Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa Indonesia di dalam proses pembelajaran merupakan salah satu
mata pelajaran wajib yang diajarkan pada tingkat pendidikan dasar,
menengah, sampai jenjang perguruan tinggi. Kompetensi berbahasa terdiri
dari empat aspek berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,
membaca dan menulis.

Berdasarkan keempat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan


menulis sering sekali menjadi sorotan, karena kurangnya motivasi dan
penguasaan siswa dalam keterampilan menulis. Keterampilan menulis
merupakan salah satu aspek kemampuan dalam berbahasa untuk
mengungkapkan ide, gagasan (pendapat) siswa berupa tulisan. Menulis juga
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran
yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis memerlukan
keterampilan karena untuk dapat menulis diperlukan latihan-latihan yang
berkelanjutan dan terus-menerus terutama dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia yang mencakup aspek kemampuan: (1) keterampilan menyimak,
(2) berbicara, (3) membaca, dan (4) menulis.

Di samping itu, tugas guru tidak hanya sekadar menyampaikan materi


untuk mencapai tujuan pembelajaran akan tetapi, juga menciptakan
pengalaman belajar siswa dan berupaya agar kegiatan di dalam kelas dapat
memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya bagi pengalaman siswa.
Melalui metode atau media yang sesuai, maka dapat mendukung kegiatan
belajar mengajar yang efektif serta sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dalam Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP, siswa kelas IX
semester I dituntut memiiki kompetensi menulis cerpen melalui kegiatan
pembelajaran menulis cerita pendek. Peran guru di sini sangatlah penting,

1
2

yaitu sebagai sumber belajar, mediator, motivator, dan inovator. Kosasih


(2017, hlm. 252) mengungkapkan bahwa menulis cerpen tidak sama dengan
menulis berita, ataupun jenis teks cerita nonfiksi lainnya. Seperti halnya
untuk menulis teks Artikel. Menulis cerpen harus berdasarkan dengan
imajinasi yang benar-benar lain dari yang lain agar menarik minat pembaca.

Selama ini pembelajaran yang berlangsung di kelas IX SMP Negeri 2


Indra Makmu masih kurang menarik perhatian siswa. dilihat dari model atau
media yang digunakan, sepertinya guru kesulitan menemukan media
pembelajaran menulis yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa.
Umumnya guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Indra Makmu hanya
mengandalkan media cetak (buku teks/kumpulan cerpen) dalam proses
belajar mengajar. Guru hanya menerangkan langkah-langkah menulis cerpen
dan menerangkan teori menulis cerpen. Setelah itu, siswa diminta untuk
mengerjakan tugas menulis teks cerpen berdasarkan contoh teks cerpen yang
telah diberikan oleh guru.

Ketika siswa menulis teks cerpen banyak siswa yang mengalami


kesulitan mengawali menulis karena tidak ada media yang menarik. Selain
itu, sering kali siswa meminta kepada guru untuk mengulang kembali
penjelasan bagaimana cara menulis cerpen itu hingga beberapa kali. Padahal,
siswa belum dapat menceritakan pengalamannya dalam bentuk tulisan dan
pemahaman siswa dalam menuangkan ide-ide/imajinasi masih rendah karena
materi yang disampaikan oleh guru tidak lengkap dan contoh (teks cerpen)
yang diberikan terlalu berat atau sukar dipahami. Cerita yang disajikan juga
tidak menarik.

Dalam hal ini, media pembelajaran fotonovela bertindak sebagai stimulan


kegiatan pembelajaran menulis cerpen, yaitu untuk mengoptimalkan belajar
siswa. Siswa bereksplorasi menggunakan media-media tersebut untuk
menemukan pemecahan masalah yang ia hadapi. Kegiatan menulis teks cepen
dengan menggunakan media fotonovela akan mempermudah siswa dalam
3

menuangkan ide (gagasannya) dalam menulis teks cerpen. Dengan


pemanfaatan media fotonovela siswa akan lebih mudah dalam menuangkan
dalam bentuk cerita yang ada pada gambar yang dilihatnya. Di samping itu,
penggunaan media fotonovela dapat menimbulkan daya tarik bagi siswa.
Dengan demikian, pembelajaran akan terasa lebih mudah dipahami oleh
siswa.

