Anda di halaman 1dari 11

Volume 7/ No.

2/ Desember 2015

Persepsi Ibu Hamil Tentang Budaya Dan Mitos Kehamilan di Wilayah Kerja
Puskesmas Padangan Kabupaten Bojonegoro

Husnul Muthoharoh1
1
Dosen Program Studi D III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
Email: ques.muth@gmail.com

ABSTRAK
Proses kehamilan tidak bisa lepas dari mitos yang berkembang di
masyarakat terutama di pulau Jawa yang masih kental dengan budaya Jawa.
Padahal, mitos yang terjadi di masyarakat tidak sepenuhnya sejalan dengan ilmu
pengetahuan yang telah berkembang, bahkan masih banyak mitos tentang
kehamilan yang membahayakan keselamatan ibu dan janin.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang berfungsi
untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis
dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Metode pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu
hamil yang memeriksakan dirinya di Puskesmas Padangan Kabupaten
Bojonegoro. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, sejumlah
47 ibu hamil..
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil
mendapatkan dukungan personal dari suami yakni sebesar 39%. Mayoritas ibu
hamil lebih senang jika berdiskusi terkait masalah kehamilannya dengan suami
yakni sebesar 74,5 %. Sumber nasihat paling banyak dipercaya oleh ibu hamil
adalah dari orang tua yakni sebesar 95,7%. Dari aspek budaya, ibu hamil di
wilayah kerja pukesmas Padangan Bojonegoro masih banyak yang mempercayai
mitos mulai dari pantang makan sampai pantang berperilaku. Persepsi ibu hamil
tentang mitos juga masih cukup tinggi yakni mitos positif sebesar 59,6%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah masih banyak ibu hamil yang percaya
dengan budaya dan mitos terkait dengan kehamilan.

Kata Kunci: Persepsi, Ibu hamil, Budaya, Mitos.

55
Volume 7/ No.2/ Desember 2015

PENDAHULUAN yang dianggap mempunyai


Masyarakat Jawa masih kebenaran yang isinya tentang
memiliki nilai-nilai budaya yang anjuran maupun larangan mengenai
banyak diterapkan di berbagai kehamilan yang pernah berlaku pada
wilayah pulau Jawa. Salah satu suatu masa dahulu hingga sekarang
daerah yang masih kental akan tentunya banyak beredar di masing-
budaya Jawanya adalah Kabupaten masing daerah dan belum tentu
Bojonegoro. Van Gennep (1960) kebenarannya (Nirwana, A.B, 2011).
dalam Winson (2006) Persepsi terhadap mitos kehamilan
menggambarkan status sosial baik masalah kematian maupun
seorang wanita pada saat hamil kesakitan pada ibu sesungguhnya
berada pada status marginality di tidak terlepas dari faktor-faktor sosial
mana dia mulai berperilaku berbeda budaya dan lingkungan dalam
dari biasanya misalnya dengan masyarakat dimana mereka berada.
memperhatikan pola makan, Disadari atau tidak, faktor-faktor
aktifitas, dan lain-lain. Masyarakat di kepercayaan dan pengetahuan
berbagai budaya memberi perhatian budaya seperti konsepsi-konsepsi
pada fase krisis ini. Pada masa mengenai berbagai pantangan,
kehamilan ada banyak ritual yang hubungan sebab-akibat antara
harus dilakukan yang menandakan makanan dan kondisi sehat-sakit,
bahwa masyarakat di budaya mana kebiasaan dan ketidaktahuan,
pun menganggap kehamilan sebagai seringkali membawa dampak baik
peristiwa yang luar biasa, bukan positif maupun negatif terhadap
hanya dalam kehidupan wanita hamil kesehatan reproduksi ibu dan
itu sendiri tetapi juga suami dan kesehatan anak. Hal ini terlihat
keluarganya. bahwa setiap daerah mempunyai pola
Kesehatan selama kehamilan makan tertentu, termasuk pola makan
dapat dipengaruhi oleh beberapa ibu hamil yang disertai dengan
faktor. Diantaranya adalah mitos- kepercayaan akan pantangan, tabu,
mitos seputar kehamilan (Peuersen, dan anjuran terhadap beberapa
1988). Mitos kehamilan masih makanan tertentu (Nirwana, A.B,
banyak ditemukan di Indonesia 2011). Budaya pantang pada ibu
sesuai dengan budaya dan adat hamil sebenarnya justru merugikan
istiadat daerahnya masing-masing. kesehatan ibu hamil dan janin yang
Mitos yang berkembang di Sumatera dikandungnya. Misalnya ibu hamil
pasti berbeda dengan mitos yang dilarang makan telur dan daging,
berkembang di pulau Jawa. Di padahal telur dan daging justru
Kabupaten Bojonegoro pun masih sangat diperlukan untuk pemenuhan
banyak berkembang budaya dan kebutuhan gizi ibu hamil dan janin.
mitos bagi ibu hamil. Berbagai pantangan tersebut
Mitos yang terjadi di akhirnya menyebabkan ibu hamil
masyarakat tidak sepenuhnya sejalan kekurangan gizi seperti anemia dan
dengan ilmu pengetahuan yang telah kurang energi kronis (KEK).
berkembang, bahkan masih banyak Dampaknya, ibu mengalami
mitos tentang kehamilan yang pendarahan pada saat persalinan dan
membahayakan keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan memiliki berat
janin. Mitos adalah pendapat atau badan rendah (BBLR) yaitu bayi
anggapan dalam sebuah kebudayaan lahir dengan berat kurang dari 2.5 kg

