Anda di halaman 1dari 41

BAHAN PANDUAN ADVEN

PERTEMUAN KELUARGA LINGKUNGAN


2024

Keluarga Kristiani sebagai Gereja Rumah Tangga

1
PENGANTAR
Dalam ajaran resmi Gereja, Katekismus Gereja Katolik dituliskan bahwa:
“Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan
Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang
lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya
kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua (Bdk. Why 22:17) (KGK No. 524).
Ambil bagian dalam masa penantian yang sedemikian panjang itu dinyatakan
dalam lambang yaitu lingkaran lilin adven.
Lilin Adven adalah empat batang lilin yang diletakkan di lingkaran Adven
(korona Adven), yang terdiri dari tiga lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna
merah muda. Keempat lilin ini melambangkan keempat minggu dalam masa
Adven. Lilin ungu, melambangkan pertobatan, dinyalakan di minggu Adven
pertama, kedua, dan keempat. Sedangkan, Lilin merah muda, yang
melambangkan suka cita karena hari Natal yang hampir tiba, dinyalakan pada
Minggu Adven ketiga. Minggu ini disebut Minggu Gaudete (bahasa Latin) yang
berarti bersukacitalah karena Natal hampir tiba.

1. Minggu Adven Pertama: Merupakan masa penantian kedatangan Kristus yang


kedua, yakni kedatangan Tuhan pada akhir zaman. Ditandai dengan menyalakan
lilin ungu yang pertama.
2. Minggu Adven Kedua: Pada minggu ini lilin ungu kedua dinyalakan untuk
mengingatkan umatnya setia mempersiapkan jalan kedatangan Tuhan dan
pertobatan.
3. Minggu Adven Ketiga: Minggu ini juga dikenal sebagai minggu Gaudete,
yang menggambarkan suka cita menyambut kelahiran Yesus Kristus. Pada
minggu ini lilin ketiga yang berwarna merah muda dinyalakan.
4. Minggu Adven Keempat: Mencerminkan peristiwa yang melibatkan Maria
melahirkan Yesus. Pada minggu ini, lilin ungu terakhir dinyalakan bersamaan
dengan 3 batang lilin sebelumnya

mc
39

2
GAGASAN DASAR

Kita semua terlahir dari keluarga dan di tengah keluarga pula kita belajar
tentang kehidupan. Kita bisa berdoa, bersikap dengan baik, berkata-kata baik,
cara memperlakukan orang lain belajar dari orangtua dan keluarga kita. Maka,
kita perlu menyadari kembali akan keagungan tugas dan panggilan keluarga
sebagai gereja rumah tangga. Keluarga akan menemukan kembali panggilannya
sebagai gereja bila tiap keluarga bisa menjadi tempat bagi sekolah kehidupan.
Keluarga adalah sekolah kehidupan Kristen yang pertama dan “suatu pendidikan
untuk memperkaya kemanusiaan” (GS 52). Di tengah keluarga menjadi tempat
utama dilaksanakannya tugas ‘imamat’ yang diterima melalui rahmat
pembaptisan, yaitu imamat bapa keluarga, ibu, anak-anak, semua anggota
keluarga atas cara yang paling indah “dalam menyambut Sakramen-sakramen,
dalam berdoa dan bersyukur, dengan memberi kesaksian hidup suci, dengan
pengingkaran diri serta cinta kasih yang aktif” (LG 10).
“Dalam keluarga, di antara saudara kandung, hidup bersama sebagai
manusia dipelajari, bagaimana seseorang seharusnya hidup di tengah masyarakat.
Mungkin kita tidak selalu menyadarinya, tetapi keluarga itu sendirilah yang
memperkenalkan persaudaraan ke dalam dunia! Dimulai dengan pengalaman
pertama persaudaraan ini, yang dipupuk oleh kasih sayang dan pendidikan di
rumah, gaya persaudaraan memancar seperti sebuah panji kepada seluruh
masyarakat dan pada relasi antar banyak orang (Paus Fransiskus, Audiensi
Umum, 18 Feb 2021).
ArDas KAPal tahun 2022-2032 menetapkan tahun 2024 sebagai Tahun
Keluarga. Komisi Keluarga memilih tema: “Keluarga Kristiani sebagai Gereja
Rumah Tangga”. Tema ini dipilih karena keluarga menjadi tempat pertama bagi
anggota-anggotanya mengenal, mendalami iman dan belajar mempraktekkan
imannya. Di mana ‘di dalam keluarga orang belajar tabah, gembira dalam
pekerjaan, belajar mengasihi melalui mengasihi saudara kandung, belajar
mengampuni tanpa batas melalui pengabdian kepada Allah dalam doa dan
penyerahan hidup.’ (ArDas KAPal hal.30). Keluarga yang didasarkan pada
ikatan cintakasih mampu bersaksi di saat keluarga sungguh menjadi tempat yang
kondusif bagi tiap anggotanya berkembang dalam ragam keutamaan kristiani.
Di Keuskupan kita, ArDas KAPAL Tahun Kedua sebagai Tahun Keluarga
dibuka secara resmi dan serentak di gereja-gereja Paroki KAPAL, pada awal
tahun liturgi yang baru yaitu Adven Pertama (Minggu, 03 Desember 2023).
Tahun keluarga menjadi saat khusus bagi keluarga-keluarga kristiani di
Keuskupan Agung Palembang merayakannya di tengah keluarga dan lingkungan
masing-masing. Keluarga punya waktu bersama di mana masing-masing anggota
sungguh merasa diterima dan didengarkan. Keluarga-keluarga diharapkan
mengkhususkan waktu untuk bisa sungguh-sungguh merayakan Tahun Keluarga
misalnya dengan berdoa bersama, makan bersama, rekreasi bersama supaya
anak-anak punya ingatan kebersamaan keluarga yang akan menjadi bekal dan
kekuatan dalam menjalani hidup dan membangun keluarga baru.
3
Mulai Adven Pertama, Minggu 03 Desember 2023 hingga sepanjang tahun
2024, sebagai keluarga berjalan bersama menemukan kembali keindahan hidup
berkeluarga di tengah segala kompleksitas dan tantangannya. Masa Adven
menjadi saat istimewa bagi keluarga-keluarga dalam kebersamaan, ikut ambil
bagian menantikan kedatangan Tuhan Yesus dengan penuh harapan dan sukacita.

Komisi Keluarga Keuskupan kerjasama dengan Komisi Kateketik


Keuskupan menyajikan Bahan Panduan Adven untuk Pertemuan Keluarga
Lingkungan (PKL) untuk merenungkan tanggung jawab dan panggilan luhur
ikatan suami-istri dalam martabat mulia Sakramen Perkawinan. Kesatuan suami-
istri hendaknya disadari bukan hanya untuk tujuan kebahagiaan masing-masing
pasangan (bdk. Kan 1055), melainkan untuk panggilan memuliakan martabat
manusia dan menyelamatkannya. Keselamatan juga harus diartikan bukan hanya
untuk kehidupan setelah kematian nanti, melainkan termasuk kesejahteraan
spiritual rohani, kebahagiaan psikologis batiniah dan kematangan kemanusiaan
setiap anggotanya dalam kehidupan sekarang1.

Maka, untuk memperdalam tema: Keluarga Kristiani sebagai Gereja Rumah


Tangga, akan diulas dalam 3 pertemuan lingkungan dan 1 Ibadat Keluarga di
rumah masing-masing.

Pertemuan 1: Keluarga Disatukan dalam Doa


Pada pertemuan pertama ini, peserta diajak untuk ikut alur dalam masa penantian
yang sedemikian panjang dari generasi-generasi sebelum Tuhan Yesus, Sang
Mesias, lahir ke dunia supaya kerinduan kita akan kehadiran Tuhan pun turut
diperbarui. Kita memperbarui kerinduan akan kehadiran Tuhan dengan berjaga
dan berdoa serta mengingat kebaikan Tuhan melalui keluarga dan sesama.
Bacaan yang diperdalam sebagai peneguhan dan renungan dari Kitab Yesaya
2:1-5 tentang ajakan untuk bersekutu dalam Tuhan supaya keluarga-keluarga
kristiani bisa berjalan dalam terang Tuhan.

Pertemuan 2: Keluarga yang Dipulihkan


Pada pertemuan kedua ini, kita diajak untuk mengenali kerapuhan dan dosa
manakah yang sering menghambat dalam membangun keluarga sebagai gereja
rumah tangga. Bacaan yang diperdalam sebagai peneguhan dan renungan dari
Injil Lukas 19:1-10, kisah tentang pertobatan Zakheus. Zakheus yang bertobat
karena dijumpai Tuhan bukan hanya menyelamatkan dirinya tapi juga keluarga
dan seisi rumahnya.

Pertemun 3 : Keluarga yang Menginspirasi


Pada pertemuan ketiga ini, keluarga-keluarga kristiani membiarkan imannya
berbicara dan menggerakkan untuk mewujudkan cintakasih. Keluarga menjadi
tempat bagi masing-masing anggota untuk mempraktekkan imannya dalam
semangat cintakasih dan pengorbanan. Bacaan yang diperdalam sebagai

1
Surat Gembala ARDAS Tahun 2: Panggilan Suami- Istri Sukacita Keselamatan, Palembang, 5 September 2023
4
peneguhan dan renungan dari Kisah Para Rasul 16:27-34. Kisah tentang Kepala
Penjara di Filipi yang bertobat oleh karena melihat kualitas iman paulus saat di
dalam penjara. Kepala Penjara itu bertobat dan anggota keluarganya percaya
kepada Yesus. Iman kepala penjara itu menggerakkannya untuk bermurahhati.

Pertemuan 4: Ibadat Keluarga


Keluarga yang berdoa bersama akan selalu bersama. Dalam pertemuan keempat
ini, keluarga berdoa bersama di rumah masing-masing dengan rumusan Ibadat
Keluarga yang telah disajikan. Dalam Ibadat Keluarga merenungkan Sabda
Tuhan dari Injil Suci menurut Lukas 2:41-52, tentang Keluarga Kudus Nazaret,
Tuhan Yesus, Ibu Maria dan Bapa Yusuf yang bersehati dalam doa.

Melalui tiga (3) pertemuan keluarga di lingkungan dan 1 kegiatan Ibadat


Keluarga bersama anggota keluarga di rumah masing-masing, diharapan agar
keluarga-keluarga di Keuskupan Agung Palembang, disegarkan kembali dalam
semangat cintakasih dan menghayati panggilan luhurnya sebagai keluarga dalam
rencana Allah.

