Reppisis
Reppisis
SAFNA
P01031217088
2020
i
LITERATUR REVIEW: GAMBARAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH
DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK DI INDONESIA
SAFNA
P01031217088
2020
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Menyetujui :
Bernike Doloksaribu,SST,M.Kes
Pembimbing Utama
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
usulan peneliian ini dengan judul “Literatur Review Gambaran
Konsumsi Sayur dan Buah Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak
Sekolah Dasar”
Dalam penulisan usulan penelitian ini penulis banyak mendapat
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Medan.
2. Ibu Bernike Doloksaribu,SST,M.Kes selaku Dosen Pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan
dan saran dalam penulisan usulan skipsi ini.
3. Kedua orang tua dan saudara-saudara saya yang telah banyak
memberikan dukungan moral, moril dan motivasi kepada saya.
4. Teman-teman baik saya yang senantiasa turut memberikan
saran dan motivasi terkait penulisan proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Usulan Penelitian ini
masih belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan usulan penelitian ini.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
1. Hasil Pencarian dan Seleksi Artiel....................................24
2. Analisis Data .....................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................33
LAMPIRAN.........................................................................................36
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan
oleh seluruh lapisan bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran,
keselamatan dan kemampuan masyarakat untuk mencapai hidup sehat
bagi semua, guna mencapai kesehatan masyarakat yang terbaik (Purwita,
Kencana dan Kusumajaya, 2018). Masalah umum yang sering terjadi
pada setiap masyarakat pedesaan dan perkotaan adalah perubahan dan
peningkatan pengetahuan serta perubahan perilaku sehat. Kurangnya
pemahaman tentang kesehatan masyarakat pedesaan dan perilaku
masyarakat perkotaan yang semakin maju seiring dengan perkembangan
zaman telah menyebabkan kegagalan perencanaan kesehatan berjalan
dengan lancar (Ismainar, 2015).
Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan dalam
pembangunan sehat di Indonesia. Obesitas atau kelebihan berat badan
diartikan sebagai suatu kondisi atau penyakit yang ditandai dengan
penimbunan jaringan lemak berlebih di dalam tubuh. Obesitas adalah
penyakit medis yang ditandai dengan indeks massa tubuh (BMI) kelebihan
berat badan diatas rata-rata. Secara ilmiah, obesitas terjadi karena kalori
yang dikonsumsi melebihi kalori yang dibutuhkan tubuh. Obesitas
disebabkan oleh banyak faktor. Faktor utamanya adalah
ketidakseimbangan antara asupan energi dan keluaran energi. Ketika
makanan dikonsumsi terlalu banyak, asupan energi lebih tinggi, dan jika
metabolisme tubuh dan aktivitas fisik rendah, keluaran energi lebih rendah
(Adriani, 2012).
Penyebab utama obesitas karena tidak seimbangnya energi antara
kalori yang dikonsumsi dan kalori yang digunakan. Penyebab ketidak
seimbangan dapat disebabkan karena peningkatan asupan makanan
berenergi dengan kandungan lemak yang tinggi dan penurunan aktivitas
fisik karena meningkatnya pola hidup yang menetap dari berbagai bentuk
x
pekerjaan, perubahan metode transportasi, dan peningkatan urbanisasi
(WHO, 2015).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikan obesitas
sebagai epidemik global. Prevalensinya meningkat tidak saja di negara
maju tetapi di negara berkembang. Pada tingkat dunia prevalensi obesitas
di luar negeri pada anak usia 6-18 tahun di Rusia yaitu 10% di Cina 3,4%,
di Singapura meningkat dari 9% menjadi 19% dan di Inggris 10-17 %
bergantung usia dan jenis kelamin (Yussac dkk., 2007). Di indonesia
beberapa survei yang dilakukan secara terpisah di beberapa kota besar
menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada anak sekolah mencapai
9,7% di Yogyakarta dan 15,8% di Denpasar (Adriani, 2012). Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) menunjukkan prevalensi obesitas di
Indonesia terus meningkat. Tahun 2007 prevalensi obesitas sebanyak
10,5%, menjadi 14,8%, di tahun 2013 dan meningkat menjadi 21,8% di
tahun 2018. Prevalensi obesitas di Bali tahun 2018 melebihi prevalensi
nasional yaitu sekitar 22,2%.
Pola makan berlebihan merupakan pemicu terjadinya obesitas.
Obesitas terjadi ketika seseorang mengonsumsi lebih banyak kalori
daripada kalori yang dibakar. Pada dasarnya tubuh manusia
membutuhkan asupan kalori untuk bertahan hidup dan melakukan
aktivitas fisik, namun untuk menjaga berat badan harus seimbang antara
asupan energi dan keluaran. Keseimbangan energi yang terjadi dapat
menyebabkan kegemukan dan obesitas. Anak usia sekolah cenderung
menyukai makanan tinggi gula, lemak, dan karbohidrat. Pola makan ini
menyebabkan penurunan konsumsi serat dan peningkatan pengeluaran
energi yang berdampak pada kesehatan fisik (Permana dkk., 2015 dalam
Dewi, Srimiati dan Septiani, 2019). Makanan yang mengandung serat
tinggi biasanya terdapat pada sayur dan buah, dan serat memiliki
kandungan lemak yang rendah sehingga dapat menurunkan densitas
energi (Lestari & fillah fithra dieny, 2016).
