PENGANTAR
Dalam ajaran resmi Gereja, Katekismus Gereja Katolik dituliskan bahwa: “Dalam
perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian
umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama
Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua (Bdk. Why
22:17) (KGK No. 524). Ambil bagian dalam masa penantian yang sedemikian panjang itu
dinyatakan dalam lambang yaitu lingkaran lilin adven.
Lilin Adven adalah empat batang lilin yang diletakkan di lingkaran Adven (korona
Adven), yang terdiri dari tiga lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna merah muda.
Keempat lilin ini melambangkan keempat minggu dalam masa Adven. Lilin ungu,
melambangkan pertobatan, dinyalakan di minggu Adven pertama, kedua, dan keempat.
Sedangkan, Lilin merah muda, yang melambangkan suka cita karena hari Natal yang hampir
tiba, dinyalakan pada Minggu Adven ketiga. Minggu ini disebut Minggu Gaudete (bahasa
Latin) yang berarti bersukacitalah karena Natal hampir tiba.
1. Minggu Adven Pertama: Merupakan masa penantian kedatangan Kristus yang kedua, yakni
kedatangan Tuhan pada akhir zaman. Ditandai dengan menyalakan lilin ungu yang pertama.
2. Minggu Adven Kedua: Pada minggu ini lilin ungu kedua dinyalakan untuk mengingatkan
umatnya setia mempersiapkan jalan kedatangan Tuhan dan pertobatan.
3. Minggu Adven Ketiga: Minggu ini juga dikenal sebagai minggu Gaudete, yang
menggambarkan suka cita menyambut kelahiran Yesus Kristus. Pada minggu ini lilin ketiga
yang berwarna merah muda dinyalakan.
4. Minggu Adven Keempat: Mencerminkan peristiwa yang melibatkan Maria melahirkan
Yesus. Pada minggu ini, lilin ungu terakhir dinyalakan bersamaan dengan 3 batang lilin
sebelumnya
2
GAGASAN DASAR
Kita semua terlahir dari keluarga dan di tengah keluarga pula kita belajar tentang
kehidupan. Kita bisa berdoa, bersikap dengan baik, berkata-kata baik, cara memperlakukan
orang lain belajar dari orangtua dan keluarga kita. Maka, kita perlu menyadari kembali akan
keagungan tugas dan panggilan keluarga sebagai gereja rumah tangga. Keluarga akan
menemukan kembali panggilannya sebagai gereja bila tiap keluarga bisa menjadi tempat bagi
sekolah kehidupan. Keluarga adalah sekolah kehidupan Kristen yang pertama dan “suatu
pendidikan untuk memperkaya kemanusiaan” (GS 52). Di tengah keluarga menjadi tempat
utama dilaksanakannya tugas ‘imamat’ yang diterima melalui rahmat pembaptisan, yaitu
imamat bapa keluarga, ibu, anak-anak, semua anggota keluarga atas cara yang paling indah
“dalam menyambut Sakramen-sakramen, dalam berdoa dan bersyukur, dengan memberi
kesaksian hidup suci, dengan pengingkaran diri serta cinta kasih yang aktif” (LG 10).
“Dalam keluarga, di antara saudara kandung, hidup bersama sebagai manusia
dipelajari, bagaimana seseorang seharusnya hidup di tengah masyarakat. Mungkin kita tidak
selalu menyadarinya, tetapi keluarga itu sendirilah yang memperkenalkan persaudaraan ke
dalam dunia! Dimulai dengan pengalaman pertama persaudaraan ini, yang dipupuk oleh kasih
sayang dan pendidikan di rumah, gaya persaudaraan memancar seperti sebuah panji kepada
seluruh masyarakat dan pada relasi antar banyak orang (Paus Fransiskus, Audiensi Umum, 18
Feb 2021).
ArDas KAPal tahun 2022-2032 menetapkan tahun 2024 sebagai Tahun Keluarga.
Komisi Keluarga memilih tema: “Keluarga Kristiani sebagai Gereja Rumah Tangga”.
Tema ini dipilih karena keluarga menjadi tempat pertama bagi anggota-anggotanya mengenal,
mendalami iman dan belajar mempraktekkan imannya. Di mana ‘di dalam keluarga orang
belajar tabah, gembira dalam pekerjaan, belajar mengasihi melalui mengasihi saudara kandung,
belajar mengampuni tanpa batas melalui pengabdian kepada Allah dalam doa dan penyerahan
hidup.’ (ArDas KAPal hal.30). Keluarga yang didasarkan pada ikatan cintakasih mampu
bersaksi di saat keluarga sungguh menjadi tempat yang kondusif bagi tiap anggotanya
berkembang dalam ragam keutamaan kristiani.
Di Keuskupan kita, ArDas KAPAL Tahun Kedua sebagai Tahun Keluarga dibuka
secara resmi dan serentak di gereja-gereja Paroki KAPAL, pada awal tahun liturgi yang baru
yaitu Adven Pertama (Minggu, 03 Desember 2023). Tahun keluarga menjadi saat khusus bagi
keluarga-keluarga kristiani di Keuskupan Agung Palembang merayakannya di tengah keluarga
dan lingkungan masing-masing. Keluarga punya waktu bersama di mana masing-masing
anggota sungguh merasa diterima dan didengarkan. Keluarga-keluarga diharapkan
mengkhususkan waktu untuk bisa sungguh-sungguh merayakan Tahun Keluarga misalnya
dengan berdoa bersama, makan bersama, rekreasi bersama supaya anak-anak punya ingatan
kebersamaan keluarga yang akan menjadi bekal dan kekuatan dalam menjalani hidup dan
membangun keluarga baru.
Mulai Adven Pertama, Minggu 03 Desember 2023 hingga sepanjang tahun 2024,
sebagai keluarga berjalan bersama menemukan kembali keindahan hidup berkeluarga di tengah
segala kompleksitas dan tantangannya. Masa Adven menjadi saat istimewa bagi keluarga-
3
keluarga dalam kebersamaan, ikut ambil bagian menantikan kedatangan Tuhan Yesus dengan
penuh harapan dan sukacita.
Maka, untuk memperdalam tema: Keluarga Kristiani sebagai Gereja Rumah Tangga,
akan diulas dalam 3 pertemuan lingkungan dan 1 Ibadat Keluarga di rumah masing-masing.
1
Surat Gembala ARDAS Tahun 2: Panggilan Suami- Istri Sukacita Keselamatan, Palembang, 5 September 2023
4
Pertemuan 4: Ibadat Keluarga
Keluarga yang berdoa bersama akan selalu bersama. Dalam pertemuan keempat ini, keluarga
berdoa bersama di rumah masing-masing dengan rumusan Ibadat Keluarga yang telah
disajikan. Dalam Ibadat Keluarga merenungkan Sabda Tuhan dari Injil Suci menurut Lukas
2:41-52, tentang Keluarga Kudus Nazaret, Tuhan Yesus, Ibu Maria dan Bapa Yusuf yang
bersehati dalam doa.
Melalui tiga (3) pertemuan keluarga di lingkungan dan 1 kegiatan Ibadat Keluarga
bersama anggota keluarga di rumah masing-masing, diharapan agar keluarga-keluarga di
Keuskupan Agung Palembang, disegarkan kembali dalam semangat cintakasih dan menghayati
panggilan luhurnya sebagai keluarga dalam rencana Allah.
5
Daftar Singkatan
ArDas KAPAL : Arah Dasar Keuskupan Agung Palembang
AL : Seruan Apostolik Pascasinode Paus Fransiskus “Amoris Laetitia” Sukacita Kasih,
19 Maret 2016
GE : Seruan Apostolik Bapa Suci Paus Fransiskus “Gaudete Et Exsultate”, 19 Maret 2018
PKL : Pertemuan Keluarga Lingkungan
Bdk : Bandingkan
6
7
Pertemuan 1
Keluarga Disatukan Dalam Doa
PEMBUKA
Lagu Pembuka:
Pilih lagu yang sesuai dengan tema.
Tanda Salib
P Semoga kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,
cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U Sekarang dan Selama-lamanya.
