Anda di halaman 1dari 15

JKPM,

JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des


Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –75
0161Des Togala, Perbandingan Pendekatan Pembelajaran ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

PERBANDINGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN


EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
SMP SWASTA DI KECAMATAN PANCORAN JAKARTA SELATAN

Zulrahmat Togala
Madrasah Aliyah Negeri 01 Kendari, Sulawesi Tenggara
e-mail: zultogalatp12@gmail.com

Abstrak: Perbandingan Pendekatan Pembelajaran Saintifik dan Ekspositori


terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Swasta di Kecamatan
Pancoran Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pendekatan pembelajaran saintifik terhadap hasil belajar matematika. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Instrumen untuk
pengambilan data pada penelitian berupa tes pilihan ganda yang terdiri dari 25 butir
soal. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda rata-rata (uji 𝒕), dan
berdasarkan perhitungan uji 𝒕, menunjukkan 𝒕 hitung = 2,282 dan 𝒕 tabel = 1,68 pada
taraf signifikan 5% atau 𝛼 = 0,05 yang berarti 𝒕hitung > 𝒕tabel (2,282 > 1,68), maka H0
ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
pendekatan pembelajaran saintifik terhadap hasil belajar matematika siswa.

Kata kunci: Saintifik, Pendekatan Ekspositori, Hasil Belajar, Pembelajaran


Matematika.

Abstract: The Different between Scientific Approach and Expository on


Students’ Mathematics Achievement in Privat Vocational Junior High School
Pancoran District. This aims of study to determine the influence of scientific
learning approaches to mathematics achievement. The method used in this study is
the experimental method, sampling technique using random sampling techniques.
The instrument for data collection on research in the form of a multiple choice test
consisting of 25 items. Data analysis technique used is the average difference (𝒕test),
and based on the calculation of the 𝒕test, showed 𝒕 = 2.282 and 𝒕table = 1.68 at
significance level of 5% or α = 0.05, which means 𝒕test > 𝒕tabel (2.282> 1.68), then
H0 rejected and H1 accepted. It can be concluded that there are significant scientific
approach to students‟ mathematics achievement.

Keywords: Scientific Approach, Expository Approach, Students’


Mathematics Achievement

≈ 61 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –75
0161Des Togala, Perbandingan Pendekatan Pembelajaran ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

PENDAHULUAN kurangnya perhatian para guru dan


Pendidikan adalah usaha sadar orangtua terhadap perkembangan moral
dan terencana untuk mewujudkan peserta didiknya, serta pemberian
suasana belajar dan proses pembelajaran contoh perilaku dan moral yang
agar peserta didik secara aktif ditunjukkan guru atau orang tua yang
mengembangkan potensi dirinya untuk masih kurang. Kecenderungan tugas
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, guru hanya mentransfer ilmu
pengendalian diri, kepribadian, pengetahuan tanpa memperhatikan
kecerdasan, akhlak mulia, serta nilai-nilai moral yang terkandung dalam
keterampilan yang diperlukan dirinya, ilmu pengetahuan tersebut, apalagi
masyarakat, bangsa dan negara. Salah kondisi pembelajaran saat ini sangat
satu hal pokok dalam pendidikan adalah berorientasi pada perolehan hasil berupa
pengajaran dan pembelajaran. angka-angka guna mencapai
Pengajaran adalah kegiatan yang standarisasi tingkat pendidikan dan
dilakuakan guru dalam menyampaikan kelulusan.
pengetahuan kepada siswa. Pengajaran Sekolah sebagai lembaga di
juga diartikan sebagai interaksi belajar bidang pendidikan formal yang
dan mengajar. Pengajaran berlangsung terstruktur dan berjenjang mulai dari
sebagai suatu proses yang saling pendidikan dasar, pendidikan menengah
mempengaruhi antara guru dan siswa. dan pendidikan tinggi merupakan
Sementara pembelajaran adalah situasi tempat untuk merubah perilaku dan
formal yang secara sengaja membentuk manusia Indonesia yang
diprogramkan oleh guru dalam bermoral dan berilmu. Berkenaan
usahanya mentransformasikan ilmu dengan pendidikan maka pasti
yang diberikan kepada siswa menyangkut pula masalah lingkungan
berdasarkan kurikulum dan tujuan yang tempat pendidikan itu dilaksanakan.
ingin dicapai. Pembelajaran dapat Lingkungan pendidikan yang dimaksud
diartikan sebagai proses belajar sering disebut dengan tri pusat
mengajar antara siswa (sebagai pihak pendidikan yang meliputi pendidikan di
yang belajar) dan guru (sebagai pihak lingkungan keluarga, lingkungan
yang mengajar). Dari proses inilah, sekolah dan lingkungan masyarakat.
tercipta transfer ilmu pengetahuan. Dan berperan dalam mengembangkan
Pembelajaran diberikan dalam lembaga semua potensi siswa baik aspek
formal seperti sekolah, dimana salah pengetahuan, aspek sikap maupun aspek
satu pelajaran diberikan di dalamnya keterampilan.
adalah matematika. Sebagaimana diketahui, kegiatan
Tantangan terberat dunia belajar merupakan kegiatan pertama
pendidikan saat ini adalah bagaimana dalam keseluruhan proses pendidikan.
mencetak peserta didik menjadi Hal ini berarti berhasil tidaknya
manusia yang cerdas dan bermoral. pencapaian tujuan pendidikan banyak
Akan tetapi dengan deras ditentukan oleh bagaimana proses
perkembangan teknologi dan informasi belajar yang dialami peserta didik.
serta tidak dapat diserapnya dengan Belajar merupakan proses perubahan
bijak membuat sebagian perilaku dalam tingkah laku seseorang sebagai
peserta didik yang tidak sesuai budi hasil dari interaksi dengan lingkungan
pekerti dan moral yang berlaku. Salah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
satu penyebab rendahnya moral atau yang perubahan-perubahan tersebut
akhlak generasi saat ini adalah akan dinyatakan dalam seluruh aspek

