Anda di halaman 1dari 17

PENGANTAR BISNIS

MENILAI KONDISI EKONOMI


DAN MENILAI KONDISI GLOBAL

ANDI MAULINA

A031181329

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi Ekonomi dan Kondisi Global merupakan hal yang harus selalu
diperhatikan oleh orang-orang yang menjalankan bisnis dikarenakan hal
tersebut dapat memengaruhi kinerja perusahaan mereka.

Kondisi ekonomi mencerminkan tingkat produksi dan konsumsi untuk


suatu negara, wilayah, atau industri tertentu. Kondisi ekonomi dapat
memengaruhi pendapatan atau beban dari suatu bisnis dan oleh karena
itu dapat memengaruhi nilai dari bisnis tersebut.

Selain itu, sudah banyak perusahaan yang telah memanfaatkan


peluang bisnis di negara asing. Jumlah bisnis internasional telah tumbuh
sebagai respons terhadap ditiadakannya hambatan internasional. Kondisi
ekonomi internasional memengaruhi pendapatan dan beban suatu
perusahaan. Oleh karena itu, kondisi ekonomi internasional juga
memengaruhi nilai perusahaan.
PERMASALAHAN

A. Bagaimana dampak dari pertumbuhan ekonomi terhadap kinerja


bisnis?
B. Bagaimana inflasi memengaruhi kinerja bisnis?
C. Bagaimana tingkat bunga memengaruhi kinerja bisnis?
D. Bagaimana harga pasar ditentukan?
E. Bagaimana pemerintah memengaruhi kondisi ekonomi?
F. Apa saja motif dari perusahaan AS untuk terlibat dalam bisnis
internasional?
G. Bagaimana perusahaan menjalaskan bisnis internasional?
H. Bagaimana hambatan terhadap bisnis internasional telah berkurang
dan menjelaskan hambatan yang masih ada?
I. Bagaimana karakteristik negara asing dapat memengaruhi bisnis
internasional suatu perusahaan?
J. Bagaimana pergerakan nilai tukar dapat memengaruhi kinerja
perusahaan?
2. PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kinerja Bisnis


Pertumbuhan ekonomi merupakan perubahan dalam tingkat aktivitas
ekonomi secara umum, yaitu terjadinya kenaikan national output dari
suatu periode ke periode berikutnya.

Pertumbuhan Ekonomi yang Kuat


Ketika pertumbuhan ekonomi suatu negara kuat, maka tingkat
pendapatan juga akan tinggi yang membuat para karyawan yang bekerja
di dalam sebuah perusahaan negara tersebut akan menghasilkan output
yang lebih besar. Orang-orang dengan pendapatan yang relatif tinggi,
akan lebih senang membelanjakan uangnya. Sehingga, produk-produk
yang dihasilkan oleh perusahaan akan cepat terjual dan menghasilkan
laba yang lebih tinggi, baik untuk perusahaan itu sendiri maupun investor.

Pertumbuhan Ekonomi yang Lemah


Namun, dalam keadaan perekonomian lemah. Permintaan akan produk
yang dihasilkan sebuah perusahaan akan berkurang. Sehingga,
pendapatan perusahaan juga turun. Maka terjadilah pengurangan
produksi dan pengurangan karyawan disaat kondisi seperti ini Akibat dari
pengurangan karyawan menyebabkan banyaknya pengangguran.

Indikator Pertumbuhan Ekonomi


Dua ukuran utama dari pertumbuhan ekonomi adalah tingkat produksi
total barang dan jasa, serta jumlah total pengeluaran. Tingkat produksi
dan total pengeluaran sangat berhubungan erat. Jika tingkat pengeluaran
konsumen tinggi, maka tingkat produksi juga tinggi karena permintaan
yang tinggi.

Indikator lain yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah tingkat


pengangguran. Ada empat jenis pengangguran, yang pertama adalah
Pengangguran Friksional yang merupakan orang-orang yang sedang
berganti pekerjaan. Yang kedua, Pengangguran Musiman merupakan
orang-orang yang jasanya tidak dibutuhkan dalam musim-musim tertentu.
Ketiga adalah Pengangguran Siklus, yaitu orang-orang yang menganggur
karena kondisi perekonomian yang buruk. Terakhir, Pengangguran
Struktural yang merupakan orang-orang yang menganggur karena tidak
memiliki keahlian yang memadai.

