PENDAHULUAN
Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo diphtera, mempunyai
sepasang sayap berbentuk membran. Lalat juga merupakan species yang berperan dalam
masalah kesehatan masyarakat, yaitu sebagai vektor penularan penyakit saluran
pencernaan seperti: kolera, typhus, disentri, dan lain lain Pada saat ini dijumpai ± 60.000 –
100.000 spesies lalat, tetapi tidak semua species perlu diawasi karena beberapa diantaranya
tidak berbahaya terhadap kesehatan masyarakat. Penularan penyakit dapat terjadi melalui
semua bagian dari tubuh lalat seperti : bulu badan, bulu pada anggota gerak, muntahan
serta faecesnya. Dalam upaya pengendalian penyakit menular tidak terlepas dari usaha
peningkatan kesehatan lingkungan, salah satu kegiatannya adalah pengendalian vektor
penyakit. Pengendalian vektor penyakit merupakan tindakan pengendalian untuk
mengurangi atau melenyapkan gangguan yang ditimbulkan oleh binatang pembawa
penyakit, seperti lalat.
Siklus Hidup
Patogenesis
• Awal kejadian miasis karena gigitan caplak, gigitan lalat Tabanidae, infestasi S.
Scabiei, luka traumatika akibat berkelahi, tersayat benda tajam, atau pasca partus
• Bau darah segar akan menarik lalat betina untuk meletekkan telurnya ke luka
tersebut
• Dalam waktu kurang dari 24 jam, telur akan menetas menjadi larva dan bergerak
masuk ke dalam jaringan
• Aktivitas larva di dalam jaringan tubuh mengakibatkan luka semakin besar dan
kerusakan jaringan semakin parah
• Kondisi ini mengundang lalat lain untuk hinggap dan dapat memicu terjadinya infeksi
sekunder oleh bakteri
• Hewan dapat mati karena infeksi sekunder dalam 1-2 minggu jika infestasi tidak
diobati
Gejala klinis
- Kerusakan jaringan
- Penurunan bobot badan
- Anemia
- Radang
- Demam
- Nafsu makan berkurang
- Peningkatan suhu tubuh
Diagnosis
Ditemukannya larva Chrysomya bezziana pada daerah luka (Infestasi primer)
Identifikasi larva dilakukan dibawah mikroskop stereo
Pengobatan
Local
Ditekankan pada aplikasi topikal :
• Minyak mineral
• Kloroform
• Etil klorida atau merkuri klorida
Diikuti dengan pengambilan secara manual larva dan runtuhan jaringan yang mengalami
nekrosi
Sistemik
Antibiotik spektrum luas seperti ampisilin dan amoksisilin terutama ketika terjadinya infeksi
sekunder
Pengendalian
• Penyuluhan kepada para peternak untuk memperhatikan dan menjalankan secara
seksama sanitasi ternak, kandang, lingkungan sekitar dan pengawasan lalu lintas
ternak antar daerah
• Tindakan lain untuk mendukung pencegahan kejadian myiasis adalah melalui
pengendalian lalat penyebab miasis :
– penggunaan insektisida
– pembuatan perangkap pemikat lalat
• Rutin membersihkan kandang
• Membuang/menimbun kotoran ke tempat tertentu
• Modifikasi lingkungan : Pengeringan lahan, Pengaturan sistem irigasi
• Manipulasi lingkungan : (perputaran padang pengembalaan,pengeringan padang
pengembalaan
• Pengendalian hayati : memanfaatkan musuh/predator dari ektoparasit
• Pengendalian kimiawi :insektisida (karbamat yg banyak digunakan, lebih aman dan
kurang mencemari lingkungan
Pemberantasan lalat
Usaha pemberantasan lalat meliputi : a). Tindakan penyehatan lingkungan - Menghilangkan
tempat-tempat pembiakan lalat - Melindungi makanan terhadap kontaminasi oleh lalat b).
Membasmi larva lalat c). Membasmi lalat dewasa