Semoga keluarga-keluarga kristiani


semakin diperbarui oleh semangat cintakasih Kristus

Komisi Keluarga dan Komisi Kateketik


Keuskupan Agung Palembang

Daftar Singkatan
ArDas KAPAL : Arah Dasar Keuskupan Agung Palembang
AL : Seruan Apostolik Pascasinode Paus Fransiskus “Amoris Laetitia” Sukacita
Kasih,
19 Maret 2016
GE : Seruan Apostolik Bapa Suci Paus Fransiskus “Gaudete Et Exsultate”, 19
Maret 2018
PKL : Pertemuan Keluarga Lingkungan
Bdk : Bandingkan

5
6
Pertemuan 1
Keluarga Disatukan Dalam Doa

PEMBUKA

Lagu Pembuka:
Pilih lagu yang sesuai dengan tema.

Tanda Salib
P Semoga kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,
cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U Sekarang dan Selama-lamanya.

Pengantar
(Fasilitator menyampaikan pengantar singkat di bawah ini)
Pada pertemuan pertama ini, kita diajak untuk ikut alur dalam masa penantian
yang sedemikian panjang dari generasi-generasi sebelum Tuhan Yesus, Sang
Mesias, lahir ke dunia supaya kerinduan kita akan kehadiran Tuhan pun turut
diperbarui. Kita memperbarui kerinduan akan kehadiran Tuhan dengan berjaga
dan berdoa serta mengingat kebaikan Tuhan melalui keluarga dan sesama.
Bacaan yang diperdalam sebagai peneguhan dan renungan dari Kitab Yesaya
2:1-5 tentang ajakan untuk bersehati dengan Tuhan supaya kita sebagai keluarga
bisa berjalan dalam terang kasih Tuhan.

Saudari-saudara, marilah kita menyadari kehadiran Tuhan di tengah kita. Semoga


Tuhan sendiri yang menuntun pertemuan kita sehingga pengalaman-pengalaman
yang akan kita bagikan nanti menginspirasi dan meneguhkan perjalanan hidup
kita sebagai keluarga-keluarga Kristiani.

Penyalaan Lilin Adven (jika ada karangan adven di lingkungan/komunitas


basis)
P: Silahkan keluarga menyalakan lilin adven pertama.
(Penyalaan lilin adven dibarengi dengan pendarasan litani kehadiran Tuhan.
Jika tidak ada penyalaan lilin adven, litani kehadiran Tuhan didaraskan setelah
umat diajak hening sejenak.)

Litani Kehadiran Allah


P Hadirlah di sini, ya Allah, tinggallah di tengah kami.
U Hadirlah di sini, terangilah hidup kami.
P Bukalah mata hati kami, agar kami melihat Engkau.
U Gerakanlah hati kami, agar selalu mengharapkan Dikau.
P Tunjukan bahwa Engkau dekat, agar kami merasakan kehadiran-Mu.
U Tunjukan kekuatan-Mu dan bebaskanlah kami.
P Hadirlah di sini supaya kami hidup.
7
U Engkau kuat laksana api, kobarkan semangat kami.
P Engkau fajar di pagi hari, terangilah mata kami.
U Allah segala kekuatan, Allah bagi manusia.
P Tunjukanlah wajah-Mu, berilah kami hidup-Mu.
U Engkau Allah orang hidup, bukan Allah orang mati.
P Dekatlah pada kami, agar kami hidup.
U Engkau cahaya pagi, datang dan bebaskanlah kami.
P Dari abad ke abad, Engkau selalu setia.
U Untuk masa kini pun, Engkau Allah bagi manusia.
P Engkaulah Allah yang kudus, siapakah dapat melihat Engkau?
U Engkau jauh tak terhingga, namun dekat pula.
P Engkau sungguh Allah, bukan sekedar khayalan kami.
U Hadirlah di sini, jangan biarkan kami mati.
P Bila Engkau tak ada, apa gunanya kami hidup.
U Jadilah napas kami, darah dalam nadi kami.
P Dalam Dikau kami hidup, dalam Dikau kami berada.
U Kami ingin melihat Engkau, sungguh dan dari dekat.
P Bukalah tangan-Mu, agar kami mendapat makan.
U Jangan berbalik dari kami, jangan biarkan kami mati.
P Jangan biarkan kami, kembali menjadi debu.
U Utuslah Roh-Mu, agar segalanya menjadi baru.
P Berilah bumi ini, wajah yang baru.
U Untuk semua manusia, di mana pun mereka berada.
P Untuk semua manusia, yang kaya dan yang miskin.
U Untuk semua manusia, yang tua dan yang muda.
P Engkau lubuk segala hati, terang hati kami.
U Kami berseru kepada-Mu, hadirlah di sini.
P Di tempat ini, jadilah damai-Mu.
U Di dalam rumah kami, tinggallah damai-Mu.
P Tampakanlah diri-Mu dan ciptakanlah damai.
U Bagi anak-anak kami, jadilah masa depan.
P Jadilah Engkau masa depan bagi hidup kami di sini.
U Pada Dikau kami percaya, dalam Dikau yang hidup.
P Engkau tak pernah mengecewakan orang, yang percaya pada-Mu.
U Amin.

DOA PEMBUKA

P: Marilah kita berdoa (hening sejenak)


Allah Bapa yang penuh kasih, pandanglah kami yang saat ini berkumpul
sebagai keluarga yang sama-sama beriman dan percaya kepada Yesus Kristus
Putra-Mu sebagai Tuhan dan Penyelamat kami. Semoga melalui sapaan Sabda-
Mu yang kami renungkan, kami semakin tekun berdoa sebagai ungkapan kasih
dan syukur kami kepada-Mu dan mampu berjalan dalam terang kasih-Mu.

8
Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama
Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah meraja sepanjang segala
masa.
U: Amin

BACAAN SABDA TUHAN

Bacaan Sabda: Yesaya 2:1-5


Pembacaan dari Kitab Nabi Yesaya
Firman yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan
Yerusalem. Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah
TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas
bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku
bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah
Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita
berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman
TUHAN dari Yerusalem." Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan
menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-
pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau
pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan
mereka tidak akan lagi belajar perang. Hai kaum keturunan Yakub, mari kita
berjalan di dalam terang TUHAN!

P: Demikianlah Sabda Tuhan


U: Syukur kepada Allah

PENDALAMAN SABDA

Mendalami Sabda
(Pemandu membacakan renungan ini untuk membantu umat merefleksikan
Sabda yang baru didengarkan)
Doa Bersama Meneguhkan Keluarga
Kita sudah kembali dan sedang memasuki masa adven (Advent, latin: adventus:
kedatangan). Masa Adven ini berkaitan dengan permenungan akan kedatangan
Kristus. Kristus memang telah datang ke dunia, Ia akan datang kembali di akhir
zaman; namun Ia tidak pernah meninggalkan Gereja-Nya dan selalu hadir di
tengah- tengah umat-Nya. Maka dikatakan bahwa peringatan Adven merupakan
perayaan akan tiga hal: peringatan akan kedatangan Kristus yang pertama di
dunia, kehadiran-Nya di tengah Gereja, dan penantian akan kedatangan-Nya
kembali di akhir zaman. Maka kata “Adven” harus dimaknai dengan arti yang
penuh, yaitu: dulu, sekarang dan di waktu yang akan datang.

Ini adalah dasar dari pengertian tiga macam kedatangan Kristus yang dipahami
Gereja Katolik. Pemahaman ini menjiwai persiapan rohani umat; dan hal ini
tercermin dalam perayaan liturgi dalam Gereja Katolik. Sebab di antara
9
kedatangan-Nya yang pertama di Betlehem dan kedatangan-Nya yang kedua di
akhir zaman, Kristus tetap datang dan hadir di tengah umat-Nya. Hanya saja,
masa Adven menjadi istimewa karena secara khusus Gereja mempersiapkan diri
untuk memperingati peristiwa besar penjelmaan Tuhan, menjelang peringatan
hari kelahiran-Nya di dunia yaitu Hari Raya Natal.

Santo Carolus Borromeus pernah mengatakan demikian:


“Masa yang kudus ini (Masa Adven) mengajarkan kepada kita bahwa kedatangan
Kristus bukan hanya untuk kepentingan orang-orang sezaman-Nya; kuasa-Nya
masih tetap dinyatakan kepada kita semua. Kita akan ambil bagian dalam kuasa-
Nya, jika melalui iman dan sakramen-sakramen yang kudus, kita membuka diri
untuk menerima rahmat yang telah Kristus perolehkan bagi kita, dan hidup oleh
rahmat itu dan dalam ketaatan kepada Kristus.” Maka, pada saat ini kita
berkumpul sebagai keluarga dalam masa adven ini supaya kuasa dan rahmat-Nya
mengalir atas kita semua.

Pada pertemuan pertama ini kita diajak untuk berkumpul dan merenungkan sabda
Tuhan dari Kitab Nabi Yesaya. Yesaya mengajak kita untuk berkumpul di
Gunung Tuhan, tempat kediaman Tuhan supaya kita mendengarkan ajaranNya,
jalan mana yang harus dipilih. Memilih tinggal dalam rumah Tuhan, berarti
hidup dalam terang itu dan memilih berjalan dalam terang Tuhan. Kita saat ini
berkumpul bersama keluarga kita masing-masing, berdoa dan mendengarkan
sabda Nya, maka bukan hanya saya yang dicerahkan dan diterangi oleh
sabdaNya, melainkan juga anggota keluarga saya. Seperti dikatakan oleh Paus
Fransiskus, “Bila sebuah keluarga berpusat pada Kristus, Ia akan mempersatukan
dan menerangi seluruh kehidupannya” (AL 317).

