Anda di halaman 1dari 3

0 TATA IBADAH RABU ABU

6 MARET 2019
1. PEMBUKAAN IBADAH
 Mengucapkan selamat datang dan beribadah serta selamat memasuki
masa Prapaskah bagi warga jemaat
 Menginformasikan jika dalam ibadah Rabu Abu ini, persembahan tidak
diedarkan. Melainkan seusai jemaat menerima penorehan abu, jemaat
memberi persembahan di tempat yang telah dipersiapkan di altar.

NARATOR-1
Rabu Abu merupakan hari pertama dari masa Pra Paskah dalam liturgi tahunan
gerejawi. Hari Rabu Abu sendiri jatuh setiap hari Rabu , 40 hari sebelum hari
Paskah tiba. Pada hari ini, abu menjadi simbol untuk pengingat kita bahwa kita
semua debu, kita semua abu yang tak berarti di hadapan Tuhan. Sebagai debu,
sebagai abu tak pantas pongah dan jumawa. Sebagai debu, sebagai abu perlu
mengakui kelemahan diri, merendahkan hati dan bertobat kepada-Nya.

(Suara seruling Dan alunan macapat Maskumambang):


MANAH KULO ESTU KEBAK RAOS SEDIH
KEGUBEL ING DOSA
NELANGSA LAHIR LAN BATHIN
TYAS KADYA SINENDAL MAYANG

PUISI: NITI KAMULYAN JATI (Kagurit dining Ki Jogo Sion)


Kamulyan jati
Kamulyan jati dudu baskara kang gebyar-gebyar
Madangi jagad raya ing wayah rina
Dudu candra kang cahyane katon ing wayah wengi
Dudu lintang kang sumunar ing pepeteng
Dudu banda kang gawe gegere manungsa
Dudu pangkat kang gawe bingunge manungsa
Kamulyan jati uga dudu rupa kang nyengsemake ati
Kamulyan jati
Kamulyan jati ora ono ing pucuk ing gunung
kang duwur
Ora ono ing tengahing segara kang jero
Ora ono ing kapinteran kang ngedap-edapi
Ora ono ing Negara manca kang adoh imam akan memberikan berkat pada orang tersebut dengan air suci sambil
Kamulyan jati uga ora ono ing sak jeruning bumi berkata ,”Ingat engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.”
kang ora bisa dingerteni Sesudah itu, imam akan bertanya, “Puaskah engkau dengan kain kabung dan
Niti kamulyan jati ora kudu tapa brata abu sebagai pernyataan tobatmu di hadapan Tuhan pada hari penghakiman?”
Ora kudu dadi pendeta Yang mana akan dijawab orang tersebut dengan, “Saya puas.”
Ora kudu pati bengi
Ora kudu weweh banda utawa nyawa NARATOR-3
Niti kamulyan jati uga ora kudu dadi wong utama Akhirnya abu dipakai sebagai tanda awal masa Pra Paskah yakni persiapan
Kamulyan jati selama 40 hari dan tidak termasuk hari minggu untuk menyambut hari Paskah.
Kamulyan jati sak tenane ono ing ngarsane Gusti Ritual perayaan Rabu Abu ini ditemukan pada masa Gregorian Sacramentary
Nunggil kaliyan Gusti, bakal nampa kamulyan jati yang terbit sekitar abad ke-8. Kemudian sekitar tahun 1000, imam Anglo Saxon
Kamulyan jati bakal dirasakke ing njero ati yakni Aelfric berkotbah yakni, “Kita membaca dalam kitab-kitab, baik dalam
Ati kang nunggil kaliyan Gusti Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, bahwa mereka yang menyesali dosa-
Kang rumangsa kebak dosa dosanya menaburi diri dengan abu serta membalut tubuh mereka dengan kain
Lan linabur dening rasa panalangsa kabung. Sekarang, marilah kita melakukannya sedikit pada awal Masa
Prapaskah kita, kita menaburkan abu di kepala kita sebagai tanda bahwa kita
NARATOR-2 (instrument ) wajib menyesali dosa-dosa kita sebagai tanda Masa Prapaskah.”
Penggunaan abu dalam liturgi Rabu Abu ini berasal dari Perjanjian Lama,
dimana abu menjadi lambang perkabungan, rasa sesal, berkabung dan juga Gereja memakai abu sebagai tanda dimulainya masa pertobatan Pra Paskah
pertobatan umat. Pada abad ke-5 SM setelah Yunus berseru supaya orang sehingga kita bisa mengingat jika kita tidaklah abadi dan kita sudah menyesal
kembali pada Tuhan dan melakukan pertobatan, Kota Niniwe kemudian atas segala dosa yang sudah diperbuat.
memaklumkan puasa serta mengenakan kain kabung, menyelubungi dirinya
dengan kain kabung sembari duduk di atas abu. Yesus juga sudah
Lagu Pujian KJ 33 : 1, 2 “Suara-Mu Ku Dengar”
menyinggung tentang pemakaian abu yang ditujukan untuk kota yang menolak
Doa
melakukan pertobatan dari dosa walau sudah melihat sendiri mujizat secara
Pembacaan Firman
nyata dan mendengarkan kabar gembira.
Kotbah
Pada Abad Sebelum 5 Masehi Lagu Pujian KJ 364 : 1, 3 “Berserah Kepada Yesus”
Gereja Perdana menggunakan abu sebagai simbolis. Hal ini bermakna, jika
pendosa yang mau bertobat harus hidup tanpa bersenang-senang dan PENOREHAN ABU
mengenakan kain kabung serta abu. Dalam buku “Sejarah gereja” pernah ada Pdt : Saudara-saudara yang terkasih, sebelum dilakukan penorehan abu
seorang berdosa bernama Natalis yang datang pada Paus Zephyrinus dengan pertobatan, baiklah kita terlebih dulu berdoa:
mengenakan kain kabung serta abu lalu memohon pengampunan, lalu
diwajibkan bagi mereka untuk menyatakan tobat di muka umum dan imam : Dalam nama Tuhan Yesus, saya mengundang Saudara sekalian untuk
akan memakaikan abu pada kepala mereka sesudah melakukan pengakuan. maju ke depan dan menerima penorehan abu sebagai tanda penyesalan,
tanda pertobatan, tanda kesiapan menyangkal diri dan mengikut Kristus.
Pada abad pertengahan, mereka yang sedang menghadapi ajal akan
dibaringkan di atas tanah beralaskan kain kabung lalu diperciki dengan abu dan (jemaat maju satu persatu untuk mendapatkan tanda salib, setelah itu dapat memberi
persembahan di tempat yang telah disediakan)