≈ 62 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –75
0161Des
Togala, Perbandingan Pendekatan Pembelajaran ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

tingkah laku. Kegiatan belajar terjadi Peningkatkan sistem


jika pengalaman mengakibatkan pembelajaran matematika selalu
perubahan yang relatif permanen pada menjadi perhatian, khususnya bagi
tingkah laku serta pengetahuan pemerintah. Salah satu upaya nyata
seseorang. Seseorang dinyatakan telah yang telah dilakukan pemerintah terlihat
memiliki pengalaman belajar apabila pada penyempurnaan kurikulum
adanya perubahan tingkah laku sebagai matematika. Ditetapkannya Undang-
akibat dari hasil proses pembelajaran. Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Matematika merupakan ilmu Sistem Pendidikan Nasional dan
universal yang mendasari Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun
perkembangan teknologi modern, 2007 tentang Standar Nasional
mempunyai peran penting dalam Pendidikan membawa implikasi
berbagai disiplin dan mengembangkan terhadap sistem dan penyelenggaraan
daya pikir manusia. Perkembangan pendidikan termasuk pengembangan
pesat di bidang teknologi informasi dan dan pelaksanaan kurikulum. Kebijakan
komunikasi dewasa ini dilandasi oleh pemerintah tersebut mengamanatkan
perkembangan matematika di bidang kepada setiap satuan pendidikan dasar
teori bilangan, aljabar, analisis, teori dan menengah untuk mengembangkan
peluang dan matematika diskrit. Untuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
menguasai dan mencipta teknologi di (KTSP).
masa depan diperlukan penguasaan Banyak peserta didik yang setelah
matematika yang kuat sejak dini. belajar matematika, tidak mampu
Matematika merupakan salah satu memahami bahkan pada bagian yang
komponen dari serangkaian mata paling sederhana sekalipun, banyak
pelajaran yang mempunyai peranan konsep yang dipahami secara keliru
penting dalam pendidikan. Matematika sehingga matematika dianggap sebagai
merupakan salah satu bidang studi yang ilmu yang sukar, ruwet, dan sulit.
mendukung perkembangan ilmu Dampak dari itu semua adalah hasil
pengetahuan dan teknologi. Namun belajar matematika siswa rendah, hal ini
sampai saat ini masih banyak siswa sesuai dengan hasil observasi di
yang merasa matematika sebagai mata kecamatan pancoran bahwa hasil belajar
pelajaran yang sulit, tidak matematika siswa masih banyak di
menyenangkan bahkan momok yang bawah KKM. Berdasarkan data
menakutkan. Hal ini dikarenakan masih diperoleh dari siswa SMP Swasta di
banyak siswa yang mengalami Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan,
kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan nilai rata-rata semester dari tahun 2010
soal-soal matematika. s.d. tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Tabel Nilai Rata-rata Ujian Nasional Tahun 2010-2014


Tahun Rata-rata Nilai Matematika KKM/SKBM
2008/2009 6,05 6,0
2009/2010 5,95 6,0
2010/2011 6,00 6,1
2012/2013 6,05 6,3

≈ 63 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –75
0161Des Togala, Perbandingan Pendekatan Pembelajaran ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

Kenyataan menunjukkan bahwa interaksi belajar-mengajar yang dapat


rendahnya hasil belajar matematika memotivasi siswa untuk belajar lebih
siswa SMP yang dicerminkan melalui baik dan sungguh-sungguh. Di dalam
nilai rata-rata semester genap memotivasi siswa, guru bisa melakukan
merupakan tantangan serius bagi dunia banyak cara. Misalkan guru memilih
pendidikan matematika. Khususnya, model pembelajaran yang
guru perlu mencapai pendekatan menyenangkan siswa sehingga siswa
pembelajaran yang bisa membangkitkan akan menjadi tertarik.
motivasi belajar siswa, dan untuk siswa Selama ini pelajaran matematika
diharapkan untuk lebih giat menggali disajikan secara monoton oleh guru.
dan memahami konsep-konsep dalam Siswa hanya dituntut untuk
matematika. Hal ini dimaksudkan agar mendengarkan, mencatat bahkan
siswa tidak jenuh dalam menerima dan menghafal saja, maka tidak mendorong
mengikuti proses belajar mengajar keaktifan siswa, keterlibatan siswa
matematika. dalam kegiatan pembelajaran. Ini yang
Rendahnya nilai hasil belajar menyebabkan siswa enggan berpikir,
siswa dipengaruhi oleh banyak sehingga timbul perasaan jenuh dan
faktor. Menurut Wolkfolk (2004:197), bosan dalam mengikuti pelajaran.
hasil belajar yang dicapai siswa Dengan didasarkan pada
dipengaruhi oleh dua faktor utama, fenomena di atas, maka dalam proses
yaitu faktor yang datang dari dalam diri belajar mengajar matematika perlu
siswa (internal) yang meliputi: (a) digunakan pendekatan yang mampu
faktor jasmaniah (fisiologis) baik merangsang siswa untuk berpikir aktif
bersifat bawaan maupun yang dan kreatif sebagai subjek belajar.
diperoleh; (b) faktor psikologis yang Diantara banyak pendekatan
terdiri dari faktor intelektual yang pembelajaran matematika, salah satunya
meliputi kecerdasan dan bakat umum, adalam pemberian pendalaman materi,
serta kecakapan nyata yaitu kemampuan setelah materi diajarkan sehingga
kognitif yang telah dimiliki, dan faktor diharapkan siswa semakin faham dan
intelektual meliputi unsur kepribadian lancar dalam menyelesaikan problem
tertentu yang telah dimiliki seperti matematika.
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, Salah satu pendekatan
motivasi, dan emosi. Yang kedua adalah pembelajaran yang sangat menarik
faktor eksternal meliputi (a) faktor adalah pendekatan saintific. Setelah
sosial (keluarga, sekolah, masyarakat, diimplementasikan pendekatan
dan kelompok tertentu), (b) budaya pembelajaran saintifik dalam proses
(adat istiadat, ilmu pengetahuan, pembelajaran diharapkan materi yang
teknologi dan kesenian), (c) lingkungan disampaikan akan lebih mudah
fisik (fasilitas tempat tinggal dan tempat dipahami oleh siswa, siswa juga merasa
belajar), serta lingkungan spiritual, (d) senang dan antusias selama proses
Faktor Instrumental (Faktor-faktor pembelajaran. Sehingga dapat
instrumental ini berupa kurikulum, menyelesaikan masalah yang diberikan.
sarana dan guru. Slavin (2011:255),
Guru merupakan salah satu mengemukakan bahwa hasil belajar
faktor eksternal yang mempengaruhi (behavioral objectives) adalah
hasil belajar matematika siswa. Tugas pernyataan tentang kemampuan atau
utama guru adalah menciptakan suasana konsep yang diharapkan akan diketahui
didalam pembelajaran agar terjadi siswa pada akhir jangka waktu

