti, apabila terdakwa ternyata tidak mengerti,
penuntut umum atas permintaan hakim ketua sidang wajib memberi
penjelasan yang diperlukan.
3) Proses ketiga pada sidang II. Setelah proses pemeriksaan identitas
terdakwa dan pembacaan surat dakwaan oleh penuntut umum maka
menurut Pasal 156 ayat (1) KUHAP, terdakwa atau penasihat hukum
mengajukan eksepsi atau keberatan atas dakwaan penuntut umum
dan/atau bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya.
4) Proses keempat pada sidang III adalah proses pembuktian. Proses ini
setelah eksepsi atau keberatan terdakwa sebagaimana dimaksud
Pasal 156 KUHAP.
5) Proses kelima pada sidang IV adalah pembacaan tuntutan penuntut
umum (requisitoir).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 17
6) Proses keenam, ketujuh dan kedelapan pada sidang V, VI, dan VII,
adalah tanya jawab yaitu pembacaan pleidooi oleh
terdakwa/penasihat hukum; pembacaan nader requisitoir oleh
penuntut umum, dan terakhir pembacaan nader pleidooi oleh
terdakwa/ penasihat hukum. Proses kesembilan pada sidang IX, yaitu
musyawarah majelis hakim dan pembacaan putusan.
Dari penjelan diatas terkait dengan acara pemeriksaan biasa dalam perkara
pidana, makan dapat di gambarkan dalam skema di bawah ini:

3. Acara Pemeriksaan Singkat


Acara pemeriksaan singkat (perkara sumir), yaitu perkara-perkara yang
sifatnya tidak berat, khususnya mengenai soal pembuktian dan pemakaian
undang-undang, dan yang dijatuhkan hukuman pokoknya diperkirakan tidak

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 17
lebih berat dari hukuman penjara selama satu tahun (A. Karim Nasution,
1981).4
Perkara yang dapat diperiksa secara singkat adalah sebagaimana jelaskan
dalam Pasal 203 ayat (1) KUHAP, perkara kejahatan atau pelanggaran yang
tidak termasuk ketentuan Pasal 205 dan yang menurut penuntut umum
pembuktian serta penerapan hukumnya mudah dan sifatnya sederhana,
selanjutnya menurut ayat (2) bahwa dalam perkara sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), penuntut umum menghadapkan terdakwa beserta saksi, ahli,
juru bahasa, dan barang bukti yang diperlukan.
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa ketentuan tentang
acara pemeriksaan biasa, juga berlaku bagi pemeriksaan singkat (sumir),
kecuali ditentukan lain, sebagaimana menurut Pasal 203 ayat (3), yang
berbunyi bahwa dalam acara ini berlaku ketentuan dalam Bagian Kesatu,
Bagian Kedua, dan Bagian Ketiga Bab ini sepanjang peraturan itu tidak
bertentangan dengan ketentuan di bawah ini, yaitu:5
a. penuntut umum dengan segera setelah terdakwa di sidang menjawab
segala pertanyaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 ayat (1)
memberitahukan dengan lisan dari catatannya kepada terdakwa tentang
tindak pidana yang didakwakan kepadanya dengan menerangkan
waktu, tempat dan keadaan pada waktu tindak pidana itu dilakukan.
Pemberitahuan ini dicatat dalam berita acara sidang dan merupakan
pengganti surat dakwaan.
b. dalam hal hakim memandang perlu pemeriksaan tambahan, supaya
diadakan pemeriksaan tambahan dalam waktu paling lama empat belas
hari dan bilamana dalam waktu tersebut penuntut umum belum juga
dapat menyelesaikan pemeriksaan tambahan maka hakim
memerintahkan perkara itu diajukan ke sidang pengadilan dengan cara
biasa.

