DISUSUN OLEH
1
KATA PENGANTAR
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................3
A. Pengertian......................................................................................3
B. Klasifikasi......................................................................................3
C. Etiologi...........................................................................................5
D. Patologi Stroke Infark....................................................................5
E. Patofisiologi....................................................................................6
F. Faktor – Faktor Penyebab...............................................................3
G. Faktor Risiko Tidak Terkendali.....................................................7
H. Faktor Risiko Terkendali...............................................................8
I. Gejala Dan Tanda Stroke...............................................................12
J. Penatalaksanaan............................................................................13
DAFTAR ISI...............................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke (berasal dari kata strike) berarti pukulan pada sel otak.
Biasanya terjadi karena adanya gangguan distribusi oksigen ke sel otak.
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih
dari 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan di-
sebabkan oleh gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak,
stroke sekunder karena trauma maupun infeksi (Junaidi, 2011).
Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba dapat
disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak. Stroke iskemik
disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah otak yang menyebabkan
turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang mengalami
oklusi (Hacke 2003). Munculnya tanda dan gejala fokal atau global pada
stroke disebabkan oleh penurunan aliran darah otak. Oklusi dapat berupa
trombus, embolus, atau tromboembolus, menyebabkan hipoksia sampai
anoksia pada salah satu daerah percabangan pembuluh darah di otak
tersebut. Stroke hemoragik dapat berupa perdarahan intraserebral atau
perdarahan subrakhnoid (Roveny, 2015).
Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat
dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed
stroke). Kemudian stroke menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam
sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati
(stroke in evolution).
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan
Stroke Indonesia, masalah stroke semakin penting dan mendesak karena
kini jumlah penderita Stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki
urutan pertama di Asia. Jumlah yang disebabkan oleh stroke menduduki
urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-
59 tahun. Stroke merupakan penyebab kecacatan serius menetap no 1 di
seluruh dunia dan stroke Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor
tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei
tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di
seluruh penjuru Indonesia.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Stroke (berasal dari kata strike) berarti pukulan pada sel otak.
Biasanya terjadi karena adanya gangguan distribusi oksigen ke sel otak.
Hal ini disebabkan gangguan aliran darah pada pembuluh darah otak,
mungkin karena aliran yang terlalu perlahan, atau karena aliran yang
terlalu kencang sehingga pecah (perdarahan), akhirnya sel-sel otak yang
diurus oleh pembuluh darah tersebut mati (Junaidi, 2011).
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika sebagian sel-sel otak
mengalami kematian akibat gangguan aliran darah karena sumbatan atau
pecahnya pembuluh darah di otak. Aliran darah yang terhenti membuat
suplai oksigen dan zat makanan ke otak juga terhenti, sehingga sebagian
otak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya (Junaidi, 2011).
B. Klasifikasi
Menurut Roveny (2015), Stroke diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Berdasarkan kelainan patologis
a. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik
terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis,
yaitu:
- Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam
jaringan otak.
- Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan
lapisan jaringan yang menutupi otak).
b. Stroke iskemik atau stroke non-hemoragik ini dibagi menjadi 3
jenis, yaitu :
- Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang
membuat penggumpalan.
- Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan
darah.
- Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke
seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut
jantung.
7. Obat-obatan terlarang
Penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain dan senyawa
olahannya dapat menyebabkan stroke, di samping memicu faktor
risiko yang lain seperti hipertensi, penyakit jantung, dan penyakit
pembuluh darah. Kokain juga meyebabkan gangguan denyut
jantung (arrythmias) atau denyut jantung jadi lebih cepat.
Masing-masing menyebabkan pembentukan gumpalan darah.
Marijuana mengurangi tekanan darah dan bila berinteraksi
dengan faktor risiko lain, seperti hipertensi dan merokok, akan
menyebabkan tekanan darah naik turun dengan cepat. Keadaan
ini pun punya potensi merusak pembuluh darah.
J. Penatalaksanaan
1. Stadium Hiperakut
Tindakan pada stadium ini dilakukan di Instalasi Rawat
Darurat dan merupakan tindakan resusitasi serebro-kardio-
pulmonal bertujuan agar kerusakan jaringan otak tidak meluas.
Pada stadium ini, pasien diberi oksigen 2 L/menit dan cairan
kristaloid/koloid; hindari pemberian cairan dekstrosa atau salin
dalam H2O. Dilakukan pemeriksaan CT scan otak, elektro-
kardiografi, foto toraks, darah perifer lengkap dan jumlah
trombosit, protrombin time/INR, APTT, glukosa darah, kimia
darah (termasuk elek-trolit); jika hipoksia, dilakukan analisis gas
darah. Tindakan lain di Instalasi Rawat Darurat adalah
memberikan dukungan mental kepada pasien serta memberikan
penjelasan pada keluarganya agar tetap tenang (Muttaqin, 2012).
2. Stadium Akut
Pada stadium ini, dilakukan penanganan faktor-faktor
etiologik maupun penyulit. Juga dilakukan tindakan terapi fisik,
okupasi, wicara dan psikologis serta telaah sosial untuk
membantu pemulihan pasien. Penjelasan dan edukasi kepada
keluarga pasien perlu, menyangkut dampak stroke terhadap
pasien dan keluarga serta tata cara perawatan pasien yang dapat
dilakukan keluarga (Muttaqin, 2012).
3. Stadium Subakut
Tindakan medis dapat berupa terapi kognitif, tingkah
laku, menelan, terapi wicara, dan bladder training (termasuk
terapi fisik). Meng-ingat perjalanan penyakit yang panjang, di-
butuhkan penatalaksanaan khusus intensif pasca stroke di rumah
sakit dengan tujuan kemandirian pasien, mengerti, memahami
dan melaksanakan program preventif primer dan sekunder
(Wilkinson, 2012).
DAFTAR PUSTAKA