Jawaban Kisi Kisi Uts Agama
Jawaban Kisi Kisi Uts Agama
َ ْ“ َوهُ َو ْالقَا ِه ُر فَوDan Dialah yang berkuasa berada di atas sana.” (QS.
ق ِعبَا ِد ِه
Al An’am : 18, 61)
Ketiga, dalil tegas yang menyatakan sesuatu naik kepada-Nya (dengan
menggunakan kata ta’ruju). Contohnya adalah firman Allah Ta’ala,
“ تَ ْع ُر ُج ْال َماَل ئِ َكةُ َوالرُّ و ُح إِلَ ْي ِهMalaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap)
kepada Rabbnya.” (QS. Al Ma’arij : 4).
Sesuatu yang naik pasti dari bawah ke atas.
Keempat, dalil tegas yang menyatakan sesuatu naik kepada-Nya
(dengan menggunakan kata yas’udu). Seperti firman Allah Ta’ala,
ُ“ إِلَ ْي ِه يَصْ َع ُد ْال َكلِ ُم الطَّيِّبKepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik.”
(QS. Al Ma’arij : 4)
Terdapat pula contoh dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
dari Ibnu Umar. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ “ اِتَّقُوْ ا َد ْع َوةَ ال َمBerhati-hatilah terhadap do’a
َ ظلُوْ ِم فَإِنَّهَا تَصْ ُع ُد إِلَى هللاِ َكأَنَّهَا َش َر
ٌارة
orang yang terzholimi. Do’anya akan naik (dihadapkan) pada Allah
bagaikan percikan api.” (HR. Hakim. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shohih)
Yang dimaksud dengan ‘bagaikan percikan api’ adalah cepat sampainya
(cepat terkabul) karena do’a ini adalah do’a orang yang dalam keadaan
mendesak. (Al Jami’ Al Kabir, 1/806, Asy Syamilah)
Kelima, dalil tegas yang menyatakan sebagian makhluk diangkat
kepada-Nya (dengan menggunakan kata rofa’a). Allah Ta’ala berfirman,
“ بَلْ َرفَ َعهُ هَّللا ُ إِلَ ْي ِهTetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa
kepada-Nya ..” (QS. An Nisa’ : 158)
Keenam, dalil tegas yang menyatakan ‘uluw (ketinggian) Allah secara
mutlak mencakup ketinggian secara dzat, qodr, dan syarf. Seperti firman
Allah Ta’ala (pada ayat kursi),
“ َوهُ َو ْال َعلِ ُّي ْال َع ِظي ُمAllah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al Baqarah :
255)
Begitu pula dalam ayat,
“ َوهُ َو ْال َعلِ ُّي ْال َكبِي ُرDia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS.
Saba’ : 23)
Juga kitas sering mengucapkan dzikir berikut ketika sujud,
“ ُس ْب َحانَ َربِّ َى األَ ْعلَىMaha suci Rabbku Yang Maha Tinggi.” (HR. Muslim
no. 772)
Dalil-dalil yang menyatakan Allah ‘Maha Tinggi’ di sini sudah termasuk
menyatakan bahwa Allah Maha Tinggi secara Dzat-Nya yaitu Allah
berada di atas.
Ketujuh, dalil yang menyatakan Al Kitab (Al Qur’an) diturunkan dari
sisi-Nya. Sesuatu yang diturunkan pasti dari atas ke bawah. Firman
Allah Ta’ala yang menjelaskan hal ini,
يز ْال َح ِك ِيم
ِ ب ِمنَ هَّللا ِ ْال َع ِز
ِ “ تَ ْن ِزي ُل ْال ِكتَاKitab (Al Quraan ini) diturunkan oleh Allah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Az Zumar : 1)
َ“ إِنَّا أَ ْنز َْلنَاهُ فِي لَ ْيلَ ٍة ُمبَا َر َك ٍة إِنَّا ُكنَّا ُم ْن ِذ ِرينSesungguhnya Kami menurunkannya
pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang
memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhan : 3)
Kedelapan, dalil tegas yang menyatakan Allah fis sama’. Menurut
Ahlus Sunnah, maksud fis sama’ di sini ada dua: • Fi di sini bermakna
‘ala, artinya di atas. Sehingga makna fis sama’ adalah di atas langit
• Sama’ di sini bermakna ketinggian (al ‘uluw). Sehingga makna fis
sama’ adalah di ketinggian Dua makna di atas tidaklah bertentangan.