B. Dampak Inflasi
Inflasi adalah kenaikan dalam tingkat harga barang dan jasa secara
umum selama periode waktu tertentu. Inflasi memengaruhi beban
produksi yang dikeluarkan perusahaan dengan meningkatkan harga
perlengkapan dan bahan baku. Dengan demikian, banyak perusahaan
yang menaikkan harga produknya yang membuat permintaan atas produk
menurun karena harga yang tinggi.

Jenis Inflasi
Inflasi dapat diakibatkan dari kejadian tertentu yang menaikkan biaya
produksi. Ketika perusahaan mengenakan harga yang lebih tinggi karena
kenaikan biaya beban, terjadi inflasi yang didorong oleh biaya. Dan,
situasi ketika harga produk naik karena keadaan dimana permintaan atas
produk tersebut kuat, maka terjadilah inflasi yang ditarik oleh
permintaan.

C. Dampak Tingkat Bunga


Tingkat bunga menentukan biaya meminjam uang. Tingkat bunga
dapat memengaruhi kinerja perusahaan karena memengaruhi beban atau
pendapatan perusahaan.

Dampak terhadap Beban Perusahaan


Tingkat bunga menentukan jumlah dari beban yang harus dikeluarkan
oleh bisnis jika perusahaan meminjam uang. Perubahan dalam tingkat
bunga pasar dapat memengaruhi beban bunga perusahaan karena tingkat
bunga pinjaman yang dikenakan oleh bank komersial dan kreditor lain
atas pinjaman perusahaan didasarkan pada tingkat bunga pasar.

Dampak terhadap Pendapatan Perusahaan


Terdapat beberapa produk yang ditawarkan oleh perusahaan biasanya
dibeli secara kredit. Ketika tingkat bunga meningkat, pelanggan yang
membeli secara kredit harus membayar cicilannya lebih tinggi. Dengan
begitu pelanggan menjadi kurang tertarik membeli produk, menyebabkan
penurunan permintaan atas produk, sehingga mengakibatkan penjualan
lebih rendah dan pendapat juga berkurang.

D. Menentukan Harga Pasar


Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh harga atas produk (yang
memengaruhi pendapatan perusahaan) dan biaya untuk perlengkapan
dan beban (yang memengaruhi beban operasi perusahaan). Harga pasar
dari produk dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran total dari produk
yang dihasilkan.

Skedul Permintaan untuk suatu Produk


Skedul permintaan adalah skedul yang mengindikasikan kuantitas
suatu produk yang akan diminta pada setiap harga yang mungkin. Jika
harga tinggi, maka permintaan relatif rendah dan begitu juga sebaliknya.

Skedul Penawaran untuk suatu Produk


Skedul penawaran merupakan skedul yang mengindikasikan kuantitas
suatu produk yang akan ditawarkan (diproduksi) pada setiap harga yang
mungkin. Jika harga suatu produk dijual dengan harga yang tinggi, maka
perusahaan akan menawarkan (memproduksi) produk tersebut dalam
jumlah yang besar dan juga sebaliknya.

Hubungan antara Permintaan dengan Penawaran


Hubungan antara skedul permintaan dan skedul penawaran
menentukan harga. Ketika harga produk yang relatif tinggi, kuantitas yang
ditawarkan oleh perusahaan melampaui kuantitas yang diminta oleh
pelanggan, sehingga terjadi Surplus. Namun, ketika harga produk yang
ditawarkan oleh perusahaan relatif rendah, kuantitas yang ditawarkan oleh
perusahaan akan lebih sedikit dibandingkan kuantitas yang diminta oleh
pelanggan, sehingga menimbulkan kelangkaan. Untuk menghindari
surplus maupun kelangkaan, dibutuhkan harga di mana kuantitas produk
yang ditawarkan oleh perusahaan sama dengan kuantitas produk yang
diminta oleh pelanggan disebut dengan harga keseimbangan.