4
Nasution, A. Karim. (1981). Masalah Surat Tuduhan dalam proses Pidana. Jakarta: CV.
Pantjuran Tujuh.

5
Buku Informasi, KPK, hlm 38

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 17
c. guna kepentingan pembelaan maka atas permintaan terdakwa dan atau
penasihat hukum, hakim dapat menunda pemeriksaan paling lama tujuh
hari.
d. putusan tidak dibuat secara khusus, tetapi dicatat dalam berita acara
sidang.
e. hakim memberikan surat yang memuat amar putusan tersebut.
f. isi surat tersebut mempunyai kekuatan hukum yang sama seperti
putusan pengadilan dalam acara biasa.
Sifat Acara Pemeriksaan Singkat:
1. pelimpahan perkara singkat dilakukan tanpa surat dakwaan secara
tertulis (pasal 203 ayat 3)
2. Pembuktian dan Penerapan Hukumnya Mudah dan Sifatnya Sederhana.
a. Sederhana = persidangan tidak membutuhkan waktu lama,
kemungkinan besar dapat diputus hari itu juga, tau mungkin dapat
diputus dengan satu atau dua kali persidangan saja .
b. Pembuktian serta Penerapan Hukumnya Mudah = terdakwa sendiri
pada waktu pemeriksaan penyidikan telah “mengakui” sepenuhnya
perbuatan tindak pidana yang dilakukan. Di samping pengakuan
itu, didukung dengan alat bukti lain yang cukup membuktikan
kesalahan terdakwa secara sah menurut undang-undang. Demikian
juga sifat tindak pidana yang didakwakan sederhana dan mudah
untuk diperiksa.
3. Ancaman Maupun Hukuman yang Akan Dijatuhkan Tidak
Berat.(dalam praktik tidak melampui 3 tahun penjara)

Patokan yang harus diambil penuntut umum dalam menentukan perkara


singkat dari segi ancaman hukuman, bukan jenis tindak pidana yang ancaman
hukumannya 3 bulan penjara atau kurungan atau denda paling tinggi Rp7.500,-
, tetapi perkara yang ancaman hukumannya di atas 3 bulan penjara atau
kurungan serta dendanya lebih dari Rp7.500,-. Inilah patokan minimum,
sedangkan patokan ancaman hukuman maksimum tidak ditentukan undang-

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 17
undang. Namun dari pengalaman dan kebiasaan, patokan yang selalu dipakai,
6
pidana yang akan dijatuhkan berkisar paling tinggi 3 tahun.
Sebagai contoh kasus yang diperiksa dengan acara pemeriksaan singkat
dapat kita lihat dalam Putusan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor
17/Pid.S/2009/PN.Sby dimana terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah telah melakukan perbuatan pidana penadahan. Kasus tersebut
diperiksa dengan acara pemeriksaan singkat dan majelis hakim telah
menjatuhkan putusan yaitu menghukum terdakwa dengan pidana penjara
selama 5 (lima) bulan. 7
4. Acara Pemeriksaan Cepat
Istilah yang di pakai HIR perkara rol, ketentuan tentang acara
pemeriksaan biasa berlaku pula pada pada pemeriksaan cepat dengan
kekecualian tertentu. Hal demikian dapat di baca dalam ketentuan pasal 210
KUHAP yang menyatakan bahwa ketentuan dalam bagian satu, bagaian kedua
dan bagian ketiga bab ini (bab 16) tetap berlaku sepanjang peraturan itu tidak
bertentangan paragraf ini. Seperti telah di kemukakan di muka justru bagian
keempat yang mengatur tentang alat pembuktian tidak dinyatakan berlaku,
yang menimbulkan pertanyaan pula, alat pembuktian yang bagaimana yang
berlaku dalam pemeriksaan cepat.8
Menurut ketentuan KUHAP, bahwa pemeriksaan cepat dibagi atas atas
dua bagian, yaitu acara pemeriksaan tindak pidana ringan dan acara
pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas. Segala ketentuan tentang acara
pemeriksaan biasa berlaku pula pada acara pemeriksaan cepat ini dengan
kekecualian tertentu, demikian menurut ketentuan Pasal 210 KUHAP Jo Pasal
216 KUHAP. Untuk lebih jelasnya tentang acara pemeriksaan tindak pidana
ringan dan acara pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas, diuraikan
sebagai berikut:

6
Harahap, M. Yahya. (2008). Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP
(Penyidikan dan Penuntutan). Jakarta: Sinar Grafika.

7
https://putusan3.mahkamahagung.go.id/pengadilan/direktori/pengadilan/pn-
surabaya/jenis/pidana-umum-1/page/263.html