Keluarga yang berpusat pada Kristus dinyatakan dengan berdoa dan saling
mendoakan. Keluarga yang punya waktu berdoa bersama akan menjadi kuat
dalam menjalani hidup dengan segala dinamikanya: keberhasilan-kegagalan,
kegembiraan-kepedihan, keputusasaan-penuh harapan karena Kristus menjadi
Penopang utama. Kita perlu menyadari kembali bahwa keluarga menjadi tempat
utama dilaksanakannya tugas ‘imamat’ yang diterima melalui Sakramen Baptis.
Bapak, ibu dan anak-anak melaksanakan tugas imamatnya dengan menyambut
Sakramen-sakramen, dalam berdoa dan bersyukur, dengan memberi kesaksian
hidup suci, dengan pengingkaran diri serta cinta kasih yang aktif” (LG 10).
Sehingga, doa menjadi salah satu cara untuk melaksanakan tugas imamat tiap
anggota keluarga. Paus Fransiskus pun menegaskan bahwa “keluarga yang
berdoa bersama-sama akan tetap bersama-sama”. Paus Fransiskus selalu
mengajak semua anggota keluarga pada suatu waktu untuk saling mendoakan
satu sama lain dan untuk mempercayakan keluarga di tangan Tuhan. (AL 227)

10
Penting bagi anak-anak untuk melihat dengan nyata, pada orangtua mereka,
bahwa doa merupakan sesuatu yang benar-benar penting. Orangtua tidak cukup
hanya mengatakan, doa itu penting, pergi ke Gereja dan merayakan Ekaristi itu
penting, mengikuti kegiatan lingkungan dan aktif di kegiatan paroki itu penting,
melainkan juga amatlah penting, meneladankan apa yang dikatakannya. Oleh
karena itu momen doa keluarga dan ungkapan kesalehan dapat menjadi kekuatan
pewartaan yang lebih kuat daripada segala katekese atau khotbah manapun.
Seperti yang ditunjukkan oleh Santa Monika yang tekun berdoa untuk anaknya,
yaitu Agustinus supaya bertobat. Doanya yang tiada henti, membuat Agustinus
anak-nya bertobat dan menjadi orang kudus dalam Gereja. (AL 288)

Doa bukan sekedar aktivitas manusiawi. Doa adalah saat di mana kita
mengizinkan Tuhan berkarya atas hidup kita dalam kuasa Roh-Nya. Sehingga,
doa keluarga menjadi suatu cara istimewa untuk mengungkapkan dan
menguatkan iman akan Yesus yang menderita sengsara wafat dan bangkit untuk
kita. Beberapa menit berdoa bersama keluarga, hadir di hadapan Allah yang
hidup, menceritakan kepada-Nya berbagai kekhawatiran kita, berdoa untuk
berbagai kebutuhan keluarga kita, mendoakan seseorang yang sedang mengalami
kesulitan, memohon bantuan untuk mengasihi, bersyukur atas kehidupan dan
berkat-berkat di dalamnya, memohon Bunda Maria melindungi kita dengan
mantel keibuannya. Dengan kalimat sederhana, saat doa ini dapat mendatangkan
begitu banyak kebaikan bagi keluarga kita. (AL 318)

Sebuah keluarga lahir dari keputusan seorang pria dan seorang wanita untuk
memulai perjalanan hidup bersama, dengan ditopang oleh rahmat Kristus. Sebab,
perkawinan itu tidak hanya dikehendaki oleh seorang pria dan seorang wanita
yang atas dasar cinta dan pengenalan, bertekad untuk saling mengikat diri dan
janji suci. Allah sendiri juga menghendaki perkawinan itu, di mana Ia hadir
sungguh memberkati mereka dan memberi perintah kepada mereka beranak cucu
dan bertambahbanyaklah, penuhilah bumi… (Kejadian 1:28). Saat suami istri
berdoa, saat itulah mereka kembali menyadari akan awal mula terbentuknya
keluarga, saya dan dia ada di hadapan Allah yang menghendaki dan memberkati
perkawinan. Di dalam keheningan doa, kita dapat menimbang-nimbang, dalam
terang Roh Kudus, jalan kekudusan, yang merupakan panggilan Allah kepada
kita. Kalau tidak berdoa, setiap keputusan yang kita buat hanya akan merupakan
“hiasan” belaka yang, bukannya memuliakan Injil dalam kehidupan kita, namun
lebih akan menutupi atau menenggelamkannya. (GE. 150)

Perjalanan doa bersama keluarga ini memuncak dalam keikutsertaan pada


Ekaristi secara bersama-sama. Santapan Perjamuan Ekaristi merupakan kekuatan
dan dorongan untuk setiap hari menghayati perjanjian perkawinan sebagai Gereja
rumah tangga.

Pertanyaan Reflektif dan Sharing

11
1. Darimanakah kita belajar berdoa, dan doa apa yang pernah diajarkan
kepada kita?
2. Apakah sebagai keluarga sudah pernah berdoa bersama di tengah keluarga?
Bagaimana suasana doa keluarga dan siapa yang memimpin?
3. Apakah saya sebagai orang tua sudah berhasil memberikan teladan yang
baik kepada generasi muda akan pentingnya berdoa dan mencintai Ekaristi
dan sakramen-sakramen Gereja lainnya?

Aksi Nyata
Buatlah kesepakatan aksi nyata untuk membangun kehidupan beriman dalam
keluarga. Misalnya: tiap keluarga punya kesepakatan untuk doa bersama (bila
tidak bisa bersama karena pekerjaan tetap bisa berdoa di tempat masing-masing)
Doa Malaikat Tuhan pada jam 06.00, 12.00, 18.00.

DOA UMAT
(Umat diberi kesempatan untuk berdoa secara spontan. Doa umat di sini sifatnya
tawaran)

P Marilah kita panjatkan doa-doa permohonan kita. Semoga Allah yang


Mahabaik mendengarkan dan mengabulkan doa-doa kita:

P: Allah Bapa mahakasih kami bersyukur karena disatukan dalam suasana doa
ditempat ini. Kami telah mendengar sapaan Sabda-Mu dan merenungkanNya.
Semoga kami semua yang telah mendengar dan merenungkan sabda-Mu
menjadi semakin kuat dan penuh harapan dalam berjalan bersama dengan
keluarga kami masing-masing dengan segala persoalan dan pencapaian kami.
Marilah kita mohon….
U: Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan

P: Allah Bapa mahakasih, kasihMu nyata disaat kami punya waktu untuk berdoa
bersama sebagai keluarga. Kami pun sungguh merasakan kehadiran-Mu di
saat kami berdoa bersama sebagai keluarga. Semoga kami sebagai keluarga
selalu punya waktu untuk berdosa, bersatu hati di dalam Yesus Kristus Putra-
Mu, Tuhan kami, walaupun hanya beberapa menit saja. Marilah kita
mohon….
U: Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan

P: Marilah kita satukan segala doa syukur, pujian dan permohonan kita dengan
mengucapkan/ menyanyikan doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri.

BAPA KAMI
P Bapa kami yang ada di Surga....
12
DOA PENEGUHAN

P Marilah kita doakan bersama Doa Tahun Keluarga

Allah Bapa mahakasih, Engkau menciptakan manusia dan menghimpunnya


menjadi keluarga dalam ikatan cintakasih sejati. Kami bersyukur kepada-Mu atas
keluarga yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Kami mohon kepada-Mu
supaya semakin menguatkan ikatan kami sebagai keluarga, agar kami menjadi
keluarga yang bersehati dan saling mendukung satu sama lain dalam iman,
harapan dan kasih.

Kami mohon rahmat-Mu, agar kami senantiasa mampu merajut hubungan yang
erat dalam doa agar rumah kami menjadi tempat di mana kami bisa berkumpul
untuk menemukan kehadiran-Mu dan menyampaikan segala pujian, rasa syukur,
kebutuhan dan kekhawatiran kami kepada-Mu. Sebab, ketika keluarga berdoa
bersama, akan tetap bersama.

Semoga kasih-Mu yang nyata dalam diri Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami,
yang juga berkenan hadir di tengah keluarga, membuat kami sebagai keluarga
semakin bersemangat dalam menghidupi kasih-Mu dengan saling memberikan
teladan hidup yang baik, setia, mau berkorban dan murah hati supaya keluarga
kami sungguh menjadi gereja rumah tangga yang mampu mencerminkan kasih-
Mu di dunia ini.

Doa ini kami haturkan kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-
Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan
Roh Kudus, kini dan dan sepanjang segala masa. Amin

Bunda Maria, lindungilah keluarga kami dengan mantel keibuanmu. Amin


1x Salam Maria

BERKAT PENUTUP

P : Saudara-saudari terkasih, sebelum mengakhiri pertemuan ini marilah kita


menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan

P Semoga Tuhan beserta kita


U Sekarang dan selama-lamanya

P Semoga kita sekalian, anggota keluarga kita, rencana-rencana hidup dan


pekerjaan kita selalu dibimbing, dilindungi dan diberkati oleh Allah Yang
Maha Kuasa, dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus
U Amin

13
P Saudara/i sekalian, marilah kita pulang dan mengamalkan niat-niat baik kita,
agar hidup kita selalu diliputi damai sejati.
U Syukur kepada Alllah

Lagu Penutup

14
Pertemuan 2
Keluarga yang Dipulihkan

PEMBUKA

Lagu Pembuka:
Pilih lagu yang sesuai dengan tema.

Tanda Salib
P Semoga kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,
cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U Sekarang dan Selama-lamanya.

Pengantar
(Fasilitator menyampaikan pengantar singkat di bawah ini)
Pada pertemuan kedua ini, kita diajak untuk mengenali kerapuhan dan dosa
manakah yang sering menghambat dalam membangun keluarga sebagai gereja
rumah tangga. Bacaan yang kita renungan sebagai peneguhan diambil dari Injil
Lukas 19:1-10, kisah tentang pertobatan Zakheus. Zakheus yang bertobat karena
dijumpai Tuhan bukan hanya menyelamatkan dirinya tapi juga keluarga dan seisi
rumahnya.

Saudari-saudara, marilah kita menyadari kehadiran Tuhan di tengah kita. Semoga


Tuhan sendiri yang menuntun pertemuan kita sehingga pengalaman-pengalaman
yang akan kita bagikan nanti menginspirasi dan meneguhkan perjalanan hidup
kita sebagai keluarga-keluarga Kristiani.

Penyalaan Lilin Adven (jika ada karangan adven di lingkungan/komunitas


basis)
P Silahkan keluarga menyalakan lilin adven kedua.
(Penyalaan lilin adven dibarengi dengan pendarasan litani kehadiran
Tuhan. Jika tidak ada penyalaan lilin adven, litani kehadiran Tuhan
didaraskan setelah umat diajak hening sejenak.)