56
Volume 7/ No.2/ Desember 2015

(Manuaba, 2010). Berdasarkan berjumlah 20 orang dengan


permasalahan tersebut peneliti prosentase 42,5%. Responden yang
tertarik untuk melakukan penelitian berumur 17-25 tahun berjumlah 14
dengan judul “Persepsi Ibu Hamil orang dengan prosentase 29,8%.
Tentang Budaya Dan Mitos Responden berumur 33-40 tahun
Kehamilan di Wilayah Kerja berjumlah 13 orang dengan
Puskesmas Padangan Kabupaten prosentase 27,7%.
Bojonegoro” 2. Karakteristik Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
METODE PENELITIAN Tabel 2. Distribusi Pendidikan
Responden
Penelitian ini menggunakan No. Pendidikan Frekuensi %
metode penelitian deskriptif yang 1. SMP 14 29,8
berfungsi untuk mendeskripsikan 2. SMA 26 55,3
atau memberi gambaran terhadap 3. PT 7 14,9
Total 47 100
obyek yang diteliti melalui data
sampel atau populasi sebagaimana Dari tabel 2 di atas,
adanya, tanpa melakukan analisis responden paling banyak
dan membuat kesimpulan yang berpendidikan SMA sejumlah 26
berlaku untuk umum. Metode orang dengan prosentase 55,3% dan
pendekatan yang digunakan adalah berpendidikan paling sedikit yaitu
pendekatan cross sectional. Populasi Perguruan Tinggi (PT) sejumlah 7
penelitian ini adalah ibu hamil yang orang dengan prosentase 14,9%.
memeriksakan dirinya di Puskesmas 3. Karakteristik Responden
Padangan Kabupaten Bojonegoro. Berdasarkan Pekerjaan
Pengambilan sampel menggunakan Tabel 3 Distribusi Pekerjaan
teknik total sampling, sejumlah 47 Responden
ibu hamil. Instrumen menggunakan No. Pekerjaan Frekuensi %
kuesioner. Analisa statistik deskriptif 1. IRT 25 53,2
2. Swasta 16 34
dengan pengukuran distribusi 3. PNS 6 12,8
frekuensi dan modus. Total 47 100
Penelitian ini dilakukan pada Dari tabel 3 di atas, pekerjaan
bulan Desember 2016 di Puskesmas terbanyak yakni IRT sejumlah 25
Padangan Kabupaten Bojonegoro. orang dengan prosentase 53,2%.
4. Aspek Sosial Ibu Hamil di
Puskesmas Padangan,
HASIL PENELITIAN Kabupaten Bojonegoro
1. Karakteristik Responden Tabel 4 Distribusi Aspek Sosial
Berdasarkan Umur Ibu Hamil di Puskesmas
Tabel 1. Distribusi Umur Responden Padangan, Kabupaten Bojonegoro
No. Umur Frekuensi %
(tahun)
1. 17-25 14 29,8
2. 26-32 20 42,5
3. 33-40 13 27,7
Total 47 100

