Nim :372061025
_______________________________________________________________________________
Soal :
Contoh kasus :
Pak Budi adalah seorang Presiden Direktur PT. Sejahtera. Ia harus selalu bisa mengambil
keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan yang dia
ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan ketahui. Contohnya adalah
harga saham yang selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga
saham perusahaan pada bursa efek bisa selalu stabil.
Sungguhpun suatu pengambilan keputusan itu sangat penting, juga merupakan kegiatan politik
yang paling kompleks dalam suatu organisasi. Bukan hanya keputusan – keputusan mengenai
kebijakan pokok yang rumit, tetapi juga pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
pelaksanaan suatu program, penempatan, dan penganggaran serta merupakan titik kritis
terhadap mantapnya suatu kebijaksanaan.
2) Satisficing: seorang eksekutif cukup menempuh suatu penyelesaian yang asal memuaskan
ketimabang mengejar penyelesaian terbaik. Ia tidak dapat mengidentifikasi semua alternative
diakibatkan kelalaian dan kuranngnya informasi dari hasil penelitian
1. Pengertian, unsur, alternative dan konsekuensi keputusan
Secara epistimologi keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih
kemungkinan. Namun, ia hampir tidak merupakan pilihan yang benar atau yang salah tetapi yang
justru sering terjadi ialah pilihan yang hampir terjadi ialah pilihan antara yang “hampir benar dan
yang mungkin salah”(Drucker, 1990). Walaupun keputusa itu dapat diartikan sama dengan pilihan,
ada perbedaan penting diantara keduanya bahwa keputusan adalah “pilihan nyata” karena
pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai
tujuan itu, apakah pada tingkatan perorangan atau pada tingkatan kolektif. Hal ini dapat diartikan
sebagai suatu keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan
keputusan.
Dibalik suatu keputusan ada unsure prosedur, yaitu pertama- tama pembuat keputusan
mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi tujuan – tujuan khusus yang di inginkan, memeriksa
berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan mengakhiri proses itu
dengan menetapkan pilihan bertindak. Jadi suatu keputusan hendaknya didasari pada fakta dan
nilai .
Dan apabila kita memperhatikan konsekuensi – konsekuensi dari suatu keputusan, hampir dapat
dikatakan bahwa tidak akan ada satu keputusan pun yang akan menyenangkan setiap orang
karena satu keputusan hanya bias memuaskan sekelompok orang atau sebagian orang dan selalu
saja ada pihak yang dirugikan dengan keputusan itu dan apabila kerugian itu dirasa kurang
objektif, tidak tertutup kemungkinan bagi mereka untuk melakukan reaksi.
▪ Kebiasaan (Tradisional)
▪ Pekerjaan rutin sehari-hari, prosedur
operasional yang baku.(Tradisional)
▪ Struktur organisasi, ada harapan
bersama melalui perumusan sub-sub tujuan
dengan menggunakan saluran informasi
yang terumus dengan jelas. (Tradisional)
▪ Riset operasional, analisis matematik,
model-model simulasi (Modern)
▪ Proses data elektronik(Modern)
1. Keputusan tak terprogram
Tradisional dan Modern
1. Metode rasional . ini adalah metode klasik yang secara implicit mencakup model
birokratik dari pengambilan keputusan bahkan merupakan model klasik dalam pengambilan
keputusan ekonomi dan bisnis.
2. Metode tawar menawar. Metode ini yang justru dipandang sebagai model paling
mendasar dalam aktivitas politik, yaitu penyelesaian konflik melalui negosiasi. Karakteristik dari
inkrementalisme ialah bahwa keputusan tentang suatu kebijaksanaan terjadi dalam bentuk
langkah – langkah kecil dan karenanya tidak tidak terlalu jauh dari sttus quo.
3. Metode agregatif. Mencakup antara lain teknik Delphi dan teknik – teknik pengambilan
keputusan yang berkaitan. Sering kali metode ini memanfaatkan konsultan dan tim-tim staf
yang bekerja keras dalam merumuskan kebijaksanaan – kebijaksanaan politik.
4. Metode keranjang sampah. Metode ini menolak model rasional , bahkan rasional yang
sederhana sekalipun. Ia lebih tertarik pada pengambilan keputusan dan pada masalah –
masalah yang timbul pada saat itu. Sering kali keputusan yang diambil tidak direncanakan
sebagai akibat dari perdebatan dalam kelompok. Dalam membahas alternative- alternative,
justru yang paling banyak di ungkapkan ialah tujuan dan sasaran, tetapi tidak mengevaluasi
cara terbaik untuk mencapai tujuan dan sasaran itu.