15
Litani Kehadiran Allah
P Hadirlah di sini, ya Allah, tinggallah di tengah kami.
U Hadirlah di sini, terangilah hidup kami.
P Bukalah mata hati kami, agar kami melihat Engkau.
U Gerakanlah hati kami, agar selalu mengharapkan Dikau.
P Tunjukan bahwa Engkau dekat, agar kami merasakan kehadiran-Mu.
U Tunjukan kekuatan-Mu dan bebaskanlah kami.
P Hadirlah di sini supaya kami hidup.
U Engkau kuat laksana api, kobarkan semangat kami.
P Engkau fajar di pagi hari, terangilah mata kami.
U Allah segala kekuatan, Allah bagi manusia.
P Tunjukanlah wajah-Mu, berilah kami hidup-Mu.
U Engkau Allah orang hidup, bukan Allah orang mati.
P Dekatlah pada kami, agar kami hidup.
U Engkau cahaya pagi, datang dan bebaskanlah kami.
P Dari abad ke abad, Engkau selalu setia.
U Untuk masa kini pun, Engkau Allah bagi manusia.
P Engkaulah Allah yang kudus, siapakah dapat melihat Engkau?
U Engkau jauh tak terhingga, namun dekat pula.
P Engkau sungguh Allah, bukan sekedar khayalan kami.
U Hadirlah di sini, jangan biarkan kami mati.
P Bila Engkau tak ada, apa gunanya kami hidup.
U Jadilah napas kami, darah dalam nadi kami.
P Dalam Dikau kami hidup, dalam Dikau kami berada.
U Kami ingin melihat Engkau, sungguh dan dari dekat.
P Bukalah tangan-Mu, agar kami mendapat makan.
U Jangan berbalik dari kami, jangan biarkan kami mati.
P Jangan biarkan kami, kembali menjadi debu.
U Utuslah Roh-Mu, agar segalanya menjadi baru.
P Berilah bumi ini, wajah yang baru.
U Untuk semua manusia, di mana pun mereka berada.
P Untuk semua manusia, yang kaya dan yang miskin.
U Untuk semua manusia, yang tua dan yang muda.
P Engkau lubuk segala hati, terang hati kami.
U Kami berseru kepada-Mu, hadirlah di sini.
P Di tempat ini, jadilah damai-Mu.
U Di dalam rumah kami, tinggallah damai-Mu.
P Tampakanlah diri-Mu dan ciptakanlah damai.
U Bagi anak-anak kami, jadilah masa depan.
P Jadilah Engkau masa depan bagi hidup kami di sini.
U Pada Dikau kami percaya, dalam Dikau yang hidup.
P Engkau tak pernah mengecewakan orang, yang percaya pada-Mu.
U Amin.

16
DOA PEMBUKA

P: Marilah kita berdoa (hening sejenak)


Allah Bapa mahakasih, Engkau telah menyatukan keluarga kami dalam ikatan
cintakasih sejati.
Pandanglah kami yang saat ini berkumpul sebagai keluarga yang sama-sama
beriman dan percaya kepada Yesus Kristus Putra-Mu sebagai Tuhan dan
Penyelamat kami. Dalam kehadiran-Nya sebagai manusia di tengah keluarga
kudus Nazaret dan kaum sebangsa-Nya, kami bisa belajar berbuat baik dan ingin
menunjukkan kualitas iman kami. Semoga melalui sapaan sabda-Mu yang kami
renungkan, kami semakin tekun mengamalkan iman kami dalam belarasa dan
ragam kebaikan yang bisa kami lakukan mulai dari hal yang kecil dan sederhana.
Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama
Engkau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Allah meraja sepanjang segala
masa.
U: Amin
BACAAN SABDA TUHAN

Bacaan Sabda: Lukas 19:1-10


Pembacaan dari Injil Suci menurut Lukas
Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada
seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia
berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena
orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang
banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus,
segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Lalu
Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang
yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang
berdosa." Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah
dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang
kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus
kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang
inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan
menyelamatkan yang hilang."

Demikianlah Sabda Tuhan


Terpujilah Kristus

PENDALAMAN SABDA

Mendalami Sabda
(Pemandu membacakan renungan ini untuk membantu umat merefleksikan
Sabda yang baru didengarkan)
Keluarga yang Saling Peduli
17
Dalam pertemuan pertama, kita bersama merenungkan “Keluarga yang disatukan
dalam Doa.” Di mana keluarga yang punya waktu berdoa bersama akan tetap
bersama. Doa menjadi saat penting bagi kuasa Tuhan bekerja atas hidup kita dan
keluarga kita. Iman yang diungkapkan melalui doa menjadi semangat dan
kekuatan untuk mewujudkan iman kita. Sama seperti pengalaman Zakheus,
imannya mulai tumbuh saat ada keinginan sepele, ia ingin melihat orang apakah
Yesus itu. Ia hanya ingin melihat Yesus dari kejauhan - dari atas pohon saja
sudah cukup memuaskan rasa ingin tahunya. Akan tetapi, Tuhan justru menatap
ke atas dan menyapanya secara pribadi, “Zakheus, segeralah turun, sebab hari
ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Tuhan Yesus berkenan hadir dan
tinggal dalam rumahnya. Lewat perjumpaannya dengan Yesus, Zakheus bertobat.

Kita bisa melihat ada 2 (dua) tokoh yang masing-masing memperlihatkan


kenyataan hidup kita sebagai orang beriman. Yesus adalah Allah yang murah hati
dan penuh belaskasih. Zakheus adalah pribadi yang mengakui dosa-dosa dan
kerapuhannya. Dalam kitab suci perjanjian baru, Yesus menengadah ke atas atau
ke langit pada saat-saat penting, misalnya: saat Ia berdoa (Yohanes 17:1) saat Ia
menggandakan roti (Matius 14:19) saat Ia menyembuhkan seorang yang tuli dan
gagap (Markus 7:34). Dalam kutipan sabda Tuhan yang kita renungkan hari ini,
Tuhan Yesus melihat ke atas, mengarahkan pandangan-Nya kepada Zakheus
yang ada di atas pohon.
Tuhan Yesus melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari
ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Lukas 19:5)

Di saat Tuhan Yesus melihat ke atas, pandanganNya kepada Zakheus, itu adalah
pandangan yang penuh kasih, Yesus memandang manusia sungguh berharga
kendatipun ia banyak dosa. Tuhan membenci dosa, tapi IA mencintai orang
berdosa. Kita bisa saja seolah-olah bisa hidup tanpa Tuhan dan berlaku
seenaknya saja. Tapi Tuhan tidak bisa hidup tanpa manusia, Ia selalu peduli
kepada kita sekalipun kita sering tidak peduli pada diri sendiri yang senyatanya
ada di ambang kehancuran dan jerat dosa. Tuhan Yesus akan menggunakan
kesempatan sekecil apa pun agar kita selamat, sama seperti pengalaman Zakheus.
Awalnya, ia hanya punya keinginan sepele, “ingin melihat Yesus seperti apa”,
tapi itu menjadi pintu rahmat baginya, cara yang dipakai Tuhan untuk semakin
masuk dalam kehidupan Zakheus. Zakheus pun tersentuh oleh kehadiran Tuhan,
dan ia pun bertobat.

Tuhan lebih suka sikap yang ditunjukkan oleh Zakheus. Ia mengakui dosa-
dosanya dan mau untuk bertobat daripada suam-suam kuku: tidak panas-tidak
dingin (lih. Wahyu 3:15), menganggap diriku baik-baik saja-tidak peka akan
dosa dan kerapuhan, lalu tidak berbuat sesuatu dan mencari mudahnya saja.
Keterbukaan hati Zakheus, menghantarkannya pada sikap pertobatan sejati. Sikap
tobat tidak hanya jatuh pada sebuah penyesalan melainkan juga sampai pada laku
tobat yang benar. Laku tobat dari Zakheus dinyatakannya dengan mengatakan
kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang
18
miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan
kukembalikan empat kali lipat.” (Lukas 19:8)

Kardinal Newman pernah mengatakan: “bertumbuh berarti berubah dan untuk


menjadi sempurna berarti mau berbenah berkali-kali.” Petumbuhan rohani
Zakheus dimulai saat ia berupaya untuk bisa sekedar melihat Tuhan lewat dari
atas pohon. Maka, sebagai keluarga dan pribadi, kerinduan seperti apakah yang
sudah pernah muncul tapi belum terwujud, agar keluargaku semakin harmonis
dan hangat.

Kadang-kadang kehidupan menghadirkan tantangan-tantangan besar. Melalui


tantangan itu, Tuhan mengundang kita untuk terus bertobat agar membuat
rahmat-Nya semakin mewujudnyata di dalam kehidupan kita, “supaya kita
beroleh bagian dalam kekudusan-Nya” (Ibr 12:10). (GE 17). Saat Zakheus
bertobat, bukan hanya dia yang selamat, melainkan juga, dia dan seisi rumahnya.
Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini,
karena orang inipun anak Abraham.” (Lukas 19:9)

Tuhan memanggil kita semua (semua yang telah dibaptis) kepada kekudusan
dengan melalui cara-cara yang sederhana. Jalan sederhana dan biasa menuju
kekudusan itu misalnya seperti ini: “Seorang perempuan pergi berbelanja, dia
bertemu tetangganya dan mereka mulai berbicara, namun kemudian mulailah
mereka menggunjing-ngrumpi. Akan tetapi dia berkata dalam hatinya, “Tidak,
aku tidak mau membicarakan keburukan orang”. Hal ini merupakan suatu
langkah menuju kekudusan. Kemudian, di rumah, salah seorang anaknya ingin
bicara dengannya tentang harapan serta mimpinya, dan meskipun dia lelah, dia
tetap duduk di sampingnya dan mendengarkan dengan sabar dan penuh kasih.
Hal ini merupakan suatu pengorbanan lain yang menguduskan. Pada saat dia
mengalami saat-saat kesedihan yang mendalam, namun karena mengingat akan
kasih Perawan Maria, lalu dia mengambil rosario dan berdoa dengan iman. Inilah
suatu jalan lain kekudusan. Lalu ketika keluar ke jalan, ia berjumpa dengan orang
miskin dan berhenti sejenak untuk berbicara kepadanya dengan kasih. Ini juga
satu langkah menuju kekudusan. (GE.16)

Keluarga yang dipulihkan adalah keluarga yang mau menghargai perkara-perkara


kecil dan biasa dalam rumah tangganya sebagai ungkapan kasih yang tulus.
Masa-masa Yesus tinggal di Nazareth, dalam Keluarga Kudus itu, menerangi
kehidupan keluarga kita masing-masing dengan cara baru: rutinitas hidup sehari-
hari, yang tampaknya sederhana dan tidak berarti, dapat menjadi cara baru untuk
memenuhi panggilan khusus keluarga, mencapai kekudusan dengan melakukan
hal yang kecil dan sederhana sebagai ungkapan kasih yang tulus. Kita bisa
mencermati kebiasaan Tuhan Yesus yang tertulis dalam kitab suci. Dalam
banyak kesempatan, IA sangat menghargai hal-hal kecil dan sering dipandang
sepele oleh orang lain. Yesus pun meminta murid-murid-Nya untuk
memperhatikan perkara-perkara kecil, misalnya: Perkara kecil kehabisan anggur
19
di sebuah pesta, perkara kecil hilangnya seekor domba, perkara kecil
memperhatikan seorang janda yang mempersembahkan dua keping uang. Tuhan
Yesus punya hati yang peduli bahkan muali dari hal-hal yang kecil karena IA
tumbuh dan dibesarkan dalam Keluarga Kudus Nazaret, bersama Bapa Yusuf dan
Ibu Maria, yang saling menghargai dan menunjukkan kasih, mulai dari hal-hal
kecil dan sederhana.

