Anda di halaman 1dari 4

Nama: Muhammad Hafiz

Nim: 1810128310019

Kelas :A2

Matkul:Media pembelajaran

Uts riveu jurnal

Penulis : KH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani


(Rektor IAI Hamzanwadi NW Lombok Timur)
l.gede.muhammadzainuddinatsani@gmail.com

Hamdani
email: hamdani_m59@yahoo.co.id
Sekolah Tinggi Agama Islam Sumatera Medan

Publikasi :

Transformasi, Media Pembelajaran, Pandemi Covid-19

Hamdan, dkk: Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar AUD


Al-Hikmah: Jurnal Studi Islam yang dikelola oleh LP2M IAIH NW Lombok Timur

Pandemi Covid-19 berdampak besar pada berbagai sektor, salah lsatunya pendidikan. Dunia pendidikan
juga ikut merasakan dampaknya. Pendidik harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan,
meskipun peserta didik berada di rumah. Solusinya, pendidik dituntut mendesain media pembelajaran
sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online). Ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Sistem
pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung
dengan koneksi jaringan internet. Pendidik dapat melakukan pembelajaran bersama di waktu yang sama
menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun
media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, pendidik dapat memastikan peserta didik
mengi-kuti pembelajaran dalam waktu bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda. Pendidik pun
dapat memberi tugas terukur sesuai dengan tujuan materi yang disampaikan kepada peserta didik. Tapi,
kasus yang banyak terjadi ketika penerapan sistem pembelajaran online ini di antaranya, tidak
meratanya siswa dan orang tua siswa yang pandai mengoperasikan media online, tidak semua orang tua
siswa mampu membeli kouta internet, sinyal internet di rumah siswa tidak terjangkau, sebagian besar
orangtua murid yang kondisi ekonominya pas-pasan, juga tidak memiliki ponsel pintar atau smartphone
sebagai sarana belajar secara online untuk anak mereka.dan kurang terkontrol disebabkan tidak
langsung tatap muka.

Hambatan MEDIA PEMBELAJARAN SEBELUM, SAAT, dan sesudah covid-19

Sebelum covid -19

Pembelajaran sebelum terjadinya wabah covid-19 menggunakan beberapamedia pembelajaran bantu


seperti buku, penampilan materi dengan proyektor, dan pembuatan makalah atau kliping. Media
pembelajaran itu cukup baik dan mudah diterima oleh siswa karena saat sebelum covid ini pendidikan
dilakukan dengan cara tatap muka sehingga terjalinnya interaksi dan komunikasi antar guru dan siswa,
namun dari media pembelajaran tersebut pastinya memiliki hambatan sesuai dengan kondisi masing-
masing, baik kondisi wilayah, kondisi siswa dan juga kondisi sekolah.
Hambatan dalam kondisi wilayah dan sekolah, apabila sekolah itu terletak dalam pedalaman maka akan
sulit bagi setiap siswa untuk memiliki buku pembelajaran atau keterbatasan fasilitas. Hambatan bagi
siswa yaitu terhadap ekonomi, pembuatan makalah dan kliping pastinya membutuhkan uang untuk
mencetak.

media dalam belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photo grafis atau elektronis
untuk menangkap dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Sedangkan menurut Rohani6,
media dalam artian sempit adalah grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk
menangkap, memproses, serta menyampaikan informasi.kalau di artikan secara luar, media yaitu
kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baru.Media pembelajaran disebut juga dengan metode atau
pun teknik yang digunakan dalam rangka penyampaian informasi kepada siswa sehingga terjalin
komunikasi yang saling menguntungkan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Disebutkan sebagai
metode karena media pembelajaran merupakan bagian dari metodologi, dalam metodologi
pembelajaran ada dua aspek yang paling

menonjol yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar.7 Sadiman8
mengatakan media adalah segala wahana atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
pembelajar untuk belajar. Menurut Asnawir,dkk mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan
audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.9 Dari pengertian
tersebut maka media pembelajaran adalah semua benda, peralatan yang digunakan untuk
menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
pengajaran, di samping itu juga media pembelajaran sifatnya sebagai alat bantu untuk mempermudah
penyampaian informasi atau bahan pelajaran sehingga dengan mudah diterima oleh siswa.Jenis-jenis
media pembelajaran seperti

1) Media Audio (jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan
indera pendengaran peserta didik seperti radio, cassette recorder, dan piringan hitam.
2) Media Visual (media visual ini ada yang menampilkan gambar diam, slides foto, gambar atau lukisan,
cetakan),

3) Media Audiovisual (jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan
pendengarandan penglihatan sekaligus dalam satu proses kegiatan belajar. Beberapa contoh media
audiovisual seperti film, video, program TV, dan lain-lain.)Pembelajaran Dua Dimensi (2D) (media yang
tampilannya dapat diamati dari satu arah pandangan saja yang hanya dilihat dimensi panjang dan
lebarannya saja, misalnya foto, grafik, peta, gambar, bagan, dan papan tulis)

4) Media Pembelajaran Tiga Dimensi (3D) (media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang
mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar, dan tinggi, misalnya bola, kotak, meja, kursih, mobil,
rumah, dan alam sekitar).Sedangkan Sadirman11 mangatakan kata “motif” diartikan sebagai upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan didalam subyek untuk melakukan

aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi
dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak. Sedangkan
Djamarah12mengungkapkan motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dimyati dan Mud
jiono13 mengemukakan motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan perilaku manusia,
termasuk perilaku belajar.

