Bab ini membahas mengenai konsep dan alat yang dibutuhkan untuk mengevaluasi
dan merumuskan visi dan misi bisnis. visi dan misi bisa diketahui dengan berfokus
pada awal bisnis dimulai. Saat keyakinan tentang bisnis dituliskan, hasil tersebut
akan menggambarkan ide dasar yang akan mendasari penyusunan visi dan misi.
Saat bisnis berkembang, pemilik atau manajer perlu memperbaiki keyakinannya,
tetapi ide aslinya biasanya akan direfleksikan pada pernyataan terbaru mengenai
visi dan misi.
Pernyataan visi dan misi sering dijumpai pada halaman depan laporan tahunan.
Pernyataan tersebut sering disajikan sebagai dasar perusahaan secara keseluruhan
dan didistribusikan melalui informasi perusahaan yang dikirim kepada direksi.
Pernyataan tersebut merupakan bagian dari laporan internal, seperti permintaan
pinjaman, perjanjian dengan penyedia, kontrak dengan pekerja, rencana bisnis, dan
perjanjian pelayanan pelanggan.
Visi harus dapat menjawab pertanyaan dasar “Mau jadi seperti apa kita?”. Visi yang
jelas memberikan dasar untuk mengembangkan pernyataan misi yang luas. Visi
harus ditetapkan terlebih dahulu. Visi seharusnya dibuat ringkas, lebih baik satu
kalimat, dan para manajer yang harus memberi masukan dalam penetapan
pernyataan tersebut.
Menurut Drucker menanyakan “apa bisnis kita?” sama seperti menanyakan “apa
misi kita?”. Misi merupakan deklarasi dari “alasan untuk menjadi sesuatu” dari
sebuah organisasi. Misi yang jelas diperlukan untuk menetapkan sasaran yang
efektif dan merumuskan stategi.
Menurut Drucker, misi bisnis adalah dasar untuk prioritas, strategi, rencana, dan
penugasan. Misi merupakan langkah awal untuk merancang tugas manajerial, dan
selanjutnya untuk merancang struktur manajerial. Sebenarnya “Apa bisnis kita?”
merupakan pertanyaan yang sulit dan jawabannya bisa apa saja tapi jelas jawaban
dari pertanyaan tersebut merupakan tanggung jawab awal dari para pembuat
strategi. Hanya pembuat strategi yang dapat memastikan bahwa pertanyaan ini
pantas mendapat perhatian dan jawabannya masuk akal sehingga dapat membuat
bisnis tetap berjalan serta merumuskan sasarannya.
Visi vs Misi
Banyak organisasi menetapkan pernyataan visi maupun pernyataan misi, dimana
pernyataan misi menjawab “apa bisnis kita?” dan pernyataan visi menjawab “mau jd
seperti apa kita?”. Bisa diketahui bahwa keuntungan, bukan visi atau misi, yang
merupakan motivasi utama perusahaan. Tetapi keuntungan saja tidak cukup untuk
memotivasi seseorang. Keuntungan bisa memberi kesan negatif bagi beberapa
pekerja. Pekerja biasanya melihat keuntungan sebagai sesuatu yang mereka
hasilkan tetapi manajemen yang memakai dan bahkan diberikan pada pemegang
saham. Oleh karena itu, baik keuntungan maupun visi dibutuhkan untuk memotivasi
pekerja secara efektif.
Visi dan misi yang jelas diperlukan sebelum strategi cadangan dirancang dan
diterapkan. Sebanyak mungkin manajer harus terlibat dalam proses pembentukan
pernyataan ini karena hal itu menunjukkan kesetiaan pada perusahaan. Pendekatan
yang paling umum dalam pembentukan visi dan misi adalah pertama memilih
beberapa contoh artikel tentang pernyataan tersebut dan meminta para manajer
untuk membacanya sebagai informasi dasar. Lalu minta para manajer Visi dan misi
yang jelas diperlukan sebelum strategi cadangan dirancang dan diterapkan.