“Sebuah komunitas yang menghargai perkara-perkara kasih yang kecil, yang para
anggotanya saling peduli…, adalah tempat hadirnya Tuhan yang bangkit,
menguduskannya sesuai dengan rencana Bapa” (Seruan Apostolik Bapa Suci
Paus Fransiskus “Gaudete Et Exsultate” 19 Maret 2018: no. 145).

Pertanyaan Reflektif dan Sharing


1. Mari kita mengingat kebiasaan keluarga kita masing-masing, dari sekian
banyak kebiasaan yang ada, kebiasaan manakah yang perlu dibenahi supaya
keluarga menjadi harmonis dan hangat lagi?
2. Apakah anggota keluarga kita sudah saling menunjukkan kepedulian lewat
hal-hal kecil? Dalam bentuk apa?

Aksi Nyata
Buatlah kesepakatan aksi nyata untuk membangun kehidupan beriman dalam
keluarga. Misalnya: merapikan tempat tidur sendiri, meletakkan handuk basah di
rak handuk, mengucapkan terimakasih mulai dari hal-hal kecil dan sederhana.

DOA UMAT
(Umat diberi kesempatan untuk berdoa secara spontan. Doa umat di sini sifatnya
tawaran)
P Marilah kita panjatkan doa-doa permohonan kita. Semoga Allah yang
Mahabaik mendengarkan dan mengabulkan doa-doa kita:

P: Tuhan Yesus, kunjungilah kami dan keluarga kami, agar kami mampu
mengenali kebiasaan-kebiasaan yang selama ini menghambat kami dalam
mengalami kasih-Mu melalui anggota keluarga dan sesama kami. Marilah
kita mohon
U: kabulkanlah doa kami ya Tuhan

P: Tuhan Yesus, teguhkanlah niat kami agar bisa berbenah dan berubah menjadi
pribadi yang berkenan di hati-Mu. Marilah kita mohon
U: kabulkanlah doa kami ya Tuhan

20
P: Marilah kita satukan segala doa syukur, pujian dan permohonan kita dengan
mengucapkan/ menyanyikan doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri.

BAPA KAMI
P Bapa kami yang ada di Surga....

DOA PENEGUHAN

P Marilah kita doakan bersama Doa Tahun Keluarga

Allah Bapa mahakasih, Engkau menciptakan manusia dan menghimpunnya


menjadi keluarga dalam ikatan cintakasih sejati. Kami bersyukur kepada-Mu atas
keluarga yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Kami mohon kepada-Mu
supaya semakin menguatkan ikatan kami sebagai keluarga, agar kami menjadi
keluarga yang bersehati dan saling mendukung satu sama lain dalam iman,
harapan dan kasih.

Kami mohon rahmat-Mu, agar kami senantiasa mampu merajut hubungan yang
erat dalam doa agar rumah kami menjadi tempat di mana kami bisa berkumpul
untuk menemukan kehadiran-Mu dan menyampaikan segala pujian, rasa syukur,
kebutuhan dan kekhawatiran kami kepada-Mu. Sebab, ketika keluarga berdoa
bersama, akan tetap bersama.

Semoga kasih-Mu yang nyata dalam diri Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami,
yang juga berkenan hadir di tengah keluarga, membuat kami sebagai keluarga
semakin bersemangat dalam menghidupi kasih-Mu dengan saling memberikan
teladan hidup yang baik, setia, mau berkorban dan murah hati supaya keluarga
kami sungguh menjadi gereja rumah tangga yang mampu mencerminkan kasih-
Mu di dunia ini.

Doa ini kami haturkan kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-
Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan
Roh Kudus, kini dan dan sepanjang segala masa. Amin

Bunda Maria, lindungilah keluarga kami dengan mantel keibuanmu. Amin


1x Salam Maria

BERKAT PENUTUP

P : Saudara-saudari terkasih, sebelum mengakhiri pertemuan ini marilah kita


menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan

P Semoga Tuhan beserta kita


U Sekarang dan selama-lamanya

21
P Semoga kita sekalian, anggota keluarga kita, rencana-rencana hidup dan
pekerjaan kita selalu dibimbing, dilindungi dan diberkati oleh Allah Yang
Maha Kuasa, dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus
U Amin

P Saudara/i sekalian, marilah kita pulang dan mengamalkan niat-niat baik kita,
agar hidup kita selalu diliputi damai sejati.
U Syukur kepada Alllah

Lagu Penutup

22
Pertemuan 3
Keluarga Yang Menginspirasi

Lagu Pembuka:
Pilih lagu yang sesuai dengan tema.

Tanda Salib
P Semoga kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,
cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U Sekarang dan Selama-lamanya.

Pengantar
(Fasilitator menyampaikan pengantar singkat di bawah ini)
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hari ini kita memasuki pertemuan adven
yang ketiga. Minggu adven ketiga disebut minggu gaudete, yang berarti minggu
sukacita. Lilin adven yang dinyalakan berwarna pink/merah muda yang juga
melambangkan sukacita.
Kita semua diajak bersuka cita karena Natal, yakni kelahiran Yesus Kristus, telah
dekat. Dia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia. Ia lahir dalam
keluarga. Karena itu sukacita dalam advent ketiga ini perlu kita rayakan pertama-
tama dalam keluarga.
Dalam pertemuan ketiga ini, kita akan merenungkan kisah hidup si kepala
penjara. Ia, yang mengalami peristiwa menyentuh hatinya dan kemudian percaya
kepada Yesus Kristus, mengalami sukacita. Sukacita yang dialaminya itu pun
dibagikan kepada seluruh anggota keluarganya dengan membawa mereka
beriman kepada Yesus Kristus dan memberikan diri mereka untuk dibaptis.
23
Saudari-saudara, marilah kita menyadari kehadiran Tuhan di tengah kita. Semoga
Tuhan sendiri yang menuntun pertemuan kita sehingga pengalaman-pengalaman
yang akan kita bagikan nanti menginspirasi dan meneguhkan perjalanan hidup
kita sebagai keluarga-keluarga Kristiani.

Penyalaan Lilin Adven (jika ada karangan adven di lingkungan/komunitas


basis)
P Silahkan keluarga menyalakan lilin adven ketiga.
(Penyalaan lilin adven dibarengi dengan pendarasan litani kehadiran
Tuhan. Jika tidak ada penyalaan lilin adven, litani kehadiran Tuhan
didaraskan setelah umat diajak hening sejenak.)

Litani Kehadiran Allah


P Hadirlah di sini, ya Allah, tinggallah di tengah kami.
U Hadirlah di sini, terangilah hidup kami.
P Bukalah mata hati kami, agar kami melihat Engkau.
U Gerakanlah hati kami, agar selalu mengharapkan Dikau.
P Tunjukan bahwa Engkau dekat, agar kami merasakan kehadiran-Mu.
U Tunjukan kekuatan-Mu dan bebaskanlah kami.
P Hadirlah di sini supaya kami hidup.
U Engkau kuat laksana api, kobarkan semangat kami.
P Engkau fajar di pagi hari, terangilah mata kami.
U Allah segala kekuatan, Allah bagi manusia.
P Tunjukanlah wajah-Mu, berilah kami hidup-Mu.
U Engkau Allah orang hidup, bukan Allah orang mati.
P Dekatlah pada kami, agar kami hidup.
U Engkau cahaya pagi, datang dan bebaskanlah kami.
P Dari abad ke abad, Engkau selalu setia.
U Untuk masa kini pun, Engkau Allah bagi manusia.
P Engkaulah Allah yang kudus, siapakah dapat melihat Engkau?
U Engkau jauh tak terhingga, namun dekat pula.
P Engkau sungguh Allah, bukan sekedar khayalan kami.
U Hadirlah di sini, jangan biarkan kami mati.
P Bila Engkau tak ada, apa gunanya kami hidup.
U Jadilah napas kami, darah dalam nadi kami.
P Dalam Dikau kami hidup, dalam Dikau kami berada.
U Kami ingin melihat Engkau, sungguh dan dari dekat.
P Bukalah tangan-Mu, agar kami mendapat makan.
U Jangan berbalik dari kami, jangan biarkan kami mati.
P Jangan biarkan kami, kembali menjadi debu.
U Utuslah Roh-Mu, agar segalanya menjadi baru.
P Berilah bumi ini, wajah yang baru.
U Untuk semua manusia, di mana pun mereka berada.
P Untuk semua manusia, yang kaya dan yang miskin.
24
U Untuk semua manusia, yang tua dan yang muda.
P Engkau lubuk segala hati, terang hati kami.
U Kami berseru kepada-Mu, hadirlah di sini.
P Di tempat ini, jadilah damai-Mu.
U Di dalam rumah kami, tinggallah damai-Mu.
P Tampakanlah diri-Mu dan ciptakanlah damai.
U Bagi anak-anak kami, jadilah masa depan.
P Jadilah Engkau masa depan bagi hidup kami di sini.
U Pada Dikau kami percaya, dalam Dikau yang hidup.
P Engkau tak pernah mengecewakan orang, yang percaya pada-Mu.
U Amin.

DOA PEMBUKA

P Marilah berdoa (hening sejenak)


Allah Bapa di Surga, kami bersyukur kepada-Mu karena rahmat kesehatan
dan kasih yang Engkau limpahkan kepada kami, putra-putri-Mu di
lingkungan/komunitas basis/stasi …(nama lingkungan/komunitas
basis/stasi)...ini. Engkau tak henti-hentinya mengasihi kami dengan
mengutus Putera-Mu, yang menjelma menjadi manusia, untuk menjadi
penebus kami. Putera-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus, lahir sebagai
manusia dalam sebuah keluarga. Kelahiran-Nya itu menjadi tanda bahwa
Engkau menganugerahkan kasih dan iman kepada putera-puteri-Mu
pertama-tama melalui dan dalam keluarga. Kami mohon, utuslah Roh
Kudus-Mu untuk menyertai dan membimbing kami agar kami senantiasa
menjadi rahmat kasih dan inspirasi hidup beriman bagi seluruh anggota
keluarga kami masing-masing. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami,
yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, kini dan
sepanjang segala masa.
U Amin.

BACAAN SABDA TUHAN

Bacaan Sabda: Kisah Para Rasul 16:27-34

Pembacaan dari Kisah Para Rasul


Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara
terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka,
bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. Tetapi Paulus berseru
dengan suara nyaring, katanya: "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya
masih ada di sini!"
Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan
gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka ke luar,
sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku

25
selamat?" Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau
akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."
Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang
yang ada di rumahnya. Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka
dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri
dibaptis. Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan
kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah
menjadi percaya kepada Allah.