Pengantar
(Fasilitator menyampaikan pengantar singkat di bawah ini)
Pada pertemuan pertama ini, kita diajak untuk ikut alur dalam masa penantian yang sedemikian
panjang dari generasi-generasi sebelum Tuhan Yesus, Sang Mesias, lahir ke dunia supaya
kerinduan kita akan kehadiran Tuhan pun turut diperbarui. Kita memperbarui kerinduan akan
kehadiran Tuhan dengan berjaga dan berdoa serta mengingat kebaikan Tuhan melalui keluarga
dan sesama. Bacaan yang diperdalam sebagai peneguhan dan renungan dari Kitab Yesaya 2:1-
5 tentang ajakan untuk bersehati dengan Tuhan supaya kita sebagai keluarga bisa berjalan
dalam terang kasih Tuhan.
Saudari-saudara, marilah kita menyadari kehadiran Tuhan di tengah kita. Semoga Tuhan
sendiri yang menuntun pertemuan kita sehingga pengalaman-pengalaman yang akan kita
bagikan nanti menginspirasi dan meneguhkan perjalanan hidup kita sebagai keluarga-keluarga
Kristiani.
8
U Allah segala kekuatan, Allah bagi manusia.
P Tunjukanlah wajah-Mu, berilah kami hidup-Mu.
U Engkau Allah orang hidup, bukan Allah orang mati.
P Dekatlah pada kami, agar kami hidup.
U Engkau cahaya pagi, datang dan bebaskanlah kami.
P Dari abad ke abad, Engkau selalu setia.
U Untuk masa kini pun, Engkau Allah bagi manusia.
P Engkaulah Allah yang kudus, siapakah dapat melihat Engkau?
U Engkau jauh tak terhingga, namun dekat pula.
P Engkau sungguh Allah, bukan sekedar khayalan kami.
U Hadirlah di sini, jangan biarkan kami mati.
P Bila Engkau tak ada, apa gunanya kami hidup.
U Jadilah napas kami, darah dalam nadi kami.
P Dalam Dikau kami hidup, dalam Dikau kami berada.
U Kami ingin melihat Engkau, sungguh dan dari dekat.
P Bukalah tangan-Mu, agar kami mendapat makan.
U Jangan berbalik dari kami, jangan biarkan kami mati.
P Jangan biarkan kami, kembali menjadi debu.
U Utuslah Roh-Mu, agar segalanya menjadi baru.
P Berilah bumi ini, wajah yang baru.
U Untuk semua manusia, di mana pun mereka berada.
P Untuk semua manusia, yang kaya dan yang miskin.
U Untuk semua manusia, yang tua dan yang muda.
P Engkau lubuk segala hati, terang hati kami.
U Kami berseru kepada-Mu, hadirlah di sini.
P Di tempat ini, jadilah damai-Mu.
U Di dalam rumah kami, tinggallah damai-Mu.
P Tampakanlah diri-Mu dan ciptakanlah damai.
U Bagi anak-anak kami, jadilah masa depan.
P Jadilah Engkau masa depan bagi hidup kami di sini.
U Pada Dikau kami percaya, dalam Dikau yang hidup.
P Engkau tak pernah mengecewakan orang, yang percaya pada-Mu.
U Amin.
DOA PEMBUKA
9
Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam
persekutuan dengan Roh Kudus, Allah meraja sepanjang segala masa.
U: Amin
PENDALAMAN SABDA
Mendalami Sabda
(Pemandu membacakan renungan ini untuk membantu umat merefleksikan Sabda yang baru
didengarkan)
Doa Bersama Meneguhkan Keluarga
Kita sudah kembali dan sedang memasuki masa adven (Advent, latin: adventus: kedatangan).
Masa Adven ini berkaitan dengan permenungan akan kedatangan Kristus. Kristus memang
telah datang ke dunia, Ia akan datang kembali di akhir zaman; namun Ia tidak pernah
meninggalkan Gereja-Nya dan selalu hadir di tengah- tengah umat-Nya. Maka dikatakan
bahwa peringatan Adven merupakan perayaan akan tiga hal: peringatan akan kedatangan
Kristus yang pertama di dunia, kehadiran-Nya di tengah Gereja, dan penantian akan
kedatangan-Nya kembali di akhir zaman. Maka kata “Adven” harus dimaknai dengan arti yang
penuh, yaitu: dulu, sekarang dan di waktu yang akan datang.
Ini adalah dasar dari pengertian tiga macam kedatangan Kristus yang dipahami Gereja Katolik.
Pemahaman ini menjiwai persiapan rohani umat; dan hal ini tercermin dalam perayaan liturgi
dalam Gereja Katolik. Sebab di antara kedatangan-Nya yang pertama di Betlehem dan
kedatangan-Nya yang kedua di akhir zaman, Kristus tetap datang dan hadir di tengah umat-
10
Nya. Hanya saja, masa Adven menjadi istimewa karena secara khusus Gereja mempersiapkan
diri untuk memperingati peristiwa besar penjelmaan Tuhan, menjelang peringatan hari
kelahiran-Nya di dunia yaitu Hari Raya Natal.
Pada pertemuan pertama ini kita diajak untuk berkumpul dan merenungkan sabda Tuhan dari
Kitab Nabi Yesaya. Yesaya mengajak kita untuk berkumpul di Gunung Tuhan, tempat
kediaman Tuhan supaya kita mendengarkan ajaranNya, jalan mana yang harus dipilih. Memilih
tinggal dalam rumah Tuhan, berarti hidup dalam terang itu dan memilih berjalan dalam terang
Tuhan. Kita saat ini berkumpul bersama keluarga kita masing-masing, berdoa dan
mendengarkan sabda Nya, maka bukan hanya saya yang dicerahkan dan diterangi oleh
sabdaNya, melainkan juga anggota keluarga saya. Seperti dikatakan oleh Paus Fransiskus,
“Bila sebuah keluarga berpusat pada Kristus, Ia akan mempersatukan dan menerangi seluruh
kehidupannya” (AL 317).
Keluarga yang berpusat pada Kristus dinyatakan dengan berdoa dan saling mendoakan.
Keluarga yang punya waktu berdoa bersama akan menjadi kuat dalam menjalani hidup dengan
segala dinamikanya: keberhasilan-kegagalan, kegembiraan-kepedihan, keputusasaan-penuh
harapan karena Kristus menjadi Penopang utama. Kita perlu menyadari kembali bahwa
keluarga menjadi tempat utama dilaksanakannya tugas ‘imamat’ yang diterima melalui
Sakramen Baptis. Bapak, ibu dan anak-anak melaksanakan tugas imamatnya dengan
menyambut Sakramen-sakramen, dalam berdoa dan bersyukur, dengan memberi kesaksian
hidup suci, dengan pengingkaran diri serta cinta kasih yang aktif” (LG 10). Sehingga, doa
menjadi salah satu cara untuk melaksanakan tugas imamat tiap anggota keluarga. Paus
Fransiskus pun menegaskan bahwa “keluarga yang berdoa bersama-sama akan tetap bersama-
sama”. Paus Fransiskus selalu mengajak semua anggota keluarga pada suatu waktu untuk
saling mendoakan satu sama lain dan untuk mempercayakan keluarga di tangan Tuhan. (AL
227)
Penting bagi anak-anak untuk melihat dengan nyata, pada orangtua mereka, bahwa doa
merupakan sesuatu yang benar-benar penting. Orangtua tidak cukup hanya mengatakan, doa
itu penting, pergi ke Gereja dan merayakan Ekaristi itu penting, mengikuti kegiatan lingkungan
dan aktif di kegiatan paroki itu penting, melainkan juga amatlah penting, meneladankan apa
yang dikatakannya. Oleh karena itu momen doa keluarga dan ungkapan kesalehan dapat
menjadi kekuatan pewartaan yang lebih kuat daripada segala katekese atau khotbah manapun.