≈ 64 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –75
0161Des
Togala, Perbandingan Pendekatan Pembelajaran ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

pembelajaran. Aronson dan Briggs menemukan juga dikenal sebagai


seperti yang dikutip Reigeluth pembelajaran berbasis masalah,
(1983:98), menjelaskan hasil belajar penelitian, eksperiensial, dan
adalah kinerja yang dapat diamati yang konstruktivis.
menunjukkan bahwa kemampuan Selanjutnya menurut Carin dan
tertentu telah diakuisisi oleh siswa. Sund (1989:11), penyelidikan ilmiah
Menurut Gagne (1974:25), hasil belajar didefinisikan sebagai cara mencari
adalah kemampuan (kapabilitas belajar) kebenaran dan pengetahuan. Agar
yang diperoleh siswa setelah melakukan pengetahuan tersebut ilmiah dilakukan
proses pembelajaran. Beberapa dengan mengidentifikasi masalah,
pendapat di atas semuanya memiliki membuat hipotesis, dan melakukan
perspektif yang hampir sama dalam penyelidikan yang berhubungan dengan
mendeskripsikan hasil belajar, yakni permasalahan. Kata kunci dalam
bahwa hasil belajar merupakan melakukan proses penyelidikan menurut
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka adalah mengajukan pertanyaan-
sebagai akibat dari perlakuan atau pertanyaan yang signifikan, membentuk
pembelajaran yang diterima oleh siswa. perilaku yang diarahkan pada sikap
Sementara untuk dapat ilmiah dengan menggunakan metode-
merepresentasikan hasil belajar harus metode tertentu yang sering disebut
memenuhi lima kapabilitas belajar yaitu scientific processes.
intellectual skills, verbal information, Suchman seperti yang dikutip
cognitive strategies, motor skills, dan Joyce, Weil, dan Calhoun (2009: 213-
attitudes (Gredler, 2011: 177). 214), mengemukakan bahwa
Sedangkan Bloom (1979:7), pembelajaran melalui penyelidikan
mengklasifikasi hasil belajar menjadi ilmiah dapat mengantarkan siswa pada
tiga ranah yaitu: (1) ranah kognitif, (2) kebiasaan melakukan strategi-strategi,
ranah psikomotor, dan (3) ranah afektif. nilai-nilai, sikap dan keterampilan
Aspek mana yang diukur tergantung seperti mengobservasi, mengumpulkan
dari keperluan guruan atau penilaian. dan mengolah data, mengidentifikasi
Berdasarkan uraian di atas, dapat dan mengontrol variabel, merumuskan
disimpulkan bahwa hasil belajar dan menguji hipotesis, serta menarik
matematika adalah perubahan kesimpulan. Pembelajaran yang
kemampuan (capability-competency) mengacu pada proses ilmiah,
setelah menerima pengalaman belajar menjadikan lebih aktif, mandiri, serta
matematika dalam jangka waktu membiasakan untuk berpikir logis.
tertentu berdasarkan tujuan Berdasarkan pendapat di atas,
pembelajaran. Berkaitan dengan proses dapat disimpulkan bahwa pendekatan
belajar penemuan, Bruner dalam Dale pembelajaran saintifik diartikan sebagai
(2012: 372-371), proses belajar cara pandang seorang guru dalam
penemuan melibatkan perumusan dan melakukan proses pembelajaran yang
pengujian hipotesis-hipotesis, bukan mengacu pada proses pemerolehan
sekedar membaca dan mendengarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
guru menerangkan. Penemuan adalah berdasarkan metode ilmiah. Mengutip
sebuah tipe penalaran induktif karena beberapa pendapat tersebut, dapat
siswa mengamati dan mempelajari disimpulkan bahwa langkah-langkah
contoh spesifik kemudian merumuskan penting pendekatan saintifik dalam
aturan-aturan, konsep-konsep, dan pembelajaran dapat dikemukakan pada
prinsip-prinsip umumnya. Belajar tabel 2 berikut ini.