Berdasarkan tabel 1 di atas


diketahui bahwa umur responden
terbanyak yaitu 26-32 tahun

57
Volume 7/ No.2/ Desember 2015

Aspek n= 47 Prosentase Pada variabel diskusi dengan


Sosial (%) personal terkait keluhan
Dukungan Personal
kehamilan, hasil penelitian
Suami 39 83
Orang Tua 5 10,6 menunjukkan bahwa mayoritas
Bidan 3 6,4 ibu hamil mengkomunikasikan
Diskusi Terkait Keluhan keluhannya kepada suami
Kehamilan sebanyak 35 responden (74,5%).
Suami 35 74,5
10 responden (21,2%)
Orang tua 2 4,3
Bidan 10 21,2 mengkomunikasikan keluhan
Sumber Nasihat kehamilan kepada bidan. Dan 2
Orang tua 45 95,7 responden lainnya (4,3%)
Mertua 2 4,3 mengkomunikasikan keluhan
Tabel 4 di atas adalah aspek sosial kehamilan kepada orangtua.
yang meliputi dukungan personal Hasil penelitian variabel
ibu hamil, diskusi dengan personal sumber nasihat informasi terkait
terkait keluhan kehamilan dan kehamilan menunjukkan bahwa
sumber nasihat/informasi terkait sumber nasihat atau anjuran ibu
kehamilan. Hasil penelitian aspek hamil sebanyak 45 responden
sosial ibu hamil pada variable (95,7%) percaya kepada nasihat
dukungan personal mayoritas yang diberikan orangtua,
sejumlah 39 responden dengan sedangkan 2 lainnya (4,3%)
prosentase 83% mendapatkan percaya pada nasihat mertua.
dukungan personal dari suami. 5. Aspek Budaya Ibu Hamil di
Sejumlah 5 orang dengan Puskesmas Padangan,
prosentase 10,6% mendapatkan Kabupaten Bojonegoro
dukungan personal dari orang tua Tabel 5 Distribusi Aspek Budaya
dan 3 responden dengan prosentase Ibu Hamil di Puskesmas
6,4% mendapatkan dukungan Padangan, Kabupaten Bojonegoro
personal dari bidan.
Tabel 5. Aspek Budaya Ibu Hamil di Puskesmas Padangan Kabupaten Bojonegoro

Aspek Budaya n= 47 Prosentase


(%)
Pantangan Makanan
Makan Tape 9 19,1
Makan Durian 7 15
Makan Nanas 10 21,3
Makanan amis 9 19,1
Tidak Ada Pantangan Makanan 12 25,5
Pantangan Perilaku
Tidak Boleh Melilitkan Handuk di Leher 10 21,3
Ibu Hamil Tidak Boleh Mandi Diatas Jam 5 26 55,3
Sore
Tidak Boleh Keluar Rumah di Malam Hari 8 17,0
Tidak Ada Pantangan Berperilaku 3 6,4
Nasihat Berperilaku
Sering Jalan Pagi 11 23,4

58
Volume 7/ No.2/ Desember 2015

Membawa pisau saat keluar rumah 1 2,1


Memakai Peniti di Baju 7 14,9
Minum Minyak Sayur Saat Hamil Tua 1 2,1
Minum Air Kelapa 21 44,7
Tidak Ada Nasihat Untuk Pantangan 6 12,8
Berperilaku