Program pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk mengonsumsi sayur dan buah tertuang dalam program GERMAS
yang telah disosialisasikan oleh Departemen Kesehatan (Depkes RI,
xi
2017). Pemerintah juga telah berupaya untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk konsumsi buah dan sayur, yaitu melalui peraturan
Presiden Nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Perbaikan Gizi
(Kemenkes RI, 2017). Sayur dan buah merupakan sumber berbagai
vitamin, mineral, dan serat pangan yang penting bagi kesehatan tubuh
(Kemenkes RI, 2017).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara umum menganjurkan
konsumsi sayuran dan buah-buahan untuk hidup sehat sejumlah 400
gram per orang per hari, yang terdiri dari 250 gram sayur (setara dengan 2
porsi atau 2 gelas sayur setelah dimasak dan ditiriskan) dan 150 gram
buah, (setara dengan 3 buah pisang ambon ukuran sedang atau 1 potong
pepaya ukuran sedang atau 3 buah jeruk ukuran sedang). Bagi
masyarakat Indonesia terutama balita dan anak usia sekolah dianjurkan
untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 gram per orang
per hari dan bagi remaja dan orang dewasa sebanyak 400-600 gram per
orang per hari. Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran konsumsi tersebut
adalah porsi sayur. Dalam mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
sebenarnya kita perlu mengikuti Pedoman Gizi Seimbang sesuai
Permenkes No. 41 Tahun 2014.
Konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia pada tahuan 2016
mengalami penurunan dan konsumsi yang tidak memadai. Data yang
tercatat penduduk Indonesia hanya mengkomsumsi 43% dari jumlah yang
direkomendasikan, berarti kurang dari setengah konsumsi yang
direkomendasikan oleh (AKG/FAO,2013). Dari Angka Kecukupan Gizi
yang direkomendasikan oleh WHO yang juga dianut oleh Departemen
Kesehatan adalah sebesar 400 gram perkapita perhari. Konsumsi buah
dan sayur penduduk Indonesia yaitu konsumsi buah 67 gram dan sayur
107 gram perkapita/hari. Pada tahun 2016 mengalami tren penurunan
selama periode lima tahun terakhir yaitu konsumsi buah mengalami
penurunan 3.5% dan konsumsi sayur menurun 5.3%. Jenis sayuran dan
buah yang banyak dikonsumsi oleh penduduk Indonesia pada tahun 2016
adalah dari jenis sayur: sayur kangkung, kacang panjang dan bayam.
xii
Sedangkan dari jenis buah yaitu buah pisang, jeruk dan rambutan (BPS,
2016).
Berdasrkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk menulis
tentang “Gambaran Konsumsi Sayur dan Buah Pada Kejadian Obesitas
Pada Anak Sekolah Dasar” melalui penelusuran pustaka atau literatur
review.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran konsumsi sayur dan buah pada kejadian
obesitas pada anak sekolah dasar?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran konsumsi sayur dan buah dengan
kejadian obesitas pada anak sekolah dasar.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi konsusmi sayur dan buah terhadap anak
Sekolah Dasar.
b. Mengidentfikasi status gizi anak Sekolah Dasar
c. Memperoleh gambaran konsumsi sayur dan buah pada
anak obesitas.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
gambaran, pola konsumsi sayur dan buah dengan kejadian
obesitas pada anak sekolah dasar melalui studi literatur.
2. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang dapat
digunakan sebagai literatur bacaan dan saran mengenai
gambaran konsusmi sayur dan buah pada kejadian obesitas
pada anak sekolah dasar.
xiii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
xiv
Mendapatkan gambaran yang berkenaan dengan apa yang
sudah dikerjakan orang lain sebelumnya, dimana gambaran
ini terkait dengan penelitian si peneliti.
xv
gambaran tentang ringkasan dari beberapa penelitian
terdahulu.
c. Evaluasi Data
Lihat apa saja kontribusinya terhadap topik yang dibahas.
Cari dan temukan sumber data yang tepat sesuai dengan
yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian. Data ini bisa
berupa data kualitatif, data kuantitatif maupun data yang
berasal dari kombinasi keduanya.
d. Analisis dan Interprestasikan
Diskusikan dan temukan serta ringkas literatur.