11
Seperti yang ditunjukkan oleh Santa Monika yang tekun berdoa untuk anaknya, yaitu
Agustinus supaya bertobat. Doanya yang tiada henti, membuat Agustinus anak-nya bertobat
dan menjadi orang kudus dalam Gereja. (AL 288)
Doa bukan sekedar aktivitas manusiawi. Doa adalah saat di mana kita mengizinkan Tuhan
berkarya atas hidup kita dalam kuasa Roh-Nya. Sehingga, doa keluarga menjadi suatu cara
istimewa untuk mengungkapkan dan menguatkan iman akan Yesus yang menderita sengsara
wafat dan bangkit untuk kita. Beberapa menit berdoa bersama keluarga, hadir di hadapan Allah
yang hidup, menceritakan kepada-Nya berbagai kekhawatiran kita, berdoa untuk berbagai
kebutuhan keluarga kita, mendoakan seseorang yang sedang mengalami kesulitan, memohon
bantuan untuk mengasihi, bersyukur atas kehidupan dan berkat-berkat di dalamnya, memohon
Bunda Maria melindungi kita dengan mantel keibuannya. Dengan kalimat sederhana, saat doa
ini dapat mendatangkan begitu banyak kebaikan bagi keluarga kita. (AL 318)
Sebuah keluarga lahir dari keputusan seorang pria dan seorang wanita untuk memulai
perjalanan hidup bersama, dengan ditopang oleh rahmat Kristus. Sebab, perkawinan itu tidak
hanya dikehendaki oleh seorang pria dan seorang wanita yang atas dasar cinta dan pengenalan,
bertekad untuk saling mengikat diri dan janji suci. Allah sendiri juga menghendaki perkawinan
itu, di mana Ia hadir sungguh memberkati mereka dan memberi perintah kepada mereka
beranak cucu dan bertambahbanyaklah, penuhilah bumi… (Kejadian 1:28). Saat suami istri
berdoa, saat itulah mereka kembali menyadari akan awal mula terbentuknya keluarga, saya dan
dia ada di hadapan Allah yang menghendaki dan memberkati perkawinan. Di dalam
keheningan doa, kita dapat menimbang-nimbang, dalam terang Roh Kudus, jalan kekudusan,
yang merupakan panggilan Allah kepada kita. Kalau tidak berdoa, setiap keputusan yang kita
buat hanya akan merupakan “hiasan” belaka yang, bukannya memuliakan Injil dalam
kehidupan kita, namun lebih akan menutupi atau menenggelamkannya. (GE. 150)
Perjalanan doa bersama keluarga ini memuncak dalam keikutsertaan pada Ekaristi secara
bersama-sama. Santapan Perjamuan Ekaristi merupakan kekuatan dan dorongan untuk setiap
hari menghayati perjanjian perkawinan sebagai Gereja rumah tangga.
Aksi Nyata
Buatlah kesepakatan aksi nyata untuk membangun kehidupan beriman dalam keluarga.
Misalnya: tiap keluarga punya kesepakatan untuk doa bersama (bila tidak bisa bersama karena
12
pekerjaan tetap bisa berdoa di tempat masing-masing) Doa Malaikat Tuhan pada jam 06.00,
12.00, 18.00.
DOA UMAT
(Umat diberi kesempatan untuk berdoa secara spontan. Doa umat di sini sifatnya tawaran)
P Marilah kita panjatkan doa-doa permohonan kita. Semoga Allah yang Mahabaik
mendengarkan dan mengabulkan doa-doa kita:
P: Allah Bapa mahakasih kami bersyukur karena disatukan dalam suasana doa ditempat ini.
Kami telah mendengar sapaan Sabda-Mu dan merenungkanNya. Semoga kami semua yang
telah mendengar dan merenungkan sabda-Mu menjadi semakin kuat dan penuh harapan dalam
berjalan bersama dengan keluarga kami masing-masing dengan segala persoalan dan
pencapaian kami. Marilah kita mohon….
U: Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan
P: Allah Bapa mahakasih, kasihMu nyata disaat kami punya waktu untuk berdoa bersama
sebagai keluarga. Kami pun sungguh merasakan kehadiran-Mu di saat kami berdoa bersama
sebagai keluarga. Semoga kami sebagai keluarga selalu punya waktu untuk berdosa, bersatu
hati di dalam Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami, walaupun hanya beberapa menit saja.
Marilah kita mohon….
U: Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan
P: Marilah kita satukan segala doa syukur, pujian dan permohonan kita dengan mengucapkan/
menyanyikan doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri.
BAPA KAMI
P Bapa kami yang ada di Surga....
DOA PENEGUHAN
Allah Bapa mahakasih, Engkau menciptakan manusia dan menghimpunnya menjadi keluarga
dalam ikatan cintakasih sejati. Kami bersyukur kepada-Mu atas keluarga yang telah Engkau
anugerahkan kepada kami. Kami mohon kepada-Mu supaya semakin menguatkan ikatan kami
sebagai keluarga, agar kami menjadi keluarga yang bersehati dan saling mendukung satu sama
lain dalam iman, harapan dan kasih.
Kami mohon rahmat-Mu, agar kami senantiasa mampu merajut hubungan yang erat dalam doa
agar rumah kami menjadi tempat di mana kami bisa berkumpul untuk menemukan kehadiran-
Mu dan menyampaikan segala pujian, rasa syukur, kebutuhan dan kekhawatiran kami kepada-
Mu. Sebab, ketika keluarga berdoa bersama, akan tetap bersama.
13
Semoga kasih-Mu yang nyata dalam diri Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami, yang juga
berkenan hadir di tengah keluarga, membuat kami sebagai keluarga semakin bersemangat
dalam menghidupi kasih-Mu dengan saling memberikan teladan hidup yang baik, setia, mau
berkorban dan murah hati supaya keluarga kami sungguh menjadi gereja rumah tangga yang
mampu mencerminkan kasih-Mu di dunia ini.
Doa ini kami haturkan kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami
yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan dan
sepanjang segala masa. Amin
BERKAT PENUTUP
P Semoga kita sekalian, anggota keluarga kita, rencana-rencana hidup dan pekerjaan kita
selalu dibimbing, dilindungi dan diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa, dalam nama Bapa,
Putera, dan Roh Kudus
U Amin
P Saudara/i sekalian, marilah kita pulang dan mengamalkan niat-niat baik kita, agar hidup
kita selalu diliputi damai sejati.
U Syukur kepada Alllah
Lagu Penutup
14
15
Pertemuan 2
Keluarga yang Dipulihkan
PEMBUKA
Lagu Pembuka:
Pilih lagu yang sesuai dengan tema.
Tanda Salib
P Semoga kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,
cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U Sekarang dan Selama-lamanya.
Pengantar
(Fasilitator menyampaikan pengantar singkat di bawah ini)
Pada pertemuan kedua ini, kita diajak untuk mengenali kerapuhan dan dosa manakah yang
sering menghambat dalam membangun keluarga sebagai gereja rumah tangga. Bacaan yang
kita renungan sebagai peneguhan diambil dari Injil Lukas 19:1-10, kisah tentang pertobatan
Zakheus. Zakheus yang bertobat karena dijumpai Tuhan bukan hanya menyelamatkan dirinya
tapi juga keluarga dan seisi rumahnya.
Saudari-saudara, marilah kita menyadari kehadiran Tuhan di tengah kita. Semoga Tuhan
sendiri yang menuntun pertemuan kita sehingga pengalaman-pengalaman yang akan kita
bagikan nanti menginspirasi dan meneguhkan perjalanan hidup kita sebagai keluarga-keluarga
Kristiani.
16
P Tunjukanlah wajah-Mu, berilah kami hidup-Mu.
U Engkau Allah orang hidup, bukan Allah orang mati.
P Dekatlah pada kami, agar kami hidup.
U Engkau cahaya pagi, datang dan bebaskanlah kami.
P Dari abad ke abad, Engkau selalu setia.
U Untuk masa kini pun, Engkau Allah bagi manusia.
P Engkaulah Allah yang kudus, siapakah dapat melihat Engkau?
U Engkau jauh tak terhingga, namun dekat pula.
P Engkau sungguh Allah, bukan sekedar khayalan kami.
U Hadirlah di sini, jangan biarkan kami mati.
P Bila Engkau tak ada, apa gunanya kami hidup.