Wanita hamil yang dianjurkan menunjukkan ibu hamil yang


minum minyak kelapa sebelum pantang terhadap beberapa
kelahiran dan banyak minum perilaku tertentu diantaranya
air kelapa tidak menimbulkan sebanyak 26 responden
manfaat apapun dan sangat (55,3%) tidak boleh mandi di
tidak ada kaitannya dengan atas jam 5 sore. Sebanyak 10
proses kelahiran. Semua zat responden (21,3%) memiliki
makanan akan dipecah dalam pantangan tidak boleh
usus halus dan dijadikan melilitkan handuk di leher,
glukosa, asam lemak, asam sebanyak 8 responden (17,0%)
amino dan lain-lain agar tidak boleh keluar pada malam
mudah di absorbsi oleh usus. hari, dan 3 responden (6,4%)
tidak memiliki pantangan
Tabel 5 adalah aspek budaya dalam berperilaku.
yang terdiri dari pantangan Variabel nasihat berperilaku
makan, pantangan perilaku, dari orang tua terdahulu yakni
dan nasihat perilaku. Aspek mayoritas ibu hamil mendapat
budaya yang diteliti adalah nasihat untuk sering berjalan
variable pantang makan, pagi sebanyak 11 responden
budaya pantangan berperilaku, (23,4%), sebanyak 21
dan nasihat berperilaku dari responden (44,7%)
orang tua. mendapatkan nasihat untuk
Hasil penelitian pada minum air kelapa selama masa
aspek budaya variable pantang kehamilan, sebanyak 7
makan menunjukkan mayoritas responden (14,9%)
ibu hamil memiliki budaya mendapatkan nasehat untuk
pantang makan pada beberapa memakai peniti di baju selama
jenis buah-buahan seperti hamil, sebanyak 1 responden
nanas sejumlah 10 responden (2,1%) mendapatkan nasehat
(21,3%). Sejumlah 9 responden untuk minum minyak sayur
(19,1%) pantang makan tape, saat hamil tua dan membawa
sejumlah 9 responden (19,1%) pisau saat keluar rumah, dan 6
pantang makan ikan, sejumlah responden (12,8%) tidak
7 responden (15%) pantang mendapatkan nasehat untuk
makan durian, dan sejumlah 12 pantang melakukan perilaku
responden (25,5%) tidak apapun.
memiliki pantangan terhadap
makanan apapun. 6. Persepsi Ibu Hamil Tentang
Hasil penelitian pada Mitos Kehamilan di Wilayah
pantangan perilaku

59
Volume 7/ No.2/ Desember 2015

Kerja Puskesmas Padangan mayoritas responden


Bojonegoro berpendidikan SMA. Semakin
tinggi tingkat pendidikan
Variabel N % seseorang maka semakin tinggi
Positif 28 59,6
Negatif 19 40,4
pula tingkat pengetahuannya
Total 47 100 (Notoatmodjo, 2003). Pendidikan
erat kaitannya dengan tingkat
Berdasarkan tabel 6 pengetahuan. Pendidikan
menunjukkan ibu hamil yang diartikan sebagai sebuah upaya
mempunyai mitos positif sebanyak dalam membangun kepribadian
28 responden (59,6%) dan ibu hamil dan kemampuan seseorang.
yang memiliki mitos negatif adalah Konsep pendidikan didefinisikan
sebanyak 19 responden (40,4%). sebagai upaya yang dilakukan
oleh seseorang atau kelompok
PEMBAHASAN untuk perubahan menjadi dewasa
Karakteristik responden serta memperoleh taraf hidup
berdasarkan umur menunjukkan yang lebih baik (Hasbullah,
bahwa mayoritas responden 2012).
berumur 26-32 tahun. Usia bisa
dikaitkan dengan pengalaman Menurut Budiman &
pribadi, apa yang pernah dan sedang Riyanto (2013) pendidikan dapat
dialami seseorang akan ikut diperoleh secara formal dan
membentuk dan mempengaruhi informal. Semakin tinggi tingkat
rangsangan sosial seseorang. Pada pendidikan maka diharapkan
rentang usia 17—25 tahun, merupakan individu memiliki pengetahuan
usia yang muda dan mayoritas baru yang luas dan pemahaman baik.
pertama kali mengalami kehamilan Pendidikan yang tinggi sejalan
(primi gravida) sehingga pengalaman dengan kemudahan dalam akses
akan kehamilan belum banyak informasi.
didapat. Hal tersebut menyebabkan Pendidikan dapat
banyak responden yang masih membentuk pengetahuan
menuruti perkataan orang tua dan seseorang dan pengetahuan dapat
orang tua terdahulu untuk percaya membentuk sikap. Responden
mitos karena takut terjadi hal yang yang berpendidikan rendah
tidak diinginkan pada kehamilannya ditempat penelitian sangat patuh
jika tidak mempercayainya. Usia dengan mitos- mitos yang
responden merupakan usia kategori berkembang seputar kehamilan
dewasa. Usia tersebut responden baik itu mitos yang sesuai dengan
sudah mempunyai pengalaman- ilmu pengetahuan maupun mitos
pengalaman seputar kehamilan baik yang tidak sesuai dengan ilmu
pengalaman pribadi maupun pengetahuan. Mereka cenderung
pengalaman dari lingkungan sekitar takut jika terjadi sesuatu dengan
seperti keluarga atau teman kehamilannya jika mereka tidak
(Notoatmodjo, 2012). mengikuti mitos tersebut.
Karakteristik responden Sedangkan responden yang
berdasarkan variabel pendidikan berpendidikan lebih tinggi

