Anda di halaman 1dari 10

BAB V

KALIMAT EFEKTIF

A. Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat
dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan
sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan
lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang
harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami
apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap
dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan.
Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan
keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya
dengan kaidah (Mustakim, 1994:86). Sedangkan menurut Wiyono, Kalimat Efektif adalah
kalimat yang dapat menyampaikan pesan (informasi) secara singkat, lengkap, dan mudah
diterima oleh pendengar. Selain itu, kalimat Efektif harus mematuhi kaidah struktur bahasa dan
mencerminkan cara berpikir yang masuk akal (logis), yaitu:
1. Singkat berarti hemat dalam penggunaan kata-kata. Hanya kata-kata yang perlu yang
digunakan. Kata-kata yang mubadzir tidak perlu digunakan karena berarti pemborosan.
2. Lengkap berarti kalimat itu harus disampaikan dengan lengkap sehingga menimbulkan
pengaruh, meninggalkan kesan, atau menghasilkan akibat.
3. Mudah diterima oleh pendengar berarti dapat dipahami pendengar dengan cara yang mudah
dan menarik.

Selaras dengan pendapat Wiyono, Rahayu mengungkapkan bahwa Kalimat efektif adalah
kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja,
tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada
diri pembaca.
Sedangkan menurut Gorys Keraf (2004:40) menyatakan bahwa kalimat efektif adalah
kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis serta
sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca
seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. Bila kedua syarat tersebut dipenuhi maka
tidak mungkin terjadi salah paham antara mereka yang terlibat dalam komunikasi.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah Kalimat
efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan secara
singkat dan jelas sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

B. Unsur-unsur Kalimat Efektif

1. Subjek. Fungsi subjek merupakan pokok dalam sebuah kalimat. Pokok kalimat itu
dibicarakan atau dijelaskan oleh fungsi sintaksis lain, yaitu predikat. Ciri-ciri subjek yaitu:
(1) jawaban apa atau siapa, (2) dapat didahului oleh kata bahwa, (3) berupa kata atau frasa
benda (nomina), (4) dapat disertai kata ini atau itu, (5) dapat disertai pewatas yang, (6) tidak
didahului preposisi di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dan lain-lain, (7) tidak dapat
diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat diingkarkan dengan kata bukan.
2. Predikat merupakan unsur yang membicarakan atau menjelaskan pokok kalimat atau subjek.
Predikat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) bagian kalimat yang menjelaskan pokok
kalimat, 2) dalam kalimat susun biasa, predikat berada langsung di belakang subjek, 3)
predikat umumnya diisi oleh verba atau frasa verba, 4) dalam kalimat susun biasa (S-P)
predikat berintonasi lebih rendah, 5) predikat merupakan unsur kalimat yang mendapatkan
partikel -lah, 6) predikat dapat merupakan jawaban dari pertanyaan apa yang dilakukan
(pokok kalimat) atau bagaimana (pokok kalimat).
3. Objek. Fungsi objek adalah unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba transitif
pengisi predikat dalam kalimat aktif. Objek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) berupa
nomina atau frasa nominal, 2) berada langsung di belakang predikat (yang diisi oleh verba
transitif), 3) dapat diganti enklitik -nya, ku atau -mu, 4) objek dapat menggantikan
kedudukan subjek ketika kalimat aktif transitif dipasifkan.
4. Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan
objek, dan melengkapi struktur kalimat. Pelengkap (pel.) bentuknya mirip dengan objek
karena sama-sama diisi oleh nomina atau frasa nominal dan keduanya berpotensi untuk
berada langsung di belakang predikat. Pelengkap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1)
pelengkap kehadirannya dituntut oleh predikat aktif yang diisi oleh verba yang dilekati oleh
prefik ber- dan predikat pasif yang diisi oleh verba yang dilekati oleh prefiks ter-, 2)
pelengkap merupakan unsur kalimat yang kehadirannya mengikuti predikat yang diisi oleh
verba adalah, ialah, merupakan, dan menjadi, 3) dalam kalimat, jika tidak ada objek,
pelengkap terletak langsung di belakang predikat, tetapi kalau predikat diikuti oleh objek,
pelengkap berada di belakang objek, 4) pelengkap tidak dapat diganti dengan pronomina
-nya, 5) satuan bahasa pengisi pelengkap dalam kalimat aktif tidak mampu menduduki fungsi
subjek apabila kalimat aktif itu dijadikan kalimat pasif.
5. Keterangan. Keterangan adalah unsur kalimat yang memberikan keterangan kepada seluruh
kalimat. Sebagian besar unsur keterangan merupakan unsur tambahan dalam kalimat.
Keterangan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) umumnya merupakan keterangan
tambahan atau unsur yang tidak wajib dalam kalimat, 2) keterangan dapat berpindah tempat
tanpa merusak struktur dan makna kalimat, 3) keterangan diisi oleh adverbia, adjektiva, frasa
adverbial, frasa adjektival, dan klausa terikat. Fungsi keterangan ini memiliki banyak jenis,
misalnya keterangan tempat, waktu, alat, cara, tujuan, perbandingan, sebab, akibat, syarat,
dll.