Dampak dari Perubahan dalam Skedul Permintaan


Ketika suatu produk menjadi lebih diminati, permintaan pelanggan
untuk produk tersebut meningkat, sehingga mengakibatkan kelangkaan.
Perusahaan akan meningkatkan harga produk lebih tinggi hingga
kuantitas yang ditawarkan sama dengan kuantitas yang diminta untuk
menanggulangi kelangkaan.

Dampak dari Perubahan dalam Skedul Penawaran


Ketika perusahaan menghasilkan produk dengan biaya yang lebih
rendah, maka perusahaan akan menghasilkan produk lebih banyak dan
hal ini menyebabkan terjadinya surplus. Untuk mengatasinya, perusahaan
sadar harus menurunkan harga produk. Ketika harga telah diturunkan
sampai pada tingkat di mana kuantitas yang ditawarkan kembali sama
dengan kuantitas yang diminta, maka surplus telah dihilangkan.

Dampak dari Permintaan dan Penawaran terhadap Tingkat Harga


Umum. Tingkat harga umum adalah rata-rata harga dari semua barang
dan jasa yang ada. Bila total permintaan oleh pelanggan untuk seluruh
atau kebanyakan produk tiba-tiba meningkat, tingkat harga secara umum
dapat naik. Selain itu, jika skedul penawaran dari semua atau kebanyakan
produk tiba-tiba turun, maka tingkat harga umum akan naik.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Harga Pasar adalah penghasilan


pelanggan, preferensi pelanggan, dan beban produksi. Penghasilan
pelanggan menentukan jumlah produk yang mampu dibelinya. Semakin
tinggi penghasilan seseorang, maka semakin tinggi pula permintaannya
akan barang dan atau jasa. Selanjutnya, ketika preferensi pelanggan
(selera) untuk produk tertentu, maka permintaan akan produk tersebut
dapat berubah. Ketika suatu produk tidak begitu diminati, permintaannya
akan turun. Terakhir, beban produksi yang dimana ketika perusahaan
mengeluarkan beban yang lebih rendah, maka perusahaan dapat
memproduksi produk dengan jumlah yang banyak pada harga berapapun.

E. Pengaruh Pemerintah terhadap Kondisi Ekonomi


Pemerintah federal dapat memengaruhi kinerja bisnis dengan
memberlakukan peraturan. Untuk memengaruhi kondisi ekonomi,
pemerintah menetapkan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

Kebijakan Moneter, keputusan mengenai tingkat penawaran uang.


Istilah penawaran uang umumnya mengacu pada tabungan, uang yang
beredar di masyarakat, dan traveler’s checks. Contohnya The Fed (bank
sentral AS) dapat memengaruhi tingkat bunga yang secara langsung
memengaruhi beban bunga perusahaan dan juga dapat memengaruhi
permintaan akan produk perusahaan jika produk tersebut dibeli dengan
dana pinjaman.

Kebijakan Fiskal merupakan keputusan mengenai bagaimana


pemerintah sebaiknya menetapkan tarif pajak dan membelanjakan uang.

Rangkuman Pengaruh Pemerintah terhadap Faktor-faktor


Ekonomi. Kebijakan fiskal dapat memengaruhi kinerja perusahaan
dengan memengaruhi tarif pajak penghasilan pribadi dan oleh karena itu
memengaruhi perilaku belanja pelanggan, serta dapat memengaruhi tarif
pajak penghasilan badan, yang memengaruhi laba perusahaan. Kebijakan
moneter dapat memengaruhi tingkat bunga, yang dapat memengaruhi
permintaan produk. Dengan memengaruhi tingkat bunga, juga dapat
memengaruhi beban bunga yang dikeluarkan oleh perusahaan.
F. Motif Menjalankan Bisnis Internasional
Bisnis internasional dapat meningkatkan kinerja perusahaan dengan
meningkatkan pendapatan dan mengurangi beban perusahaan. Motif-
motif yang umum dalam menjalankan bisnis internasional adalah menarik
permintaan asing, memanfaatkan teknologi, menggunakan sumber daya
yang murah, dan melakukan diversifikasi secara internasional.

