Anda di halaman 1dari 3

Nama : 1.

Fennytya Rizana_20407141043
2. Hasan Ali Ramadhan_20407144003
3. Fajar Wahyu Sejati_20407144007
4. Muhammad Khilmi Shofi_20407144012
5. Mikail Muhammad Firdaus_20407144017
6. Tegar Pratama_20407144022
7. Rifki Annisa Wulandari_20407144027
8. Usamah Abdul Haq Prasetyo_20407144036
9. Auliya Rizkikha Syafa_20407144047
Kelas : Ilmu Sejarah B
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Pandangan Terhadap Pancasila Sila Ke-4


Pancasila merupakan suatu ideologi negara yang disusun melalui proses
yang Panjang. Pancasila berasal dari nilai luhur bangsa Indonesia yang telah ada
sejak zaman dahulu kala. Pancasila juga mengandung arti sebagai pandangan
hidup bangsa, Falsafah negara, serta pedoman hidup dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Setiap hal yang ada di Indonesia berkaitan dan berlandaskan
dengan Pancasila. Hukum negara yang dibuat pun harus berlandaskan Pancasila.
Dalam Pancasila terdapat lima nilai yang telah dicetuskan oleh para
pendiri bangsa. Masing-masing sila saling berkaitan dan membentuk suatu
hierarkis piramida. Setiap sila didalam Pancasila selalu berkaitan. Sila satu dengan
yang lainnya saling menjiwai dan saling mendasari. Sila dalam Pancasila
meskipun terpisah namun pengertiannya saling berkesinambungan.
Pancasila sila pertama mendasari 4 sila selanjutnya. Begitu pula dengan
sila-sila lainya yang saling menjiwai dan mendasari. Pada kesempatan kali ini kita
akan membahas mengenai Pancasila sila ke empat yang berbunyi, “Kerakyatan
yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.”
Kita akan membahas bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu kami akan membagi pokok permasalahan agar pembahasan menjadi
jelas dan terarah.
Rumusan Masalah yang akan kami bahas sebagai berikut;
1. Bagaimana penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
2. Mengapa penerapan ini sangat penting dilakukan
3. Kesimpulan
Untuk itu kami akan membahasnya dibagian selanjutnya.
Sebagai warga negara Indonesia sudah sepantasnya kita menerapkan
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sila ke-4 yang berbunyi “
Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan.” Dari sila tersebut kita dapat menjadikan musyawarah dalam
mengambil sebuah keputusan untuk kepentingan bersama, apalagi di Indonesia ini
yang demokrasi sangat dijunjung tinggi.
Dalam musyawarah juga kita harus menghormati pendapat orang lain,
karena pasti setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda, serta memiliki
sebuah alasan dalam memilih. Selain itu dalam musyawarah kita juga dituntut
untuk menghormati keputusan yang telah disepakati. Hal ini agar setelah
terlaksananya musyawarah tidak terjadi sebuah perbedaan dan perdebatan dalam
kelompok. Dan jika kita menghormati keputusan tersebut, kedewasaan kita pun
juga akan semakin berkembang menjadi lebih baik.
Dalam bermusyawarah, sudah biasa jika ada pendapat yang tidak diterima.
Kita harus menerima dengan lapang dada. Setelah kita bermusyawarah hingga
mufakat kita harus menerima dan melaksanakan hasil yang telah
dimusyawarahkan. Walaupun pendapat yang telah kita utarakan tidak diterima,
kita juga harus tetap melaksanakan hasil dari musyawarah yang telah mufakat.
Membuat keputusan dalam bermusyawarah kita harus mempertimbangkan
dan menampung berbagai pendapat yang ada. Kita karus mengutamakan
kepentingan-kepentingan bersama diatas kepentingan diri sendiri atau golongan.
Keputusan yang dibuat harus bijak karena keputusan itu menyangkut kepentingan
hidup banyak orang.
Pancasila sila ke-4 yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” di Indonesia ini belum
terlihat kebenaran korespondinya atau kebenaran atas kenyataan dan pernyataan
belum terlalu terlihat. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan akan tetapi pada kenyataannya para pimpinan
di Indonesia belum menunjukan sikap kebijaksanaannya, misalnya ketika
memutuskan sebuah peraturan para pemimpin bangsa tidak menggunakan
kebijaksanaan dengan membuat peraturan-peraturan yang tidak mementingkan
kepentingan bersama tetapi hanya mementingkan kepentingan pribadi atau suatu
golongan saja. Lalu pernyataan yang ke-2 yaitu permusyawaratan perwakilan
yang memiliki arti penyelesaian masalah dengan pembahasan Bersama oleh
semua pihak yang diwakilkan oleh perwakilan disini perwakilan tersebut adalah
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), namun pada kenyataannya pembahasan suatu
masalha tersebut hanya dibahas oleh beberapa pihak elite politik saja, contohnya
saja kemarin pada saat siding pengesahan RUU Cipta Kerja ada perwakilan dari
suatu partai yang ingin mengemukakan pendapatnya dalam musyawarah namun
persulit oleh beberapa pihak. Dengan ketidak sesuaian pernyataan dan kenyataan
tersebut maka dapat dikatakan kebenaran korespondensi pancasila sila ke-4 ini
kurang terlihat.

Anda mungkin juga menyukai