B. Anak Sekolah
Anak-anak pada usia 6-12 tahun adalah periode pertumbuhan
tercepat kedua setelah masa bayi. Anak lebih aktif dalam memilih
makanan yang disukainya, atau disebut konsumen aktif. Permintaan
energi lebih besar karena mereka melakukan lebih banyak aktivitas fisik,
seperti olahraga, bermain, atau membantu orang tua. Beragam jenis
makanan sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan yang optimal dan
dapat mendorong pertumbuhan yang optimal. Untuk itu perlu
memperhatikan kesehatan, dan juga mendorong perkembangan
intelektual keterampilan anak. Siswa sekolah dasar biasanya terbiasa
mengemil makanan berkalori tinggi dengan kandungan serat yang
rendah, yang membuat mereka sangat rentan mengalami obesitas.
Adapun Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat,
Serat, dan Air yang dianjurkan (per orang per hari).
xvi
Tabel 1 : Kebutuhan gizi anak sekolah (per-orang per-hari)
Kelom BB TB (cm) Energi Protei Lema Kh Serat Air
pok (kg) (kkal) n (g) k (g) (g) (g) (ml)
Umur
P L P L P L P L P L P L P L P L
7-9 27 130 1850 49 72 254 26 1900
thn
10-12 3 3 145 14 2000 2100 6 6 6 7 27 28 2 3 180 180
thn 6 4 2 0 5 7 0 5 9 8 0 0 0
Sumber : AKG 2018
Anak usia sekolah pada umumnya mempunyai pola makan dan
asupan yang tidak jauh berbeda dengan teman sebayanya. Adapun
perbedaan asupan antara laki-laki dan perempuan dimana laki-laki
mengonsumsi makanan lebih besar dari pada perempuan. Frekuensi
makan anak usia sekolah pun cenderung lebih sedikit dari pada anak
prasekolah, yaitu masing-masing hanya tiga kali sehari namun mereka
cenderung lebih banyak mengonsumsi makanan dalam bentuk cemilan
atau snack (Istiany, 2013).
C. Obesitas
1. Pengertian
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) (2016)
obesitas adalah berat badan yang lebih tinggi dari berat badan yang
dianggap sehat untuk tinggi badan tertentu. Indeks Massa Tubuh atau
BMI, digunakan sebagai alat skrining untuk kelebihan berat badan atau
obesitas. Sedangkan menurut WHO dalam P2PTM Kemenkes RI (2018)
obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat
ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang
digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.
Kegemukan dan obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi
daripada energi yang dikeluarkan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh
konsumsi makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan
pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas
fisik dan sedentary life style (kebiasaan hidup kurang gerak) (Kemenkes
RI, 2012).
xvii
2. Pengukuran Obesitas
Obesitas pada anak dapat dinilai dengan mengukur indeks massa
tubuh (IMT) per umur. Pengukuran IMT bisa dilakukan untuk anak yang
berusia 5-18 tahun. Dari data ini Anda pun bisa memperhitungkan apakah
anak usia 6-12 tahun memiliki berat dan tinggi badan yang ideal.
Perhitungan IMT atau BMI anak bisa dilakukan dengan rumus di bawah
ini:
berat badan(kg)
IMT=
tinggi badan ( m ) x tinggi badan(m)
Keterangan:
IMT : Indeks Massa Tubuh
BB : Berat Badan
TB : Tinggi Badan
Kategori Kg/m²
BB kurang <18,5
BB normal 18,5-22,9
Overwight 23,0-24,9
Obes I 25,0-29,9
Obes II >30
3. Klasfikasi
Berdasarkan etiologinya Masjoer dalam Sudargo dkk., (2014)
membagi obesitas menjadi dua, diantaranya:
a. Obesitas Primer
Obesitas primer adalah obesitas yang disebbkan oleh faktor
gizi dan berbagai faktor yang mempengaruhi masukan
makanan. Masukan makanan yang lebih banyak daripada
kebutuhan tubuh mengakibatkan obesitas jenis ini.
b. Obesitas Sekunder
xviii
Obesitas sekunder adalah obesitas yang disebabkan oleh
adanya penyakit atau kelainan congenital, endokrin (sindrom
Mauriac, sindrom Freulich, dll), atau kondisi lain (sindrom
Turner, sindrom Down, dll).
xix
memiliki kandungan gizi untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak. Sama seperti makanan siap saji,
minuman ringan (soft drink) terbukti memiliki kandungan gula
yang tinggi sehingga berat badan akan cepat bertambah bila
mengonsumsi minuman ini. Rasa yang nikmat dan
menyegarkan menjadikan anak-anak sangat menggemari
minuman ini (Nirwana, 2012).