U Jadilah napas kami, darah dalam nadi kami.
P Dalam Dikau kami hidup, dalam Dikau kami berada.
U Kami ingin melihat Engkau, sungguh dan dari dekat.
P Bukalah tangan-Mu, agar kami mendapat makan.
U Jangan berbalik dari kami, jangan biarkan kami mati.
P Jangan biarkan kami, kembali menjadi debu.
U Utuslah Roh-Mu, agar segalanya menjadi baru.
P Berilah bumi ini, wajah yang baru.
U Untuk semua manusia, di mana pun mereka berada.
P Untuk semua manusia, yang kaya dan yang miskin.
U Untuk semua manusia, yang tua dan yang muda.
P Engkau lubuk segala hati, terang hati kami.
U Kami berseru kepada-Mu, hadirlah di sini.
P Di tempat ini, jadilah damai-Mu.
U Di dalam rumah kami, tinggallah damai-Mu.
P Tampakanlah diri-Mu dan ciptakanlah damai.
U Bagi anak-anak kami, jadilah masa depan.
P Jadilah Engkau masa depan bagi hidup kami di sini.
U Pada Dikau kami percaya, dalam Dikau yang hidup.
P Engkau tak pernah mengecewakan orang, yang percaya pada-Mu.
U Amin.
DOA PEMBUKA
17
sapaan sabda-Mu yang kami renungkan, kami semakin tekun mengamalkan iman kami dalam
belarasa dan ragam kebaikan yang bisa kami lakukan mulai dari hal yang kecil dan sederhana.
Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam
persekutuan dengan Roh Kudus, Allah meraja sepanjang segala masa.
U: Amin
PENDALAMAN SABDA
Mendalami Sabda
(Pemandu membacakan renungan ini untuk membantu umat merefleksikan Sabda yang baru
didengarkan)
Keluarga yang Saling Peduli
Dalam pertemuan pertama, kita bersama merenungkan “Keluarga yang disatukan dalam Doa.”
Di mana keluarga yang punya waktu berdoa bersama akan tetap bersama. Doa menjadi saat
penting bagi kuasa Tuhan bekerja atas hidup kita dan keluarga kita. Iman yang diungkapkan
melalui doa menjadi semangat dan kekuatan untuk mewujudkan iman kita. Sama seperti
pengalaman Zakheus, imannya mulai tumbuh saat ada keinginan sepele, ia ingin melihat orang
apakah Yesus itu. Ia hanya ingin melihat Yesus dari kejauhan - dari atas pohon saja sudah
cukup memuaskan rasa ingin tahunya. Akan tetapi, Tuhan justru menatap ke atas dan
menyapanya secara pribadi, “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang
di rumahmu.” Tuhan Yesus berkenan hadir dan tinggal dalam rumahnya. Lewat
perjumpaannya dengan Yesus, Zakheus bertobat.
18
Kita bisa melihat ada 2 (dua) tokoh yang masing-masing memperlihatkan kenyataan hidup kita
sebagai orang beriman. Yesus adalah Allah yang murah hati dan penuh belaskasih. Zakheus
adalah pribadi yang mengakui dosa-dosa dan kerapuhannya. Dalam kitab suci perjanjian baru,
Yesus menengadah ke atas atau ke langit pada saat-saat penting, misalnya: saat Ia berdoa
(Yohanes 17:1) saat Ia menggandakan roti (Matius 14:19) saat Ia menyembuhkan seorang yang
tuli dan gagap (Markus 7:34). Dalam kutipan sabda Tuhan yang kita renungkan hari ini, Tuhan
Yesus melihat ke atas, mengarahkan pandangan-Nya kepada Zakheus yang ada di atas pohon.
Tuhan Yesus melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus
menumpang di rumahmu.” (Lukas 19:5)
Di saat Tuhan Yesus melihat ke atas, pandanganNya kepada Zakheus, itu adalah pandangan
yang penuh kasih, Yesus memandang manusia sungguh berharga kendatipun ia banyak dosa.
Tuhan membenci dosa, tapi IA mencintai orang berdosa. Kita bisa saja seolah-olah bisa hidup
tanpa Tuhan dan berlaku seenaknya saja. Tapi Tuhan tidak bisa hidup tanpa manusia, Ia selalu
peduli kepada kita sekalipun kita sering tidak peduli pada diri sendiri yang senyatanya ada di
ambang kehancuran dan jerat dosa. Tuhan Yesus akan menggunakan kesempatan sekecil apa
pun agar kita selamat, sama seperti pengalaman Zakheus. Awalnya, ia hanya punya keinginan
sepele, “ingin melihat Yesus seperti apa”, tapi itu menjadi pintu rahmat baginya, cara yang
dipakai Tuhan untuk semakin masuk dalam kehidupan Zakheus. Zakheus pun tersentuh oleh
kehadiran Tuhan, dan ia pun bertobat.
Tuhan lebih suka sikap yang ditunjukkan oleh Zakheus. Ia mengakui dosa-dosanya dan mau
untuk bertobat daripada suam-suam kuku: tidak panas-tidak dingin (lih. Wahyu 3:15),
menganggap diriku baik-baik saja-tidak peka akan dosa dan kerapuhan, lalu tidak berbuat
sesuatu dan mencari mudahnya saja. Keterbukaan hati Zakheus, menghantarkannya pada sikap
pertobatan sejati. Sikap tobat tidak hanya jatuh pada sebuah penyesalan melainkan juga sampai
pada laku tobat yang benar. Laku tobat dari Zakheus dinyatakannya dengan mengatakan
kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan
sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”
(Lukas 19:8)
Kardinal Newman pernah mengatakan: “bertumbuh berarti berubah dan untuk menjadi
sempurna berarti mau berbenah berkali-kali.” Petumbuhan rohani Zakheus dimulai saat ia
berupaya untuk bisa sekedar melihat Tuhan lewat dari atas pohon. Maka, sebagai keluarga dan
pribadi, kerinduan seperti apakah yang sudah pernah muncul tapi belum terwujud, agar
keluargaku semakin harmonis dan hangat.
19
Tuhan memanggil kita semua (semua yang telah dibaptis) kepada kekudusan dengan melalui
cara-cara yang sederhana. Jalan sederhana dan biasa menuju kekudusan itu misalnya seperti
ini: “Seorang perempuan pergi berbelanja, dia bertemu tetangganya dan mereka mulai
berbicara, namun kemudian mulailah mereka menggunjing-ngrumpi. Akan tetapi dia berkata
dalam hatinya, “Tidak, aku tidak mau membicarakan keburukan orang”. Hal ini merupakan
suatu langkah menuju kekudusan. Kemudian, di rumah, salah seorang anaknya ingin bicara
dengannya tentang harapan serta mimpinya, dan meskipun dia lelah, dia tetap duduk di
sampingnya dan mendengarkan dengan sabar dan penuh kasih. Hal ini merupakan suatu
pengorbanan lain yang menguduskan. Pada saat dia mengalami saat-saat kesedihan yang
mendalam, namun karena mengingat akan kasih Perawan Maria, lalu dia mengambil rosario
dan berdoa dengan iman. Inilah suatu jalan lain kekudusan. Lalu ketika keluar ke jalan, ia
berjumpa dengan orang miskin dan berhenti sejenak untuk berbicara kepadanya dengan kasih.