B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan
pembelajaran menulis teks cerpen menggunakan metode Discovery learning
melalui media Fotonovela kelas IX SMP Negeri 2 Indra Makmu.

C. Manfaat Kegiatan
Penulis berharap kegiatan ini dapat bermanfaat dalam bidang
pendidikan khususnya bermanfaat secara praktis. Manfaat kegiatan ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Manfaat bagi penulis

Hasil kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan, kekreatifan,


dan pengalaman yang berharga bagi penulis sebagai pendidik. Selain itu,
Kegiatan ini dapat menumbuhkan kebiasaan menulis serta berpikir analisis
dan ilmiah bagi penulis. Penulis sebagai guru bahasa Indonesia menjadi lebih
paham akan permasalahan-permasalahan nyata yang terjadi dalam
pembelajaran, sehingga lebih kritis mencari upaya untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan penulis lebih
mengelaborasi media pembelajaran lain yang efektif dalam perbaikan
pembelajaran Bahasa Indonesia di masa mendatang.

2. Manfaat bagi Guru Bahasa Indonesia

Kegiatan ini diharapkan dapat membantu guru untuk lebih menggali


bahan ajar, metode, dan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Selain
4

itu, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan
pembelajaran yang ditemukan di kelas.

3. Manfaat bagi Siswa

Kegiatan ini diharapkan mampu menstimulus siswa untuk lebih


mengembangkan minat, bakat, dan motivasi siswa menjadi gemar dan
produktif menulis, khususnya menulis teks cerpen, selain itu, kegiatan ini
diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan,
aktif, kreatif, ekspresif, dan produktif serta dapat membekali siswa untuk
meningkatkan keterampilan dalam pembelajaran menulis teks cerpen.

4. Manfaat bagi Sekolah

Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran


di sekolah khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam bidang menulis
teks cerpen. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan.

5. Manfaat bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Kegiatan ini diharapkan juga mampu memperkaya pilihan alternatif


media pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk dapat diterapkan
dan digunakan dalam pembelajaran menulis lainnya di masa mendatang.
5

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Selaras dengan rumusan masalah tersebut, penulis menetapkan tujuan
kegiatan yang ingin dicapai, yaitu sebagai berikut.
1) Tujuan Umum
Kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan,
kekreatifan, dan pengalaman yang berharga bagi penulis sebagai pendidik
ataupun menjadi contoh acuan bagi guru bahasa Indonesia dalam upaya
meningkatkan kemampuan menulis teks cerpen di masa yang akan datang.

2) Tujuan Khusus
Tujuan khusus kegiatan ini adalah untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:
a. perencanaan pembelajaran menulis teks cerpen melalui model discovery
learning berbantuan media Fotonovela pada kelas IX SMP Negeri 2 Indra
Makmu.
b. pelaksanaan pembelajaran menulis teks cerpen melalui model discovery
learning berbantuan media Fotonovela pada kelas IX SMP Negeri 2 Indra
Makmu.
c. hasil pembelajaran menulis teks cerpen melalui model discovery learning
berbantuan media Fotonovela pada kelas IX SMP Negeri 2 Indra Makmu.

Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas IX semester 1 di SMP
Negeri 2 Indra makmu.
6

B. Bahan dan Materi Kegiatan


Bahan yang digunakan dalam Best Project pembelajaran ini adalah materi
kelas IX tentang menulis cerpen berikut ini.
Kompetensi Dasarnya:
3.5 Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek
yang dibaca atau didengar.
4.5 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang
mendukung dari cerita pendek yang dibaca atau didengar.