c. Kurangnya Aktivitas Fisik
Kegemukan disebabkan oleh ketidakseimbangan kalori yang
masuk dibandingkan yang keluar. Kalori yang diperoleh dari
makanan sedangkan pengeluarannya melalui aktivitas tubuh
dan olah raga. Masa anak-anak identik dengan masa
bermain. Dulu permainan anak umumnya adalah permainan
fisik yang mengharuskan anak berlari, melompat atau
gerakan lainnya. Tetapi, hal itu telah tergantikan dengan
game elektronik komputer, internet atau televisi yang cukup
dilakukan dengan hanya duduk di depannya tanpa harus
bergerak. Hal inilah yang menyebabkan anak kurang
melakukan gerak badan sehingga menyebabkan kelebihan
berat badan (Nirwana, 2012).
d. Faktor Psikis
Apa yang ada dalam pikiran seseorang bisa memengaruhi
kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan
reaksi terhadap emosinya dengan makan. Salah satu bentuk
gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Ada dua
pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas,
yaitu makan dalam jumlah yang sangat banyak dan makan
di malah hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua
pola makan ini biasanya dipicu oleh stress dan kekecewaan.
Sebagai akibatnya, kalori yang dikonsumsi sangat banyak.
Pada sindroma makan pada malam hari adalah
berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan
xx
makan yang berlebihan dan insomnia pada malam hari
(Adriani & Wirjatmadi, 2012).
e. Faktor Lingkungan
Jika orang tua selalu membeli makanan ringan, seperti
biscuit, coklat dan makanan tinggi kalori yang lain, hal ini
juga berkontribusi pada peningkatan berat badan anak. Jika
orang tua dapat mengontrol akses anak ke makanan yang
tinggi kalori, mereka dapat membantu anaknya untuk
menurunkan berat badan (Nirwana, 2012).
f. Faktor Sosial Ekonomi
Anak yang berasal dari latar belakang keluarga
berpendapatan rendah mempunyai risiko lebih besar untuk
mengalami obesitas. Karena mereka tidak pernah
memperhatikan apakah makanan mereka sehat atau tidak,
yang terpenting bagi keluarga yang kurang mampu, mereka
bisa makan. Memprioritaskan makanan yang sehat dan
olahraga dalam keluarga membutuhkan waktu dan uang.
Itulah yang membuat anak-anak mereka tumbuh menjadi
anak yang kelebihan berat badan (Nirwana, 2012).
g. Faktor Perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel – sel lemak (atau
keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang
disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang
menjadi gemuk pada masa anak – anak bisa memiliki sel
lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan
orang yang berat badannya normal. Jumlah sel – sel lemak
tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan
hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah
lemak di dalam setiap sel (Adriani & Wirjatmadi, 2012).
5. Dampak Obesitas
xxi
Pada anak-anak obesitas dapat menyebabkan beberapa penyakit
kronis, meliputi gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin,
diabetes tipe 2 pada remaja, hipertensi, dyslipidemia, steatosis hepatic,
gangguan gastrointestinal, dan obstruksi pernapasan pada waktu tidur.
Obesitas atau kegemukan pada anak terutama pada usia 6-7 tahun dapat
menurunkan tingkat kecerdasan anak, karena aktivitas dan kreativitas
anak menjadi menurun dan cenderung malas. Bahkan, anak yang
kegemukan pada waktu tidur akan mengalami kondisi sulit bernapas,
kondisi di mana pada waktu tidur ada gelombang pernapasan yang
berhenti, ibaratnya orang yang tidur mendengkur ada waktu-waktu dia
tidak bernapas (Adriani dkk., 2012). Menurut Proverawati (2010) obesitas
meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit pada anak yang
menahun seperti:
a. Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa). Massa lemak
tidak hanya tempat penyimpanan cadangan energi, tetapi
juga sebagai jaringan dinamis dengan berbagai fungsi.
Kelebihan massa lemak juga dikaitkan dengan keadaan
resistensi insulin yang berhubungan dengan diabetes
mellitus. Risiko diabetes mellitus akan meningkat secara
linier sesuai dengan peningkatan IMT. Overweight akan
meningkatkan angka kejadian diabetes mellitus 3-4 kali
dibandingkan orang dengan IMT normal. Ini berarti, orang
yang mengalami obesitas akan memiliki risiko yang besar
terkena diabetes. Obesitas ini bisa terjadi pada anak-anak
hingga dewasa.
b. Tekanan Darah Tinggi (hipertensi)
c. Stroke
d. Serangan Jantung (Infark Miokardium) dan Gagal Jantung
e. Kanker (Jenis tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker
usus besar).
f. Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
g. Gout dan artritis gout
xxii
D. Konsumsi Sayur dan Buah
1. Pengertian
Menurut Kemenkes RI (2018), Pola konsumsi adalah susunan
makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata per
orang per hari, yang umum dikonsumsi masyarakat dalam jangka waktu
tertentu.