Sebanyak mungkin manajer harus terlibat dalam proses pembentukan pernyataan
ini karena hal itu menunjukkan kesetiaan pada perusahaan. Pendekatan yang paling
umum dalam pembentukan visi dan misi adalah pertama memilih beberapa contoh
artikel tentang pernyataan tersebut dan meminta para manajer untuk membacanya
sebagai informasi dasar. Lalu minta para manajer
Artikel dari Campbell dan Yeung menekankan bahwa proses pembentukan misi
seharusnya membuat “ikatan yang emosional” dan “rasa memiliki misi” antara
organisasi dan para pekerjanya. Campbell dan Yeung juga membedakan pengertian
antara visi dan misi, dia mengatakan visi adalah “kemungkinan dan keinginan atas
keadaan masa depan dari sebuah organisasi” termasuk tujuan spesifik, dimana misi
lebih berhubungan dengan perilaku dan keadaan sekarang.
4. Menjadi titik fokus bagi individu agar sejalan dengan tujuan organisasi (maksud
dan arah organisasi, serta menghambat mereka yang tidak sejalan untuk
berpartisipasi lebih jauh dalam aktivitas organisasi.
6. Menjelaskan tujuan organisasi sehingga parameter biaya, waktu, dan knerja dapat
dinilai dan dikontrol.
Reuben Mark, mantan CEO Colgate, meyakini bahwa suatu misi yang jelas harus
semakin masuk akal secara internasional. Menurut Mark, hal yang penting adalah
memperkenalkan satu visi secara global daripada berusaha menyatukan beragam
pesan dalam beragam budaya. Triknya adalah membuat visi sederhana sekaligus
menggigit, contohnya: “Kami membuat komputer tercepat di dunia”, “Layanan
telepon untuk semua orang” atau “Semua orang dapat naik pesawat”. Pada
dasarnya hal-hal yang dibutuhkan hanyalah membuat seseorang merasa lebih baik,
mendapat manfaat dan menjadi bagian dari sesuatu.
2. Menimbulkan kesadaran atas harapan yang sama di semua level dan generasi
karyawan
4. Memproyeksikan kesadaran akan nilai dan niat yang dapat diidentifikasi oleh
pihak luar organisasi
6. Filosofi: Apakah keyakinan, nilai, aspirasi, dan prioritas etis dasar perusahaan?
8. Fokus pada citra publik: Apakah perusahaan responsif terhadap masalah sosial,
komunitas, dan lingkungan hidup?
9. Menciptakan kesan bahwa suatu perusahaan berhasil, memiliki arah, serta layak
untuk diberi perhatian, dukungan, dan investasi
A. DEKLARASI SIKAP
Pernyataan visi dan misi lebih dari sekadar pernyataan detail-detail spesifik;
pernyataan visi dan misi merupakan deklarasi sikap dan pandangan. Pernyataan visi
dan misi biasanya memiliki cakupan yang luas, alasannya:
1. Pernyataan visi dan misi yang baik memungkinkan penciptaan dan pertimbangan
beragam tujuan dan strategi alternatif tanpa kemudian menghambat kreativitas
manajemen.
2. Pernyataan visi dan misi perlu luas agar dapat secara efektif merekonsiliasi
perbedaan di kalangan, dan menarik bagi para pemangku kepentingan (individu dan
kelompok yang memiliki kepentingan atau tuntutan khusus pada perusahaan seperti
karyawan, manajer, pemegang saham, direksi, konsumen, pemasok pemerintah,
serikat buruh dll.).
B. ORIENTASI KONSUMEN
2. Cukup spesifik sehingga tidak memasukkan bisnis tertentu sekaligus cukup luas
sehingga memungkinkan pertumbuhan yang kreatif
5. Diungkapkan secara cukup jelas agar dipahami secara luas di seluruh lapisan
organisasi.
https://text-id.123dok.com/document/z3el68eq-fred-r-david-manajemen-strategik-pdf.html