1. Teori- teori pengambialn keputusan
A. Aliran birokratik. Teori ini memberi tekanan yang cukup besar pada arus dan
jalannya pekerjaan dalam struktur organisasi. Tugas dari eselon bawah ialah melaporkan
masalah, member informasi, menyiapkan fakta dan keterangan-keterangan lain kepada
atasannya.
B. Aliran manajemen saintifik. Teori ini menekankan pada pandangan bahwa tugas-
tugas itu dapat dijabarkan kedalam elemen-elemen logis, yang dapat digambarkan secara
saintifik.
C. Aliran hubungan kemanusiaan. Teori ini menganggap bahwa organisasi dapat
berbuat lebih baik apabila lebih banyak perhatian yang diberikan kepada manusia dalam
organisasi itu, seperti yang menimbulkan kepuasan kerja, peran serta dalam pengambilan
keputusan memberlakukan organisasi sebagai suatu kelompok social yang mempunyai
tujuan.
D. Aliran rasionalitas ekonomi. Teori ini mengakui bahwa organisasi adalah suatu
ekonomi yang mengkonversi masukan (input) menjadi luaran (otuput), dan yang harus
dilakukan dengan cara yang paling efisien.
E. Aliran satisficing. Aliran ini tidak mengharapkan keputusan yang sempurna. Aliran
ini yakin bahwa para manajer yang selalu dipenuhi berbagai masalah mampu membuat
keputusan yang cukup membuat keputusan yang cukup rasional.
F. Aliran analisis system. Aliran ini percaya bahwa tiap masalah berada dalam suatu
system yang terdiri atas berbagai subsistem yang keseluruhannya merupakan satu kesatuan
dan berdampak satu sama lain.
1. Etika manejerial.
Etika manajerial atau etika manajemen adalah koleksi ide dan pemeikir tentang perilaku manajer
yang dapat dan yang tidak dapat diterima, yaitu terutama mencakup benar atau salah, baik atau
buruk, adil atau tidak adil.
Bagaimana pun juga, setiap organisasi memiliki kode etik atau peraturan perundangan- undangan
yang setidak-tidaknya menjadi acuan dalam membuat keputusan yang tidak layak
dipertanggungjawabkan sebagai keputusan etis. Jadi, memutuskan untuk melakukan itu dengan
mengacu pada aturan-aturan etis, prinsip-prinsip, standar, norma-norma, yang sudah menjadi
baku dalam berorganisasi atau masyarakat. Apabila tidak mengacu pada itu semua maka tidak
boleh ada keputusan supaya tidak timbul konflik.
Semua keputusan etis pada akhirnya di atur oleh suatu prinsip utilitas yang menyatakan
1. Bahwa suatu rangkaian tindakan dapat dianggap baik bagi organisasi, jika dan hanya jika
itu sudah merupakan alternative yang terbaik dalam kondisi itu.
2. Bahwa alternative terbaik itu adalah yang mempunyai dampak konsekuensi yang terbaik
pula.
3. Bahwa alternative itu memaksimalkan perbandingan antara yang baik terhadap yang
buruk bagi semua pihak yang terkena . memang agak sulit mencapai persyaratan itu, tetapi
usaha setiap pengambilan keputusan untuk menuju kearah sana tidak akan pernah tertutup.
1. Tanggung jawab social manajer
Tanggung jawab social berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak social dan
ekonomi didalam pembuatan keputusannya. Tanggung jawab social perusahaan ini merupakan
salah satu tugas yang harus dilakukan oleh para manajer organisasi perusahaan, terutama untuk
jangka panjang. Denagn demikian manajer sekarang dituntut untuk mengimplementasikan etika
berusaha, terutama dalam hubungannya dengan langganan karyawan, penemu teknologi,
lembaga-lembaga pendidikan perusahaan- perusahaan lain.
Etika berkenaan dengan kewajiban moral seseorang pada masyarakat. Etika ini khusus
merupakan system ungkapan-ungkapan yang menyangkut perilaku, perbuatan dan sikap manusia
terhadap peristiwa yang dianggap penting dalam perilakunya.
Ada lima factor yang mempengaruhi keputusan-keputusan pada masalah etika yaitu:
1. Hukum
2. Peraturan-peraturan pemerintahan
3. Kode etik industri dan perusahaan
4. Tekanan – tekanan social
5. Tegangan antara standar perorangan dan kebutuhan organisasi
Factor – factor ini mempengaruhi etika manajer dengan tingkatan dan pada bidang-bidang fungsi
yang berbeda-beda.
