NIM B0901201057
PRE-TEST
1. Jelaskan fase-fase siklus estrus pada sapi betina beserta dengan hormon yang
mengaturnya, sertakan jaringan yang mensekresikan hormon tersebut.
Siklus estrus pada sapi betina terbagi menjadi fase folikular dan fase luteal. Fase
folikular tebagi menjadi proestrus dan estrus, sedangkan fase luteal terbagi menjadi
metestrus dan diestrus. Fase proestrus terjadi selama 3 hari, estrus selama 12-24 jam,
Metestrus 3-5 hari dan diestrus selama 13 hari pada sapi betina.
1. Proestrus
Fase proestrus ditandai dengan folikel tumbuh di bawah pengaruh Follicle
Stimulating Hormone (FSH) dan menghasilkan cairan folikel dan estradiol. Sistem
reproduksi memulai persiapan untuk pelepasan ovum dari ovarium. Serviks
mengalami relaksasi gradual dan makin banyak mensekresikan mucus. Mucus
menjadi terang transparan dan menggantung pada akhir proestrus. Akhir dari fase
ini, betina mulai menunjukkan perhatian pada jantan.
2. Estrus
Periode estrus adalah masa puncak keinginan untuk kawin ditandai dengan
manifestasi birahi secara fisik. Fase ini ditandai dengan pembesaran folikel de
graaf dan ovum mengalami pematangan. Estradiol dari folikel de graaf
menyebabkan perubahan pada saluran reproduksi (bengkak, merah, tegang,
berlendir) sehingga terjadi penerimaan terhadap pejantan. Pada dasarnya sistem
hormonal yang mempengaruhi fase estrus berpusat pada gonadotropin dari hipofisa
interior dan FSH dan estrogen dari ovarium. Dalam fase estrus, hormon FSH dalam
darah menurun, sedangkan sekresi LH meningkat guna merangsang terjadinya
ovulasi, selanjutnya ovum terlempar dari folikel de Graaf ke bagian atas tuba
uterin. Pada akhir fase estrus terjadi ovulasi.
3. Metestrus
Metestrus merupakan fase mulai tumbuhnya corpus luteum setelah terjadi
ovulasi atau sering disebut dengan fase luteal. Setelah fase estrus, corpus luteum
(CL) tumbuh cepat dari sel-sel granulosa folikel yang telah pecah di bawah
pengaruh LH. Fase ini di bawah pengaruh hormon progesteron yang dihasilkan
oleh CL, dimana progesteron dapat menghambat sekresi FSH, sehingga menekan
pembentukan folikel de graaf dan mencegah terjadinya estrus. Sekresi mucus
menurun dan terjadi pertumbuhan endometrium secara cepat sebagai persiapan
uterus untuk menerima dan memberi makan embrio.
4. Diestrus
Fase terakhir dan terlama siklus estrus. Fase diestrus merupakan fase
pematangan corpus luteum dan pengaruh progesteron sangat nyata terhadap saluran
reproduksi. Uterus mengalami penebalan pada endometrium dan kelenjar-
kelenjarnya berhipertrofi, serta otot-otot mengendor. Serviks menutup dan lendir
vagina menjadi keruh dan lengket serta mucosa vagina pucat. Pada fase ini, mulai
terjadi perkembangan folikel primer dan sekunder dan untuk persiapan kembali ke
fase proestrus.
4. Jelaskan metode koleksi semen dan evaluasi semen yang harus dilakukan?
Rectal massage
Metode ini dapat dilakukan pada hewan ruminansia besar contohnya sapi
dan kerbau, kuda serta ternak unggas contohnya ayam.
Prosedur : tangan dimasukkan ke dalam rektum untuk melakukan palpasi
berurutan pada kelenjar vas deferens dan kelenjar vesikularis ke depan dan ke
belakang selama kurang lebih 2 menit. Namun kualitas semen cenderung
rendah dikarenakan kontaminasi urin dan mikroorganisme pada preputium.
Elektro ejakulasi
Metode ini diperuntukkan untuk hewan yang tidak mampu menaiki hewan
pemancing atau ketika vagina buatan tidak bisa digunakan.
Prosedur : alat berbentuk batang karet dengan panjang kira-kira 60 cm dan
diameter 5 cm dimasukkan ke dalam rektum dan dilakukan penekanan pada
dasar pelvis. Setelah itu, stimulasi diberikan secara ritmik selama 5-10 detik.
Vagina buatan
Metode ini dilakukan dengan menggunakan pejantan unggul yang sehat
dan terlatih dan diperlukan juga hewan pemancing serta kandang jepit.
Prosedur : hewan pejantan akan dibiarkan menaiki hewan pemancing
(mounting) dapat berupa hewan betina atau jantan maupun menggunakan
patung terbak yang dibuat sedemikian agar pejantan menggangap pemacing
sebagai hewan betina dan kemudian semen dapat ditampung.