Ini juga satu langkah menuju kekudusan. (GE.16)
Keluarga yang dipulihkan adalah keluarga yang mau menghargai perkara-perkara kecil dan
biasa dalam rumah tangganya sebagai ungkapan kasih yang tulus. Masa-masa Yesus tinggal di
Nazareth, dalam Keluarga Kudus itu, menerangi kehidupan keluarga kita masing-masing
dengan cara baru: rutinitas hidup sehari-hari, yang tampaknya sederhana dan tidak berarti,
dapat menjadi cara baru untuk memenuhi panggilan khusus keluarga, mencapai kekudusan
dengan melakukan hal yang kecil dan sederhana sebagai ungkapan kasih yang tulus. Kita bisa
mencermati kebiasaan Tuhan Yesus yang tertulis dalam kitab suci. Dalam banyak kesempatan,
IA sangat menghargai hal-hal kecil dan sering dipandang sepele oleh orang lain. Yesus pun
meminta murid-murid-Nya untuk memperhatikan perkara-perkara kecil, misalnya: Perkara
kecil kehabisan anggur di sebuah pesta, perkara kecil hilangnya seekor domba, perkara kecil
memperhatikan seorang janda yang mempersembahkan dua keping uang. Tuhan Yesus punya
hati yang peduli bahkan muali dari hal-hal yang kecil karena IA tumbuh dan dibesarkan dalam
Keluarga Kudus Nazaret, bersama Bapa Yusuf dan Ibu Maria, yang saling menghargai dan
menunjukkan kasih, mulai dari hal-hal kecil dan sederhana.
“Sebuah komunitas yang menghargai perkara-perkara kasih yang kecil, yang para anggotanya
saling peduli…, adalah tempat hadirnya Tuhan yang bangkit, menguduskannya sesuai dengan
rencana Bapa” (Seruan Apostolik Bapa Suci Paus Fransiskus “Gaudete Et Exsultate” 19 Maret
2018: no. 145).
20
Aksi Nyata
Buatlah kesepakatan aksi nyata untuk membangun kehidupan beriman dalam keluarga.
Misalnya: merapikan tempat tidur sendiri, meletakkan handuk basah di rak handuk,
mengucapkan terimakasih mulai dari hal-hal kecil dan sederhana.
DOA UMAT
(Umat diberi kesempatan untuk berdoa secara spontan. Doa umat di sini sifatnya tawaran)
P Marilah kita panjatkan doa-doa permohonan kita. Semoga Allah yang Mahabaik
mendengarkan dan mengabulkan doa-doa kita:
P: Tuhan Yesus, kunjungilah kami dan keluarga kami, agar kami mampu mengenali kebiasaan-
kebiasaan yang selama ini menghambat kami dalam mengalami kasih-Mu melalui anggota
keluarga dan sesama kami. Marilah kita mohon
U: kabulkanlah doa kami ya Tuhan
P: Tuhan Yesus, teguhkanlah niat kami agar bisa berbenah dan berubah menjadi pribadi yang
berkenan di hati-Mu. Marilah kita mohon
U: kabulkanlah doa kami ya Tuhan
P: Marilah kita satukan segala doa syukur, pujian dan permohonan kita dengan mengucapkan/
menyanyikan doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri.
BAPA KAMI
P Bapa kami yang ada di Surga....
DOA PENEGUHAN
Allah Bapa mahakasih, Engkau menciptakan manusia dan menghimpunnya menjadi keluarga
dalam ikatan cintakasih sejati. Kami bersyukur kepada-Mu atas keluarga yang telah Engkau
anugerahkan kepada kami. Kami mohon kepada-Mu supaya semakin menguatkan ikatan kami
sebagai keluarga, agar kami menjadi keluarga yang bersehati dan saling mendukung satu sama
lain dalam iman, harapan dan kasih.
Kami mohon rahmat-Mu, agar kami senantiasa mampu merajut hubungan yang erat dalam doa
agar rumah kami menjadi tempat di mana kami bisa berkumpul untuk menemukan kehadiran-
Mu dan menyampaikan segala pujian, rasa syukur, kebutuhan dan kekhawatiran kami kepada-
Mu. Sebab, ketika keluarga berdoa bersama, akan tetap bersama.
Semoga kasih-Mu yang nyata dalam diri Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami, yang juga
berkenan hadir di tengah keluarga, membuat kami sebagai keluarga semakin bersemangat
dalam menghidupi kasih-Mu dengan saling memberikan teladan hidup yang baik, setia, mau
21
berkorban dan murah hati supaya keluarga kami sungguh menjadi gereja rumah tangga yang
mampu mencerminkan kasih-Mu di dunia ini.
Doa ini kami haturkan kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami
yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan dan
sepanjang segala masa. Amin
BERKAT PENUTUP
P Semoga kita sekalian, anggota keluarga kita, rencana-rencana hidup dan pekerjaan kita
selalu dibimbing, dilindungi dan diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa, dalam nama Bapa,
Putera, dan Roh Kudus
U Amin
P Saudara/i sekalian, marilah kita pulang dan mengamalkan niat-niat baik kita, agar hidup
kita selalu diliputi damai sejati.
U Syukur kepada Alllah
Lagu Penutup
22
23
Pertemuan 3
Keluarga Yang Menginspirasi
Lagu Pembuka:
Pilih lagu yang sesuai dengan tema.
Tanda Salib
P Semoga kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,
cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U Sekarang dan Selama-lamanya.
Pengantar
(Fasilitator menyampaikan pengantar singkat di bawah ini)
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hari ini kita memasuki pertemuan adven yang ketiga.
Minggu adven ketiga disebut minggu gaudete, yang berarti minggu sukacita. Lilin adven yang
dinyalakan berwarna pink/merah muda yang juga melambangkan sukacita.
Kita semua diajak bersuka cita karena Natal, yakni kelahiran Yesus Kristus, telah dekat. Dia
adalah Allah yang menjelma menjadi manusia. Ia lahir dalam keluarga. Karena itu sukacita
dalam advent ketiga ini perlu kita rayakan pertama-tama dalam keluarga.
Dalam pertemuan ketiga ini, kita akan merenungkan kisah hidup si kepala penjara. Ia, yang
mengalami peristiwa menyentuh hatinya dan kemudian percaya kepada Yesus Kristus,
mengalami sukacita. Sukacita yang dialaminya itu pun dibagikan kepada seluruh anggota
keluarganya dengan membawa mereka beriman kepada Yesus Kristus dan memberikan diri
mereka untuk dibaptis.
Saudari-saudara, marilah kita menyadari kehadiran Tuhan di tengah kita. Semoga Tuhan
sendiri yang menuntun pertemuan kita sehingga pengalaman-pengalaman yang akan kita
bagikan nanti menginspirasi dan meneguhkan perjalanan hidup kita sebagai keluarga-keluarga
Kristiani.
24
U Engkau kuat laksana api, kobarkan semangat kami.
P Engkau fajar di pagi hari, terangilah mata kami.
U Allah segala kekuatan, Allah bagi manusia.
P Tunjukanlah wajah-Mu, berilah kami hidup-Mu.
U Engkau Allah orang hidup, bukan Allah orang mati.
P Dekatlah pada kami, agar kami hidup.
U Engkau cahaya pagi, datang dan bebaskanlah kami.
P Dari abad ke abad, Engkau selalu setia.
U Untuk masa kini pun, Engkau Allah bagi manusia.
P Engkaulah Allah yang kudus, siapakah dapat melihat Engkau?
U Engkau jauh tak terhingga, namun dekat pula.
P Engkau sungguh Allah, bukan sekedar khayalan kami.
U Hadirlah di sini, jangan biarkan kami mati.
P Bila Engkau tak ada, apa gunanya kami hidup.
U Jadilah napas kami, darah dalam nadi kami.
P Dalam Dikau kami hidup, dalam Dikau kami berada.
U Kami ingin melihat Engkau, sungguh dan dari dekat.
P Bukalah tangan-Mu, agar kami mendapat makan.
U Jangan berbalik dari kami, jangan biarkan kami mati.
P Jangan biarkan kami, kembali menjadi debu.
U Utuslah Roh-Mu, agar segalanya menjadi baru.
P Berilah bumi ini, wajah yang baru.
U Untuk semua manusia, di mana pun mereka berada.
P Untuk semua manusia, yang kaya dan yang miskin.
U Untuk semua manusia, yang tua dan yang muda.
P Engkau lubuk segala hati, terang hati kami.
U Kami berseru kepada-Mu, hadirlah di sini.
P Di tempat ini, jadilah damai-Mu.
U Di dalam rumah kami, tinggallah damai-Mu.
P Tampakanlah diri-Mu dan ciptakanlah damai.
U Bagi anak-anak kami, jadilah masa depan.
P Jadilah Engkau masa depan bagi hidup kami di sini.