60
Volume 7/ No.2/ Desember 2015

menelaah dulu tentang mitos yang semakin kuat. Dibandingkan


berkembang, jika sangat tidak dengan ibu pekerja yang hanya
sesuai dengan informasi dari memiliki sedikit waktu untuk
tenaga kesehatan mereka tidak bertukar informasi seputar
akan lakukan atau turuti. kehamilan.
Responden yang berpendidikan Variabel status pekerjaan
lebih tinggi ditempat penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
lebih mempercayai dokter dari responden bekerja sebagai IRT.
pada mitos yang berkembang. Status pekerjaan kurang bisa
Namun jika mitos tersebut tidak menggambarkan persepsi ibu
terkait dengan masalah kesehatan dalam menyikapi mitos
biasanya mereka juga kehamilan. Hal tersebut
mengikutinya. dikarenakan banyak ibu yang
Walaupun mayoritas memiliki pendidikan tinggi akan
responden berpendidikan SMA, tetapi lebih memilih menjadi ibu
namun kepercayaan terhadap rumah tangga. Dengan kata lain,
mitos bukan hanya dipengaruhi status pekerjaan tidak bisa
oleh faktor pendidikan, tetapi menggambarkan tingkat
juga dipengaruhi oleh faktor lain pengetahuan ibu hamil.
seperti usia, usia kehamilan dan Penelitian Widayanti (2014)
pekerjaan. Pengetahuan sangat menjelaskan bahwa pekerjaan
berhubungan dengan pendidikan membuat seseorang mempunyai
dimana seseorang dengan banyak teman dilingkungan
pendidikan tinggi maka tingkat kerjanya. Pada dasarnya,
pengetahuannya pun akan individu lebih bersikap sesuai
semakin luas. Namun perlu dengan sikap orang yang
diketahui bahwa seseorang dianggapnya berpengaruh.
dengan pendidikan rendah tidak Kecenderungan tersebut didukung
berarti pengetahuannya juga oleh kesediaan individu untuk
rendah. Taraf pengetahuan menjauhi masalah dengan orang
seseorang bukan hanya diperoleh yang dianggap berpengaruh
dari pendidikan formal, akan tersebut. Ibu yang tidak bekerja
tetapi juga dapat diperoleh dari cenderung tidak terlalu
pendidikan non formal.
disibukkan dengan tugas ganda
Karakteristik responden yaitu bekerja dan pekerjaan
berdasarkan pekerjaan, mayoritas rumah tangga. Ibu yang tidak
responden bekerja sebagai ibu bekerja memiliki banyak waktu
rumah tangga. Ibu rumah tangga untuk bersosialisasi dengan
memiliki banyak waktu luang tetangganya, hal tersebut
dirumah sehingga waktu luang menyebabkan budaya tentang
tersebut biasanya dipakai untuk mitos seputar kehamilan sering
mengobrol bersama tetangga, menjadi pembicaraan antara
saudara, mertua dan orangtua mereka tanpa didasari oleh
sehingga informasi yang didapat pengetahuan medis yang benar
seputar mitos tentang kehamilan karena biasanya mereka hanya