Buah dan sayur merupakan bahan makanan nabati yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Secara botani, sayuran didefinisikan sebagai bagian
dari tanaman yang dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi
pada tubuh, sedangkan buah adalah bagian dari tumbuhan yang
mengandung biji. Buah memiliki kandungan zat gizi yang cukup lengkap
seperti protein lemak dan karbohidrat, yang jumlahnya relatif kecil
(Mudiarti and Amaliah, 2013). Secara ilmiah, buah dan sayur merupakan
sumber vitamin dan mineral serta serat. Kandungan vitamin, mineral dan
serat yang terdapat dalam buah dan sayur berfungsi sebagai zat pengatur
untuk mencegah terjadinya defisiensi vitamin dan mencegah terjadinya
berbagai gejala penyakit seperti sembelit, obesitas, anemia, penurunan
fungsi mata, penurunan sistem imun, dan mencegah munculnya senyawa
radikal melalui anti oksidan.
Di Indonesia berdasarkan hasil penelitian riset kesehatan dasar
(Riskesdas, 2010) menyatakan masih banyak penduduk yang tidak cukup
mengonsumsi sayuran dan buah-buahan sekitar 93,6%. Selanjutnya data
Riskesdas pada tahun 2013 tercatat pada penduduk umur lebih dari 10
tahun yang mengonsumsi kurang dari 5 porsi buah dan sayur dalam
sehari sebesar 93,5%, sedangkan proporsi mengkonsumsi lebih dari 5
buah dan sayur tiap harinya pada data Riskesdas masih terbilang rendah
yaitu hanya sebesar 3,3%. Padahal, konsumsi sayuran dan buah-buahan
merupakan salah satu bagian penting dalam mewujudkan Gizi Seimbang.
Untuk mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari sebenarnya kita perlu
mengikuti Pedoman Gizi Seimbang sesuai Permenkes No. 41 Tahun
2014. Sebanyak 3-4 porsi sayur dan 2-3 porsi buah setiap hari atau
xxiii
setengah bagian piring berisi buah dan sayur (lebih banyak sayuran)
setiap kali makan (Riskesdas, 2013).
xxiv
sayur buah adalah sejumlah 400 gr sehari yang di terbagi menjadi 250
gram/hari sayur dan 150 gram/hari buah.
xxv
1. DIETARY FACTORS AND THEIR ASSOCIATION WITH
CHILDHOOD OBESITY IN THE MIDDLE EAST: A
SYSTEMATIC REVIEW
Artikel ini ditulis oleh (Albataineh dkk., 2019), pada tahap awal
mengidentifikasi 9.956 artikel dengan menggunakan 2 databse dan pada
tahap akhir menemukan 4 artikel yang relevan untuk dikaji. Dari 4 artikel
tersebut tinjauan sistematis dengan jumlah sampel 15.774 anak dan
remaja usia 2-19 tahun yang terdiri dari 7.984 laki-laki dan 7.994
perempuan.sebagian besar penelitian dilakukan antara tahun 2008-2016.
Ringkasan hasil penelitian sebagai berikut:
Obesitas dapat diartikan sebagai indeks massa tubuh (BM) diatas
+2SD, kelebihan berat badan anak usia 5-18 tahun didefinisikan sebagai
BMI di atas +1SD. Obesitas merupakan masalah kesehatan yang serius di
masa kanak-kanak yang akan berlanjut hingga dewasa. Review ini
bertujuan untuk mengambarkan hubungan obesitas dengan faktor
makanan pada anak-anak. Artikel ini dikumpulkan dengan melakukan
penelusuran secara komputer melalui PuMed dan Scincedirect. Hanya
artikel dengan desain studi observasi yang memenuhi kriteria kelayakan
yang akan dimasukkan dalam review ini. Diperoleh 4 artikel dengan
sampel anak yang berusia 2-18 tahun, artikel setidaknya menjelaskan
beberapa faktor makanan yang mempengaruhi obesitas pada anak-anak
(6-12 tahun). Hampir dari keseluruhan penelitian menyebutkan berapa
faktor makanan yang terindentifikasi sebagai penyebab obesitas pada
anak ialah melewatkan sarapan pagi, kebiasaan makan tidak teratur.
Ketika anak melewatkan sarapan, mereka lebih lapar dan kurang kenyang
dibandingkan dengan anak yang sarapan. Sedangkan pada penelitian
yang lain menyebutkan bahwa makanan cepat saji sangat berkolerasi
dengan kenaikan berat badan. Dapat disimpulkan bahwa faktor risiko
makanan cepat saji, rendah serat, tinggi fruktosa terindetifikasi sebagai
salah satu faktor kenaikan berat badan pada anak-anak.