U Pada Dikau kami percaya, dalam Dikau yang hidup.
P Engkau tak pernah mengecewakan orang, yang percaya pada-Mu.
U Amin.
DOA PEMBUKA
25
menjadi penebus kami. Putera-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus, lahir sebagai manusia
dalam sebuah keluarga. Kelahiran-Nya itu menjadi tanda bahwa Engkau
menganugerahkan kasih dan iman kepada putera-puteri-Mu pertama-tama melalui dan
dalam keluarga. Kami mohon, utuslah Roh Kudus-Mu untuk menyertai dan
membimbing kami agar kami senantiasa menjadi rahmat kasih dan inspirasi hidup
beriman bagi seluruh anggota keluarga kami masing-masing. Demi Kristus, Tuhan dan
Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, kini
dan sepanjang segala masa.
U Amin.
PENDALAMAN SABDA
Mendalami Sabda
(Pemandu menceritakan kisah berikut ini untuk membantu umat merefleksikan Sabda yang
baru didengarkan)
Kisah Iman Si Kepala Penjara
Betapa kaget dan bergetar hati si kepala penjara saat melihat pintu-pintu penjara terbuka. Ia
berpikir, ”celaka...! mereka pasti sudah melarikan diri.” Kemudian teringatlah si kepala penjara
dengan kejadian yang menimpa teman-temannya. Pada waktu itu teman-temannya, para
prajurit Romawi, menjaga dengan ketat seorang yang bernama Petrus di dalam penjara. Petrus
harus tidur dengan tangan terbelenggu dan dijaga oleh dua prajurit di dekat dia serta dua prajurit
lagi di depan pintu. Namun, anehnya, si Petrus bisa keluar dari penjara tanpa ada satu pun
prajurit yang tahu. Lebih aneh lagi, belenggunya pun terbuka. Padahal, belenggu itu kuat dan
26
tidak mungkin tenaga manusia biasa bisa melepaskannya. Celakanya, semua prajurit pengawal
itu dibunuh atas perintah Raja Herodes karena dianggap gagal dalam tugas. (lihat Kis 12:1-19).
”Pasti saya juga akan dibunuh oleh Raja Herodes karena gagal menjaga Paulus dan Silas,”
itulah yang ada dalam pikiran si kepala penjara. Seketika si kepala penjara memutuskan untuk
bunuh diri daripada mendapat aib dan dibunuh dengan cara hina oleh raja.
Ketika akan bunuh diri itulah, si kepala penjara mendengar suara, ”Jangan celakakan dirimu,
sebab kami semuanya masih ada di sini!” Si kepala penjara kaget dan heran sekaligus bertanya-
tanya dalam hatinya: mengapa Paulus dan Silas tidak melarikan diri dan menyelamatkan nyawa
mereka? Mengapa Paulus dan Silas tetap berada dalam penjara meskipun pintu-pintu penjara
terbuka? Mengapa mereka mencegah saya bunuh diri padahal jika saya mati mereka akan lebih
bebas melarikan diri dari penjara? Apakah mereka tidak takut mati jika tetap dalam penjara?
Semua pertanyaan itu berkecamuk dalam benak si kepala penjara. Si kepala penjara pun merasa
lega ketika semua pertanyaan itu terjawab saat ia bercakap-cakap dengan Paulus dan Silas.
Bagi Paulus dan Silas, kesengsaraan yang mereka alami tidak seberapa dibanding dengan
rahmat yang telah mereka terima. Mereka percaya bahwa Yesus, yang mereka ikuti, adalah
Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia karena kasih-Nya kepada manusia. Paulus pun
menceritakan kepadanya, si kepala penjara, bagaimana dia mengalami kasih dari Yesus
Kristus. Yesus Kristus, dengan kuasa-Nya, bisa saja membuat dia celaka atau binasa ketika
Paulus mengejar-ngejar dan membunuh para pengikut-Nya. Tetapi, Dia tidak melakukan itu.
Ia justru menyadarkan Paulus bahwa para pengikut-Nya memilih jalan yang benar. Mereka
mengikuti Allah yang adalah kasih. Allah yang menjelma menjadi manusia. Allah yang
merasakan kesengsaraan dan kematian manusia. Namun, Allah yang mati seperti manusia ini
juga adalah Allah yang bangkit dari kematian. Allah yang juga memberikan kehidupan kekal
dan kebangkitan kepada semua orang yang percaya kepada-Nya. Karena itu bagi Paulus dan
Silas, hidup dan mati adalah Kristus. Mereka hidup bagi Kristus dan kematian akan
menyatukan mereka dengan kebangkitan Kristus.
Si kepala penjara kagum dengan apa yang diceritakan oleh Paulus dan Silas. Ia pun ingin
selamat, bukan selamat secara duniawi tetapi selamat di akherat. Ia ingin anggota keluarganya
pun memperoleh keselamatan dari Kristus. Si kepala penjara pun dengan penuh sukacita
beriman kepada Kristus dan mengajak seluruh keluarga dibaptis.
27
Aksi Nyata
Buatlah kesepakatan aksi nyata untuk membangun kehidupan beriman dalam keluarga.
Misalnya, setiap keluarga mengadakan doa rosario bersama di keluarga masing-masing, makan
dan doa bersama, mengajari anak berdoa sebelum tidur, mendampingi anak-anak ketika ikut
bina iman, dll.
DOA UMAT
(Umat diberi kesempatan untuk berdoa secara spontan. Doa umat di sini sifatnya tawaran)
P: Marilah kita panjatkan doa-doa permohonan kita. Semoga Allah yang Mahabaik
mendengarkan dan mengabulkan doa-doa kita:
P: Allah Bapa yang Mahakasih, kebaikan-Mu tidak mengenal batas. Engkau selalu mencintai
dan memberikan hal terbaik yang kami perlukan dalam hidup kami. Kami bersyukur atas
panggilan hidup sebagai orang tua yang Engkau berikan kepada kami. Bantulah dengan
rahmat-Mu agar kami mampu melaksanakan tugas-tugas kami sebagai orang tua dalam
mendidik anak-anak kami. Kami mohon....
U: Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan
P: Ya Allah, berkatilah anak-anak kami agar hati mereka terbuka untuk mengikuti bimbingan
kami: tuduk, patuh dan bertekun dalam pendidikan, nasehat, dan pengajaran iman yang kami
berikan sehingga mereka sungguh dapat berkembang dalam iman, harapan, dan kasih
sebagaimana yang telah diajarkan Putera-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus. Kami mohon....
U: Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan
P: Bapa, Utuslah Roh-Mu kepada keluarga-keluarga umat-Mu yang saat ini sedang mengalami
krisis iman. Semoga terang Roh Kudus memulihkan dan meneguhkan iman mereka sehingga
mereka kembali beriman kepada Putra-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus. Kami mohon....
U: Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan
P: Marilah kita persatukan seluruh doa kita dengan yang diajarkan Tuhan kita Yesus Kristus.
BAPA KAMI
P Bapa kami yang ada di Surga....
DOA PENEGUHAN
Allah Bapa mahakasih, Engkau menciptakan manusia dan menghimpunnya menjadi keluarga
dalam ikatan cintakasih sejati. Kami bersyukur kepada-Mu atas keluarga yang telah Engkau
anugerahkan kepada kami. Kami mohon kepada-Mu supaya semakin menguatkan ikatan kami
28
sebagai keluarga, agar kami menjadi keluarga yang bersehati dan saling mendukung satu sama
lain dalam iman, harapan dan kasih.
Kami mohon rahmat-Mu, agar kami senantiasa mampu merajut hubungan yang erat dalam doa
agar rumah kami menjadi tempat di mana kami bisa berkumpul untuk menemukan kehadiran-
Mu dan menyampaikan segala pujian, rasa syukur, kebutuhan dan kekhawatiran kami kepada-
Mu. Sebab, ketika keluarga berdoa bersama, akan tetap bersama.
Semoga kasih-Mu yang nyata dalam diri Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami, yang juga
berkenan hadir di tengah keluarga, membuat kami sebagai keluarga semakin bersemangat
dalam menghidupi kasih-Mu dengan saling memberikan teladan hidup yang baik, setia, mau
berkorban dan murah hati supaya keluarga kami sungguh menjadi gereja rumah tangga yang
mampu mencerminkan kasih-Mu di dunia ini.