Materi:
1. Materi Reguler
a. Contoh teks cerita fantasi berjudul sebagai pemodelan.
b. Contoh teks berjudul Keadilan karya Putu Wijaya sebagai lembar
kerja.
c. Fungsi dan pengertian teks cerita pendek (cerpen).
d. Unsur-unsur pembangun teks cerita pendek (cerpen).
e. Contoh teks cerita pendek (cerpen) dari majalah atau internet.
f. Cara menyimpulkan teks cerita pendek berdasarkan unsur-unsurnya.

2. Materi Pengayaan
a. Contoh teks cerita pendek (cerpen) berjudul Ibu dikutip dari internet.
b. Unsur intrinsic teks cerita pendek.
c. Cara menyimpulkan teks cerita pendek berdasarkan unsur-unsurnya.

3. Materi Remedial
Materi remedial sama dengan materi regular yang berdasarkan analisis
hasil penilaian diperlukan perbaikan untuk Peserta didik.
7

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


Adapun cara melaksanakan kegiatan ini dengan mengikuti langkah-
langkah pembelajaran menulis teks cerpen Melalui Model Discovery Learning
Berbantuan Media Fotonovela sebagai berikut:

Tabel
Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Teks Cerpen

Tahap Kegiatan Siswa


1. Stimulation (memberi stimulus) 1. Siswa menyimak informasi yang
diberikan guru mengenai tujuan
dalam pembelajarann menulis teks
cerpen.
2. Siswa membaca fotonovela yang
diberikan guru.
3. Siswa bertanya jawab tentang isi
fotonovela.
4. Siswa menyimak pengarahan guru
tentang pembelajaran menggunakan
media fotonovela.
2. Problem Statement 5. Siswa membentuk kelompok.
(mengidentifikasi masalah) Masing-masing terdiri dari 3 atau 4
orang.
6. Siswa dalam setiap kelompok
mempertanyakan unsur-unsur serta
isi cerpen dari media fotonovela.
3. Data Collecting (mengumpulkan 7. Guru menjelaskan dan memberikan
data) bimbingan terkait pertanyaan Siswa
tadi.
8. Siswa mencari unsur-unsur cerpen
yang terdapat pada fotonovela
8

4. Data Processing (mengolah data) 9. Siswa diberi arahan untuk menulis


teks cerpen secara bersama-sama
berdasarkan media fotonovela
dengan bimbingan guru.

5. Verification (memverifikasi) 10. Guru meminta Siswa bekerja sama


dengan anggota kelompoknya untuk
menverifikasi kembali hasil diskusi
tentang menulis teks cerpen
berdasarkan fotonovela.
11. Siswa bersama guru memverifikasi
teks cerpen yang telah tersusun ke
dalam paragraf-paragraf.
12. Siswa mencoret kalimat-kalimat
yang kurang relevan dan tidak
koheren.
13. Siswa bersama guru merumuskan
kembali judul cerpen yang relevan
dengan isi cerpen yang telah
tersusun.
14. Siswa bersama guru mengecek
kembali teks cerpen tersebut.
15. Siswa saling menyepakati teks
cerpen tersebut.
6. Generalization (menyimpulkan) 16. Siswa diberikan evaluasi oleh guru
terhadap teks cerpen yang telah
dikerjakan tersebut.
17. Siswa dengan bimbingan guru
membuat kesimpulan berkaitan
dengan materi yang telah dipelajari.
9