xxvi
2. PREVALENCE AND ASSOCIATED FACTORS OF
OVERWEIGHT/ OBESITY AMONG CHILDREN AND
ADOLESCENTS IN ETHIOPIA: A SYSTEMATIC REVIEW
AND META-ANALYSIS
Artikel ini ditulis oleh (Gabrie dkk., 2018), pada tahap awal
mengindetifkasi 602 artikel dengan menggunakan 5 database dan pada
tahap akhir menemukan 18 artikel yang relevan unutuk dikaji. Artikel yang
dikaji menggunakan desain penelitian cros sectional desain, penelitain
dilakukan di berbagai bagian Ethiopia, dengan total sampel 19.031 anak-
anak dan remaja. Penelitian dilakukan dari tahun 2010-2017. Ringkasan
hasil penelitian seperti berikut:
Diseluruh dunia kelebihan berat badan atau obesitas menjadi salah
satu tantangan yang paling memperpanjang masalah kesehatan saat ini
dengan peningkatan yang sangat mengkwatirkan pada anak-anak dan
remaja. Kegemukan atau obesitas disebakan berlebihnya deposit lemak
abnormal di dalam tubuh sehingga memicu terjadinya penimbunan lemak
yang berlebihan. Review ini bertujuan untuk menentukan prevalensi
gabungan dan tinjauan terkait faktor risiko kelebihan berat dan atau
obesitas di kalangan anak-anak dan remaja. Artikel ini dikumpulkan dari
beberapa database seperti PubMed, Google scholar, Science Direct,
EMBASE, perpustakaan Cochrane dan penelusuran daftar referensi
secara manual studi prevalensi sebelumnya untuk mengambil artikel yang
terkait. Dari jumalah total studi yang terpilih mengnakan desain penelitian
cros sectional. Tinjauan sistematis belum memperkirakan prevalensi
gabungan dari kelebihan berat badan atau obesitas, dan tinjauan faktor-
faktor terkaitnya pada anak-anak dan remaja di Ethiopia. Hasil meta-
analisis ini menunjukkan bahwa prevalensi keseluruhan gabungan dari
kelebihan berat badan dan obesitas, sesuai definisi WHO 2007, adalah
11,30% (95% CI: 8,71, 13,88%) antara anak-anak dan remaja di
negara. Prevalensi ini sangat tinggi bahkan perumpamaan dengan hasil
dilaporkan untuk beberapa dikembangkan negara (8,7%) beberapa tahun
yang lalu, dan lebih tinggi dari prevalensi global 7%. Dapat disimpulkan
xxvii
bahwa prevalensi obesitas pada anak-anak dan remaja di Ethiopia secara
substansial tinggi, dan telah menjadi masalah terkait nutrisi yang muncul.
Jenis kelamin perempuan, keluarga tinggi status sosial ekonomi, belajar di
sekolah swasta, aktivitas fisik, preferensi makanan manis dan sedikit
penggunaan buah dan sayuran secara signifikan terkait dengan kelebihan
berat badan atau obesitas.
xxviii
BAB III
METODE PENELITIAN
xxix
Tabel 1. Ringkasan lima artikel sesuai topik penelitian
xxx
murid SDN 11 signifikan antara
Lubuk Buaya kota pola makan,
Padang Tahun aktivitas fisik, dan
2018 konsusmis serat
dengan kejadian
obesitas. Dari
penelitian ditandai
dengan adanya
kejadian obesitaas
sebesar 50% pada
murid SDN 11
Lubuk Buaya Kota
Padang
Promosi gizi dan Fahruro Jurnal 2017 Pada Hasil dari beberapa
kesehatan pada zi, dkk Ilmiah penelitian penelitian
obesitas : Kesehata ini menunjukan bahwa
Literature Review n penelusur faktor masalah
an artikel obesitas : usia,
dilakukan status sosial, jenis
melalui kelamin, kondisi
electronic ekonomi, kondisi
reference geografis, riwayat
library asupan nutriis.
melaului Dampaknya dapat
website terjaadi gangguan
NCBI kardiovaskuler,
endokrin, serta
komplikasi lainnya.
xxxi
Rumusan masalah : Bagaimana gambaran konsumsi buah dan
sayur pada kejadian obesitas pada anak sekolah dasar?
Setelah menentukan judul dan rumusan masalah selanjutnya
peneliti menetapkan strategi pencarian literature.
2. Database Pencarian
Pencarian literatur dilakukan pada bulan Agustus 2020. Mesin
pencarian Literatur yang digunakan adalah PubMed, Portal Garuda, dan
Google Scholar.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari hasil peneliti terdahulu.Sumber data
diperoleh dari jurnal bereputasi baik nasional maupun internasional yang
yang dipublikasi dari 2015 hingga 2020.
3. Kata kunci
Kata kunci yang digunakan mengikuti topik penelitian. Untuk artikel
bahasa Indonesia menggunakan kata kunci: konsumsi sayur dan buah
dan obesitas anak sekolah. Sedangkan untuk artikel bahasa inggris
menggunakan kata kunci: factors obesity and comsumption in vegetabels
and fruit in children.
xxxii
C. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria pencarian pustaka diawali dengan puplikasi kemudian judul
dan kesesuaian abstrak. Pada tahap duplikasi, artikel yang dicari dengan
PubMed dilakukan dengan bantuan Bibliography Mendeley, sedangkan
seleksi judul dilakukan dengan cara membaca secara cepat. Judul-judul
artikel yang relevan akan disisihkan untuk dibaca bagian abstraknya.