≈ 65 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –75
0161Des Togala, Perbandingan Pendekatan Pembelajaran ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

Tabel 2. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik


Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik

Kegiatan Awal

1. Mengajukan Permasalahan (Identify Problem)

Guru Siswa
 Mendiskusikan tujuan dan  Mendengarkan penjelasan, dan
prosedur-prosedur penyelidikan mencatat prosedur penyelidikan.
yang akan dilakukan.  Mendengarkan, mencatat dan
 Mendiskusikan beberapa mengajukan permasalahan yang
fenomena-fenomena alam atau disajikan.
sosial sebagai sumber
permasalahan.
Kegiatan Inti

2. Melakukan pengamatan (Observing)


Guru Siswa
 Membimbing siswa dalam  Mengumpulkan informasi tentang
melaksanakan oservasi. permasalahan berdasarkan
 Membantu siswa yang mengalami pengamatan.
kesulitan dalam menghubungkan  Membuat deskripsi terbatas antara
antara fakta dan konstruk. fakta & konstruk. Pada tahap ini
 Membantu siswa membuat siswa menggunakan pola
hipotesis dan hubungan sebab pemikiran induktif untuk membuat
akibat berdasarkan obervasi. deskripsi.
 Membuat hipotesis tentang
hubungan sebab akibat
permasalahan yang ada.
3. Melakukan Penyelidikan (Experiments)
Guru Siswa
 Membimbing siswa dalam  Menentukan tujuan penyelidikan.
melaksanakan penyelidikan.  Melakukan penyelidikan dan/atau
 Membantu siswa menentukan percobaan terhadap variabel-
tujuan penyelidikan. variabel yang relevan.
 Membantu siswa menentukan data  Mengumpulkan data dan informasi
dan informasi yang tepat dalam berdasarkan fenomena yang
pelaksanaan eksperimen. terjadi.

≈ 66 ≈
JKPM, Vol.01, No.01, 01 Des 2015, hlm. 61–75 Togala, Perbandingan Pendekatan Pembelajaran ⋯
JKPM, Vol.01, No.01, 01 Des 2015 ISSN: 2477-2348

4. Menganalisis Data (Analyze & Interpretate)


Guru Siswa
 Membimbing siswa dalam  Menganalisis data hasil investigas.
menganalisis data.  Memverifikasi kembali fakta dan
 Membantu siswa melakukan konstruk.
interpretasi berdasarkan hasil  Menyimpulkan temuan sementara.
analisis data.  Mereview strategi penyelidikan
 Membantu siswa membuat  Membuat laporan.
kesimpulan sementara
 Membimbing pembuatan laporan
Kegiatan Penutup

5. Menyimpulkan (Conclution)
Guru Siswa
 Membantu siswa dalam membuat  Mempublikasikan temuan
kesimpulan akhir dan penyelidikan.
memfasilitasi publikasi temuan  Menghasilkan Pengetahuan Ilmiah
penyelidikan.
6. Mengaplikasikan (Aplication)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah
mereka menyimak penjelasan guru, dengan cara:
 Guru mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan
pemahaman materi pelajaran.
 Membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan.
 Memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah
disajikan.

Pendekatan ekspositori menurut populer, pendekatan ini jika


Killen, identik dengan direct dilaksanakan dengan prosedur yang
instructional atau instruksi langsung. benar akan sangat efektif dalam
Bentuk sederhana dari instruksi pembelajaran, namun jika
langsung meliputi tatap muka dan diimplementasikan dengan prosedur
demonstrasi. Pembelajaran ini yang tidak benar maka suasananya akan
cenderung teacher-centered, dimana sangat membosankan bagi siswa.
guru memberikan pembelajaran dalam Menurut Joyce, Weil, dan
format yang sangat terstruktur. Calhoun (2009: 369) bahwa:
Pembelajaran ekspositori adalah strategi “…direct instruction has been use by
yang mengarahkan kegiatan siswa pada researchers to refer to a pattern of
prestasi akademik. Sementara itu teaching that consists of teacher’s
Kirschner, Sweller dan Clark dalam explaining a new concept or skill to
Killen (2009: 116-117), mendefinisikan students, having them test their
instruksi langsung sebagai pemberian understanding by practing under
informasi dengan cara menjelaskan teacher direction, and encouraging
konsep dan prosedur kepada siswa. them to continue to practice under
Bentuk-bentuk dasar pendekatan teacher guidance.”
instruksi langsung pada awalnya sangat

≈ 67 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –75
0161Des
Togala, Perbandingan Pendekatan Pembelajaran ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

Menurut mereka pembelajaran utama pembelajaran adalah fokus pada


ekspositori merujuk pada pola penguasaan materi itu sendiri, artinya
pengajaran dengan cara guru setelah pembelajaran berakhir siswa
menjelaskan konsep atau keterampilan diharapkan dapat memahaminya dengan
baru kepada siswa, setelah itu untuk benar, yakni dengan cara dapat
melihat hasilnya mereka diuji mengungkapkan kembali materi yang
pemahamannya dengan arahan dan telah diuraikan.
dorongan untuk terus berlatih di bawah Dari beberapa pendapat di atas dapat
bimbingan guru. disimpulkan bahwa pembelajaran
Menurut Sanjaya (2006: 179), ada ekspositori adalah pembelajaran yang
tiga karakteristik dalam pendekatan mengutamakan aktivitas guru dalam
pembelajaran ekspositori, yaitu: melakukan proses pembelajaran.
pertama strategi ekspositori dilakukan Pendekatan pembelajaran ekspositori
dengan cara menyampaikan materi merupakan pembelajaran yang
pembelajaran secara verbal, artinya menempatkan guru sebagai satu-satunya
komunikasi verbal dari guru merupakan sumber informasi bagi siswa, sementara
alat utama dalam melakukan teknik ini; peran siswa dalam pendekatan ini
kedua materi pelajaran yang adalah mendengarkan dan mengamati
disampaikan adalah materi pelajaran semua aktivitas guru untuk menguasai
yang sudah jadi seperti data atau fakta, materi pelajaran yang disampaikan.
konsep-konsep tertentu yang harus di Langkah-langkah pembelajaran dengan
hafal sehingga tidak menuntut siswa pendekatan ekspositori disajikan pada
untuk berpikir ulang; ketiga tujuan tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ekspositori