D. Media dan Instrumen


Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada si
pembelajar/siswa (Aqib, 2013, hlm. 50).
Arsyad (2011, hlm. 9) menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk
memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran.
Peran media dalam pembelajaran sangatlah penting terutama bagi siswa.
Minat dan motivasi belajar siswa dapat ditumbuhkan dengan menggunakan
media pembelajaran yang menarik. Proses belajar yang membosankan di
dalam kelas juga dapat dihilangkan dengan menggunakan media yang
menyenangkan bagi siswa. Dalam kegiatan ini penulis menggunakan media
fotonovela.
Fotonovela sendiri adalah media yang menyerupai komik atau cerita
bergambar, dengan menggunakan foto-foto sebagai pengganti gambar
ilustrasi. Fotonovela sebenarnya juga bisa disebut media yang menyerupai
sebuah film karena menggunakan foto dengan para pemain yang nyata.
Fotonovela adalah film dengan gambar-gambar diam. Naskahnya merupakan
sebuah cerita atau drama (fiksi atau realita). Sebagai media cetak, fotonovela
bisa berbentuk buklet (buku kecil ukuran A4 dilipat menjadi dua) dan bisa
juga berupa lembaran-lembaran seperti komik (ukuran A4).

Instrumen Penilaian Pengetahuan:


Unsur
Pembangun
No Data/Alasan Skor
(Unsur
Intrinsik)
1 Tema Sulitnya mencari keadilan 15
2 Amanat Jika keadilan dilihat dari sudut pandang 20
berbeda, hasilnya juga berbeda. Oleh
karena itu, kita harus
mempertimbangkan berbagai sudut
10

pandang dalam menentukan keadilan.


3 Alur Alur maju karena tidak ada bagian yang 10
menceritakan masa lalu.
4 Penokohan Penjual Es: 35
Pak Sersan:
Pak Amat:
Pengarang menampilkan watak tokoh
melalui sikap/tindakannya.
5 Latar Di Bali tepatnya di depan rumah Pak 10
Sersan.
6 Sudut Orang ketiga di luar cerita karena 10
Pandang pengarang tidak terlibat dalam cerita
(tidak ada kata ganti aku/saya).
Total Skor 100

Instrumen Penilaian Keterampilan:


No Aspek Penilaian Indikator Skor Bobot
1 Simpulan latar teks Dapat menyimpulkan latar (waktu, tempat, dan 4 5
cerita pendek dengan suasana) teks cerita pendek secara lengkap
disertai bukti yang dengan disertai kutipan.
mendukung. Dapat menyimpulkan latar (waktu, tempat, dan 3
suasana) teks cerita pendek secara lengkap
tanpa disertai kutipan cerita.
Dapat menyimpulkan latar teks cerita pendek 2
tetapi kurang lengkap dengan disertai kutipan
cerita.
Dapat menyimpulkan latar teks cerita pendek 1
tetapi kurang lengkap tanpa disertai kutipan
cerita.
Tidak dapat menyimpulkan latar teks cerita 0
pendek.
2 Simpulan penokohan Dapat menyimpulkan karakter tokoh utama teks 4 5
teks cerita pendek cerita pendek dengantepatdan disertai kutipan
dengan disertai bukti cerita.
yang mendukung. Dapat menyimpulkan karakter tokoh utama teks 3
cerita pendek secara tepat tanpa disertai dengan
kutipan cerita.
Dapat menyimpulkan karakter tokoh utama teks 2
cerita pendek tetapi kurang tepatdan disertai
dengan kutipan cerita.
11

Dapat menyimpulkan karakter tokoh utama teks 1


cerita pendek tetapi tidak tepat tanpa disertai
dengan kutipan cerita.
Tidak dapat menyimpulkan penokohan teks 0
cerita pendek.
3 Simpulan alur teks Dapat menyimpulkan alur teks cerita pendek 4 5
cerita pendek secara lengkap (orientasi, rangkauan peristiwa,
(orientasi, rangkaian komplikasi, resolusi) dengan disertai kutipan
peristiwa, cerita.
komplikasi, resolusi) Dapat menyimpulkan alur teks cerita pendek 3
dengan disertai bukti
(orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi,
yang mendukung.
resolusi) secara lengkap tanpa disertai dengan
kutipan cerita.
Dapat menyimpulkan sebagian alur teks cerita 2
pendek dengan disertai kutipan cerita.
Dapat menyimpulkan sebagian alur teks cerita 1
pendek tanpa disertai dengan kutipan cerita.
Tidak dapat menyimpulkan alur teks cerita 0
pendek.
Skor Maksimal 60