Menarik Permintaan Asing


Beberapa perusahaan mungkin dapat mengalami kemunduran jika
sudah tidak dapat mengembangkan bisnisnya dan meningkatkan
produksinya di dalam negeri karena persaingan yang ketat dalam
industrinya. Serta, selera masyarakat dalam negeri yang seringkali
berubah, sehingga dapat menyebabkan permintaan akan produk
meningkat atau menurun. Maka, dari itu dibutuhkan untuk
mengembangkan bisnis hingga internasional dengan memasukkan produk
ke dalam pasar asing agar menemukan potensi untuk kemajuan bisnis.

Memanfaatkan Teknologi
Perusahaan yang memiliki teknologi lebih maju dapat memanfaatkan
hal tersebut dengan mendirikan bisnis baru di negara-negara yang masih
berkembang karena sepertinya teknologi yang dimiliki masih relatif
rendah.

Menggunakan Sumber Daya yang Murah


Biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku maupun tenaga kerja
berbeda-beda di setiap wilayah di mana perusahaan tersebut berdiri.
Dengan memasuki bisnis internasional, perusahaan dapat memilih untuk
mendirikan perusahaan di wilayah yang biaya untuk sumber dayanya
relatif rendah.
Melakukan Diversifikasi secara Internasional
Memproduksi hanya satu jenis produk dalam satu negara
memungkinkan tidak maksimumnya laba yang didapatkan. Hal ini
disebabkan karena objek dalam perusahaan yang rentan terhadap resiko
seperti modal, laba, dan penjualan yang dapat mengganggu kinerja
perusahaan terganggu oleh perubahan industri ataupun ekonomi. Kinerja
perusahaan bergantung di mana posisi perusahaan itu berdiri dan untuk
mengatasinya, perusahaan dapat menjualkan produknya ke berbagai
negara.

G. Menjalankan Bisnis Internasional


Dalam menjalankan bisnis internasional, perusahaan sebaiknya
mempertimbangkan metode-metode umum untuk menjalankan bisnis
internasional, yaitu mengimpor, mengekspor, investasi asing langsung,
outsourcing, dan aliansi strategis.

Mengimpor
Mengimpor (importing) melibatkan pembelian produk atau jasa dari
negara asing. Faktor-faktor yang memengaruhi tingkat impor adalah tarif
atau pajak yang dikenakan atas produk-produk impor. Produk luar negeri
dikenakan pajak oleh bea cukai untuk masuk ke dalam negeri mengacu
dengan batasan yang sudah ditetapkan dalam aturan. Selain itu, kuota
atau batasan jumlah dari produk tertentu yang dapat diimpor juga
memengaruhi tingkat impor. Kuota ditetapkan agar barang-barang luar
negeri tidak menguasi pasar dalam negeri, sehingga produk asli dalam
negeri masih dominan dan laku dipasaran.

Mengekspor
Mengekspor (exporting) adalah penjualan produk atau jasa ke pembeli
yang berada di negara lain. Adanya ekspor dapat meningkatkan penjualan
berkali-kali lipat. Impor harus diseimbangkan dengan ekspor agar neraca
perdagangan negara tetap seimbang dan juga untuk menghindari
ketergantungan terhadap produk asing daripada produk domestik.
Perusahaan juga dapat menggunakan situs Webnya untuk memasarkan
produknya secara online.

Investasi Asing Langsung


Investasi asing langsung adalah suatu cara untuk mengakuisisi atau
membangun anak perusahaan di satu atau lebih negara asing.
Perusahaan yang mendirikan anak perusahaan di negara asing dapat
meminimalisir biaya produksi dan dapat dengan mudah membangun
perdagangan internasional.

Outsourcing
Perusahaan pada umumnya mengatur agar sebagian dari jasanya
dilakukan di negara-negara asing sebagai cara untuk menggunakan
tenaga kerja yang lebih murah. Outsourcing adalah salah satu cara agar
perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain yang menggunakan
tenaga asing dengan biaya yang lebih rendah.

Aliansi Strategis
Aliansi startegis adalah suatu perjanjian di mana sumber daya
ditanggung bersama guna mengejar kepentingan bersama. Salah satu
jenis aliansi strategis adalah perjanjian lisensi internasional, yaitu jenis
aliansi di mana suatu perusahaan memperbolehkan perusahaan asing
untuk menghasilkan produk-produknya sesuai dengan intruksi yang
spesifik.