No. Langkah-langkah Pendekatan Ekspositori
1. Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk
menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat
tergantung pada langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam
melakukan persiapan adalah:
 Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.
 Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
 Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa.
 Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
2. Penyajian (Presentation)
Langkah penting dalam penyajian adalah:
 Menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang
telah dilakukan.
 Mengupayakan agar materi pelajaran dapat dengan mudah
ditangkap dan dipahami oleh siswa.
 Penggunaan bahasa, intonasi suara, menjaga kontak mata dengan
siswa, dan menggunakan humor yang menyegarkan.

≈ 68 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –75
0161Des Togala, Perbandingan Pendekatan Pembelajaran ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

3. Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran
dengan pengalaman siswa, dengan harapan:
 Dapat memahami materi pelajaran dan memperoleh pengetahuan
baru.
 Dapat mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang
telah dimilikinya.
 Meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan
motorik siswa.

4. Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi


pelajaran yang telah disajikan.
 Guru menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah dijelaskan.
 Siswa mengambil inti sari dari proses penyajian.
 Memastikan kembali bahwa pemerolehan pengetahuan telah tepat
sasaran.

5. Mengaplikasikan (Aplication)

Langkah aplikasi adalah langkah untuk kemampuan siswa setelah


mereka menyimak penjelasan guru, dengan cara:
 Guru mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan
pemahaman materi pelajaran.
 Membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan

Dari kedua pendekatan yang pendekatan sainitifik dan pendekatan


diuraikan di atas, keduanya memiliki ekspositori, seperti pada tabel 4 berikut.
perbedaan. Adapun perbandingan antara

Tabel 4. Perbandingan Pendekatan Saintifik dan Pendekatan Ekspositori


No. Pendekatan Saintifik Pendekatan Ekspositori
1 Pembelajaran berpusat pada siswa Pembelajaran berpusat pada guru
(student-centered). (teacher-centered).
2 Tujuan pembelajaran dirumuskan Tujuan pembelajaran dirumuskan
secara sederhana dan jelas. secara ketat dan terstrukstur.
3 Pemerolehan pengetahuan Guru satu-satunya sumber
berdasarkan pengalaman, dan pengetahuan. Sementara siswa
interaksi dengan guru maupun menunggu informasi yang
siswa lainnya. disampaian guru.
4 Siswa dituntut aktif dalam Guru lebih aktif dalam
pembelajaran dalam mengungkap pembelajaran dibanding dengan
fakta. siswa.

≈ 69 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –75
0161Des
Togala, Perbandingan Pendekatan Pembelajaran ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

5 Interaksi siswa lebih bebas, baik Interaksi siswa di dalam kelas


dengan guru, dan sesama siswa. terbatas.
6 Materi pembelajaran berbasis pada Materi pembelajaran sudah
fakta atau fenomena alami dan tersedia, disiapkan oleh guru.
sosial yang dapat diamati dengan Namun terbatas apa yang diketahui
logika atau penalaran tertentu. guru.
7 Mendorong siswa berpikir kreatif Siswa dituntut mampu mengaitkan
dalam mengidentifikasi, materi pembelajaran yang
memahami, memecahkan masalah. disampaikan secara bertahap.
8 Mendorong siswa mampu Pengungkapan pengetahuan
mengungkap sendiri hubungan bergantung pada ketuntasan guru
sebab akibat suatu fenomena. menjelaskan materi pembelajaran.
9 Mendorong siswa menerapkan, dan Penyelesain masalah dilakukan
mengembangkan solusi alternatif berdasarkan kemampuan logika
dalam memecahkan masalah siswa semata, disebabkan
keterbatasan layanan guru.
10 Fleksibilitas konsep, teori, dan Konsep, teori, dan fakta empiris,
fakta empiris dapat diakses dengan terbatas, karena pembelajaran fokus
mudah. pada penyampaian materi.