61
Volume 7/ No.2/ Desember 2015

mengaitkan kejadian yang terjadi banyak disampaikan oleh orang


dengan kebiasaan yang tua, mertua, dan keluarga.
dilakukan. Bahkan banyak dari ibu hamil
percaya jika tidak mengikuti
Aspek sosial yang diteliti
anjuran orang tua terdahulu
adalah dukungan personal,
maka akan membahayakan
diskusi terkait keluhan
kehamilannya.
kehamilan dan sumber nasihat.
Pada variabel dukungan personal Kebudayaan yang ada di
mayoritas mendapat dukungan suatu daerah tertentu
dari suami. Dukungan suami berpengaruh pada persepsi
sangat diharapkan oleh seorang seseorang terhadap kehamilan.
ibu hamil, misalkan suami Pada dasarnya masyarakat
menunjukkan perhatiannya mencemaskan masa kehamilan
selama hamil, menuruti segala dan persalinan. Dalam budaya
apa yang diinginkan oleh istri, masyarakat kita, seseorang yang
dan tidak ingin menyakiti istri. hamil dan yang akan melahirkan
Seiring dengan penelitian dilindungi secara kepercayaan,
Fauziah yang mengatakan bahwa moral dan adat yang bertujuan
interaksi sosial wanita hamil untuk menjaga keselamatan ibu
sangat diperlukan baik berupa dan bayi.
dukungan psikologis, kasih Variabel budaya makan
sayang, perhatian, empati dan menunjukkan bahwa mayoritas
pengorbanan terutama dari pihak ibu hamil memiliki pantangan
suami dan keluarga. Menurut sisi makanan terhadap nanas. Hal
psikologis, ibu hamil akan tersebut karena makan nanas
mengalami perubahan hormone dipercaya dapat menyebabkan
yang menyebabkan perubahan Rahim akan terasa panas dan
kondisi fisik dan emosional. Hal dapat menyebabkan keguguran.
tersebut yang membuat ibu hamil Dalam teori, sebenarnya nanas
sangat memerlukan dukungan dan banyak mengandung vitamin dan
perhatian dari orang-orang mineral yang bermanfaat untuk
terdekat (Fauziah, 2008). kesehatan ibu hamil. Buah Nanas
Karakteristik responden mengandung bromealin yakni
pada variabel diskusi terkait enzim yang dapat membantu
keluhan kehamilan, mayoritas ibu melemahkan serviks, oleh karena
hamil mengeluh kepada suami. itu tidak boleh dikonsumsi dalam
Sebenarnya bidan, dokter atau jumlah banyak. Kesalahan
petugas kesehatan lain pemahaman tentang nanas di
merupakan sumber informasi masyarakat yakni nanas
terbaik dibandingkan orangtua mengandung enzim bromelain
yang hanya tau lewat pengalaman yang dipercaya bisa
saja. Penelitian oleh Fauziah menyebabkan keguguran.
(2008) menyatakan bahwa Padahal nanas memiliki manfaat
pantangan dan anjuran yang bagi ibu hamil, diantaranya
diperuntukkan bagi ibu hamil adalah sebagai sumber vitamin C

62
Volume 7/ No.2/ Desember 2015

dan memenuhi kebutuhan hamil yang memiliki keyakinan


kolagen bagi ibu hamil di mana dilarang melilitkan handuk di
kolagen tersebut bisa leher percaya jika melakukan hal
menyokong pertumbuhan kulit, tersebut maka ketika bayi lahir
tulang, dan bagian tubuh lainnya. akan mengalami lilitan tali
pusat, padahal dalam teori Tino
Beberapa ibu hamil percaya
(2009) menyebutkan bahwa
bahwa mereka tidak boleh
lilitan tali pusat terjadi karena
makan makanan yang amis
aktivitas yang berlebihan
karena mereka beranggapan
sehingga menyebabkan
bahwa makanan amis
hiperaktivitas gerakan bayi.
menyebabkan bayi dan air
ketuban menjadi berbau amis Suatu kebiasaan atau adat
dan menyebabkan perdarahan yang ada dalam masyarakat
setelah proses persalinan. merujuk ke pola kepercayaan
Padahal ikan mempunyai dan perilaku yang telah menjadi
kandungan lemak yang baik dan bagian dari budaya yang sudah
bisa digunakan sebagai lama dipercaya secara turun
penopang tumbuh kembang temurun yang secara sosial
janin. Sebuah penelitian yang diwariskan dari generasi ke
berasal dari Barcelona Institute generasi berikutnya (Supardan,
for Global Health menyebutkan 2008).
bahwa konsumsi ikan laut
Variabel nasihat
selama kehamilan dapat
berperilaku dari orangtua
meningkatkan kemampuan otak
dahulu mayoritas ibu hamil
janin terutama konsentrasi saat
dinasihati untuk sering jalan
mereka belajar di sekolah.
pagi selama hamil. Nasihat
Hasil wawancara dengan ibu untuk sering jalan pagi selama
hamil didapatkan bahwa mereka kehamilan adalah mitos yang
yang berpantang makan terhadap bermanfaat dan
tape dan durian beranggapan menguntungkan bagi ibu
bahwa makanan tersebut dapat hamil. Karena jalan pagi adalah
mengganggu kondisi kehamilan salah satu alternatif olahraga
dan hal ini sejalan dengan teori ibu hamil yang dianjurkan.
Tino (2009) yang mengatakan Manfaat jalan pagi bagi ibu
bahwa dalam tape dan durian hamil adalah dapat membantu
terdapat kandungan alkohol yang ibu menghilangkan
menyebabkan tubuh menjadi ketidaknyamanan selama
panas sehingga dapat mengancam kehamilan seperti morning
kondisi janin dan bisa sickness atau mual muntah yang
menyebabkan keguguran. hanya dirasakan pada pagi hari.
Karakteristik responden Wanita hamil yang
pada variabel pantangan dianjurkan minum minyak
berperilaku mayoritas ibu hamil kelapa sebelum kelahiran dan
memiliki pantangan untuk tidak banyak minum air kelapa tidak
melilitkan handuk di leher. Ibu menimbulkan manfaat apapun

