Anda di halaman 1dari 4

RESUME BAB IV:

PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN

Dosen Pengampu : Kartika., SE., M.Sc., Ak


Disusun Oleh: Kelompok 5

Emira Dwika Chairunnisa (180810301155)


Hestie Fagie (180810301078)
Hoyrotul Isma (180810301160)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JEMBER
2020
Pusat tanggung jawab adalah sebuah organisasi yang diketuai oleh seorang
manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan. Pusat tanggung jawab muncul untuk mewujudkan cita-cita
perusahaan. Secara keseluruhan, perusahaan memiliki cita-cita dan penentu dari
semua strategi untuk mencapai cita-cita tersebut adalah manajemen senior.
Adapun fungsi dari pusat tanggung jawab perusahaan adalah untuk
mengimplementasikan strategi pencapaian cita-cita perusahaan.
Input Output
Pekerjaan
Sumber daya yang digunakan, Barang/jasa
diukur dari biayannya
Manajemen memiliki tanggung jawab untuk memastikan optimalisasi
hubungan antara input dan output. Pada beberapa pusat tanggung jawab,
hubungan ini bersifat langsung dan timbal balik. Salah satu contohnya pada
departemen produksi yang menjadikan input bahan baku sebagai bagian fisik
barang jadi. Pengendalian terfokus pada penggunaan input minimum yang
dibutuhkan memproduksi output yang dibutuhkan berdasarkan standar dan
spesifikasi yang benar, ketepatan waktu serta kesesuaian dengan jumlah pesanan.
Sebagian besar input yang digunakan oleh pusat tanggung jawab
dinyatakan dalam ukuran fisik seperti kwh listrik, rim kertas dan jam kerja. Pada
sistem pengendalian manajemen, satuan kuantitas ini selanjutnya dirubah dalam
satuan moneter yaitu uang. Biaya merupakn ukuran moneter dari penggunaan
sejumlah sumber daya oleh suatu pusat tanggung jawab. Sedangkan sumber daya
yang digunakan pusat tanggung jawab adalah input. Penghitungan nilai input jauh
lebih mudah untuk dibandingkan dengan penghitungan output.
Untuk menjelaskan dari efisiensi dan efektivitas , konsep input, output,
dan biaya bisa digunakan karena dapat menentukan dua penilaian kriteria kinerja
pusat tanggung jawab. Efisiensi merupakan rasio output terhadap input atau
jumlah output dari per unit input. Pada kriteria pertama, output tidak harus
dikuantitatifkan, tetapi sangat perlu untuk menilai output dari kedua unit yang
hampir sama. Namun dalam kriteria kedua, dibutuhkan tolak ukur output
kuantitatif jka memiliki input yang sama dan output yang berbeda sehingga
menjadikannya penghitungan yang lebih sulit.
Efisiensi diukur dengan membandingkan biaya standar dan biaya aktual
dimana biaya-biaya tersebut dinyatan dalam satuan output yang diukur.
Efektivitas dan efisiensi memiliki keterkaitan satu sam lain, sehingga setiap pusat
tanggung jawab harus efektif dan efisien sehingga organisasi dapat menvapai
tujuannya secara optimal. Laba merupakan tolak ukur yang penting atas
efektivitas dan efisiensi karena merupakan selisih antara pendapatan yang menjadi
ukuran output dan biaya yang menjadi ukuran input. Jika ukuran tersebut ada,
maka perusahaan tidak perlu mengukur secara relatif pentingnya efektivitas dan
efisiensi dari masing-masing pusat tanggung jawab.
Pusat pendapatan merupakan unit pemasaran yang tidak memiliki
wewenang untuk menetapkan harga jual serta tidak memiliki tanggung jawab atas
harga pokok penjualan barang yang dipasarkan. Penjualan diukur terhadapap
anggaran dan kuota, serta manajer dianggap memiliki tanggung jawab atas beban
yang terjadi secara langsung dalam unitnya.
Pusat beban
Pusat beban merupakan salah satu pusat pertanggungjawaban dimana
inputnya diukur dalam satuan moneter. Ada dua jenis pusat beban yaitu pusat
beban teknis dan pusat beban diskesioner. Pusat beban teknis terkait dengan
produksi, estimasi biayanya dapat diukur dengan andal, input dapat diukur dalam
satuan moneter, output dapat diukur secara fisik, serta jumlah input optimal untuk
menghasilkan satu unit output dapat ditentukan. Pusat ini biasanya ada di industri
manufaktur dengan biaya produk jadi dihitung berdasarkan output dikali dengan
biaya standar per unit. Selain terkait dengan biaya, pusat ini juga memiliki
tanggung jawab atas kualitas dan volume produksi serta efisiensi, pelatihan dan
pengembangan karyawan. Sedangkan, pusat beban diskresioner terdiri dari unit
administrasi dan pendukung, penelitian dan pengembangan, dan aktivitas
pemasaran. Outputnya tidak dapat diukur dalam satuan moneter, estimasi biaya
tidak dapat diukur dengan andal serta estimasi biayanya tergantung pada
pertimbangan manajemen.
Pengendalian Umum Pusat Beban Diskresioner
a. Penyusunan anggaran
Anggaran operasi mewakili biaya unit untuk melaksanakan tugas secara
efisien (berdasarkan besarnya pekerjaan yang perlu dilakukan). Pekerjaan dalam
hal ini ada 2 yaitu pekerjaan berkelanjutan yang sifatnya konsisten dari tahun ke
tahun dan pekerjaan khusus yang merupakan proyek “satu kesempatan”.
Fungsi perencanaan untuk pusat beban diskresioner ini ada 2 yaitu
penganggaran inkremental dan review basis nol. Penganggaran inkremental
menjelaskan bahwa tingkat pengeluaran saat ini diambil sebagai titik awal yang
kemudian disesuaikan dengan tingkat inflasi, perubahan yang diantisipasi dalam
beban kerja dari pekerjaan berkelanjutan, pekerjaan khusus, dan biaya pekerjaan
yang sebanding di unit kerja yang serupa. Kelemahan penganggaran inkremental
yaitu tingkat pengeluaran saat ini diterima dan tidak diperiksa ulang serta butuh
sumber daya tambahan (biaya overhead meningkat). Review basis nol
memastikan sumber daya yang benar-benar diperlukan untuk melaksanakan setiap
aktivitas. Kelemahannya yaitu memakan waktu dan biasanya merupakan reaksi
terhadap penurunan profitabilitas.
b. Variabilitas biaya
Sesuai dengan antisipasi perubahan dalam volume penjualan.
c. Jenis pengendalian keuangan
Mengontrol biaya dengan partisipasi manajer dalam perencanaan dan
pembagian tugas.
d. Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerjanya berdasarkan pada kualitas layanan.

Pusat administrasi dan Pendukung


Pusat administrasi terdiri dari manajemen senior dan unit bisnis dengan
manajer unit staf pendukung. Sedangkan, pusat pendukung bertugas untuk
memberikan layanan ke pusat pertanggungjawaban yang lain. Dalam pusat
pertanggungjawaban ini pengendaliannya sulit karena sulit dalam mengukur
output yang berupa layanan dan kurangnya kesesuaian tujuan dimana terjadi
ketidaksinkronan antara biaya dan kegiatan yang dilakukan. Sedangkan,
penyusunan anggarannya berupa daftar item pengeluaran (anggaran dibandingkan
dengan pengeluaran aktual tahun berjalan).

Anda mungkin juga menyukai