8
Andi Hamzam, Hukum Acara Pidana Idonesia, Sinar Grafika, 2017, Jakarta, hlm 246

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 17
Tindak Pidana Ringan
Yang dimaksud dengan “perkara ringan”, sebagaimana menurut Pasal 205 ayat
(1) KUHAP adalah perkara yang diancam dengan pidana penjara atau
kurungan paling lama tiga bulan dan atau denda sebanyak-banyaknya tujuh
ribu lima ratus rupiah dan penghinaan ringan kecuali yang ditentukan dalam
Paragraf 2 Bagian ini.
Tata cara pemeriksaan tindak pidana ringan sebagaimana diatur menurut
KUHAP adalah sebagai berikut:
 Berdasarkan Pasal 205 ayat (2) KUHAP, yang berbunyi bahwa
dalam perkara tindak pidana ringan, penyidik atas kuasa penuntut
umum, dalam waktu tiga hari sejak berita acara pemeriksaan
selesai dibuat, menghadapkan terdakwa beserta barang bukti,
saksi, ahli dan atau juru bahasa ke sidang pengadilan. Selanjutnya
pada Pasal 205 ayat (3) KUHAP bahwa pengadilan mengadili
dengan hakim tunggal pada tingkat pertama dan terakhir, kecuali
dalam hal dijatuhkan pidana perampasan kemerdekaan terdakwa
dapat minta banding.Dalam perkara ini tidak dibuat surat
dakwaan ke pengadilan, jadi cukup panitera mencatat dalam
register yang diterimanya atas perintah hakim yang bersangkutan
Berita acara dalam tindak pidana ringan tidak dibuat, kecuali jika
dalam pemeriksaan tersebut ternyata ada hal yang tidak sesuai
dengan berita acara yang dibuat oleh penyidik.
 Menurut Pasal 206 KUHAP, pengadilan menetapkan hari tertentu
dalam tujuh hari untuk mengadili perkara dengan acara
pemeriksaan tindak pidana ringan. Menurut Pasal 207 KUHAP:
Penyidik memberitahukan secara tertulis kepada terdakwa tentang
hari, tanggal, jam dan tempat ia harus menghadap sidang
pengadilan dan hal tersebut dicatat dengan baik oleh penyidik,
selanjutnya catatan bersama berkas dikirim ke pengadilan.
Perkara dengan acara pemeriksaan tindak pidana ringan yang
diterima harus segera disidangkan pada hari sidang itu juga.
Kemudian, hakim yang bersangkutan memerintahkan panitera

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 17
mencatat dalam buku register semua perkara yang diterimanya.
Dalam buku register tersebut dimuat nama lengkap, tempat lahir,
umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat
tinggal, agama dan pekerjaan terdakwa, serta apa yang
didakwakan kepadanya.
 Menurut Pasal 208 KUHAP bahwa saksi dalam acara
pemeriksaan tindak pidana ringan tidak mengucapkan sumpah
atau janji kecuali hakim menganggap perlu.
 Menurut Pasal 209 KUHAP bahwa putusan dicatat oleh hakim
dalam daftar catatan perkara dan selanjutnya oleh panitera dicatat
dalam buku register serta ditandatangani oleh hakim yang
bersangkutan dan panitera. Mengenai berita acara pemeriksaan
sidang (BAP), BAP tidak dibuat kecuali jika dalam pemeriksaan
tersebut temyata ada hal yang tidak sesuai dengan berita acara
pemeriksaan yang dibuat oleh penyidik.
Perkara Pelanggaran Lalu Lintas
Proses pemeriksaan perkara rol polisi, sebagaimana menurut Pasal 211
KUHAP berbunyi bahwa berkas dikirim ke pengadilan negeri tanpa surat
dakwaan. Perkara yang diperiksa menurut cara ini adalah perkara pelanggaran
tertentu terhadap peraturan perundang-undangan lalu lintas jalan. Selanjutnya
menurut Penjelasan Pasal 211 KUHAP, yang berbunyi bahwa yang dimaksud
dengan perkara pelanggaran tertentu, adalah:
a. mempergunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi,
membahayakan ketertiban atau keamanan lalu lintas atau yang
mungkin menimbulkan kerusakan pada jalan.
b. mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dapat
memperlihatkan surat izin mengemudi (SIM), surat tanda nomor
kendaraan, surat tanda uji kendaraan yang sah atau tanda bukti
lainnya yang diwajibkan menurut ketentuan peraturan
perundangundangan lalu lintas jalan atau ia dapat memperlihatkannya
tetapi masa berlakunya sudah daluwarsa.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 17
c. membiarkan atau memperkenankan kendaraan bermotor dikemudikan
oleh orang yang tidak memiliki surat izin mengemudi.
d. tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang- undangan lalu lintas
jalan tentang penomoran, penerangan, peralatan, perlengkapan,
pemuatan kendaraan dan syarat penggandengan dengan kendaraan
lain.
e. membiarkan kendaraan bermotor yang ada di jalan tanpa dilengkapi
plat tanda nomor kendaraan yang sah, sesuai dengan surat tanda
nomor kendaraan yang bersangkutan.
f. pelanggaran terhadap perintah yang diberikan oleh petugas pengatur
lalu lintas jalan dan atau isyarat alat pengatur lalu lintas jalan, rambu-
rambu atau tanda yang ada di permukaan jalan.
g. pelanggaran terhadap ketentuan tentang ukuran dan muatan yang
diizinkan, cara menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau cara
memuat dan membongkar barang.
h. pelanggaran terhadap izin trayek, jenis kendaraan yang diperbolehkan
beroperasi di jalan yang ditentukan.
Tata cara pemeriksaan terhadap perkara pelanggaran lalu lintas, menurut
KUHAP, sebagai berikut:
 Menurut Pasal 213 KUHAP, yang berbunyi bahwa terdakwa dapat
menunjuk seorang dengan surat untuk mewakilinya di sidang, tetapi
apabila terdakwa atau wakilnya tidak hadir di sidang.
 Menurut Pasal 214 KUHAP yang berbunyi bahwa:
a. Jika terdakwa atau wakilnya tidak hadir di sidang, pemeriksaan
perkara dilanjutkan.
b. Dalam hal putusan diucapkan di luar hadirnya terdakwa, surat amar
putusan segera disampaikan kepada terpidana.
c. Bukti bahwa surat amar putusan telah disampaikan oleh penyidik
kepada terpidana, diserahkan kepada panitera untuk dicatat dalam
buku register.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 17
d. Dalam hal putusan dijatuhkan di luar hadirnya terdakwa (verztek)
dan putusan itu berupa pidana perampasan kemerdekaan, terdakwa
dapat mengajukan perlawanan (verzet).