63
Volume 7/ No.2/ Desember 2015

dan sangat tidak ada kaitannya Kesehatan. Jakarta:


dengan proses kelahiran. Salemba Medika
Semua zat makanan akan
Devy S.R., dkk. (2011).
dipecah dalam usus halus dan
Perawatan Kehamilan
dijadikan glukosa, asam lemak,
dalam Perspektif Budaya
asam amino dan lain-lain agar
Madura di Desa Tambak
mudah di absorbsi oleh usus.
dan Desa Rapalaok
Kecamatan Omben
Kabupaten Sampang.
SIMPULAN DAN SARAN
Jurnal Promosi Kesehatan,
Simpulan 1(1).
Sebagian besar responden Fauziah, C. (2009). Mitos-Mitos
berada pada rentang usia 26-32 Tentang Kehamilan.
tahun sebanyak 20 responden Nangroe Aceh
atau sebesar 42,5%. Mayoritas Darussalam: Aceh
berpendidikan SMA sebanyak Research Training
26 responden (55,3%).
Fitria. (2009). Prinsip Dasar dan
Mayoritas bekerja sebagai IRT
aplikasi penulisan laporan
sebanyak 25 responden (23,5%).
pendahuuan dan strategi
Dari segi budaya yang pelaksanaan tindakan.
didapatkan dari ibu hamil di Jakarta: Salemba Medika.
Puskesmas Padangan Kabupaten
Harnindita. (2015). Hubungan
Bojonegoro masih percaya
usia, pendidikan, paritas
terhadap mitos dan memiliki
dengan sikap ibu hamil
kepercayaan tentang pantang
mengenal tanda-tanda
terhadap beberapa jenis
bahaya kehamilan di
makanan, pantangan dalam
Puskesmas Piyungan
berperilaku dan serta mengikuti
Bantul tahun 2015.
anjuran atau nasehat pantangan
Yogyakarta: Stikes
dari orang tua terdahulu.
Aisyiyah.
Saran
Kementerian Kesehatan RI.
Penelitian ini perlu (2014). Riset Kesehatan
dikembangkan untuk meneliti Dasar, Riskesdas 2014.
dampak faktor budaya dan mitos Kementerian Kesehatan.
yang ada di masyarakat terhadap Khoililurrohman. (2003).
kesehatan ibu hamil. Hubungan Antara
Kepercayaan Terhadap
Mitos Kehamilan Dengan
DAFTAR PUSTAKA Perilaku Kehati-Hatian
Budiman, Riyanto. (2013). Menjelang Persalinan.
Kapita Selekta Kuesioner: Psikologi UGM
Pengetahuan dan Sikap Yogyakarta.
dalam Penelitian

64
Volume 7/ No.2/ Desember 2015

Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan, Pembangunan Pedesaan, 6


Penyakit Kandungan dan (3).
KB untuk Bidan. Jakarta:
Syarifudin. (2010). Sosial
Arcana. Meutia. F,
Budaya Dasar. Jakarta:
Swasno. (1998).
Trans Info Media
Kehamilan, kelahiran,
perawatan ibu dan bayi Tino. (2009). Menjawab Mitos-
dalam aspek budaya Mitos Kehamilan dan
indpnesia. Jakarta: UI. Menyusui. Yogyakarta:
Nirwana A. B. (2011). Media Pressindo
Kapita Selekta Kehamilan.
Yogyakarta: Huna Medika.
Notoatmodjo. (2003). Ilmu
Kesehatan Masyarakat. 2nd
ed. Jakarta: Rineka Cipta
Priyadi. (2006). Makna Simbolis
Pantangan pada Wanita
Hamil di Pedesaan
Banyumas. Jurnal

65

Anda mungkin juga menyukai