PENDALAMAN SABDA

Mendalami Sabda
(Pemandu menceritakan kisah berikut ini untuk membantu umat merefleksikan
Sabda yang baru didengarkan)
Kisah Iman Si Kepala Penjara
Betapa kaget dan bergetar hati si kepala penjara saat melihat pintu-pintu penjara
terbuka. Ia berpikir, ”celaka...! mereka pasti sudah melarikan diri.” Kemudian
teringatlah si kepala penjara dengan kejadian yang menimpa teman-temannya.
Pada waktu itu teman-temannya, para prajurit Romawi, menjaga dengan ketat
seorang yang bernama Petrus di dalam penjara. Petrus harus tidur dengan tangan
terbelenggu dan dijaga oleh dua prajurit di dekat dia serta dua prajurit lagi di
depan pintu. Namun, anehnya, si Petrus bisa keluar dari penjara tanpa ada satu
pun prajurit yang tahu. Lebih aneh lagi, belenggunya pun terbuka. Padahal,
belenggu itu kuat dan tidak mungkin tenaga manusia biasa bisa melepaskannya.
Celakanya, semua prajurit pengawal itu dibunuh atas perintah Raja Herodes
karena dianggap gagal dalam tugas. (lihat Kis 12:1-19).
”Pasti saya juga akan dibunuh oleh Raja Herodes karena gagal menjaga Paulus
dan Silas,” itulah yang ada dalam pikiran si kepala penjara. Seketika si kepala
penjara memutuskan untuk bunuh diri daripada mendapat aib dan dibunuh
dengan cara hina oleh raja.

Ketika akan bunuh diri itulah, si kepala penjara mendengar suara, ”Jangan
celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!” Si kepala penjara
kaget dan heran sekaligus bertanya-tanya dalam hatinya: mengapa Paulus dan
Silas tidak melarikan diri dan menyelamatkan nyawa mereka? Mengapa Paulus
dan Silas tetap berada dalam penjara meskipun pintu-pintu penjara terbuka?
Mengapa mereka mencegah saya bunuh diri padahal jika saya mati mereka akan
lebih bebas melarikan diri dari penjara? Apakah mereka tidak takut mati jika
tetap dalam penjara? Semua pertanyaan itu berkecamuk dalam benak si kepala
penjara. Si kepala penjara pun merasa lega ketika semua pertanyaan itu terjawab
saat ia bercakap-cakap dengan Paulus dan Silas.

Bagi Paulus dan Silas, kesengsaraan yang mereka alami tidak seberapa dibanding
dengan rahmat yang telah mereka terima. Mereka percaya bahwa Yesus, yang
mereka ikuti, adalah Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia karena
26
kasih-Nya kepada manusia. Paulus pun menceritakan kepadanya, si kepala
penjara, bagaimana dia mengalami kasih dari Yesus Kristus. Yesus Kristus,
dengan kuasa-Nya, bisa saja membuat dia celaka atau binasa ketika Paulus
mengejar-ngejar dan membunuh para pengikut-Nya. Tetapi, Dia tidak melakukan
itu. Ia justru menyadarkan Paulus bahwa para pengikut-Nya memilih jalan yang
benar. Mereka mengikuti Allah yang adalah kasih. Allah yang menjelma menjadi
manusia. Allah yang merasakan kesengsaraan dan kematian manusia. Namun,
Allah yang mati seperti manusia ini juga adalah Allah yang bangkit dari
kematian. Allah yang juga memberikan kehidupan kekal dan kebangkitan kepada
semua orang yang percaya kepada-Nya. Karena itu bagi Paulus dan Silas, hidup
dan mati adalah Kristus. Mereka hidup bagi Kristus dan kematian akan
menyatukan mereka dengan kebangkitan Kristus.

Si kepala penjara kagum dengan apa yang diceritakan oleh Paulus dan Silas. Ia
pun ingin selamat, bukan selamat secara duniawi tetapi selamat di akherat. Ia
ingin anggota keluarganya pun memperoleh keselamatan dari Kristus. Si kepala
penjara pun dengan penuh sukacita beriman kepada Kristus dan mengajak
seluruh keluarga dibaptis.

Pertanyaan Reflektif dan Sharing


1. Jika Anda menjadi kepala penjara seperti kisah di atas, apakah Anda akan
melakukan yang sama dengan dia? Mengapa?
2. Ceritakan pengalaman iman yang membuat Anda bangga sebagai orang
Katolik!
3. Sebagai suami atau istri keluarga Katolik, apakah Anda sudah menjadi
teladan yang baik dalam hidup beriman bagi anak-anak atau anggota
keluarga yang lain?
4. Ceritakan susah dan senangnya Anda dalam mendidik iman bagi anak-anak
di keluarga kalian!

Aksi Nyata
Buatlah kesepakatan aksi nyata untuk membangun kehidupan beriman dalam
keluarga. Misalnya, setiap keluarga mengadakan doa rosario bersama di keluarga
masing-masing, makan dan doa bersama, mengajari anak berdoa sebelum tidur,
mendampingi anak-anak ketika ikut bina iman, dll.

DOA UMAT
(Umat diberi kesempatan untuk berdoa secara spontan. Doa umat di sini sifatnya
tawaran)

27
P: Marilah kita panjatkan doa-doa permohonan kita. Semoga Allah yang
Mahabaik mendengarkan dan mengabulkan doa-doa kita:

P: Allah Bapa yang Mahakasih, kebaikan-Mu tidak mengenal batas. Engkau


selalu mencintai dan memberikan hal terbaik yang kami perlukan dalam hidup
kami. Kami bersyukur atas panggilan hidup sebagai orang tua yang Engkau
berikan kepada kami. Bantulah dengan rahmat-Mu agar kami mampu
melaksanakan tugas-tugas kami sebagai orang tua dalam mendidik anak-anak
kami. Kami mohon....
U: Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan

P: Ya Allah, berkatilah anak-anak kami agar hati mereka terbuka untuk


mengikuti bimbingan kami: tuduk, patuh dan bertekun dalam pendidikan,
nasehat, dan pengajaran iman yang kami berikan sehingga mereka sungguh dapat
berkembang dalam iman, harapan, dan kasih sebagaimana yang telah diajarkan
Putera-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus. Kami mohon....
U: Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan

P: Bapa, Utuslah Roh-Mu kepada keluarga-keluarga umat-Mu yang saat ini


sedang mengalami krisis iman. Semoga terang Roh Kudus memulihkan dan
meneguhkan iman mereka sehingga mereka kembali beriman kepada Putra-Mu,
Tuhan kami Yesus Kristus. Kami mohon....
U: Kabulkanlah doa kami Ya Tuhan

P: Marilah kita persatukan seluruh doa kita dengan yang diajarkan Tuhan kita
Yesus Kristus.

BAPA KAMI
P Bapa kami yang ada di Surga....

DOA PENEGUHAN

P Marilah kita doakan bersama Doa Tahun Keluarga

Allah Bapa mahakasih, Engkau menciptakan manusia dan menghimpunnya


menjadi keluarga dalam ikatan cintakasih sejati. Kami bersyukur kepada-Mu atas
keluarga yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Kami mohon kepada-Mu
supaya semakin menguatkan ikatan kami sebagai keluarga, agar kami menjadi
keluarga yang bersehati dan saling mendukung satu sama lain dalam iman,
harapan dan kasih.

Kami mohon rahmat-Mu, agar kami senantiasa mampu merajut hubungan yang
erat dalam doa agar rumah kami menjadi tempat di mana kami bisa berkumpul
28
untuk menemukan kehadiran-Mu dan menyampaikan segala pujian, rasa syukur,
kebutuhan dan kekhawatiran kami kepada-Mu. Sebab, ketika keluarga berdoa
bersama, akan tetap bersama.

Semoga kasih-Mu yang nyata dalam diri Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami,
yang juga berkenan hadir di tengah keluarga, membuat kami sebagai keluarga
semakin bersemangat dalam menghidupi kasih-Mu dengan saling memberikan
teladan hidup yang baik, setia, mau berkorban dan murah hati supaya keluarga
kami sungguh menjadi gereja rumah tangga yang mampu mencerminkan kasih-
Mu di dunia ini.

Doa ini kami haturkan kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-
Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan
Roh Kudus, kini dan dan sepanjang segala masa. Amin

Bunda Maria, lindungilah keluarga kami dengan mantel keibuanmu. Amin


1x Salam Maria

BERKAT PENUTUP

P : Saudara-saudari terkasih, sebelum mengakhiri pertemuan ini marilah kita


menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan

P Semoga Tuhan beserta kita


U Sekarang dan selama-lamanya

P Semoga kita sekalian, anggota keluarga kita, rencana-rencana hidup dan


pekerjaan kita selalu dibimbing, dilindungi dan diberkati oleh Allah Yang
Maha Kuasa, dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus
U Amin

P Saudara/i sekalian, marilah kita pulang dan mengamalkan niat-niat baik kita,
agar hidup kita selalu diliputi damai sejati.
U Syukur kepada Alllah

Lagu Penutup

29
30
PERTEMUAN 4

IBADAT KELUARGA
“Keluarga Bertumbuh Dalam Rencana Allah”

PERSIAPAN
Sebelum Ibadat dimulai hendaknya dipersiapkan terlebih dahulu perlengkapan
seperti:
 Meja altar kecil yang diatasnya terdapat salib, dan lilin,
 Madah Bakti atau Puji Syukur serta Alkitab
 Lingkaran Corona Adven (bila ada) diletakkan terpisah dari meja.
 Lilin 1,2, dan 3 pada Corona adven sudah dinyalakan
 Sedapat mungkin ada kandang atau gua natal yang sudah dibuat lengkap
dengan bayi Yesus, Maria dan Yusuf serta patung dan hiasan natal lainnya.
 Hendaknya juga dibagi tugas-tugas seperti: memimpin lagu, membaca firman
Tuhan, doa permohonan dan penyalaan lilin pada Corona Adven.
 Salah satu anggota keluarga memimpin Ibadat Keluarga.

PEMBUKA
31
Lagu pembuka
(dipilih lagu masa Adven atau lagu lainnya yang sesuai tema)

Tanda salib dan Salam


P Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U Amin
P Semoga kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah,
dan persekutuan Roh Kudus beserta kita
U Sekarang dan selama-lamanya.