BIASA SINGKAT CEPAT

Dasar Hukum Bab XVI Bagian III BAB XVI Bagian Bab XVI Bagian
V VI

Penuntutan JPU dan Dakwaan Tanpa Dakwaan Tanpa JPU

Jenis Putusan Putusan Pengadilan Dicatat dalam Penetapan


BAP Sidang

Sifat Pembuktian Sulit Mudah & Mudah


Sederhana

Jenis Perkara Kejahatan Kejahatan & Tindak Pidana


Pelanggaran Ringan &
kecuali Psl 205 Pelanggaran
Lalu Lintas

Lamanya perkara Min. 9 kali Sidang Jika melebihi Satu Hari


batas maks.
pemeriksaan
tambahan (14
hari) diubah ke
pemerisaan biasa

Lain-Lain -- Jika disepakati --


dpt diubah
menjadi acara
pemeriksaan
cepat

Sumber: data di olah penulis

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 17
5. Tata Tertip Persidangan
Adapun tata tertip persidangan yang berlaku secara universal di seluruh
peradilan negeri di indonesia adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Terbuka untuk Umum (Pasal 153 ayat (3) KUHAP)
Dalam Pasal 153 ayat (3) KUHAP maka semua persidangan pengadilan
terbuka untuk umum, artinya pada saat hakim akan memulai memeriksa
perkara dalam sidang, maka ketua majelis hakim harus menyatakan
“sidang dibuka dan terbuka untuk umum”, kecuali dalam perkara
mengenai kesusilaan atau terdakwanya anakanak
b. Seluruh Hadirin Bersikap Hormat (Pasal 218 ayat KUHAP)
Dalam ketentuan Pasal 218 ayat KUHAP, bahwa:
(a) Dalam ruang sidang siapa pun wajib menunjukkan sikap hormat
kepada pengadilan.
(b) Siapa pun yang di sidang pengadilan bersikap tidak sesuai dengan
martabat pengadilan dan tidak menaati tata tertib setelah mendapat
peringatan dari hakim ketua sidang, atas perintahnya yang
bersangkutan dikeluarkan dari ruang sidang.
(c) Dalam hal pelanggaran tata tertib sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) bersifat suatu tindak pidana, tidak mengurangi kemungkinan
dilakukan penuntutan terhadap pelakunya.
(d) Larangan membawa senjata tajam