Kemudian kriteria inklusi dan eksklusi menggunakan tabel PICOS
(Population, intervention, comparator, outcome, dan study design).
Apabila jumlah artikel ekslusi seperti kelengkapan full text, indeks jurnal,
bahasa dan tahun terbit.
xxxiii
D. Seleksi Artikel dan Penilaian Kualitas
1. Hasil Pencarian dan Seleksi Artikel
Pencarian menggunakan tiga database : PubMed, Portal Garuda,
dan Google Scholar. Pada tahap identifikasi, total jumlah jurnal artikel
yang sudah ditetapkan sebanyak 934 artikel dengan rincian sebagai
berikut :
PubMed :
Kata Kunci : “Factor obesity and comsumsion vegetabels
and fruit in children” = 163 artikel
Portal Garuda
Kata Kunci : “Konsumsi sayur dan buah” = 88 artikel
Google Scholar
Kata Kunci : “Konsumsi sayur dan buah dan obesitas anak
usia sekolah 6-12 tahun” = 683 artikel
xxxiv
Gambar 1. Tahapan Pemilihan Artikel Studi
853 artikel
Dikeluarkan=853 artkel:
Hasil pencarian artikel n=934 artikel: diexclude
Google Scholar (n=616),
Google Scholar (n=683), SINTA karena :
SINTA (n=82), PubMed
(n=88), PubMed (n=163) duplikasi, judul
(n=155)
tidak sesuai topik
dan isi abstrak:
Dikeluarkan= 59 tujuan singkat
Artikel disaring berdasarkan PICOS dan terlalu
artikel/tidak sesuai kriteria
n=81 , Google Scholar (n=67), panjang tidak
PICOS dan tahun terbit,
SINTA (n=4), PubMed (n=10) sesuai kaidah
indeks bahasa
penulisan abstrak
xxxv
Tabel 3. Hasil penilaian kualitas artikel berdasarkan 11 kriteria
Hasil
Penulis ( 12 KRITERIA
(%)
artikel)
a b c d E f g h i j k l
Mohammad y ya y ya Y ya ya ya ya td - ya 10/11
& a a a k (90%)
Madanijah,
2015
Hidayanti y ya y ya Y ya ya tdk tdk td - ya 8/11
dkk, 2017 a a a k (75%)
Mekonnen y ya y ya Y ya ya tdk ya ya - ya 10/11
dkk, 2018 a a a (90%)
Hong & y ya y ya Y ya td tdk ya ya - ya 9/11
piaseu, a a a k (80%)
2017
Nuraeni dkk, y ya y ya Y ya ya ya ya td - ya 9/11
a
2018 a a k (80%)
Al Rahmad, y ya y tdk Y ya ya tdk tdk td - ya 7/11
2019 a a a k (65%)
Lathifuddin y ya y ya Y ya ya tdk tdk td - ya 8/11
dkk, 2018 a a a k (75%)
Al Rahmad, y ya y ya Y ya ya tdk tdk td - ya 8/11
2018 a a a k (75%)
Iswati dkk, y ya y ya Y ya ya tdk tdk td - ya 8/11
2018 a a a k (75%)
Azadirachta y ya y ya Y ya ya tdk ya td - ya 9/11
dkk, 2020 a a a k (80%)
Dewi dkk, y ya y ya Y ya ya ya tdk td - ya 9/11
2019 a a a k (80%)
Roniawati y ya y ya Y ya ya tdk tdk td - ya 8/11
dkk, 2019 a a a k (75%)
xxxvi
Kriteria Apprasial Checklist
xxxvii
2. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kualitatif, dimana 12 artikel terpilih akan dikaji
sesuai karakteristik studi, karakteristik responden dan karakteristik temuan kemudian
dilakukan pembahasan.
38
DAFTAR PUSTAKA
CDC, The Health Effects of Overweight and Obesity, USA: CDC, 2015. Dewi, P. K.
M., Srimiati, M., & Septiani. (2019). Pengaruh Pendidikan Gizi (Audio-Visual)
terhadap Perilaku dan Asupan pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Binawan,
1(1), 58–63.
Hidayanti, D. . dkk (2017). Faktor Risiko Kurang Konsumsi Buah dan Sayur Pada
Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Hong, S., & Piaseu, N. (2017). Prevalence and determinants of sufficient fruit and
vegetable consumption among primary school children in Nakhon Pathom,
Thailand. Nutrition Research And Practice, 11(2), 130.
Indrawati Aristyarini, M., 2017. Nutrition And Health Promotion Pada Obesitas :
Literature Review. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Ismainar, Hetty. 2015. Administrasi kesehatan masyarakat. Kota: Deepublish.
