Masa Prapaskah yang selama ini disebut Minggu-minggu Sengsara, sudah dirayakan sejak abad ke-4, dengan
penekanan pada perhitungan 40 hari sebelum Paskah. Selama 40 hari sebelum paskah adalah masa pertobatan,
perkabungan, pemeriksaan batin/introspeksi diri, pendekatan diri pada Tuhan dan berpantang/puasa serta
sengsara/passion. masa prapaskah dihitung mundur yakni 40 hari dari Hari Paskah, tanpa menghitung hari minggu. Hari
Minggu tidak dihitung, karena hari Minggu mengacu pada kebangkitan Kristus, sehingga hari-hari Minggu selama masa
prapaskah dilihat sebagai semacam oasis dalam padang gurun, di mana ada penyegaran untuk dapat melanjutkan
perjalanan 40 hari menuju Paskah. Dari perhitungan mundur inilah penetapan Rabu Abu diambil.
Selama penghayatan Prapaskah Majelis Gereja dapat memilih salah satu dari dua simbol yang ditetapkan dalam
Gereja Toraja yaitu pemasangan 6 helai kain ungu pada salib yang diletakkan disekitar altar atau pemadaman 6 lilin.
Walapun demikian buku panduan liturgi untuk tahun 2023-2024 lebih diarahkan untuk menggunakan 6 helai kain ungu
walaupun tetap membuka ruang bagi majelis gereja jika ingin memilih menggunakan lilin. Adapun petunjuk
pelaksanannya adalah sebagai berikut:
1. Jika menggunakan kain ungu maka pemasangan 6 helai kain ungu dilakukan satu-per satu setiap minggu pada lengan
salib yang diletakkan di sisi altar. (atau bisa juga menggunakan pote berbalut hitam). Kain ungu pada salib,
menggambarkan karya Kristus yang menyatukan dua hal yang bertolak belakang, yaitu keagungan (makna kain ungu
dalam Alkitab), dengan kehinaan dan kutuk salib.
2. Jika memilih menggunakan lilin, maka dilakukan pemadaman 6 lilin yang dilakukan satu persatu setiap minggu. Pada
Minggu Prapaskah 1, enam lilin dinyalakan kurang lebih 15 menit sebelum ibadah. Saat prosesi, PF memadamkan satu lilin
sebelum menerima Alkitab. Pada minggu Prapaskah 2, enam lilin tetap terpasang, tetapi hanya 5 yang dinyalakan.
Selanjutnya, salah satu di antaranya, dipadamkan oleh PF sebelum menerima Alkitab. Demikian seterusnya, hingga
keenam lilin dipadamkan pada minggu Palmarum atau prapaskah keenam. Pemadaman 6 lilin untuk mengingat dan
menghayati perjalanan Kristus yang harus masuk dalam kelamnya alam maut karena dosa-dosa manusia. terang, untuk
bangkit sebagai baru.
TATA IBADAH PRAPASKAH I
DAN PEMBUKAAN PEKAN ANAK SM GEREJA TORAJA
MINGGU, 18 FEBRUARI 2024 (Berdasarkan Liturgi 2, Stola Ungu)
4. Salam
PF Salam kepada kamu dari segala orang kudus, kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa dan
Roh Kudus menyertai kamu sekalian.
J Menyertaimu juga
5. Bermazmur
PL: Mazmur 25:1-10 (Dibaca secara Alternatim:Laki-Laki dengan Perempuan)
S : Menyanyi, “Puang kupa’passarei” (PT 25)
2. Rinding pala’i de-atangku. Tang dikemba’ tu ualingku. Sire’dekan tu ara’na umpalao
tu siri’ku. Ref
3. La Misailena’ O Puang. Ammi katuruturuina’. Belanna disitampeina’, sia maparri’ tu
katuoangku. Ref
11. Khotbah
12. Saat Teduh
RESPONS JEMAAT
13. Doa Syafaat
14. Doa Bapa Kami (Duduk)
16. Menyanyi: “Bapa Antarlah Kami (KC 360) dinyanyikan 2x tanpa interlude
Bapa antarlah kami, pulang ke rumah lagi
B’rilah kami berkatMu dan curahkan kasihMu.
17. Pengutusan
PF Pergilah: Jalanilah hidupmu dengan penuh keyakinan bahwa Janji Allah dinyatakan kepada seluruh
ciptaan-Nya di dalam dunia sebagai bukti kasihNya. Bergembiralah mengikuti Pekan Anak, berikanlah
yang terbaik bagi kemuliaan Tuhan melalui talentamu.
J Haleluya! TUHAN teguh dalam janjiNya
18. Berkat
Pdt Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan
memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberiengkau
damai sejahtera.
19. Nyanyian Syukur, “Tuhan Sudah Berjanji (KC 171) dinyanyikan 2x tanpa interude