Contoh dalil tersebut adalah firman Allah Ta’ala,
َ ْ“ أَأَ ِم ْنتُ ْم َم ْن فِي ال َّس َما ِء أَ ْن يَ ْخ ِسفَ بِ ُك ُم اأْل َرApakah kamu merasa
ض فَإ ِ َذا ِه َي تَ ُمو ُر
aman terhadap Allah yang (berkuasa) di (atas) langit bahwa Dia akan
menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba
bumi itu bergoncang?” (QS. Al Mulk : 16)
Juga terdapat dalam hadits,
ِ ْ(“ الرَّحْ َم ُن َعلَى ْال َعرYaitu) Rabb Yang Maha Pemurah. Yang
ش ا ْستَ َوى
bersemayam di atas Arsy .” (QS. Thoha : 5)
Kesepuluh, dalil yang menunjukkan disyariatkannya mengangkat
tangan ketika berdo’a. Seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ِ إِ َّن َربَّ ُك ْم تَبَا َركَ َوتَ َعالَى َحيِ ٌّى َك ِري ٌم يَ ْستَحْ يِى ِم ْن َع ْب ِد ِه إِ َذا َرفَ َع يَ َد ْي ِه إِلَ ْي ِه أَ ْن يَ ُر َّدهُ َما
ص ْفرًا
“Sesungguhnya Rabb kalian –Tabaroka wa Ta’ala- Maha Pemalu lagi
Maha Mulia. Dia malu pada hamba-Nya, jika hamba tersebut
mengangkat tangannya kepada-Nya, lalu Allah mengembalikannya
dalam keadaan hampa.” (HR. Abu Daud no. 1488. Syaikh Al Albani
dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud mengatakan bahwa hadits ini
shohih)
Kesebelas, dalil yang menyatakan bahwa Allah turun ke langit dunia di
setiap malam. Semua orang sudah mengetahui bahwa turun adalah dari
atas ke bawah. Hal ini sebagaimana terdapat dalam sebuah hadits
muttafaqun ‘alaih,
ث اللَّ ْي ِل اآل ِخ ُر يَقُو ُل َم ْن يَ ْد ُعونِى ُ ُاركَ َوتَ َعالَى ُك َّل لَ ْيلَ ٍة إِلَى ال َّس َما ِء ال ُّد ْنيَا ِحينَ يَ ْبقَى ثُل
َ َيَ ْن ِز ُل َربُّنَا تَب
ُيب لَهُ َم ْن يَسْأَلُنِى فَأ ُ ْع ِطيَهُ َم ْن يَ ْستَ ْغفِ ُرنِى فَأ َ ْغفِ َر لَه
َ “ فَأ َ ْست َِجRabb kami –Tabaroka wa
Ta’ala turun setiap malamnya ke langit dunia. Hingga ketika tersisa
sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Siapa saja yang berdo’a
pada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya. Siapa saja yang meminta
pada-Ku, niscaya Aku akan memberinya. Siapa saja yang memohon
ampunan pada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya’.” (HR. Bukhari
no. 1145 dan Muslim no. 758)
Kedua belas, dalil yang menanyakan ‘aynallah’ (di mana Allah?).
Contohnya dalil dari hadits Mu’awiyah bin Al Hakam As Sulamiy
dengan lafazh dari Muslim, “Saya memiliki seorang budak yang biasa
mengembalakan kambingku sebelum di daerah antara Uhud dan Al
Jawaniyyah (daerah di dekat Uhud, utara Madinah, pen). Lalu pada
suatu hari dia berbuat suatu kesalahan, dia pergi membawa seekor
kambing. Saya adalah manusia, yang tentu juga bisa timbul marah.
Lantas aku menamparnya, lalu mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam dan perkara ini masih mengkhawatirkanku. Aku lantas
berbicara pada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah aku harus
membebaskan budakku ini?” “Bawa dia padaku,” beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam berujar. Kemudian aku segera membawanya
menghadap beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bertanya pada budakku ini,
Fungsi Taqwa:
-Akan menjadi manusia yang paling mulia di sisi Allah
-Akan menjadi bekal dunia akhirat
-Di beri jalan keluar dari segala permasalahan
-Di beri rizqi yang tidak terduga
-Akan menjadi manusia yang dapat membedakan keburukan dan
kebaikan
-Menjadi manusia yang memiliki iman yang kuat
5.Proses kejadian manusia
Teori Darwin:
Teori Darwin adalah teori yang terkenal dalam kehidupan manusia.
Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari Kera. Nenek moyang
manusia adalah kera yang berevolusi menjadi manusia modern.
kesimpulan itu adalah berdasarkan penemuan penemuan tulang belulang
hewan dan manusia purba termasuk kera purba. Kera tersebut secara
bertahap mengalami ‘perbaikan biologis’ selama jutaan tahun sehingga
menjadi manusia.
Menurut islam:
QS Al An’am (6) : 2
Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya
ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang
Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu
(tentang berbangkit itu).
QS Shaad (38) : 71
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya
Aku akan menciptakan manusia dari tanah.”
QS Al-Hijr (15) : 28
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
Di dalam ayat-ayat Al-Quran tersebut menjelaskan bahwa Allah
menciptakan manusia dari bahan dasar tanah yang kemudian dengan
kekuasaan dan hukum-hukumnya dibentuk rupa dan beragam fungsi dari
fisik yang ada dalam tubuh manusia. Hal ini tentunya dilakukan Allah
pada manusia pertama yaitu Nabi Adam SAW. Hingga setelah itu ada
proses penciptaan manusia berupa hukum biologis.
Etika adalah suatu perilaku yang mencerminkan baik atau buruknya
perilaku manusia
Moral adalah kebiasaan dari perilaku seseorang dalam berinteraksi
dengan orang lain
Akhlak adalah sifat-sifat dari seseorang yang mencerminkan perilaku
orang tersebut