H. Hambatan Bisnis Internasional


Saat ini emmang faktor penting yang memberikan kontribusi bagi
peningkatan bisnis internasional adalah berkurangnya hambatan
perdagangan. Namun, bisnis internasional tetap masih memiliki
hambatan.
Pengurangan dalam Hambatan
Hambatan perdagangan internasional berkurang sejalan dengan waktu
melalui berbagai perjanjian perdagangan bebas dan pembentukan zona
perdagangan bebas seperti Uni Eropa. Beberapa contoh pengurangan
hambatan adalah NAFTA (Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara)
yang menyebabkan kebebasan untuk mengekspor produk-produknya ke
negara lain. Selanjutnya adalah GATT (Perjanjian Umum mengenai Tarif
dan Perdagangan) mengimbau pengurangan hambatan perdagangan atas
produk-produk impor tertentu di 117 negara yang memungkinkan
perusahaan dengan mudah mengekspor produknya ke negara-negara
lain. Kemudian, Amerika Latin yang menghapus tariff atas lebih dari 90
persen produk yang dikirimkan antara AS dan Cile. Dan yang terakhir Uni
Eropa menghapuskan banyak hambatan perdagangan yang
memungkinkan perusahaan di suatu negara eropa mengeskpor dan
mengimpor ke negara eropa lainnya. Hal ini mengakibatkan kebebasan
dalam mengakuisisi anak perusahaan yang sudah ada dan memberikan
manfaat berupa penciptaan lapangan kerja di negara asing.

Hambatan yang Tersisa


Perusahaan semestinya menyadari bahwa meskipun hambatan terhdap
bisnis internasional telah berkurang, namun beberapa hambatan seperti
dari pemerintah tetap mengenakan hambatan perdagangan untuk
melindungi perusahaan-perusahaan lokal agar tidak kalah saing dan
memberikan hukuman kepada negara-negara tertentu atas tindakan yang
salah.

Ketidaksepahaman mengenai Kebijakan Perdagangan


Internasional. Ketidakpahaman mengenai kebijakan perdagangan akan
selalu ada. Orang-orang yang prospek pekerjaannya dipengaruhi baik
secara positif mupun secara negatif oleh perdagangan internasional
cenderung memiliki opini yang kuat mengenai kebijakan perdagangan
internasional. Orang-orang yang tidak sepaham mengenai jenis strategi
yang sebaiknya digunakan oleh pemerintah untuk menaikkan pangsa
pasar global dari negara yang bersangkutan. Suatu perusahaan tidak
bertanggung jawab untuk menyelesaikan konflik kebijakan perdagangan
internasional Perusahaan juga harus ,emyadari bagaimana kebijakan
perdagangan internasional memengaruhi posisi kompetitifnya dalam
industry tersebut dan bagaimana perubahan dalam kebijakan dapat
memengaruhi posisi perusahaan di masa depan.

I. Karakteristik Asing Memengaruhi Bisnis Internasional


Karakteristik yang harus diperhatikan ketika perusahaan terlibat dengan
bisnis internasional adalah budaya, sistem ekonomi, kondisi ekonomi, nilai
tukar, serta resiko politik dan undang-undang.

Budaya
Dikarenakan budaya di setiap negara itu berbeda, maka suatu
perusahaan harus mempelajari terlebih dahulu budaya asing negara
tersebut sebelum terlibat dalam bisnis di sana. Keputusan yang buruk
dapat berdampak pada penilaian yang tidak semestinya atas selera,
kebiasaan, dan adat istiadat suatu negara.

Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi mencerminkan tingkat kepemilikan pemerintah atas
bisnis dan intervensi pemerintah dalam bisnis. Sistem ekonomi
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Kapitalisme yang memungkinkan
kepemilikan bisnis atas swasta. Komunisme adalah suatu sistem ekonomi
yang melibatkan kepemilikan publik atas bisnis. Sosialisme yaitu suatu
sistem ekonomi yang memiliki sebagian fitur dari kapitalisme dan
sebagian fitur dari komunisme.

Kondisi Ekonomi
Untuk memprediksi permintaan akan produk sebuah perusahaan di
negara asing, maka perusahaan tersebut harus mencoba untuk
memperkirakan kondisi ekonomi di negara asing tersebut. Kinerja
perusahaan tersebut bergantung pada pertumbuhan ekonomi dari negara
asing itu dan pada sensivitas perusahaan terhadap kondisi di negara itu.

