Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PERAYAAN HARI RABU ABU 2021

Untuk Wilayah Keuskupan Agung Kupang

1. Menurut kelaziman liturgi Gereja Katolik, perayaan Hari Rabu Abu adalah pembuka
liturgi masa puasa. Umat beriman mendapat tanda abu, hasil pembakaran daun palma
tahun lalu, yang diberkati dan dikenakan pada dahi umat beriman sebagai tanda awal
liturgi puasa.
2. Dalam bingkai “pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat”, akibat wabah virus
corona, maka perayaan Hari Rabu Abu tidak mungkin dirayakan seperti biasanya Tetapi
bila mungkin perayaan Ekaristi Rabu Abu, maka perayaannya, sesuai keadaan
lingkungan paroki, dilakukan dengan memperhatikan serta mengindahkan prokes yang
berlaku di daerah masing-masing, khususnya 3 M.
3. Pemimpin upacara Hari Rabu Abu tidak mengenakan abu pada dahi umat beriman, tetapi
menaburkannya pada kepala, sehingga tiada sentuhan langsung. Bila mana pembatasan
prokes tidak mengizinkan perayaan ibadah Hari Rabu Abu secara bersama, maka
dilakukan secara daring dan umat beriman menerima abu dalam keheningan spiritual
akan rahmat masa puasa.
4. Bila upacara ibadah Hari Rabu Abu tidak mungkin akibat pembatasan prokes dan juga
daring tidak mungkin, maka pemimpin umat (Pastor, Diakon dan Pemimpin Umat
setempat atau pelayan yang ditunjuk secara resmi oleh Pastor Paroki) dapat melakukan
kunjungan pastoral “Rabu Abu” pada keluarga atau komunitas untuk menaburkan abu di
kepala, seraya memperhatikan prokes yang berlaku, sampai dengan hari Minggu sesudah
Hari Rabu Abu.
5. Abu yang dipakai adalah abu yang sudah diberkati di gereja (pusat Paroki atau Stasi) dan
ditempatkan dalam wadah yang layak.
Upacara singkat sebagai berikut:
Pemimpin : Salam sejahtera bagi rumah ini dan semua penghuninya
Umat : Sekarang dan selama-lamanya.
Pemimpin : Tuhan, kasihanilah kami
Umat : Kristus kasihanilah kami
Pemimpin : Tuhan kasihanilah kami
Pemimpin : (menaburkan abu di kepala) “Bertobatlah dan percayalah pada
Injil Yesus Kristus”.
Bersama : Doa Bapa kami…
Pemimpin : (Imam memberikan berkat)
Berkat Allah yang mahakuasa, Bapa Putra dan Roh Kudus,
turunlah atas saudara-saudari dan menetaplah untuk selama-
lamanya.
Umat : Amin.
6. Perlu komunikasi yang jelas dan menyeluruh, agar keluarga atau komunitas, yang
bersedia menerima abu di rumah, mempersiapkan diri dan menyambutnya dengan penuh
iman serta rasa syukur.

Kupang, 3 Pebruari 2021


Uskup Agung Kupang

Mgr. Petrus Turang

Anda mungkin juga menyukai