“Media sama seperti sebelum pandemi Covid-19, hanya saja penyampaiannya kepeserta didik diberikan
sebelum masuk harinya misalnya untuk kegiatan hari rabu medianya diberikan hari selasa dan melalui
video guru menyampaikan materinya dengan menggunakan media yang diberikan semalam hari
sebelumnya, namun media yang diberikan kepada peserta didik terbatas seperti origami atau kertas
gambar. Karena sistem belajarnya 3 hari online dan 3 hari bertatap muka. lebih minat belajar secara
tatap muka dibandigkan belajar daring, karena terlihat anak-anak lebih aktif belajar secara tatap muka
disbanding belajar daring. Namun motivasi anak-anak tetap terjaga dalam belajar, terbukti dengan
respon danantusiasnya mereka belajar di sekolah maupun di rumah.”.

Saat terjadinya covid -19

Media pembelajaran online dapat diartikan sebagai media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang
dapat dioperasikan oleh pengguna (user), sehingga pengguna (user) dapat mengendalikan dan
mengakses apa yang menjadi kebutuhan pengguna.
Kondisi pandemi Covid-19 ini mengakibatkan perubahan yang luar biasa, termasuk dalam bidang
pendidikan. Seolah seluruh jenjang pendidikan 'dipaksa' bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-
tiba drastis untuk melakukan pembelajaran dari rumah melalui media daring (online).
Guru atau dosen bukan satu-satunya tonggak penentu. Ini tantangan berat bagi guru, dosen, maupun
orangtua. Tak sedikit orangtua pun mengeluhkan media pembelajaran jarak jauh melalui daring
(internet) ini. Terlebih bagi orangtua yang work from home (WFH), harus tetap mendampingi anak-
anaknya, khususnya anaknya yang masih usia dini. Ini mengingat belum meratanya diperkenalkan
teknologi dalam pemanfaataan media belajar, seperti laptop, gadget, dan lainnya. Terutama anak usia
dini hingga sekolah menengah belum merata ketersediaan fasilitas teknologi sebagai media belajar
mengajar di sekolah.
Beberapa media pembelajaran online yang bisa dijadikan pilihan, di antaranya, yaitu:
a. Media Pembelajaran Online yang pertama dan paling banyak digunakan adalah whatsapp group.

b. Media Pembelajaran Online selanjutnya berasal dari google, yaitu google suite for education.
c. Media Pembelajaran Online selanjutnya adalah ruangguru.
d. Media Pembelajaran Online yang bisa dijadikan pilihan selanjutnya adalah zenius.
e. Media Pembelajaran Online yang juga sering digunakan adalah Zoom.

Salah satu hambatan atau dampak dari pandemi covid-19 ini adalah terjadi transformasi media
pembelajaran yang dulu lebih banyak menggunakan system tatap muka di dalam kelas. Tapi, karena
adanya pandemic covid-19 yang penularannya secara cepat melalui kontak langsung dengan penderita,
maka di larang mengadakan perkumpulan. Dunia pendidikan juga kena imbas, maka pembelajaran di
lakukan secara online.
Masalah dan kendala mulai bermunculan. Di antaranya tidak semua anak sama dalam hal kepemilikan
fasilitas seperti HP; banyak di antara para siswa yang hanya memiliki HP, sebutlah HP biasa. Selain itu
jika pun ada HP, keterbatasan kuota dan jaringan yang kurang mendukung juga menjadi kendala.
Materi yang disampaikan tidak sepenuhnya dipahami oleh siswa; siswa kebingungan dalam menerima
materi yang disampaikan guru. Walaupun KBM tersebut dilakukan menggunakan video call, tapi tetap
saja tidak seefektif yang dibayangkan.

Sesudah covid-19

Pendidikan setelah terjadinya wabah covid ini masih belum kita ketahu bagaimana kelanjutannya, dan
masih banyak berita simpang siur tentang pendidikan akan mulai aktif dengan sistem tatap muka
kembali namun dibatasi dengan beberapa peraturan salah satunya seperti siswa yang diperbolehkan
datang hanya 30-50 persen kapasitas kelas tergantung dari luasan ruangan dengan sistem bergantian.
Menurut saya media pembelajaran yang baik untuk sesudah covid seperti mengasah keaktifan siswa
dengan berbagai media praktekum atau terjun langsung dalam lapangan dan pengamatan,
penyampaian materi yang menarik namun jelas dan simple dengan proyektor.
Hambatan yang mungkin akan muncul yaitu kesulitan dalam praktikum karena kurang pemahaman
tentang alat bantu praktikum karena sebelumnya tidak pernah dilihat secara langsung, serta fasilitas
sekolah yang belum tentu memiliki kelengkapan.

Anda mungkin juga menyukai