Nilai Tukar
Hubungan utama antara nilai tukar dan bisnis internasional adalah
ketidaktetapan nilai tukar mempengaruhi nilai impor dan ekspor. Mata
uang yang lemah dapat mempengaruhi jenis barang serta jumlah barang
yang dapat dibeli suatu negara. Seperti perbedaan dalam nilai tukar dan
bisnis internasional juga dapat menyebabkan suatu kondisi di mana ada
ketidakseimbangan perdagangan antara dua mitra dagang. Kurs
(exchange rate) suatu mata uang adalah nilai tukar atau harganya jika
ditukar dengan mata uang yang lain. Sama halnya dengan harga-harga
lain dalam ekonomi yang ditentukan oleh interaksi pembeli dan penjual,
kurs terbentuk oleh interaksi pembeli dan penjual untuk keperluan
transaksi internasional.

Risiko Politik dan Undang-undang


Risiko politik yaitu risiko bahwa tindakan politik suatu negara dapat
berdampak buruk bagi suatu bisnis. Korupsi merupakan salah satu bentuk
risiko politik yang memiliki dampak signifikan terhadap perusahaan yang
mencoba untuk menjalankan suatu bisnis baru. Misalnya, korupsi dapat
mempermudah terjalinnya bisnis internasional dengan menyuap pejabat
pemerintah untuk memperoleh persetujuan. Iklim Regulasi pemerintah
seperti undang-undang mengenai lingkungan hidup bervariasi
antarnegara. Dengan meningkatkan biaya, undang-undang ini dapat
memengaruhi kelayakan dari mendirikan anak perusahaan di negara
asing.
J. Pergerakan Nilai Tukar Memengaruhi Kinerja
Pada umumnya, nilai tukar antara suatu mata uang tertentu
berfluktuasi setiap hari. Ketika nilai tukar berubah, perusahaan-
perusahaan yang terlibat dalam perdagangan internasional akan
terpengaruh. Dampak dari pergerakan nilai tukar terhadap perusahaan
dapat menguntungkan maupun merugikan, tergantung pada
karakteristik perusahaan.

Contohnya sebagai berikut yang merupakan dampak dari


pertukaran nilai mata uang :
a. Dampak dari Dollar yang lemah terhadap importir AS
Apresiasi: mengalami penguatan dalam nilai mata uang
b. Dampak dari Dollar yang kuat terhadap importir AS
Depresiasi: mengalami kelemahan dalam niali mata uang,
seperti Negara Indonesia pada saat ini
c. Dampak aktual dari pergerakan nilai tukar terhadap importir AS
d. Dampak dari Dollar yang lemah terhadap eksportir AS
e. Dampak dari Dollar yang kuat terhadap eksportir AS
3. KESIMPULAN

Pertumbuhan ekonomi yang kuat menggambarkan keadaan bisnis di


negara tersebut juga baik serta keadaan rakyatnya yang makmur, juga
sebaliknya. Dalam perekonomian ada yang disebut inflasi dan tingkat
bunga yang dapat berdampak positif maupun negatif untuk bisnis. Untuk
memberikan dan menawarkan jumlah produk-produknya, perusahaan
tidak bisa asal-asalan melainkan harus dengan mempertimbangkan
jumlah permintaan terhadap produk. Dengan demikian, penghasilan
pelanggan, selera pelanggan, serta beban produksi dapat memengaruhi
harga pasar.

Selanjutnya, untuk meningkatkan kinerja bisnisnya sebuah perusahaan


sebaiknya mulai menjajahi bisnis hingga negara asing. Contohnya dengan
mengekspor produk ke luar negeri. Namun, pasti masih ada saja
hambatan yang harus ditangani. Maka dari itu harus sebelum memulai
harus memahami karakteristik dari bisnis internasional, seperti budayanya
agar tidak salah arah. Dan, selalu memantau pergerakan nilai tukar
karena memengaruhi kinerja bisnis.
DAFTAR PUSTAKA

Madura, Jeff. 2007. Introduction to Business edisi keempat. Jakarta:


Penerbit Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai