Anda di halaman 1dari 4

Lalat Pada Kuda

PENDAHULUAN
Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo diphtera, mempunyai
sepasang sayap berbentuk membran. Lalat juga merupakan species yang berperan dalam
masalah kesehatan masyarakat, yaitu sebagai vektor penularan penyakit saluran
pencernaan seperti: kolera, typhus, disentri, dan lain lain Pada saat ini dijumpai ± 60.000 –
100.000 spesies lalat, tetapi tidak semua species perlu diawasi karena beberapa diantaranya
tidak berbahaya terhadap kesehatan masyarakat. Penularan penyakit dapat terjadi melalui
semua bagian dari tubuh lalat seperti : bulu badan, bulu pada anggota gerak, muntahan
serta faecesnya. Dalam upaya pengendalian penyakit menular tidak terlepas dari usaha
peningkatan kesehatan lingkungan, salah satu kegiatannya adalah pengendalian vektor
penyakit. Pengendalian vektor penyakit merupakan tindakan pengendalian untuk
mengurangi atau melenyapkan gangguan yang ditimbulkan oleh binatang pembawa
penyakit, seperti lalat.

Lalat Tabanus sp.


• Berukuran besar dibandingkan lalat yang lain
• Betina menghisap darah dan jantan menghisap sari bunga
• Meletakkan telur pada tumbuh-tumbuhan di dekat kandang
• Daur hidup mulai dari telur yang menetas menjadi larva, kemudian pupa dan
akhirnya dewasa
• Banyak dijumpai pada musim panas dan terik matahari
• Aktif pada cuaca panas dan lembab
• Tempat predileksi bagian samping bawah abdomen,sekitar pusar, kaki dan leher
• Beristirahat pada kulit-kulit kayu,batu-batuan,dinding bangunan atau di bawah
permukaan daun
• Vektor dari Trypanosoma evansi dan memindahkannya secara mekanik
• Penyakit lain yang dapat ditularkan adalah anthrax,anemia infeksiosa equi dan
anaplasmosis

Lalat kandang Stomoxys Calcitrans


• Tersebar diseluruh dunia
• Menghisap darah hewan berdarah panas
• Bertelur di atas kotoran yg terdapat dikandang
• Daur hidup mulai dari telur yang menetas menjadi larva, kemudian pupa dan
akhirnya dewasa
• Tempat yang disukai setelah menghisap darah adalah tembok-tembok dan pohon-
pohon serta tempat lain yang terang
• Hidup bergerombol
• Lebih menyukai bagian kaki hewan
• Menimbulkan papula-papula kecil dibekas gigitan
• Berperan sebagai vektor bakteri (Dermatophilus) dan sebagai vektor protozoa (
Trypanosaoma evansi) yang menyebabkan penyakit surra, (Trypanosoma brucei )
penyakit nagana
Siklus hidup
lalat Pada umumnya siklus hidup lalat melalui 4 stadium yaitu : ”telur ® larva ® pupa ® lalat
dewasa” Pada beberapa jenis lalat telur-telur tetap dalam tubuh lalat dewasa sampai
menetap dan baru kemudian dilahirkan larva. Lamanya siklus hidup dan kebiasaan tempat
bertelur bisa berbeda antara berbagai jenis lalat. Demikian pula terdapat
perbedaanperbedaan dalam hal suhu dan tempat hidup yang biasanya untuk masing-masing
jenis lalat.

Penyebab myasis oleh lalat Chrysomya bezziana


• Miasis atau belatungan : infestasi larva diptera (lalat) pada jaringan hidup manusia
atau hewan vertebrata sebagai sumber pakan
• Ditemukan pada negara-negara tropis
• Daerah endemik miasis : Sulawesi, Sumba Timur, Lombok, Sumbawa, Papua, dan
Jawa
• Penyebab : lalat Chrysomya bezziana

Klasifikasi lalat
• Kelas : Insecta
• Ordo : Diptera
• Subordo : Brachycera
• Family : Calliphoridae
• Genus : Chrysomya
• Spesies : Chrysomya bezziana
• Nama lain : Lalat hijau, lalat miasis, srew worm fly
Morfologi
• Ukuran tubuh rata-rata 10 mm dengan lebar kepala berkisar rata-rata 4,1 mm
• Umumnya berwarna hijau metalik
• Lalat betina memiliki mata kanan dan kiri yang terpisah sedangkan pada jantan
menyatu
• Banyak bulu-bulu pendek menutupi tubuh yang diselingi bulu kasar
• Telur berwarna putih transparan panjang 1,25 mm dan diameter 0,26 mm, bentuk
silindris serta tumpul pada kedua ujungnya
• Larva berbentuk silinder dengan deretan duri-duri pada keliling tiap ruas tubuh
Habitat
Pradewasa di luka yang segar pada tubuh inang

Siklus Hidup
Patogenesis
• Awal kejadian miasis karena gigitan caplak, gigitan lalat Tabanidae, infestasi S.
Scabiei, luka traumatika akibat berkelahi, tersayat benda tajam, atau pasca partus
• Bau darah segar akan menarik lalat betina untuk meletekkan telurnya ke luka
tersebut
• Dalam waktu kurang dari 24 jam, telur akan menetas menjadi larva dan bergerak
masuk ke dalam jaringan
• Aktivitas larva di dalam jaringan tubuh mengakibatkan luka semakin besar dan
kerusakan jaringan semakin parah
• Kondisi ini mengundang lalat lain untuk hinggap dan dapat memicu terjadinya infeksi
sekunder oleh bakteri
• Hewan dapat mati karena infeksi sekunder dalam 1-2 minggu jika infestasi tidak
diobati

Gejala klinis
- Kerusakan jaringan
- Penurunan bobot badan
- Anemia
- Radang
- Demam
- Nafsu makan berkurang
- Peningkatan suhu tubuh

Diagnosis
 Ditemukannya larva Chrysomya bezziana pada daerah luka (Infestasi primer)
 Identifikasi larva dilakukan dibawah mikroskop stereo

Pengobatan
 Local
Ditekankan pada aplikasi topikal :
• Minyak mineral
• Kloroform
• Etil klorida atau merkuri klorida
Diikuti dengan pengambilan secara manual larva dan runtuhan jaringan yang mengalami
nekrosi
 Sistemik
Antibiotik spektrum luas seperti ampisilin dan amoksisilin terutama ketika terjadinya infeksi
sekunder

Pengendalian
• Penyuluhan kepada para peternak untuk memperhatikan dan menjalankan secara
seksama sanitasi ternak, kandang, lingkungan sekitar dan pengawasan lalu lintas
ternak antar daerah
• Tindakan lain untuk mendukung pencegahan kejadian myiasis adalah melalui
pengendalian lalat penyebab miasis :
– penggunaan insektisida
– pembuatan perangkap pemikat lalat
• Rutin membersihkan kandang
• Membuang/menimbun kotoran ke tempat tertentu
• Modifikasi lingkungan : Pengeringan lahan, Pengaturan sistem irigasi
• Manipulasi lingkungan : (perputaran padang pengembalaan,pengeringan padang
pengembalaan
• Pengendalian hayati : memanfaatkan musuh/predator dari ektoparasit
• Pengendalian kimiawi :insektisida (karbamat yg banyak digunakan, lebih aman dan
kurang mencemari lingkungan

Pemberantasan lalat
Usaha pemberantasan lalat meliputi : a). Tindakan penyehatan lingkungan - Menghilangkan
tempat-tempat pembiakan lalat - Melindungi makanan terhadap kontaminasi oleh lalat b).
Membasmi larva lalat c). Membasmi lalat dewasa

Anda mungkin juga menyukai