C. Ciri-ciri Kalimat Efektif


Adapun ciri-ciri dari kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1. Kesepadanan Struktur
Yang dimaksud dengan kesepadanan struktur adalah memperhatikan kelengkapan struktur
dan penggunaannya. Dalam suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu
unsur subjek (S), predikat (P), objek (O) dan keterangan (K), tidak menempatkan preposisi di
depan subjek, berhati-hati dalam penggunaan konjungsi di depan predikat karena akan
mengakibatkan perluasan dari subjek dan tidak bersubjek ganda.
Contoh:
a. Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)
b. Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah.(tidak efektif)
Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif)
2. Kehematan Kata
Kehematan kata adalah hemat dalam penggunaan kata, frasa atau bentuk lain yang dianggap
tidak perlu tetapi tetap tidak menyalahi kaidah bahasa. Penggunaan kata yang berlebih hanya
akan mengaburkan maksud kalimat.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
3. Ketegasan Makna
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide
pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi
penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk
penekanan dalam kalimat.
Contoh:
Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)
4. Kelogisan Kalimat
Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut kelogisan kalimat yang kalian
buat. Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan ambigu pada kalimat. Karena itu,
huatlah kalimat dengan ide yang mudah dimengerti dan masuk ukal agar pembaca dapat
dengan mudah pula mengerti maksud dari kalimat tersebut.
Contoh:
Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu pcrsilakan. (tidak efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang. (efektif)
5. Kesejajaran Bentuk
Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada di kalimat, sesuai
kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif haruslah berimbuhan pararel
dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan imbuhan me-, selanjutnya imbuhan yang
sama digunakan pada fungsi yang sama.
Contoh:
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan
pengolahannya. (tidak efektif)
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan
mengolahnya. (efektif).
Selain itu menurut Gory* Keraf (2004:40) syarat-syarat kalimat efektif dapat diperinci lagi
atas: kesatuan gagasan, koherensi yang kompak, penekanan variasi, paralelisme, dan
penalaran.
6. Kesatuan Gagasan.
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan gagasan yang mengandung
satu ide pokok. Tetapi kesatuan gagasan janganlah diartikan bahwa hanya ada satu ide
tunggal, bisa jadi terbentuk dari dua gagasan pokok atau lebih. Secara praktis sebuah
kesatuan gagasan diwakili oleh subjek, predikat dan objek.
Contohnya:
a. Semua penduduk desa itu mendapat penjelasan mengenai Rencana Pembangunan Lima
Tahun. (Kesatuan tunggal)
b. Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi, dan telah berangkat dengan pesawat
satu jam yang lalu. (Kesatuan gabungan)
7. Koherensi yang Baik dan Kompak.
Maksud dari koherensi yang baik adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara
unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Setiap bahasa memiliki
kaidah-kaidah tersendiri bagaimana mengurutkan gagasan-gagasan tersebut. Ada bagian-
bagian kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak boleh dipisahkan.
Selain merusak kesatuan pikiran, juga akan merusak koherensi kalimat yang bersangkutan.
Contohnya:
a. Adik saya paling kecil memukul anjing di kebun kemarin pagi dengan sekuat tenaganya.
(Kalimat efektif)
b. Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kebun
anjing. (Tidak efektif)
8. Penekanan
Gagasan utama yang terkandung dalam tiap kalimat haruslah dibedakan dari sebuah kata
yang dipentingkan. Gagasan utama kalimat tetap didukung oleh subjek dan predikat,
sedangkan unsur yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau ditonjolkan dari pada
unsur-unsur yang lain. Adapun beberapa cara yang dapat digunakan untuk memberi tekanan
pada bahasa tulisan adalah sebagai berikut:
a. Mengubah-ngubah posisi dalam kalimat dengan menempatkan sebuah kata yang
dipentingkan pada awal kalimat. Kami berharap pada kesempatan lain kita dapat
membicarakan lagi soal ini. Dalam kalimat tersebut menunjukkan bahwa kata yang
dipentingkan adalah kami, bukan yang lain-lain.
b. Mempergunakan repetisi, yaitu mempergunakan pengulangan sebuah kata yang dianggap
penting dalam sebuah kalimat.
Contoh:
 Harapan kita demikianlah dan demikian pula harapan setiap pejuang.
 Kemajuannya menyangkut kemajuan di segala bidang, kemajuan kesadaran,
kemajuan kesadaran politik, kesadaran bermasyarakat, kesadaran beragama, dll.
c. Pertentangan. Pertentangan dapat pula dipergunakan untuk menekan suara gagasan. Kita
bisa saja mengatakan secara langsung hal-hal berikut dengan konsekuensi bahwa tidak
terdapat penekanan.
Contoh:
 Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
 Ia tidak menghendaki perbaikan yang bersifat tambah sulam, tetapi perbaikan
yang menyeluruh di perusahaan itu.
d. Partikel penekanan
Dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa partikel yang berfungsi untuk menonjolkan
sebuah kata atau ide dalam sebuah kalimat.
Partikel-partikel yang dimaksud adalah: lah, kah, pun. Olch kebanyakan tata bahasa
disebut imbuhan.
Contoh:
 Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam persoalan itu.
 Ia pun mencoba mendekatkan kedua belah pihak dalam perundingan.
 Benarkah yang dikatakannya itu?
9. Variasi
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Pemakaian bentuk
yang sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca. Sebab itu
ada upaya lain yang berlawanan dengan repetisi yaitu variasi. Variasi dalam kalimat dapat
diperoleh dengan beberapa cara yaitu:
a. Variasi sinonim kata, contoh:
Seribu puspa di taman bunga seribu wangi menyegar cita.
Puspa dan wangi memiliki makna yang sama.
b. Variasi panjang-pendeknya kalimat.
c. Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat berturut-turut juga
dapat menimbulkan kelesuan. Sebab itu haruslah dicari variasi pemakaian gramatikal,
terutama dalam mempergunakan bentuk-bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me-
dan di- Contoh:
Memang, cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan sepak bola
Indonesia yang semakin tak terarah.
d. Variasi dengan mengubah posisi dalam kalimat. Sebenarnya variasi ini berkaitan dengan
penekanan seperti yang dijelaskan di atas.