Jumlahtotal skor
N= x 100
Skor maksimal

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Best Project ini dilaksanakan pada tanggal 04 November 2019 bertempat
di kelas IX SMP Negeri 2 Indra Makmu.
12

BAB III

HASIL KEGIATAN

A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran menulis cerpen yang dilakukan dengan menerapkan
model pembelajaran discovery learning berbantuan media fotonovela
berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru,
termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas
pembelajaran yang dirancang sesuai sintak discovery learning megharuskan
siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran menulis cerpen yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran discovery learning meningkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan transfer knowledge.
- Setelah siswa melihat, menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatan
mereka terhadap media fotonovela yang diberikan oleh guru, siswa
mampu memberikan informasi tentang unsur unsur cerpen dan siswa
mampu menguraikan dengan kalimat secara baik.
3. Penerapan model pembelajaran discovery learning meningkatkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
- Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan
menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.
- Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa
berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa
cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas
yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat
menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir
siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu
disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang
materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa), membuat siswa
13

cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah


apa yang diajarkan oleh guru.
- Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik berorientasi
HOTS dengan menerapkan discovery learning ini. Dalam pembelajaran ini
pemahaman siswa tentang konsep teks cerpen, unsure-unsur, dan cara
mengembangkan tulisan benar-benar dibangun oleh siswa melalui
pengamatan dan diskusi yang meuntut kemampuan siswa untuk berpikir
kritis.
4. Penerapan model pembelajaran discovery learning juga meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving).
discovery learning yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis berisi
permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan
pemecahan masalah.
- Sebelum menerapkan discovery learning, penulis melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun
permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadangkala kurang sesuai
dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis
teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks.
- Dengan menerapkan discovery learning, siswa tak hanya belajar dari
teks tulis, tetapi juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk
mencari data, materi dari sumber lainnya.

B. Masalah yang Dihadapi


a. Masalah yang dihadapi adalah siswa belum terbiasa belajar dengan
model discovery learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan
yang baik guru selalu mengguakan model discovery learning, siswa pun
merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah
mendapat penjelasan guru melalui discovery learning.
b. Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang
memadai untuk membuat media pembelajaran.
14

C. Cara Mengatasi Masalah


a. Agar siswa yakin bahwa pembelajaran menulis cerpen dengan model
discovery learning dapat membantu mereka lebih menguasai materi
pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana,
mengapa,dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan
kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat siswa termotivasi
untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar
bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau
belajar dengan HOTS.
b. Kekurangmampuan guru membuat media pembelajaran dapat diatasi
dengan mengunduh video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan
baik dari youtube maupun dari Rumah Belajar. Dengan demikian, selain
menerapkan kegiatan literasi baca = tulis, siswa juga dapat
meningkatkan literasi digitalnya.
15

BAB IV

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasakan hasil kegiatan yang telah dilakukan selama ini, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Melalui penerapan model pembelajaran discovery learning dapat


disimpulkan terjadi peningkatan hasil belajar secara keseluruhan pada mata
pelajaran Seni Budaya, materi unisonosiswa kelas IX semester I di SMP
Negeri 2 Indra Makmu. Hal tersebut terlihat dari adanya peningkatan pada
setiap pembelajaran kegiatan.
2. Dari hasil analisis data yang dilakukan setelah penerapan model
pembelajaran discovery learning menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar siswa kelas IX semester I di SMP Negeri 2 Indra Makmu pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran discovery learning berikut disampaikan rekomendasi yang relevan:
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan
buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani
melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar
belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat
pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan
cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan
lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
16

3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS.

Anda mungkin juga menyukai