Pengantar
Bapak dan Ibu serta anak-anak ku sekalian yang terkasih,
Kita sudah memasuki masa adven yang keempat, yang berarti bahwa kelahiran
Yesus di tengah keluarga kita sudah dekat. Kita sekeluarga berkumpul bersama
untuk bersyukur akan lahirnya Sang Juru selamat, sekaligus kita songsong
kelahiran-Nya dengan semangat cinta kasih dan tobat dalam keluarga kita agar
semakin layak dan pantas menyambut-Nya. Sehingga pada saatnya kita semua
boleh merayakan Natal dengan penuh rasa syukur dan sukacita.
Dalam ibadat bersama ini kita semua diajak untuk merenungkan perjalanan hidup
bersama kita dalam terang kasih Tuhan yang menyertai keluarga kita. Melalui
inspirasi perjalanan hidup Keluarga Kudus Nasaret kita akan menghayati
paggilan kita baik sebagai seorang ayah, ibu, atau anak di tengah keluarga.
Biarlah rencana Tuhan menuntun hidup kita, agar dalam menjawab panggilan-
Nya terarah pada terang kebenaran sejati.
Maka marilah kita hening sejenak untuk menyadari kehadiran Tuhan di tengah
keluarga dengan menyalakan lilin adven yang ke empat.

Penyalaan Lilin Adven


(Salah seorang anggota keluarga menyalakan lilin adven ke empat, lalu di
bacakan bersama doa berikut..)
Marilah berdoa bersama,
Ya Allah Sumber Terang Abadi, kami semua berkumpul merindukan
kedatangan-Mu. Laksana rusa merindukan air, demikian juga jiwaku rindu akan
Dikau. Hadirlah di tengah keluarga dan dalam hati kami masing-masing agar
seluruh anggota keluarga merasakan hangatnya cinta kasih-Mu yang tak pernah
padam. Semoga, seperti pancaran lilin adven ini, semangat panggilan di dalam
jiwa dan hati kami, Kau kobarkan sehingga kami mampu menjadi Gereja rumah
tangga di tengah masyarakat dengan memberikan pelayanan dan kesaksian
cintakasih bagi sesama supaya kami layak dan pantas menyambut kelahiran
Putra-Mu Yesus Kristus, Tuhan dan Juru selamat kami.
Amin.

Pernyataan Tobat
P Bapak dan Ibu serta anak-anak ku yang terkasih,
32
Tuhan sudah hadir di tengah kita. Marilah kita nyatakan sesal dan tobat kita
dengan memohon ampun kepada-Nya…
Saya mengaku
U kepada Allah yang Mahakuasa….
P (Dengan tangan terkatup, memohonkan absolusi dengan berkata.)
Semoga Allah memandang dan memperhatikan kita.
Semoga Ia menunjukkan kerelaan hati-Nya, serta memberikan
pengampunan dosa dan damai sejahtera kepada kita.
U Amin.

DOA PEMBUKA

P Marilah berdoa,
Allah Bapa yang Maha Pengasih dan Penyayang,
Kami bersyukur kepada-Mu atas teladan hidup yang telah ditunjukkan oleh
keluarga kudus di Nasareth. Mereka selalu berkumpul bersama untuk berdoa dan
merayakan ibadah di Bait suci-Mu, serta dalam menjalankan tugas perutusan-
Mu dengan setia.
Maka ajarilah kami seluruh anggota keluarga untuk selalu berjalan bersama
dalam doa dan ibadah, dalam suka dan duka menjalankan tugas panggilan hidup
kami masing-masing. Kami sekeluarga berserah diri pada -Mu, supaya mampu
bertumbuh sesuai rencana-Mu sendiri. Karena kami percaya bahwa Engkaulah
Allah penyelamat kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Putera-Mu, Tuhan
kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau, dalam persekutuan Roh
Kudus, Allah sepanjang segala masa.
U Amin.
BACAAN SABDA

Bacaan Kitab Suci


Pembacaan Injil Lukas 2: 41-52 ( Yesus pada umur dua belas tahun dalam
Bait Allah )

Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah.
Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem
seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika
mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang
tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada diantara orang-orang
seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari seperjalanan jauhnya, lalu
mencari Dia diantara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak
menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambal terus mencari Dia.
Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di
tengah-tengah alim ulama, sambal mendengarkan mereka dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia
sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan
ketika orang tua-Nya melihat Dia , tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya:
33
“Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku
dengan cemas mencari Engkau.” Jawab-Nya kepada mereka: “ Mengapa kamu
mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah
Bapa Ku? Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.
Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam
asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya, dan besar-Nya,
dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

Demikianlah Sabda Tuhan.


U: Terpujilah Kristus.

Renungan Singkat
(Pemandu menceritakan kisah berikut ini untuk membantu umat merefleksikan
Sabda yang baru didengarkan)
Bapak dan ibu serta anak-anak ku yang dikasihi Tuhan.
Dalam bacaan Injil tadi kita telah mendengarkan kisah tentang Bapa Yusuf dan
Bunda Maria yang membawa serta Yesus pergi ke Yerusalem untuk beribadah
bersama di Bait Allah. Waktu itu adalah Perayaan Paskah (Yahudi), di mana
banyak orang berkumpul dari berbagai suku untuk beribadah. Jadi suasananya
sungguh amat ramai di seputaran Bait Allah itu. Dan ketika hendak pulang,
Yesus sempat menghilang sehingga Yusuf dan Maria menjadi khawatir. Setelah
masa pencarian selama tiga hari, Yesus ditemukan dalam Bait Allah sedang
bersoaljawab dengan para alim ulama.

Ada beberapa hal menarik yang dapat kita temukan sebagai sarana pendewasaan
iman kita dalam hidup rumah tangga kita.
Pertama, kebersamaan keluarga dalam doa dan ibadah yang ditunjukkan oleh
keluarga kudus itu. Mereka bahkan rela berjalan bersama selama berhari-hari
menempuh perjalanan menuju Yerusalem ke Bait Allah. Tentu tidak mudah,
dibutuhkan pengorbanan waktu dan tenaga, bahkan mungkin juga biaya. Namun
dengan berjalan bersama, rasa lelah dan waktu yang lama menjadi pejalanan
yang justru menyenangkan, ada sukacita setelah sampai pada tujuan. Kita pun
diajak berjalan bersama dalam mengarungi suka duka membangun bahtera
keluarga agar bersama Tuhan Yesus sampai pada tujuan hidup yang sejati yaitu
kebahagiaan surgawi.

Kedua, rasa tanggungjawab Yusuf dan Maria ketika mendapati Yesus tidak ada
bersama mereka dalam perjalanan pulang. Rasa khawatir dan cemas membuat
mereka mencari Yesus kemana-mana sampai mereka menemukan-Nya di Bait
Allah. Yang perlu direnungkan sebagai orang tua adalah rasa tanggungjawab
orang tua terhadap anak. Orang tua mana yang tidak takut kehilangan anaknya?
Namun zaman sekarang justru banyak kalangan orang tua yang terkikis rasa
khawatir dan cemasnya karena seringkali tidak hadir dalam tumbuh kembang
anak-anaknya. Kemajuan teknologi komunikasi dan Informasi (Smarthphone)
34
memperparah hubungan pribadi antara orang tua dan anak, karena dalam banyak
hal menjadi asyik dengan dirinya sendiri, yang membuat mereka semakin egois,
acuh dan tak peduli terhadap orang lain bahkan keluarga sendiri.

Ketiga, di kisahkan dalam Lukas 2:52 bahwa Yesus makin bertambah besar dan
bertambah hikmat-Nya, dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan
manusia. Dari ayat ini dapat kita ambil hikmahnya bahwa peranan orang tua
dalam menghantarkan anak-anak pada proses pendewasaan diri baik secara fisik
maupun rohaninya. Seringkali orang tua cenderung terlalu menekankan pada segi
kecerdasan otak dan mengejar keilmuan sebagai sarana mendapatkan karier yang
baik, jabatan yang prestisius dan kekayaan materi. Namun mereka lupa segi-segi
rohani, iman dan mental yang kuat untuk mengarungi hidup. Sehingga ketika
badai datang, seringkali mereka tidak sanggup menghadapinya dengan memilih
jalan pintas, “keluar pagar” (pindah agama) dan mencari pelarian yang justru
memperparah persoalan. Mental anak-anak kita tidak tangguh, spiritnya
memudar, mudah putus asa dan tidak tegar menghadapi tantangan. Sebagai anak,
baik kalau dalam masa pertumbuhan diri juga menimba hal-hal rohani dari ajaran
Yesus agar dalam mengarungi masa depan dapat tegar menghadapi tantangan dan
tidak berputus asa bila ada kesulitan.

Bapak, dan ibu serta anak-anak ku yang baik,


Marilah kita hening sejenak, untuk menimba spiritualitas cara hidup keluarga
kudus yang baru saja kita baca dan renungkan. Sebagai anggota keluarga baiklah
kita masing-masing merenungkan peran kita masing-masing untuk kemudian
bersatu; sehati sejiwa dan sepikir mengarahkan pandangan hidup kita pada
rencana Tuhan.
( hening sejenak..)

Doa Anggota Keluarga


(Doa-doa di bawah ini disesuaikan dengan kondisi anggota keluarga masing-
masing. Misal: tidak ada kakek-nenek dalam keluarga, doa kakek-nenek bisa
dilewati)

P Saudara-saudari sekalian, sekarang marilah kita masing-masing anggota keluarga


berdoa kepada Tuhan Yesus yang hadir di tengah kita:

Tuhan Yesus Allah yang Mahabaik, Engkau pernah hadir di tengah keluarga
Yusuf dan Maria. Tumbuh bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya, dan
besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Dengan keyakinan yang
sungguh kami pun percaya bahwa Engkau hadir pula di tengah keluarga kami,
maka dengan penuh harap dengar dan kabulkanlah doa-doa keluarga kami.
Doa Kakek atau nenek/para lansia;
Tuhan Yesus Maha Pengasih dan Penyayang,

35
Di usia yang semakin lanjut ini, tentu saja tenaga dan pikiran kami sudah
semakin berkurang. Kegiatan sehari-hari pun tak selincah dulu lagi. Hanya
beraktivitas di sekitaran rumah, itupun yang ringan-ringan saja. Namun demikian
keinginan kami untuk mengabdi pada keluarga masih menyala dan jiwa
pelayanan belumlah memudar. Berilah semangat dan daya untuk bisa mandiri
dalam melakukan kegiatan harian dan bahkan melayani sebisa mungkin yang
dapat kami kerjakan. Jadikan kami pendoa yang baik bagi anak dan cucu agar
mereka bertumbuh menjadi pribadi yang berguna bagi banyak orang. Berilah
kami kesehatan yang baik, hidup penuh rasa syukur dan menikmati hari tua
dengan penuh sukacita.
Marilah kita mohon...
U Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Doa seorang bapak