Jadi dapat dikatakan bahwa pada era sekarang ini, para manajer semakin dituntut untuk
mengikuti atau mentaati hokum dan standar-standaretika masyarakat. Pada waktu yang sama
perhatian manajer harus dipusatkan pada pemberiaan tanggapan organisasi terhadap masalah
social.
3. Perusahaan Tas “SAT” membuat 2 macam tas yaitu tas merk ANGRY BIRDS dan merk
SPONGEBOB. Untuk membuat tas tersebut perusahaan menggunakan 3 jenis mesin.
Mesin 1 khusus untuk memberi logo ANGRY BIRDS, mesin 2 khusus untuk memberi logo
SPONGEBOB dan mesin 3 untuk menjahit tas dan membuat ritsleting. Setiap lusin tas
ANGRY BIRDS mula-mula dikerjakan di mesin 1 selama 2 jam, kemudian tanpa melalui
mesin 2 terus dikerjakan dimesin 3 selama 6 jam. Sedang untuk tas merk SPONGEBOB
tidak diproses dimesin 1, tetapi pertama kali dikerjakan di mesin 2 selama 3 jam
kemudian dimesin 3 selama 5 jam. Jam kerja maksimum untuk mesin 1 adalah 8 jam,
mesin 2 yaitu 15 jam dan mesin 3 adalah 30 jam. Laba penjualan setiap lusin tas merk
ANGRY BIRDS adalah $3 dan merk SPONGEBOB adalah $5. maka :
a. Formulasikan kedalam model matematis program linier dari permasalahan diatas !
b. Selesaikan model tersebut dengan metode grafik atau metode simpleks !
Penyelesaian
Langkah 1: Memahami masalah
Diketahui: Mesin 1 logo angrybirds, jam kerja maksimal 8 jam Mesin 2
logo spongebob, jam kerja maksimal 15 jam Mesin 3 menjahit
tas dan ritsleting, jam kerja 30 jam
Laba penjualan untuk setiap lusin tas merk Angry Birds $3 Laba
penjualan untuk setiap lusin tas merk Spongebob $5
Ditanya: berapa lusin sebaiknya tas merk Angry Birds dan merk Spongebob yang dibuat
agar bisa memaksimalkan laba?
Langkah 2: Menyusun rencana pemecahan masalah
Membuat model matematika
Tabel 2.4 Menyusun Model Matematika
Jenis Tas Mesin I Mesin II Mesin III Fungsi
Objektif
Angry Birds 2x 6x 3x
Spongebob 3y 5y 5y
≤8 ≤ 15 ≤ 30
Sehingga kendala-kendalanya dapat dituliskan sebagai berikut.
2X≤ 8
3X ≤ 15
6X + 5X ≤ 30
X ≥ 0, Y ≥ 0,
x dan y anggota bilangan cacah.
Sedangkan fungsi objektifnya adalah f(x,y) = 3x+5y. Garis-garis selidik yang memenuhi
3x+5y= k
Langkah 3: Melaksanakan rencana pemecahan masalah
Menggambar daerah himpunan penyelesaian
2X ≤ 8 2x = 8
x = 4 , jadi titik potongnya (4,0)
3Y ≤ 15 3y = 15
y = 5 , jadi titik potongnya (0,5)
6X + 5Y≤ 30 6x + 5y = 30
Jika x = 0, y = 6 , jadi titik potongnya (0,6) Jika y
= 0, x = 5 , jadi titik potongnya (5,0)
Gambar 2.2 Grafik Daerah Himpunan Penyelesaian Contoh 2
Dari gambar di atas, dengan jelas kita dapat melihat bahwa garis selidik 3x +5y
=k akan menghasilkan nilai k maksimum, yaitu 𝑘4, apabila garis tersebut melalui titik
potong grafik y = 5 dan 6x + 5y = 30.
6x + 5y = 30
y=5 6x +5.5 = 30
6x =5
x =5/6
Ternyata kita memperoleh x= 5/6 yang bukan merupakan bilangan cacah.
Jawaban ini bukanlah jawaban yang valid karena banyaknya tas haruslah bilangan cacah.
Oleh karena itu kita harus menentukan titik-titik yang absis maupun
ordinatnya bilangan cacah, dan titik-titik tersebut harus berada didaerah selesaian
5
dan dekat dengan titik ( 5).
6
Langkah 4: Memeriksa kembali
Menganalisa nilai fungsi objektif