METODE sampel dalam penelitian ini adalah


Metode yang digunakan dalam simple random sampling (sampling
penelitian ini adalah metode acak sederhana) dimana tiap-tiap kelas
eksperimen. Metode eksperimen dapat dalam populasi mempunyai hak yang
diartikan sebagai metode penelitian sama menjadi anggota sampel.
yang dinginkan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam kondisi yang terkendali dan Hasil Penelitian
terkontrol. Peneliti membentuk suatu Perhitungan penelitian hasil
kelompok yang terdiri dari sampel yang belajar matematika dengan pendekatan
akan diteliti kemudian memberikan pembelajaran saintifik di peroleh nilai
pengaruh atau perlakuan yang sama rata-rata adalah 77,2, nilai modus
kepada kelompok sampel, lalu adalah 77, median adalah 77, standar
kemudian diteliti perbedaan perubahan deviasi adalah 6.15, nilai maksimum
yang terjadi diantara kelompok tersebut adalah 86, dan nilai minimum adalah
dalam kurun waktu yang sama. 66. Dari hasil perhitungan diatas
Dalam penelitian ini, kelas menunjukkan bahwa hasil belajar
eksperimen adalah kelas yang dalam matematika rata-rata baik.
kegiatan belajar mengajarnya Perhitungan penelitian hasil
menggunakan pendekatan pembelajaran belajar matematika dengan pendekatan
saintifik, sedangkan kelas kontrol dalam eskpositori diperoleh nilai rata-rata
kegiatan belajarnya mengajarnya adalah 69,90, nilai modus adalah 69,
menggunakan pendekatan pembelajaran median adalah 68, standar deviasi
direct learning. Sampel penelitian ini adalah 5,11, nilai maksimum adalah 70,
berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 20 dan nilai minimum adalah 68. Dari
siswa kelompok eksperimen di kelas hasil perhitungan di atas menunjukkan
VIII-1 dan 20 siswa siswa kelas kontrol bahwa hasil belajar matematika rata-rata
di kelas VIII-2. Teknik pengambilan baik.

≈ 70 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –75
0161Des
Togala, Perbandingan Pendekatan Pembelajaran ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

Hasil uji persyaratan data, untuk dan Ftabel adalah 1.86 dimana Fhitung <
nilai normalitas hasil belajar Ftabel dengan demikian bahwa data
matematika adalah 0.1499 dengan Ltabel penelitian bersifat homogen.
0.161, maka Lo< Ltabel, oleh karena itu Untuk uji hipotesis menggunakan
hasil belajar matematika dengan model uji t yang berfungsi untuk mengetahui
pendekatan pembelajaran saintifik perbandingan antara pendekatan
berdistribusi normal. Untuk uji pembelajaran saintifik dengan
homogenitas dengan menggunakan uji pendekatan pembelajaran ekspositori.
Fisher untuk mengetahui apakah kedua Hasil perhitungan dapat dilihat pada
varians populasi homogen. Hasil tabel 5 di bawah ini.
menunjukkan bahwa Fhitung adalah 1.01

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Hipotesis


Kelompok Sampel Mean thitung ttabel Simpulan
Eksperimen 20 77,2
2,82 1,68 Tolak H0
Kontrol 20 69,90

Dari tabel 5 di atas, terlihat bahwa melakukan strategi-strategi, nilai-nilai,


thitung lebih besar dari ttabel (2,82  1,68) sikap dan keterampilan seperti
maka dapat disimpulkan bahwa H0 mengobservasi, mengumpulkan dan
ditolak dan H1 diterima dengan taraf mengolah data, mengidentifikasi dan
signifikansi 5%. Hal ini berarti bahwa mengontrol variabel, merumuskan dan
pendekatan saintifik sangat berpengaruh menguji hipotesis, serta menarik
terhadap hasil belajar matematika. kesimpulan. Dengan melakukan
pembelajaran yang mengacu pada
Pembahasan Hasil Penelitian proses ilmiah menjadikan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran saintifik lebih aktif, mandiri, serta membiasakan
merupakan cara pandang seorang guru siswa untuk berpikir logis, dan
dalam melakukan proses pembelajaran menemukan sendiri fakta, serta konsep
yang mengacu pada proses pemerolehan berdasarkan pengalamannya.
pengetahuan, keterampilan dan sikap Hal ini sesuai dengan apa yang
berdasarkan metode ilmiah. Dalam dinyatakan oleh Suchman dalam Joyce,
memperoleh pengetahuan ilmiah siswa Weil, dan Calhoun, (2009: 213-214)
diarahkan dengan mengikuti langkah- bahwa pembelajaran melalui
langkah metode ilmiah, seperti yang penyelidikan ilmiah dapat
dilakukan oleh para ilmuwan. Proses mengantarkan siswa pada kebiasaan
pembelajaran melalui pendekatan melakukan strategi-strategi, nilai-nilai,
saintifik dapat mengarahkan siswa sikap dan keterampilan seperti
untuk mengkonstruksi atau menemukan mengobservasi, mengumpulkan dan
sendiri pengetahuannya, sementara mengolah data, mengidentifikasi dan
peran guru diupayakan sebagai mengontrol variabel, merumuskan dan
motivator, fasilitator, dalam menguji hipotesis, serta menarik
membimbing dan mengarahkan siswa kesimpulan. Dengan melakukan
dalam suasana pembelajaran yang pembelajaran yang mengacu pada
komunikatif baik antar siswa maupun proses ilmiah juga menjadikan
dengan pendidik sendiri. Pembelajaran pembelajaran lebih aktif, mandiri, serta
melalui penyelidikan ilmiah dapat membiasakan siswa untuk berpikir
mengantarkan siswa pada kebiasaan logis.