Pendeta:
Semenjak hari Rabu Abu sampai hari raya Paskah, mari kita melatih rohani
setiap kita dengan berpuasa dengan berpantang diri supaya semakin terbuka
dalam menghayati pertobatan sebagai sikap hidup dan sebagai tanda
pengucapan syukur kita atas kasih dan pengampunan-Nya yang dicurahkan
dalam hidup kita.

5. PENGAKUAN IMAN [Berdiri]


P2: Dengan meletakkan tangan kanan di dada kiri kita, marilah kita
mengingat pengakuan pada baptisan kita, seturut dengan pengakuan iman
rasuli yang demikian:

6. DOA SYAFAAT

7. PENGUTUSAN DAN BERKAT


Lagu Pujian KJ 365 c : 1, 5 “Tuhan Ambil Hidupku”

P : Sekarang Tuhan, perkenakanlah hamba-Mu berpulang dalam sejahtera


menurut sabda-Mu
J : SEBAB AKU TELAH MELIHAT KESELAMATAN-MU YANG KAU SEDIAKAN
DI HADAPAN SEGALA BANGSA
P : Arahkanlah hatiu kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya:
“Damai sejahtera dan kekuatan dari allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, di
dalam persekutuan dengan Roh Kudus, menyertai peziarahan kita dan
memelihara semangat pertobatan kita di dalam Masa Pra Paskah ini,
mulai sekarang dan selamanya. Amin”
J : (Menyanyikan) Hosiana! (5x), Amin! (3x) –- Lagu dari NKB 225 --

Anda mungkin juga menyukai