10. Paralelisme
Paralelisme atau kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam konstruksi yang sama.
Contoh:
Peneliti sudah mengambil data, kemudian mencatatnya, menganalisis, dan membahasnya.
11. Penalaran atau logika
Untuk memberikan suatu uraian tentang hubungan bahasa dan logika, dan untuk menjamin
agar kalimat-kalimat tidak bertentangan dengan penalaran pada umumnya, maka di bawah ini
secara singkat akan diuraikan beberapa hal dasar tentang berpikir logis.
a. Definisi (batasan). Definisi yang tepat merupakan kunci dari ciri berpikir yang logis.
Definisi dibagi lagi menjadi definisi sinonim kata yaitu pembatasan pengertian buah kata
dengan memberikan sinonim atau kata-kata yang bersamaan artinya dengan kata yang
dijelaskan. Kedua definisi berdasarkan etimologi yaitu suatu variasi lain yang berusaha
membatasi pengertian sebuah kata dengan etimologi. Selanjutnya yaitu defiisi formal
atau riil, disebut juga definisi logika.
b. Generalisasi, yaitu pernyataan yang mengatakan bahwa apa yang benar mengenai
beberapa hal semacam ini. Generalisasi adalah proses berpikir yang esensial.

D. Struktur Kalimat Efektif

Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab
kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar
tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya
rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang
salah. Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang
terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi yang jelas
dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang
sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya
akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakal pemakai bahasa itu.

E. Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif

1. Febrian rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup. (tidak efektif)
Febrian rajin bekerja agar dapat mencukupi kebutuhan hidup (kalimat efektif)
2. Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman yang setimpal (tidak efektif)
Yang bersalah harus dijatuhi hukuman. (kalimat efektif)
3. Ryan diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya. (tidak efektif)
Ryan diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya. (efektif)
4. Kita harus merubah kebiasaan yang buruk. (tidak efektif)
Kita harus mengubah kebiasaan buruk. (efektif)
5. Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik. (tidak efektif)
Saya menyukainya karena sifat-sfatnya sangat baik. (efektif)
6. Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripaclu pengawasannya. (tidak efektif)
Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannvu (efektif).
7. Bukunya ada di saya. (tidak efektif)
Bukunya ada pada saya. (efektif)
8. Sopir Bus Lorena yang Masuk Jurang Melarikan Diri. (tidak efektif)
Bus Lorena Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri. (efektif)
9. Dalam sebulan ia berhasil menciptakan 5 lagu sebulan. (tidak efektif)
Dalam sebulan ia berhasil menciptakan 5 lagu. (efektif)
10. Dokter Febrian mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya. (tidak efektif)
Dokter Febrian mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya. (efektif)
DAFTAR RUJUKAN

_____. 2012. Unsur dan Ciri Kalimat Efektif. (Online)


(http://berbahasa-bersastra.blogspot.co.id/2012/01/unsur-dan-ciri-kalimat-efektif.html), diakses
pada 6 April 2017

_____. 2015. Bahasa Indonesia: Kalimat Efektif (Online)


(tugaskuliahl5.blogspot.co.id/2015/10/makalah-bahasa-indonesia-kalimat-efektif.html), diakses
pada 6 April 2017

_____. 2014. Pengertian Lengkap Kalimat Efektif (Online)


(http://viemo21.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-lengkap- kalimat-efektif.html), di akses pada
6 April 2017

Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai