Anda di halaman 1dari 10

Journal Reading

Neurology Division
Friday, June 2013

TELAAH KRITIS JURNAL


DIVISI NEUROLOGI

Suhardi

Predictive factors for recurrent febrile seizures in


children
Pengekuten T. Marudur, Elisabeth S. Herini, Cahya Dewi Satria

I. UMUM

No HAL YANG DINILAI CHECK LIST PENILAIAN YA TIDAK


1 Judul Makalah a. Apakah judul tidak terlalu panjang √
atau pendek?
b. Apakah judul menggambarkan isi √
utama penilaian?
c. Apakah judul cukup menarik? √
d. Apakah judul menggunakan
singkatan selain yang baku? √

2 Abstrak a. Apakah merupakan abstrak satu √


Terstruktur
paragraf, atau abstrak terstruktur?
b. Apakah sudah tercakup komponen

IMRAC (Introduction, methods,
Results, Conclusion?)

c. Apakah secara keseluruhan
abstrak informatif?

d. Apakah abstrak lebih dari 250 291 kata
kata?

3 Pendahuluan a. Apakah mengemukakan alasan √


dilakukannya penelitian?
b. Apakah menyatakan hipotesis atau √
tujuan penelitian?

1
No HAL YANG DINILAI CHECK LIST PENILAIAN YA TIDAK
c. Apakah pendahuluan didukung
oleh pustaka yang kuat & relevan?

4 Metode a. Apakah disebutkan desain, tempat √


& waktu penelitian?
b. Apakah disebutkan populasi √
sumber (populasi terjangkau)?
c. Apakah kriteria pemilihan (inklusi & √
eksklusi) dijelaskan?
d. Apakah cara pemilihan subjek √
(teknik sampling) disebutkan?
e. Apakah perkiraan besar sampel √
disebutkan & disebut pula
alasannya?
f. Apakah perkiraan besar sampel _ _
dihitung dengan menggunakan
rumus yang sesuai?

g. Apakah observasi, pengukuran, serta √


intervensi dirinci sehingga orang lain
dapat mengulanginya?
h. Bila teknik pengukuran tidak dirinci, _ _
apakah disebutkan rujukannya?
i. Apakah definisi istilah & variabel √
penting dikemukakan?
j. Apakah ethical clearance diperoleh? √
k. Apakah disebutkan rencana analisis,
batas kemaknaan & power √
penelitian?

5 Hasil a. Apakah disertakan tabel deskripsi √


subjek penelitian?
b. Apakah karakteristik subjek yang √
penting (data awal) dibandingkan
kesetaraannya?
c. Apakah dilakukan uji hipotesis untuk √
kesetaraan ini?
d. Apakah disebutkan jumlah subjek √
yang diteliti? 196

2
No HAL YANG DINILAI CHECK LIST PENILAIAN YA TIDAK
e. Apakah dijelaskan subyek yang √
drop out dengan alasannya?
f. Apakah semua hasil di dalam tabel √
disebutkan dalam naskah?
g. Apakah semua outcome yang
penting disebutkan dalam hasil? √
h. Apakah subyek yang drop out
diikutkan dalam analisis? √
i. Apakah disertakan hasil uji statistik √
(x2,t) derajat kebebasan (degree of
freedom), dan nilai p?
j. Apakah dalam hasil disertakan √
komentar & pendapat?

6 Diskusi a. Apakah semua hal yang relevan √


dibahas?
b. Apakah dibahas keterbatasan √
penelitian, dan kemungkinan
dampaknya terhadap hasil?

c. Apakah disebutkan kesulitan √


penelitian, penyimpangan dari
protokol, dan kemungkinan
dampaknya terhadap hasil?
d. Apakah pembahasan dilakukan
dengan meghubungkannya dengan √
teori dan hasil penelitian terdahulu?
e. Apakah dibahas hubungan hasil √
dengan praktek klinis?
f. Apakah disertakan kesimpulan √
utama penelitian?
g. Apakah kesimpulan didasarkan √
pada data penelitian?
h. Apakah efek samping - -
dikemukakan dan dibahas?
i. Apakah disebutkan hasil tambahan √
selama diobservasi?
j. Apakah disebutkan generalisasi √
hasil penelitian?

3
No HAL YANG DINILAI CHECK LIST PENILAIAN YA TIDAK
k. Apakah disertakan saran
penelitian selanjutnya, dengan √
anjuran metodologis yang tepat?

II. KHUSUS

Menilai VIA (Validity, Important, Aplicability)

Uji Faktor Resiko

Validity

1. Apakah awal penelitian didefinisikan dengan jelas? (pertanyaan penelitian /

tujuan penelitian/diagnosa ditegakkan)

Ya, pada awal penelitian disebutkan tujuan penelitian yaitu untuk


menentukan insidensi dan faktor-faktor prediktif terjadinya kejang demam
berulang pada anak-anak di Indonesia.

2. Apakah dinyatakan desain penelitian dengan jelas?

Ya, disebutkan desain penelitian secara jelas yaitu cohort prospective

3. Apakah ada pembanding yang jelas?

Ya, yaitu kelompok anak dengan kejang demam berulang dibandingkan


dengan kelompok anak tanpa kejang demam berulang dalam hal jenis
kelamin laki-laki dengan perempuan, usia saat onset < 12 bulan dengan ≥ 12
bulan, riwayat kejang demam dalam keluarga dengan tanpa riwayat
keluarga, riwayat epilepsi dalam keluarga dengan tanpa riwayat epilepsi
dalam keluarga, kejang fokal dengan tanpa kejang fokal, kejang demam

4
kompleks dengan tanpa kejang demam kompleks, suhu saat onset <40°C
dengan suhu ≥40°C serta antara durasi demam sebelum onset kejang ≤ 1
jam dengan >1jam.

4. Apakah pemantauan (follow-up) pasien dilakukan cukup panjang dan

lengkap?

Ya, pemantauan dilakukan cukup panjang dan lengkap, dilakukan selama


minimal 12 bulan sejak Agustus 2008 sampai April 2010.

5. Apakah ada identifikasi dengan jelas kelompok dengan prognosis yang

berbeda?

Ya, kelompok anak dengan usia < 12 bulan dengan ≥ 12 bulan, riwayat
kejang demam dalam keluarga dengan tanpa riwayat keluarga, suhu saat
onset < 40°C dengan suhu ≥ 40 °C terhadap risiko terjadinya kejang demam
berulang pada anak.

6. Apakah outcome dinilai dengan kriteria objektif?

Tidak, outcome dalam penelitian ini tidak dinilai dengan kriteria objektif.

Importance

1. Apakah outcome / hasil dipaparkan secara jelas (hasil uji statistik dengan

hasil nilai P)?

Ya, hal ini dapat dilihat dalam tabel 2 dan 3 berikut :

5
Tabel 2. menunjukkan analisis bivariat faktor prediktif terjadinya kejang

demam berulang pada anak. Tampak bahwa :

 Usia saat onset <12 bulan, riwayat kejang demam dalam keluarga

tingkat pertama, durasi demam ≤1 jam sebelum onset kejang demam

dan suhu<40oC saat onset kejang demam semuanya secara

signifikan berhubungan dengan kejang demam berulang dengan nilai

p <0,05.

 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, jenis

kejang dan riwayat epilepsi dalam keluarga terhadap terjadinya

kejang demam berulang dengan nilai p >0,05.

6
Tabel 3. memperlihatkan analisis multivariat faktor prediktif terjadinya kejang

demam berulang pada anak. Tampak bahwa :

 Terdapat hubungan yang signifikan antara usia <12 bulan saat onset

kejang demam pertama kali, riwayat kejang demam dalam keluarga

tingkat pertama dan suhu <40 oC saat onset kejang demam terhadap

resiko terjadinya kejang demam berulang di kemudian hari, dengan

nilai p <0,05.

 Durasi demam ≤1 jam sebelum onset kejang demam tidak

berhubungan secara signifikan terhadap kejadian kejang demam

berulang, dengan nilai p >0,05.

2. Seberapa besarkah ketepatan estimasi outcome yang didapat dengan nilai

RR, HR dengan nilai korelasi 95% CI?

Ketepatan estimasi outcome dapat dilihat pada tabel 2 dan 3 berikut :

7
Tabel 2 menunjukkan :

 Kelompok anak usia <12 bulan saat pertama kali kejang beresiko 2,4

kali mengalami kejang demam berulang dibanding kelompok anak

usia ≥12 bulan saat pertama kali kejang (CI 95% : 1,42 - 4,06).

 Kelompok anak dengan riwayat kejang demam dalam keluarga tingkat

pertama berisiko 3,30 kali mengalami kejang demam berulang

dibanding kelompok anak tanpa riwayat kejang demam dalam

keluarga (CI 95% : 1,25 - 8,08).

 Kelompok anak dengan suhu <40°C saat onset kejang demam

pertama kali berisiko 2,29 kali mengalami kejang demam berulang

dibanding kelompok anak dengan suhu ≥40°C saat onset kejang

demam (CI 95% : 1,35 - 3,89).

8
 Kelompok anak dengan durasi demam ≤ 1 jam sebelum onset kejang

demam pertama kali beresiko 4,62 kali mengalami kejang demam

berulang dibanding kelompok anak dengan durasi demam > 1 jam

sebelum onset kejang demam (CI 95% : 1,35 - 5,80).

Tabel 3 memperlihatkan :

 Kelompok anak usia <12 bulan saat pertama kali kejang beresiko 2,42

kali mengalami kejang demam berulang dibanding kelompok anak

usia ≥12 bulan saat pertama kali kejang (CI 95% : 1,41 - 4,18).

 Kelompok anak dengan riwayat kejang demam dalam keluarga tingkat

pertama berisiko 2,73 kali mengalami kejang demam berulang

dibanding kelompok anak tanpa riwayat kejang demam dalam

keluarga (CI 95% : 1,59 - 4,70).

 Kelompok anak dengan suhu <40°C saat onset kejang demam

pertama kali berisiko 2,11 kali mengalami kejang demam berulang

dibanding kelompok anak dengan suhu ≥40°C saat onset kejang

demam (CI 95% : 1,24 - 3,58).

9
Aplicability

1. Apakah karakteristik pasien kita mirip dengan subjek yang diteliti?

Ya, kita memiliki karakteristik pasien yang mirip dengan subjek penelitian

dalam hal jenis kelamin, usia saat onset kejang demam, riwayat kejang

demam dalam keluarga, riwayat epilepsi dalam keluarga, jenis kejang, suhu

saat kejang demam serta durasi demam sebelum onset kejang demam.

2. Apakah bukti ini akan mempunyai pengaruh yang penting secara klinis

terhadap kesembuhan pasien kita tentang apa yang telah

ditawarkan/diberikan kepada pasien kita?

Ya, dari nilai statistik penelitian ini, terdapat hubungan signifikan antara

resiko berulangnya kejang demam dengan faktor usia <12 bulan saat onset

kejang demam pertama kali, riwayat kejang demam dalam keluarga dan

suhu <40°C saat onset kejang, sehingga dengan mengetahui hal tersebut

kita dapat melakukan edukasi pada keluarga pasien mengenai kemungkinan

kejang demam berulang pada anak dan tindakan preventif terhadap risiko-

risiko tersebut.

10

Anda mungkin juga menyukai