Rabu Abu adalah hari pertama masa Pra-Paskah 40 hari yang dilaksanakan pada hari rabu setelah hari
Minggu Transfigurasi. Pada abad ke-13 dalam perayaan Gereja mula-mula simbol yang digunakan pada hari
Rabu Abu untuk memasuki masa Pra-Paskah ialah dengan memberi abu pada dahi warga jemaat yang
menggambarkan kesedihan, penyesalan dan pertobatan. (seperti dalam Ester 4:1,3; dan bahkan digambarkan
dengan memakan abu seperti dalam Mazmur 102:10). Abu pada Rabu Abu adalah simbol untuk
mengungkapkan rasa tobat dan penyesalan serta pengakuan akan kerapuhan dan kelemahan (Yunus 3:6),
juga melambangkan harapan akan kebangkitan, dimana segala sesuatu akan lenyap dan hangus oleh nyala api
dan digantikan oleh bumi dan langit baru (band. 2 Petrus 3:10-13). Abu juga menjadi simbol bagi kepedihan
hati yang mendalam (Ayub 2:8). Abu dipakai untuk keperluan pembersihan atas dosa (Bil. 19:9. 17-18; Ibrani
9:13). Pada saat itu warga jemaat masuk ke suasana penuh penyesalan untuk mengatasi kebiasaan-kebiasaan
buruk dengan memusatkan diri/perhatian pada pengorbanan Yesus.
Simbol Rabu abu adalah penggunaan stola berwarna ungu, dan busana yang didominasi abu-abu dan
hitam. Dalam liturgi, simbolisasi rabu abu dapat dilakukan dengan pembubuhan debu tanah pada dahi
(Toraja: ditoding, ditodi’) dengan perkataan “engkau adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (Kej 3:19).
Simbol ma’toding ini dapat dilaksanakan di awal ibadah atau sebagai bagian dari refleksi pemberitaan firman.
Dalam Rabu Abu, warga jemaat masuk ke suasana penuh penyesalan untuk mengatasi kebiasaan-
kebiasaan buruk dengan memusatkan diri dan perhatian pada pengorbanan Yesus. Menurut tradisi, abu yang
dipakai sebagai simbol adalah abu dari daun-daun palem perayaan Minggu Palma tahun lalu. Tetapi untuk
ibadah Rabu Abu di Gereja Toraja (bila diadakan simbol abu, karena tidak mutlak harus ada), yang digunakan
adalah debu tanah (Kej 3:19). Dalam liturgi Rabu Abu, akta censura morum (pemeriksaan moral) perlu
ditekankan (Yesaya 59). Jadi, bagi Gereja Toraja, Rabu Abu adalah pembukaan dari masa 40 hari untuk
merenungi kelemahan-kelemahan di hadapan Tuhan, memperbaiki diri oleh kuasa Roh Kudus. Dari konteks
budaya Toraja, Rabu Abu adalah waktu untuk massuru’-suru’, memeriksa diri dan memohon ampunan dari
Tuhan.
TATA IBADAH RABU ABU
Rabu, 14 Februari 2024
(Berdasarkan Liturgi 1, Stola Ungu)
Petunjuk
Ibadah sebaiknya dilaksanakan pada sore hari.
Ruang ibadah ditata dengan nuansa cahaya yang redup
Siapkan debu tanah dalam sebuah wadah untuk penorehan
1. Persiapan
PL Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, Rabu Abu adalah awal dari masa Prapaskah. Di
dalamnya kita mendapat kesempatan untuk menghayati hidup dengan rendah hati.
Pada saat yang sama, kita merenungkan betapa fana dan rapuhnya kita sebagai ciptaan
yang penuh dosa. Penghayatan Rabu Abu pun menjadi waktu untuk memeriksa diri,
bertobat dan semakin dekat dengan Tuhan. Hari inipun kita bersyukur sebagai warga
negara Republik Indonesia yang telah menyelenggarakan PEMILU. Partisipasi kita
adalah wujud kecintaan kita kepada Negara. Cinta kasih Tuhanlah yang menggerakkan
kita berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini. Karena itu marilah mengalami cinta
kasih Tuhan dalam ibadah Rabu Abu ini dengan tuntunan tema, ”Puasa Yang
Kukehendaki.”
2. Prosesi (Berdiri)
J Menyanyikan, ” Suara-Mu ’kudengar ” ( KJ 33::1-3)
1 Cantor
SuaraMu kudengar memanggil diriku,
supaya ‘ku di Golgota di basuh darahMu!
Refrein Semua
Aku datanglah, Tuhan, padaMu;
Dalam darahMu kudus sucikan diriku.