c. Harus Hadir Sebelum Hakim Memasuki Ruang Sidang (Pasal 232


KUHAP)
Yang dimaksud harus hadir sebelum hakim memasuki ruang sidang
adalah pengunjung sidang/penonton, berlaku juga bagi panitera,
penuntut umum, penasihat hukum demikian menurut ketentuan Pasal
232 KUHAP. Demikian pula menurut ketentuan Pasal 232 ayat (2)
KUHAP, yang berbunyi bahwa pada saat hakim memasuki dan
meninggalkan ruang sidang semua yang hadir berdiri untuk
menghormat dan ayat (3), bahwa selama sidang berlangsung setiap
orang yang keluar-masuk ruang sidang diwajibkan memberi hormat.
d. Hadirnya Terdakwa dalam persidangan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 17
KUHAP tidak membenarkan proses peradilan in absentia dalam acara
pemeriksaan biasa dan acara pemeriksaan singkat, sehingga tanpa
hadirnya terdakwa dalam persidangan, pemeriksaan perkara tidak dapat
dilakukan, maka berdasarkan Pasal 154 KUHAP:
(a) Hakim ketua sidang memerintahkan supaya terdakwa dipanggil
masuk dan jika ia dalam tahanan, ia dihadapkan dalam keadaan
bebas.
(b) Jika dalam pemeriksaan perkara terdakwa yang tidak ditahan tidak
hadir pada hari sidang yang telah ditetapkan, hakim ketua sidang
meneliti apakah terdakwa sudah dipanggil secara sah.
(c) Jika terdakwa dipanggil secara tidak sah, hakim ketua sidang
menunda persidangan dan memerintahkan supaya terdakwa
dipanggil lagi untuk hadir pada hari sidang berikutnya.
(d) Jika terdakwa ternyata telah dipanggil secara sah tetapi tidak datang
di sidang tanpa alasan yang sah, pemeriksaan perkara tersebut tidak
dapat dilangsungkan dan hakim ketua sidang memerintahkan agar
terdakwa dipanggil sekali lagi.
(e) Jika dalam suatu perkara ada lebih dari seorang terdakwa dan tidak
semua terdakwa hadir pada hari sidang, pemeriksaan terhadap
terdakwa yang hadir dapat dilangsungkan.
(f) Hakim ketua sidang memerintahkan agar terdakwa yang tidak hadir
tanpa alasan yang sah setelah dipanggil secara sah untuk kedua
kalinya, dihadirkan dengan paksa pada sidang pertama berikutnya.
(g) Panitera mencatat laporan dari penuntut umum tentang pelaksanaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (6) dan
menyampaikannya kepada hakim ketua sidang.

B. Latihan
1. Di bawah ini merupakan jenis-jenis pemeriksaan di pengadilan untuk
perkara pidana, kecualai?
a. Acara cepat
b. Acara super cepar

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 17
c. Acara singkat
2. Di bawah ini perkara yang termasuk dapat di periksa dalam acara cepat
adalah?
a. Tindak pidana pembunuhan
b. Tindak pidana pencurian
c. Pelanggaran Kerana Tidak Memba SIM saat mengemudi
3. Dasar hukum pemeriksaan perkara dengan kategori cepat adalah?
a. BAB V
b. BAB XI
c. BAB XVI Bagian V
4. Dalam pembuktian perkara pidana sejatinya menjadi wewenang siapa?
a. Penuntut umu
b. penyidik
c. pembela
5. acara pemeriksaan singkat di sebut juga?
a. sumir
b. abu-abu
c. tidak jelas
C. Kunci Jawaban
1. B
2. C
3. C
4. A
5. A

E. Daftar Pustaka

Mulyatno,Azas-azas Hukum Pidana, Jogyakarta, Bina Pustaka.

Luhut M.P. Pangaribuan, Hukum Acara Pidana, Surat Resmi Advokat Di


Pengadilan, Papas Sinar Pinganti, Jakarta

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP), buku


informasi, komisi pemberantasan korupsi (KPK)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
15 / 17
Lihat dalam pedoman pelaksanaan KUHAP, Departemen Kehakiman Republik

Buku Informasi, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Kuhap), Komisi Pemberantasan
Korupsi, KPK, hlm 23

M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan


KUHAP, Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan
Peninjauan Kembali, Edisi Kedua (Jakarta: Sinar Grafika, 2000);
Lihat dalam Idris Wasahu, Modul Pertemuan Sesi 5 Mata Kuliah Praktik Hukum Pidana ,
fakultas hukum, universitas esa unggul.

Dalam Buku Informasi, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Kuhap), Komisi
Pemberantasan Korupsi, KPK

Nasution, A. Karim. (1981). Masalah Surat Tuduhan dalam proses Pidana.


Jakarta: CV. Pantjuran Tujuh.

Harahap, M. Yahya. (2008). Pembahasan Permasalahan dan Penerapan


KUHAP (Penyidikan dan Penuntutan). Jakarta: Sinar Grafika.

https://putusan3.mahkamahagung.go.id/pengadilan/direktori/pengadilan/pn-
surabaya/jenis/pidana-umum-1/page/263.html

Andi Hamzam, Hukum Acara Pidana Idonesia, Sinar Grafika, 2017, Jakarta,
hlm 246

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
16 / 17

Anda mungkin juga menyukai