39
Istiany, A., & Rusilanti. 2011. Gizi Terapan. (E. Kuswandi, Ed), Buku Ajar Ilmu Gizi
(Vol. 40). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Iswati, N., Desyarti, N., & Nurlaila, N. (2018). Pola Makan Dan Pola Aktifitas Pada
Anak Obesitas Di Sd Islam Al-Hikmah Selokerto Kecamatan Sempor Kabupaten
Kebumen. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 14(2).
Karomah A. 2013. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Lebih
Pada Anak Prasekolah Di TK Salman ITB Ciputat. Program Studi Kesehatan
Masyarakat. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Panduan Germas (Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat). Jakarta.
Kemenkes RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Jakarta.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta.
Khomsan Ali. (2013). Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi Departemen Gizi
Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Bogor: Fakultas Pertanian IPB
Lathifuddin, M. . dkk. (2018). Pengetahuan “Buah Dan Sayur” Sebagai Hasil
Penyuluhan Gizi Pada Siswa Sd Yang Mengalami Obesitas Di Kota Bandung.
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner, 7(1), 45–54.
Lestari, E., & fillah fithra dieny. (2016). pengaruh konseling gizi sebaya terhadap
asupan serat dan lemak jenuh pada remaja obesitas. 5, 36–43. Liberali, R.,
Kupek, E. and Assis, M., 2020. Dietary Patterns and Childhood Obesity Risk: A
Systematic Review. Childhood Obesity, 16(2), pp.70-85.
Murdiati, A dan Amaliah. 2013. Panduan Penyiapan Pangan Sehat untuk Semua.
Edisi kedua. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Mohammad, A., & Madanijah, S. (2015). Konsumsi buah dan sayur anak usia
sekolah dasar di bogor. 10(1), 71–76.
Mekonnen, T., Tariku, A., & Abebe, S. (2018). Overweight/obesity among school
aged children in Bahir Dar City: cross sectional study. Italian Journal Of
Pediatrics, 44(1).
Nirwana, A. B. 2012. Obesitas Anak dan Pencegahannya. Nuha Medika.
Yogyakarta.
Nuraeni, I., Hadi, H., & Paratmanitya, Y. (2013). Perbedaan konsumsi buah dan
sayur pada anak sekolah dasar yang obes dan tidak obes di Kota Yogyakarta
dan Kabupaten Bantul. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia, 1, 81–92.
40
Rahayu, T., Syafril, S., Wekke, I. S., & Erlinda, R. (2019). Teknik Menulis Review
Literatur Dalam Sebuah Artikel Ilmiah. September.
Wahono, R. S. (2015). A Systematic Literature Review of Software Defect
Prediction: Research Trends, Datasets, Methods and Frameworks. Journal of
Software Engineering, 1.
Roniawati, P., Setiawan, B., Tiurma. (2016). Analisis konsumsi sayur dan buah pada
model sistem penyelenggaraan makanan di sekolah dasar. Jurnal MKMI, 12(1)
Santoso. A. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) dan Manfaatnya Bagi Kesehatan.
Magistra No. 75 th. XXIII Maret.ISSN 0215-9511
Sudargo, Toto, Pola Makan dan Obesitas, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2014.
Purwita, N. K. D. D., Kencana, I. K., & Kusumajaya, A. . N. (2018). Gambaran
Komsumsi Sayur dan Buah dengan Status Gizi Remaja di SMP Negeri 3
Abibiansemal Kabupaten Badung. Journal of Nutrition Science, Vol.7 No.3
(Agustus, (2), 57–63.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 tahun 2020 tentang standar antropometri
anak, (2020)
Proverawati dan Kusumawati. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi
Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta.
Wulansari, A., & Chandra, F. (2019). Pentingnya Konsumsi Sayur Dan Buah Bagi
Anak sekolah di SDN 082/IV Sijenjang. abdimas kesehatan, 1(2), 123–127.
Yensasnidar, Y., Nurhamidah, N. and Putri, A., 2018. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Obesitas Pada Murid Sekolah Dasar Negeri 11
Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's
Health Journal), 4(2).
Zamzani, M., Hadi, H. and Astiti, D., 2020. Aktivitas Fisik Berhubungan Dengan
Kejadian Obesitas Pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Gizi dan Dietetik
Indonesia, 4(3).
41
Lampiran 1. Pencarian Artikel
42
Pencarian artikel menggunakan Portal Garuda
Kata kunci: factors affeting obesity and comsumsion in children
Jumlah artikel: 163
43
Lampiran 2
No Kegiatan 2020
Agustus September Oktober November Desemb Januari
er
1 Penelusur
an Pustaka
2 Menyortir
Artikel
yang
Berkaitan
3 Penyusuna
n Proposal
4 Penyelesai
an
Proposal
5 Revisi
Proposal
6 Seminar
Proposal
7 Perbaikan
Proposal
8 Pencarian
Artikel
9 Penulisan
Hasil
10 Seminar
Skripsi
11 Perbaikan
Skripsi
44