2 Anak-Anak
Kendati ‘ku lemah, tenaga Kauberi;
Kauhapus aib dosaku, hidupku pun bersih. Refr.
3 Dewasa
Kaupanggil diriku, supaya kukenal
iman, harapan yang teguh dan kasihMu kekal. Refr.
3. Votum
PF Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi.
J z1x x.x cu .|1 .+ KJ 476b
A - min
4. Salam
PF Salam sejahtera dalam kasih Kristus bagi kamu sekalian!
J dan bagimu juga.
5. Pengakuan Dosa dan Berita Anugerah (Duduk)
PF Siapakah kita dihadapan Tuhan?
Seorang MG
Sesungguhnya kami adalah pelayan yang Engkau utus di tengah jemaat-Mu Tapi kami
sering lalai dalam menunaikan tugas pelayanan, sehingga banyak yang belum kami
jangkau. Dalam pengasihan-Mu, kami mohon.
Semua : Menyanyikan: “Tuhan, kami berlumuran dosa“ (PKJ 43:1)
Tuhan, kami berlumuran dosa.
Tuhan, sudikah ampuni kami
PF Hai anak-anak siapakah engkau di hadapan Tuhan ?
Seorang Anak :
Ya Yesus, kami adalah sahabat-Mu, tapi kami malu karena kami seringkali tidak
menjadi sahabat yang baik. Kami sering tidak dengar-dengaran kepada orang tua.
Semua : Menyanyikan, “Tuhan, kami berlumuran dosa“ (PKJ 43:1)
Tuhan, kami berlumuran dosa.
Tuhan, sudikah ampuni kami
PF Bapak ibu, siapakah engkau di hadapan Tuhan?
PF Kepada kamu sekalian yang tunduk dalam penyesalan, berita anugerah dari Allah
dinyatakan kembali:
Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melep
(
Yesaya 58:6-7)
7. Bermazmur
PL : Mazmur 51:1-19 (Dibaca secara Alternatim: Majelis Gereja dengan Jemaat)
S : Menyanyikan ” Pagarri’mo’ o Puang Matua ” ( Pa’pudian 51:1)
1. Pagarri’mo’ o, Puang Matua sitinti
a’gan pa’kamaseamMi pa’deimi tu angganna
kasalangku situru’ tu pa’poraiamMi Puang.
Pemaseroimi gau’ bulitukku amMi basei
kedo kadakeku pa kutandaimo inang sala
na’ tilanta’ nenne’ ilan penaangku.
PELAYANAN FIRMAN
8. Doa Pembacaan Alkitab Dalam bentuk nyanyian
Melagukan “Firman Tuhan” (NJNE 16:1-4)
Firman Tuhan yang aku rindukan bicaralah aku mendengar.
Ya, Tuhanku bukalah mataku, kumelihat hal yang ajaib.
Ya, Roh Kudus bukalah hatiku, kumengerti keselamatan.
Ya, Tuhanku b’rilah aku hikmat kupahami kuasa kasihMu.
9. Pembacaan Alkitab
Lector 1: Yesaya 58:1-12
Lector 2: 2 Korintus 5:20b-6:10
J Menyanyikan: “Haleluya” (KJ. 473a) (Berdiri)
jtj t | y t’j1j 1 | 2 1 ’ j4j 4 | jz3xj xk2xk x1x c2 | 1.+
Hale - lu-ya, hale - lu - ya, hale - lu - ya.
PF Matius 6:1-6, 16-21 (BU) (Berdiri)
S Menyanyikan ” Kurre Sumanga’ Puang ” ( NJNE 78)
3 (Semua)
Selama ‘ku hidup kupuji terus
Kasih-Mu yang tulus kekal dan kudus;
dan bila ‘ku mati, ‘ku yakin benar:
Kasihku pada-Mu semakin besar.
16. Pengutusan
PF Pergilah:
Jalanilah kehidupamu dengan berpuasa yang dikehendaki Tuhan, percayalah Kuasa Roh Kudus m
, terimalah berkat-Nya.
17. Berkat
Pdt TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan
wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya
kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
ATAU
Pnt Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan
wajah-Nya.
J Amin
18. Nyanyian Syukur “Kau Perkasa ‘Ku Lemah”( PKJ 129:1,2)
1
Kau perkasa, ‘ku lemah, jauhkan ‘ku dari cela.
Hatiku amat tent’ram asal aku dekat pada-Mu.
Refrein:
Makin akrab pada-Mu Yesus, ini doaku:
Tiap hari, Tuhanku, biar aku dekat padaMu.
2
Dalam dunia yang kelam, bila aku tenggelam,
tangan siapa terentang? Hanya Kau, Tuhan, hanya Engkau! Refr.