≈ 71 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –75
0161Des
Togala, Perbandingan Pendekatan Pembelajaran ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

Pendekatan saintifik dalam menunggu guru untuk menyampaikan


merancang lingkungan pembelajaran informasi berupa materi, kemudian
saintifik yang dapat membantu siswa mereka dituntut untuk memahaminya.
mengembangkan kompetensinya. Diaz, Pelletier, dan Profenzo
1) Siswa diajak melalui aktivitas (2006:306) mengemukakan bahwa
menemukan masalah. pendekatan ekspositori merupakan
2) Pemahaman siswa tentang bentuk pembelajaran yang
pengetahuan ilmiah dalam menyampaikan informasi berupa materi
pembelajaran belum jelas dan pembelajaran langsung kepada siswa
ambigu. dengan menekankan pada penguasaan
3) Mempertimbangkan pengetahuan pengetahuan dan keterampilan.
awal siswa dapat mendorong mereka Pembelajaran dengan pendekatan
belajar lebih baik. ekspositori meliputi tatap muka,
4) Menciptakan lingkungan belajar agar presentasi, dan demonstrasi. Dalam
mereka merasa sebagai bagian dari situasi kelas siswa pasif mendengarkan
sebuah komunitas, di mana selama waktu pembelajaran
pengetahuan, keterampilan, dan berlangsung.
wacana dapat dikembangkan melalui Pengajaran langsung atau
interaksi. ekspositori, kadang-kadang disebut
5) Menciptakan strat pengajaran yang sistematis atau
6) Pelajaran yang disampaikan. pengajaran aktif, disebut demikian
Pembelajaran ini cenderung teacher- karena pembelajaran yang
centered, agar setiap siswa dalam dikembangkan cenderung berpusat pada
komunitas ini dapat saling mengisi guru sebagai satu-satunya sumber
kekurangan masing-masing dalam informasi utama. Peran guru adalah
meningkatkan kemampuan mereka. untuk mencari fakta, aturan, atau urutan
(Yerrick dan Roth, 2005: 126-127) tindakan yang akan diajarkan pada
siswa, dengan cara yang paling
Pendekatan pembelajaran mungkin. (More, 2005: 227).
ekspositori merupakan pembelajaran Pembelajaran langsung atau
yang menempatkan guru sebagai satu- ekspositori adalah pendekatan yang
satunya sumber informasi bagi siswa, berpusat pada guru (teacher-centered
sementara peran siswa dalam approach) dalam menyampaikan
pendekatan ini adalah mendengarkan informasi pembelajaran kepada siswa.
dan mengamati semua aktivitas guru Pendekatan ini sangat cocok diterapkan
untuk menguasai materi dan guru ketika memperkenalkan topik baru atau
memberikan pembelajaran dalam keterampilan berpikir pada tingkat awal.
format yang sangat terstruktur, Pendekatan pembelajaran ekspositori
memberikan informasi dengan cara biasa juga disebut dengan pembelajaran
menjelaskan konsep dan prosedur behavioral, pembelajaran ini memiliki
kepada siswa, setelah itu untuk melihat ciri khas yakni guru menetapkan tujuan
hasilnya mereka diuji pemahamannya pembelajaran yang spesifik dan
dengan arahan dan dorongan untuk membangun urutan kegiatan
terus berlatih di bawah bimbingan guru. pembelajaran dari yang sederhana
Pembelajaran dengan pendekatan sampai yang lebih kompleks. Model ini
ekspositori tidak memfasilitasi siswa didasarkan pada prinsip-prinsip perilaku
untuk menemukan sendiri pengetahuan (behaviorisme). Pembelajaran
berdasarkan pengalaman, mereka hanya ekspositori adalah pembelajaran yang

≈ 72 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –75
0161Des Togala, Perbandingan Pendekatan Pembelajaran ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

berpusat pada guru (teacher centered). bagaimana menerapkan langkah


Pendekatan ini cenderung fokus pada pembelajaran dalam penyelidikan yang
kegiatan akademik di dalam kelas, mereka lakukan.
dilaksanakan pada kelompok besar, Cara meningkatkan hasil belajar
menekankan pengetahuan faktual, dan siswa yaitu dengan menyelesaikan
berorientasi pada hafalan. Teknik ini masalah atau faktor-faktor penyebab
digunakan untuk meningkatkan waktu kesulitan belajara siswa. Salah satu
pembelajaran berbasis tugas, caranya dengan menggunakan
kemampuan berpikir, pemecahan pendekatan pembelajaran saintifik yang
masalah, literasi, keterampilan menulis, tepat dan efektif sehingga bukan hanya
dan belajar ilmu pengetahuan. dapat memudahkan siswa dalam
Pendekatan ekspositori memahami materi yang diberikan oleh
merupakan strategi penyampaian guru namun juga dapat meningkatkan
pembelajaran dengan cara menceritakan motivasi siswa dalam belajar.
isi materi pembelajaran selama Pembelajaran pendekatan saintifik
pembelajaran berlangsung. Dalam hal membutuhkan keterampilan mengolah
ini guru mengendalikan situasi informasi dengan berbagai ide dan
pembelajaran, mengarahkan siswa, dan solusi dalam menyelesaikan
menyajikan materi pelajaran selama permasalahan yang dihadapi. Misalnya
pembelajaran berlangsung. Guru ketika siswa melakukan pengamatan
memfokuskan perhatian pada poin-poin suatu gejala atau fenomena alamiah atau
penting dari subjek dengan sosial, mereka dituntut mampu
menggunakan alat bantu seperti grafik, menemukan solusi permasalahan yang
dikemukakan sebelumnya dengan
diagram, atau representasi lain untuk
berbagai kemungkinan prediksi dari
menguraikan materi pembelajaran.
fenomena yang diamati.
Penelitian yang dilakukan oleh
Pembelajaran dengan pendekatan
Tang et. al. (2009), yang mengamati
saintifik merupakan pendekatan yang
proses pendekatan saintifik dalam
mengacu pada proses pemerolehan
pembelajaran. Mereka melaporkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap
bahwa melalui pendekatan saintifik berdasarkan metode ilmiah. Dengan
dalam pembelajaran dapat kata lain bahwa siswa diarahkan untuk
meningkatkan partisipasi aktif siswa mengkonstruksi atau menemukan
dalam proses belajar. Berdasarkan sendiri pengetahuannya. Pendekatan
penelitian tersebut, penulis saintifik dilakukan dengan
menyimpulkan dua pokok penting yang mengidentifikasi masalah, membuat
perlu diperhatikan dalam memilih hipotesis, dan melakukan penyelidikan
pendekatan saintifik dalam yang berhubungan dengan
pembelajaran. a) Siswa lebih aktif permasalahan. Kata kunci dalam
dalam bertanya, hal ini menunjukkan melakukan proses penyelidikan adalah
adanya motivasi yang dibuktikan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dengan komunikasi antara siswa dan yang signifikan, membentuk perilaku
guru. Komunikasi dibangun yang diarahkan pada sikap ilmiah
berdasarkan respon siswa dalam dengan menggunakan metode-metode
melakukan aktivitas seperti berpikir tertentu, dalam melakukan penyeledikan
untuk menyelesaikan permasalahan. b) terkait permasalahan yang diajukan
Efektivitas pembelajaran dengan dibutuhkan kreativitas tinggi dalam
pendekatan saintifik dipengaruhi oleh mengeksplorasi lingkungan
bimbingan kepada siswa utamanya pembelajaran.

