Sukmawati (p07131117035) D4A PMM RINGKASAN
Sukmawati (p07131117035) D4A PMM RINGKASAN
NAMA : SUKMAWATI
NIM : P07131117035
KELAS/SEMESTER : A/6
PRODI : D-IV GIZI
Uji Organoleptik
Uji organoleptik merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui daya terima
suatu produk untuk menilai suatu mutu dengan memanfaatkan panca indera manusia untuk mengamati
tekstur, warna, bentuk, aroma, rasa suatu produk makanan ataupun minuman. Kemampuan alat indera
memberikan kesan atau tanggapan dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis kesan.
Kemampuan tersebut meliputi kemampuan mendeteksi (detection), mengenali (recognition),
membedakan (discrimination), membandingkan (scalling) dan kemampuan menyatakan suka atau tidak
suka (hedonik). Dalam uji organleptik harus dilakukan dengan cermat karena memiliki kelebihan dan
kelemahan. Uji organoleptik memiliki relevansi yang tinggi dengan mutu produk karena berhubungan
langsung dengan selera konsumen. Selain itu, metode ini cukup mudah dan cepat untuk dilakukan, hasil
pengukuran dan pengamatan cepat di peroleh. Kelemahan dan keterbatasan uji organoleptik
diakibatkan beberapa sifat inderawi tidak dapat di deskripsikan, manusia yang dijadikan panelis
terkadang dapat dipengaruhi tekanan sehingga kepekannya menurun
Untuk melaksanakan penelitian organoleptik diperlukan panel. Dalam penilaian mutu atau
analisis siat – sifat sensori suatu komoditi, panel bertindak sebagai instrument atau alat. Panel ini terdiri
dari orang atau kelompok yang bertugas menilai sifat atau mutu Komoditi berdasarkan kesan subjektif.
Penggunaan panel-panel ini berbeda tergantung dari tujuan pengujian tersebut. Menurut (Soekarto,
2002) ada 6 macam panel yang biasa digunakan, antara lain :
Uji Hedonik
Uji Hedonik merupakan pengujian yang paling banyak digunakan untuk mengukur tingkat
kesukaan terhadap produk sehingga uji hedonik dapat disebut uji kesukaan. Uji hedonik adalah
pengujian terhadap suatu produk dengan cara meminta tanggapan dari panelis mengenai kesukaan atau
tidak suka. Selain diminta tanggapan tentang suka atau tidak, panelis juga diminta untuk
mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik antara lain sangat
suka, suka, agak suka, agak tidak suka dan tidak suka. Suka atau tidaknya suatu produk dipengaruhi
aroma, rasa , tekstur dan warna.
Aroma
Aroma makanan banyak menentukan kelezatan bahan makanan tersebut. Pada umumnya
aroma yang diterima oleh hidung dan otak lebih banyak merupakan berbagai campuran empat bau
utama yaitu harum, asam, tengik dan hangus. Aroma dapat dengat cepat memberikan hasil atau
penilaian terhadap produk. Produk hasil fermentasi mempunyai aroma yang lebih disukai dengan
terbentuknya asam, ester, dan senyawa pembentuk aroma lainnya. Selama proses fermentasi bakteri
asam laktat dapat menghasilkan produk akhir metabolik organik lain seperti asam laktat, asam asetat,
etanol serta sejumlah kecil asam volatil, menurut Winarno (2008) aroma suatu produk terjadi karena
adanya sejumlah komponen volatil yang terdapat pada bahan yang dihasilkan selama proses fermentasi.
Tekstur
Tekstur merupakan sifat penting dalam mutu pangan, karena setiap produk pangan memiliki
perbedaan yang sangat luas dalam sifat dan strukturnya. Tekstur merupakan salah satu penentu
diterima atau tidaknya suatu produk. Tekstur dipengaruhi oleh kadar air, kadar lemak, tipe dan
banyaknya struktur dari karbohidrat (selulosa, pati dan material pektin) dan protein yang terkandung
dalam bahan pangan.
Warna
Warna merupakan sensori pertama yang dapat dilihat langsung oleh panelis. penentuan mutu
bahan makanan umumnya bergantung pada warna yang dimilikinya . Warna secara visual tampil lebih
dulu dan kadang-kadang sangat menentukan. Suatu bahan yang bergizi, enak dan teksturnya sangat
baik, makanan akan tidak terlihat menarik dan tidak sedap dipandang jika berwarna gelap. Pada daging,
warna dipengaruhi oleh pigmen. Pigmen daging ini terdiri dari dua protein yaitu mioglobin pigmen otot
dan haemoglobin pigmen darah. Daging sapi tergolong kedalam daging merah, sedangkan daging ayam
tergolong daging putih, Penggolongan daging ini berdasarkan pada jumlah mioglobin yang ada dalam
daging.
Rasa
Rasa merupakan kriteria yang menentukan diterima atau tidaknya suatu produk makanan.
Walaupun parameter yang lain lebih baik tetapi rasanya tidak disukai atau tidak enak maka produk akan
ditolak konsumen. Perlakuan fermentasi lebih disukai karena pada produk fermentasi akan
menghasilkan citarasa yang khas yaitu berbeda dengan rasa bahan aslinya. Citarasa dapat berkembang
lebih kompleks selama proses fermentasi.
Daftar Pustaka
Handayani et al. 2017. Mutu Kimia dan Organoleptik Ubi Jalar Putih (Ipomoea Batatas) yang
Difermentasi dalam Waktu yang Berbeda. Journal Online.
http://www.jatp.ift.or.id/index.php/jatp/article/view/208
Laksmi. 2012. Daya Ikat Air, PH Dan Sifat Organoleptik Chicken Nugget Yang Disubstitusi Dengan Telur
Rebus. Journal Online. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/ijft
Ayustaningwarno, fitriyono. 204. Tekonologi pangan : teori praktis dan aplikasi. Yogyakarta. Graha Ilmu
Muhamad et al. 2017. FORTIFIKASI DAGING NILA TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK DAN KIMIA
KECIMPRING. Journal Online. http://fpik.unpad.ac.id/fortifikasi-daging-nila-terhadap-karakteristik-
organoleptik-dan-kimia-kecimpring/
Negara, J.K. et al. 2016. Aspek Mikrobiologis serta Sensori (Rasa, Warna, Tekstur, Aroma) pada Dua
Bentuk Penyajian Keju yang Berbeda. Journal Online.
https://journal.ipb.ac.id/index.php/ipthp/article/view/17506/12562
Howbert, randall et al. 2019. Analisis Nilai Tambah Asinan Rebung Bambu Tabah (Gigantochloaa
nigrociliata Burze-Kurz) Berdasarkan Nilai Organoleptik Terbaik Selama Fermentasi. Journal Online.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jtip/article/download/54109/32065/