Doa ini kami haturkan kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami
yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan dan
sepanjang segala masa. Amin
BERKAT PENUTUP
P Semoga kita sekalian, anggota keluarga kita, rencana-rencana hidup dan pekerjaan kita
selalu dibimbing, dilindungi dan diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa, dalam nama Bapa,
Putera, dan Roh Kudus
U Amin
P Saudara/i sekalian, marilah kita pulang dan mengamalkan niat-niat baik kita, agar hidup
kita selalu diliputi damai sejati.
U Syukur kepada Alllah
Lagu Penutup
29
30
PERTEMUAN 4
IBADAT KELUARGA
“Keluarga Bertumbuh Dalam Rencana Allah”
PERSIAPAN
Sebelum Ibadat dimulai hendaknya dipersiapkan terlebih dahulu perlengkapan seperti:
• Meja altar kecil yang diatasnya terdapat salib, dan lilin,
• Madah Bakti atau Puji Syukur serta Alkitab
• Lingkaran Corona Adven (bila ada) diletakkan terpisah dari meja.
• Lilin 1,2, dan 3 pada Corona adven sudah dinyalakan
• Sedapat mungkin ada kandang atau gua natal yang sudah dibuat lengkap dengan bayi
Yesus, Maria dan Yusuf serta patung dan hiasan natal lainnya.
• Hendaknya juga dibagi tugas-tugas seperti: memimpin lagu, membaca firman Tuhan, doa
permohonan dan penyalaan lilin pada Corona Adven.
• Salah satu anggota keluarga memimpin Ibadat Keluarga.
PEMBUKA
Lagu pembuka
(dipilih lagu masa Adven atau lagu lainnya yang sesuai tema)
Pengantar
Bapak dan Ibu serta anak-anak ku sekalian yang terkasih,
Kita sudah memasuki masa adven yang keempat, yang berarti bahwa kelahiran Yesus di tengah
keluarga kita sudah dekat. Kita sekeluarga berkumpul bersama untuk bersyukur akan lahirnya
Sang Juru selamat, sekaligus kita songsong kelahiran-Nya dengan semangat cinta kasih dan
tobat dalam keluarga kita agar semakin layak dan pantas menyambut-Nya. Sehingga pada
saatnya kita semua boleh merayakan Natal dengan penuh rasa syukur dan sukacita.
Dalam ibadat bersama ini kita semua diajak untuk merenungkan perjalanan hidup bersama kita
dalam terang kasih Tuhan yang menyertai keluarga kita. Melalui inspirasi perjalanan hidup
Keluarga Kudus Nasaret kita akan menghayati paggilan kita baik sebagai seorang ayah, ibu,
atau anak di tengah keluarga. Biarlah rencana Tuhan menuntun hidup kita, agar dalam
menjawab panggilan-Nya terarah pada terang kebenaran sejati.
31
Maka marilah kita hening sejenak untuk menyadari kehadiran Tuhan di tengah keluarga dengan
menyalakan lilin adven yang ke empat.
Pernyataan Tobat
P Bapak dan Ibu serta anak-anak ku yang terkasih,
Tuhan sudah hadir di tengah kita. Marilah kita nyatakan sesal dan tobat kita dengan memohon
ampun kepada-Nya…
Saya mengaku
U kepada Allah yang Mahakuasa….
P (Dengan tangan terkatup, memohonkan absolusi dengan berkata.)
Semoga Allah memandang dan memperhatikan kita.
Semoga Ia menunjukkan kerelaan hati-Nya, serta memberikan pengampunan dosa dan damai
sejahtera kepada kita.
U Amin.
DOA PEMBUKA
P Marilah berdoa,
Allah Bapa yang Maha Pengasih dan Penyayang,
Kami bersyukur kepada-Mu atas teladan hidup yang telah ditunjukkan oleh keluarga kudus di
Nasareth. Mereka selalu berkumpul bersama untuk berdoa dan merayakan ibadah di Bait suci-
Mu, serta dalam menjalankan tugas perutusan-Mu dengan setia.
Maka ajarilah kami seluruh anggota keluarga untuk selalu berjalan bersama dalam doa dan
ibadah, dalam suka dan duka menjalankan tugas panggilan hidup kami masing-masing. Kami
sekeluarga berserah diri pada -Mu, supaya mampu bertumbuh sesuai rencana-Mu sendiri.
Karena kami percaya bahwa Engkaulah Allah penyelamat kami. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus Putera-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau, dalam
persekutuan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa.
U Amin.
32
BACAAN SABDA
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah
berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem
tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada diantara orang-orang
seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari seperjalanan jauhnya, lalu mencari Dia
diantara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah
mereka ke Yerusalem sambal terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia
dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambal mendengarkan mereka
dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar
Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang
tua-Nya melihat Dia , tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya: “Nak, mengapakah Engkau
berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab-
Nya kepada mereka: “ Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus
berada di dalam rumah Bapa Ku? Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya
kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam
asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Dan Yesus
makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya, dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh
Allah dan manusia.
Renungan Singkat
(Pemandu menceritakan kisah berikut ini untuk membantu umat merefleksikan Sabda yang
baru didengarkan)
Bapak dan ibu serta anak-anak ku yang dikasihi Tuhan.
Dalam bacaan Injil tadi kita telah mendengarkan kisah tentang Bapa Yusuf dan Bunda Maria
yang membawa serta Yesus pergi ke Yerusalem untuk beribadah bersama di Bait Allah. Waktu
itu adalah Perayaan Paskah (Yahudi), di mana banyak orang berkumpul dari berbagai suku
untuk beribadah. Jadi suasananya sungguh amat ramai di seputaran Bait Allah itu. Dan ketika
hendak pulang, Yesus sempat menghilang sehingga Yusuf dan Maria menjadi khawatir.
Setelah masa pencarian selama tiga hari, Yesus ditemukan dalam Bait Allah sedang
bersoaljawab dengan para alim ulama.
Ada beberapa hal menarik yang dapat kita temukan sebagai sarana pendewasaan iman kita
dalam hidup rumah tangga kita.
Pertama, kebersamaan keluarga dalam doa dan ibadah yang ditunjukkan oleh keluarga kudus
itu. Mereka bahkan rela berjalan bersama selama berhari-hari menempuh perjalanan menuju
33
Yerusalem ke Bait Allah. Tentu tidak mudah, dibutuhkan pengorbanan waktu dan tenaga,
bahkan mungkin juga biaya. Namun dengan berjalan bersama, rasa lelah dan waktu yang lama
menjadi pejalanan yang justru menyenangkan, ada sukacita setelah sampai pada tujuan. Kita
pun diajak berjalan bersama dalam mengarungi suka duka membangun bahtera keluarga agar
bersama Tuhan Yesus sampai pada tujuan hidup yang sejati yaitu kebahagiaan surgawi.
Kedua, rasa tanggungjawab Yusuf dan Maria ketika mendapati Yesus tidak ada bersama
mereka dalam perjalanan pulang. Rasa khawatir dan cemas membuat mereka mencari Yesus
kemana-mana sampai mereka menemukan-Nya di Bait Allah. Yang perlu direnungkan sebagai
orang tua adalah rasa tanggungjawab orang tua terhadap anak. Orang tua mana yang tidak takut
kehilangan anaknya? Namun zaman sekarang justru banyak kalangan orang tua yang terkikis
rasa khawatir dan cemasnya karena seringkali tidak hadir dalam tumbuh kembang anak-
anaknya. Kemajuan teknologi komunikasi dan Informasi (Smarthphone) memperparah
hubungan pribadi antara orang tua dan anak, karena dalam banyak hal menjadi asyik dengan
dirinya sendiri, yang membuat mereka semakin egois, acuh dan tak peduli terhadap orang lain
bahkan keluarga sendiri.
Ketiga, di kisahkan dalam Lukas 2:52 bahwa Yesus makin bertambah besar dan bertambah
hikmat-Nya, dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Dari ayat ini dapat
kita ambil hikmahnya bahwa peranan orang tua dalam menghantarkan anak-anak pada proses
pendewasaan diri baik secara fisik maupun rohaninya. Seringkali orang tua cenderung terlalu
menekankan pada segi kecerdasan otak dan mengejar keilmuan sebagai sarana mendapatkan
karier yang baik, jabatan yang prestisius dan kekayaan materi. Namun mereka lupa segi-segi
rohani, iman dan mental yang kuat untuk mengarungi hidup. Sehingga ketika badai datang,
seringkali mereka tidak sanggup menghadapinya dengan memilih jalan pintas, “keluar pagar”
(pindah agama) dan mencari pelarian yang justru memperparah persoalan. Mental anak-anak
kita tidak tangguh, spiritnya memudar, mudah putus asa dan tidak tegar menghadapi tantangan.
Sebagai anak, baik kalau dalam masa pertumbuhan diri juga menimba hal-hal rohani dari ajaran
Yesus agar dalam mengarungi masa depan dapat tegar menghadapi tantangan dan tidak
berputus asa bila ada kesulitan.
34
P Saudara-saudari sekalian, sekarang marilah kita masing-masing anggota keluarga berdoa
kepada Tuhan Yesus yang hadir di tengah kita:
Tuhan Yesus Allah yang Mahabaik, Engkau pernah hadir di tengah keluarga Yusuf dan Maria.
Tumbuh bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya, dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh
Allah dan manusia. Dengan keyakinan yang sungguh kami pun percaya bahwa Engkau hadir
pula di tengah keluarga kami, maka dengan penuh harap dengar dan kabulkanlah doa-doa
keluarga kami.
35
bermartabat. Semoga aku lebih giat lagi dalam pelayanan kepada orang tua, suami dan anak-
anak dengan tulus hati. Jauhkanlah selalu keluarga kami dari segala penyakit, musibah dan
bencana sebab Engkaulah benteng yang kuat bagi keselamatan kami. Akhirnya aku berharap
agar selaku orangtua mampu menjadi teladan yang baik bagi anak-anak, menyayangi mereka
dan mengarahkannya pada masa depan yang lebih baik.
Marilah kita mohon...
U Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
36
Engkau akan memberikan yang terbaik serta rencana-Mu selalu indah buat kami semua. Demi
Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
Amin.
Bapa Kami
P Marilah kita satukan semua doa dan pengharapan kita dengan doa yang diajarkan Tuhan Yesus
kepada kita…
( diucapkan dengan saling berpegangan tangan)
Bapa kami yang ada di surga..
DOA PENEGUHAN
Allah Bapa mahakasih, Engkau menciptakan manusia dan menghimpunnya menjadi keluarga
dalam ikatan cintakasih sejati. Kami bersyukur kepada-Mu atas keluarga yang telah Engkau
anugerahkan kepada kami. Kami mohon kepada-Mu supaya semakin menguatkan ikatan kami
sebagai keluarga, agar kami menjadi keluarga yang bersehati dan saling mendukung satu sama
lain dalam iman, harapan dan kasih.
Kami mohon rahmat-Mu, agar kami senantiasa mampu merajut hubungan yang erat dalam doa
agar rumah kami menjadi tempat di mana kami bisa berkumpul untuk menemukan kehadiran-
Mu dan menyampaikan segala pujian, rasa syukur, kebutuhan dan kekhawatiran kami kepada-
Mu. Sebab, ketika keluarga berdoa bersama, akan tetap bersama.
Semoga kasih-Mu yang nyata dalam diri Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami, yang juga
berkenan hadir di tengah keluarga, membuat kami sebagai keluarga semakin bersemangat
dalam menghidupi kasih-Mu dengan saling memberikan teladan hidup yang baik, setia, mau
berkorban dan murah hati supaya keluarga kami sungguh menjadi gereja rumah tangga yang
mampu mencerminkan kasih-Mu di dunia ini.
Doa ini kami haturkan kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami
yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan dan
sepanjang segala masa. Amin
37
( Dengan tangan terkatup, bapa keluarga memohon berkat Tuhan)
P Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi dan menyertai dalam hidup keluarga kita
(P+U) dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, Amin.
Pengutusan
P Bapak, ibu dan anak-anak, ibadat keluarga dalam rangka Adven ke empat
menyongsong natal kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus telah selesai.
U Syukur kepada Allah
P Marilah kita pergi, kita sambut dan wartakan kedatangan Sang Emanuel dengan hati
gembira.
U Amin.
Lagu Penutup
(dipilih lagu yang sesuai)
38
LOGO TAHUN KELUARGA
KEUSKUPAN AGUNG PALEMBANG
2024
A. PENJELASAN BAGIAN-BAGIAN.
1. Secara umum, logo menggambarkan rumah dengan salib sebagai penyangga utama
yang bertumpu pada kasih. Di dalam rumah tersebut terdapat lima orang, dan melekat
pada rumah tersebut adalah sebuah roda serta ranting yang berbuah anggur.
2. Tiang dan atap rumah (warna cream tua) melambangkan keluarga sebagai Gereja
rumah tangga.
3. Salib (warna coklat tua) yang menyangga rumah menunjuk pada Salib Kristus sebagai
penyangga atau kekuatan keluarga.
4. Hati (dalam warna hijau tua dan muda) yang menjadi dasar tumpuan salib dan rumah
menggambarkan kasih Allah pada manusia dan kasih sebagai dasar hidup berkeluarga.
Hati yang terbagi dalam dua bagian dan dua warna juga menekankan pada dua pribadi
(suami-istri) yang kendati dua pribadi berbeda yang tak sempurna, namun membentuk
satu kesatuan kasih.
5. Lima orang yang menunjuk pada keluarga kristiani (bapak-ibu dan tiga anaknya).
6. Roda menggambarkan keluarga yang berjalan bersama dalam kebersamaan penuh
kasih.
7. Riak air melambangkan riak-riak kehidupan. Riak berjumlah enam dan ruji (no. 6)
berjumlah enam yang ketika disatukan akan berjumlah dua belas. Hal ini menunjuk
pada dua belas bulan. Tahun keluarga akan berlangsung selama dua belas bulan atau
satu tahun.
8. Jembatan Ampera sebagai maskot kota palembang hendak menunjuk pada Keuskupan
Agung Palembang.
39
9. Buah anggur berjumlah lima sebagai lima tugas Gereja: Koinonia, Liturgia, Kerygma,
Diakonia, Martyria.
10. Tema tahun keluarga: Keluarga Kristiani sebagai Gereja Rumah Tangga.
11. Tulisan Keuskupan Agung Palembang 2024, Tahun Keluarga.
B. MAKNA
Melalui logo ini, ditunjukkan bahwa pada tahun keluarga yang ditetapkan oleh Keuskupan
Agung Palembang untuk tahun 2024, setiap keluarga di KAPal saling berjalan bersama
dalam menghidupi identitasnya sebagai Gereja Rumah Tangga yang semakin beriman
dengan mendasarkan hidupnya pada Kasih Kristus. Iman akan Kristus mendorong
keluarga-keluarga untuk semakin bersehati (koinonia), tekun dalam doa (liturgi), saling
mewujudkan iman (kerygma), saling melayani (diakonia) dan akhirnya semakin mampu
bersaksi (martyria) kendati menghadapi riak-riak kehidupan yang tidak selalu mudah.
40
DAFTAR ISI
Pengantar……………………………………………………………………………….. hal. 2
Gagasan Dasar……………………………………………………………………….…..hal. 3
Daftar Singkatan…………………………………………………………………………hal. 6
Pertemuan Adven 1. ………………………………………………………………..........hal. 8
Pertemuan Adven 2. ……………………………………………………………………..hal. 16
Pertemuan Adven 3………………………………………………………………………hal. 24
Pertemuan Adven 4: Ibadat Keluarga……………………………………………………hal. 31
Makna Logo Tahun Keluarga …………………………………………………………...hal. 39
Daftar Isi …………………………………………………………………………………hal. 41
41