≈ 73 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –75
0161Des
Togala, Perbandingan Pendekatan Pembelajaran ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

SIMPULAN DAN SARAN karena dengan pendekatan pembelajaran


saintifik siswa dapat mengkonstruksi
Simpulan pemikiran siswa itu sendiri dengan
Berdasarkan hasil penelitian pengalaman sendiri apabila dikaitkan
dapat disimpulkan bahwa terdapat dengan kehidupan nyata, guru harus
pengaruh pendekatan pembelajaran kreatif dalam menentukan pendekatan
saintifik terhadap hasil belajar pembelajaran yang tepat agar siswa
matematika siswa. Hal ini dapat dilihat lebih bersemangat untuk mengikuti
dari hasil pengolahan data dengan uji t pelajaran. Pada pelaksanaan pendekatan
didapat nilai thitung lebih besar dari ttabel. pembelajaran saintifik di kelas, guru
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat mengkombinasikan pendekatan
matematika tidak terlepas dari ini dengan pendekatan pembelajaran
kemampuan guru dalam menyampaikan lainnya, seperti misalnya pendekatan
materi pelajaran. Pemilihan pendekatan pembelajaran team teaching, diperlukan
pembelajaran yang tepat harus disertai penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
dengan upaya menumbuhkan motivasi apakah pemberian pendekatan
belajar dan kreativitas siswa dalam pembelajaran saintifik akan
belajar. memberikan hasil belajar yang lebih
baik untuk materi pelajaran selain
Saran matematika atau sampel yang dapat
Saran yang penulis sampaikan mewakili beberapa sekolah dengan
terkait hasil penelitian, sebagai berikut: kondisi yang berbeda untuk setiap
pendekatan pembelajaran saintifik tepat jenjang pendidikan yang berbeda.
digunakan dalam pelajaran matematika,

DAFTAR RUJUKAN
Bloom, Benjamin S., et al. 1979. Taxonomy of Educational Objectives, Handbook I:
Cognitive Domain. London: Longman Group LTD.
Carin, Arthur A., Robert B. Sund. 1989. Teaching Science Through Discovery 6th
Edition, Ohio: Merrill Publishing Company.
Carlos F. Diaz, Carlo Marra Pelletier, dan Eugene F. Profenzo, Jr., Touch the
Future…Teach, (New York: Pearson Education, Inc., 2006), h. 306.
D, Kenneth., Moore, 2005. Effective Insytructional Strageies from Theoriy dan
Oractice, LondonL: SAGE Publication Inc.
Gagne, Robert. M. danLeslie J. 1974. Briggs, Principles of Instructioal Design. New
York: Holt, Rinehart and Winston.
Gredler, Margaret E. 2011. Learning In Instruction: Theory in to Practice 6 th Edition,
terjemahan Tri Wibowo, B.S. Jakarta Kencana Perdana Media Group.
Joyce, Bruce, Marsha Weil, Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching 8th Edition,
terjemahan: Fawaid, A., Mirza A.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Killen, Roy. 2009. Effective Teaching Strategies: Lessons from Research and Practice
5th ed., Melbourne: Chengange Learning.
Reigeluth, Charles M. 1983. Instructional Design, Theories And Models: An Overview
of Their Current Status, Hillsdale, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates,
Inc.

≈ 74 ≈
JKPM,
JKPM,Vol.01, No.01, 01 Des
Vol.01, 2015, hlm.
No.01, –75
0161Des Togala, Perbandingan Pendekatan Pembelajaran ⋯
2015 ISSN: 2477-2348

Salvin, R.E. 2011. Educational Psychology, Theory and Practice 9th Edition.
Terjemahan Samosir M. Jakarta: Indeks.
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Perdana Media Group.
Schunk, Dale, H. 2012. Learning Theories: An Educational Perspective 6th Edition,
terjemahan Hamidah E., Fajar R. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tang, Xiaowei, Janet e. Coffey, Andy Elby, dan Daniel M. Levin 2009. The Scientific
Method and Scientific Inquiry: Tensions in Teaching and Learning,. Journal
Wiley Periodicals, Inc. tersedia di http://web.b.ebscohost.com, (diakses 17
Februari 2014).
Woolfolk, A. 2004. Educational Psychology, Nedham Heights MA: Allyn.
Yerrick, Randy, Wolff-Michael Roth, (Edited), 2005. Establishing Scientific Classroom
Discourse Communities Multiple Voices of Teaching and Learning Research,
New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

≈ 75 ≈

Anda mungkin juga menyukai