Tuhan Yesus yang Mahabijaksana
Sebagai seorang bapak yang menjadi kepala rumah tangga, aku mempunyai
tanggungjawab yang besar, terutama dalam mencari nafkah untuk mencukupi
kebutuhan keluarga. Kadang merasa masih belum cukup, sebab sekarang hidup
semakin sulit barang-barang kebutuhan kian melonjak mahal. Sementara
pendapatan dan usaha tak seimbang dengan pengeluaran. Maka di tengah
kesulitan ini ajarilah kami untuk senantiasa bertindak bijak dalam mengatasi
segala hal. Bantulah agar rasa syukur senantiasa menjadi semangat dan doa-doa
menjadi harapan untuk masa depan. Semoga dengan bantuan Roh Kudus-Mu,
kami etap semangat dalam karya, melayani dan mengasihi anggota keluarga atas
dasar kasih sejati. Semoga rejeki yang cukup selalu mengalir dalam keluarga
kami, dan keharmonisan selalu terjaga dengan baik. Mampukan aku
menghantarkan seluruh anggota keluarga agar senantiasa hidup terarah pada
kehendak-Mu sendiri.
Marilah kita mohon...
U Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Doa seorang Ibu


Tuhan Yesus yang selalu mengasihi,
Sebagai seorang ibu ajarilah aku untuk selalu menerima setiap persoalan dengan
hati sabar dan rendah hati. Mampu mendidik dan mendampingi anak-anak dalam
proses pendewasaan baik jasmani maupun rohani, santun bertutur kata dan
menghargai sesama sebagai pribadi yang bermartabat. Semoga aku lebih giat lagi
dalam pelayanan kepada orang tua, suami dan anak-anak dengan tulus hati.
Jauhkanlah selalu keluarga kami dari segala penyakit, musibah dan bencana
sebab Engkaulah benteng yang kuat bagi keselamatan kami. Akhirnya aku
berharap agar selaku orangtua mampu menjadi teladan yang baik bagi anak-anak,
menyayangi mereka dan mengarahkannya pada masa depan yang lebih baik.
Marilah kita mohon...
U Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

36
Doa Anak ( Usia Muda )
Tuhan Yesus yang Mahaperkasa,
Kami bersyukur atas rahmat kasih-Mu sehingga kami boleh bertumbuh dalam
ikatan keluarga yang selalu mengandalkan-Mu. Engkau mengetahui bahwa di
kalangan orang muda banyak yang justru mengarahkan pandangan pada masa
depan dunia dan melupakan kuasa-Mu. Kami sendiri kadang sulit menghindar
dari pengaruh pergaulan yang kurang sehat. Maka dalam kesempatan ini kami
memohon pertolongan-Mu untuk orang muda katolik, supaya mereka juga
menyertakan dan mengandalkan Engkau dalam perjuangan hidupnya. Jagailah
mereka supaya tetap berada dalam kawanan-Mu. Sementara dari pihakku, aku
akan berusaha sebaik mungkin untuk mengukir masa depan yang cerah tekun,
kerja keras, disiplin dan jujur. Doronglah aku selalu untuk setia pada ajaran dan
panggilan sebagai orang muda katolik. Semoga amanah dan nasehat baik kedua
orang tua ku dapat aku laksanakan melalui sikap, perkataan dan perbuatan baik
dalam hidup sehari-hari.
Marilah kita mohon...
U Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Doa Anak ( Usia anak atau remaja )
Ya Yesus yang manis, terima kasih Engkau memberikan kedua orang tua yang
baik, ayah dan ibu yang selalu memperhatikan dan mendampingi hidupku.
Walaupun kadang aku sering nakal, malas, dan tidak patuh pada nasehatnya,
tetapi mereka tetap menyayangiku. Maka aku mohon kepada Mu ya Yesus yang
baik, berikanlah orangtuaku kesehatan, kerukunan serta rejeki yang berlimpah.
Aku akan rajin belajar dan membantu orangtua di tengah kesibukannya serta
berusaha mentaati nasehatnya.
Marilah kita mohon...
U Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Marilah kita berdoa bersama,


Tuhan Yesus sumber cinta kasih sejati, kami bersyukur telah Kau satukan dalam
satu ikatan keluarga besar. Kami semua menyadari, bahwa karena kasih dan
bimbingan-Mu, kami dapat menempuh perjalanan dengan begitu banyak
pengalaman hidup yang membahagiakan, walaupun kadang ada sedikit
penderitaan. Kami dapat melewati hari-hari kami dalam untung dan malang, suka
dan duka. Berkat rahmat kesetiaan yang Engkau berikan kami mampu tetap
berpegang teguh pada ajaran-Mu. Dalam kerapuhan pribadi kami masing-masing
mohon pendampingan dan bimbingan-Mu untuk perjalanan hidup keluarga kami
di masa depan agar agar tetap berada dalam tuntunan rahmat kasih-Mu sendiri.
Sebab kami semua percaya bahwa Engkau akan memberikan yang terbaik serta
rencana-Mu selalu indah buat kami semua. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan
pengantara kami.
Amin.

Bapa Kami
37
P Marilah kita satukan semua doa dan pengharapan kita dengan doa yang diajarkan
Tuhan Yesus kepada kita…
( diucapkan dengan saling berpegangan tangan)
Bapa kami yang ada di surga..

DOA PENEGUHAN

P Marilah kita doakan bersama Doa Tahun Keluarga

Allah Bapa mahakasih, Engkau menciptakan manusia dan menghimpunnya


menjadi keluarga dalam ikatan cintakasih sejati. Kami bersyukur kepada-Mu atas
keluarga yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Kami mohon kepada-Mu
supaya semakin menguatkan ikatan kami sebagai keluarga, agar kami menjadi
keluarga yang bersehati dan saling mendukung satu sama lain dalam iman,
harapan dan kasih.

Kami mohon rahmat-Mu, agar kami senantiasa mampu merajut hubungan yang
erat dalam doa agar rumah kami menjadi tempat di mana kami bisa berkumpul
untuk menemukan kehadiran-Mu dan menyampaikan segala pujian, rasa syukur,
kebutuhan dan kekhawatiran kami kepada-Mu. Sebab, ketika keluarga berdoa
bersama, akan tetap bersama.

Semoga kasih-Mu yang nyata dalam diri Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan kami,
yang juga berkenan hadir di tengah keluarga, membuat kami sebagai keluarga
semakin bersemangat dalam menghidupi kasih-Mu dengan saling memberikan
teladan hidup yang baik, setia, mau berkorban dan murah hati supaya keluarga
kami sungguh menjadi gereja rumah tangga yang mampu mencerminkan kasih-
Mu di dunia ini.

Doa ini kami haturkan kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-
Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan
Roh Kudus, kini dan dan sepanjang segala masa. Amin

Bunda Maria, lindungilah keluarga kami dengan mantel keibuanmu. Amin


1x Salam Maria

Mohon berkat Tuhan


P Bapak, Ibu dan anak-anak ku yang terkasih,
Kehendak Allah Bapa adalah kebahagiaan kita, dan kebahagiaan kita
adalah kesatuan hidup dengan Yesus Kristus. Dari sebab itu marilah kita
menundukkan kepala untuk mohon berkat-Nya.
( Dengan tangan terkatup, bapa keluarga memohon berkat Tuhan)
P Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi dan menyertai dalam hidup
keluarga kita
(P+U) dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, Amin.
38
Pengutusan
P Bapak, ibu dan anak-anak, ibadat keluarga dalam rangka Adven ke empat
menyongsong natal kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus telah selesai.
U Syukur kepada Allah
P Marilah kita pergi, kita sambut dan wartakan kedatangan Sang Emanuel
dengan hati gembira.
U Amin.

Lagu Penutup
(dipilih lagu yang sesuai)

LOGO TAHUN KELUARGA


KEUSKUPAN AGUNG PALEMBANG
2024

39
A. PENJELASAN BAGIAN-BAGIAN.
1. Secara umum, logo menggambarkan rumah dengan salib sebagai penyangga utama
yang bertumpu pada kasih. Di dalam rumah tersebut terdapat lima orang, dan melekat
pada rumah tersebut adalah sebuah roda serta ranting yang berbuah anggur.
2. Tiang dan atap rumah (warna cream tua) melambangkan keluarga sebagai Gereja
rumah tangga.
3. Salib (warna coklat tua) yang menyangga rumah menunjuk pada Salib Kristus sebagai
penyangga atau kekuatan keluarga.
4. Hati (dalam warna hijau tua dan muda) yang menjadi dasar tumpuan salib dan rumah
menggambarkan kasih Allah pada manusia dan kasih sebagai dasar hidup berkeluarga.
Hati yang terbagi dalam dua bagian dan dua warna juga menekankan pada dua pribadi
(suami-istri) yang kendati dua pribadi berbeda yang tak sempurna, namun membentuk
satu kesatuan kasih.
5. Lima orang yang menunjuk pada keluarga kristiani (bapak-ibu dan tiga anaknya).
6. Roda menggambarkan keluarga yang berjalan bersama dalam kebersamaan penuh
kasih.
7. Riak air melambangkan riak-riak kehidupan. Riak berjumlah enam dan ruji (no. 6)
berjumlah enam yang ketika disatukan akan berjumlah dua belas. Hal ini menunjuk
pada dua belas bulan. Tahun keluarga akan berlangsung selama dua belas bulan atau
satu tahun.
8. Jembatan Ampera sebagai maskot kota palembang hendak menunjuk pada Keuskupan
Agung Palembang.
9. Buah anggur berjumlah lima sebagai lima tugas Gereja: Koinonia, Liturgia, Kerygma,
Diakonia, Martyria.
10.Tema tahun keluarga: Keluarga Kristiani sebagai Gereja Rumah Tangga.
11.Tulisan Keuskupan Agung Palembang 2024, Tahun Keluarga.

B. MAKNA
40
Melalui logo ini, ditunjukkan bahwa pada tahun keluarga yang ditetapkan oleh
Keuskupan Agung Palembang untuk tahun 2024, setiap keluarga di KAPal saling berjalan
bersama dalam menghidupi identitasnya sebagai Gereja Rumah Tangga yang semakin
beriman dengan mendasarkan hidupnya pada Kasih Kristus. Iman akan Kristus
mendorong keluarga-keluarga untuk semakin bersehati (koinonia), tekun dalam doa
(liturgi), saling mewujudkan iman (kerygma), saling melayani (diakonia) dan akhirnya
semakin mampu bersaksi (martyria) kendati menghadapi riak-riak kehidupan yang tidak
selalu mudah.

DAFTAR ISI
Pengantar……………………………………………………………………………….. hal. 2
Gagasan Dasar……………………………………………………………………….…..hal. 3
Daftar Singkatan…………………………………………………………………………hal. 6
Pertemuan Adven 1. ………………………………………………………………..........hal. 8
Pertemuan Adven 2. ……………………………………………………………………..hal. 16
Pertemuan Adven 3………………………………………………………………………hal. 24
Pertemuan Adven 4: Ibadat Keluarga……………………………………………………hal. 31
Makna Logo Tahun Keluarga …………………………………………………………...hal. 39
Daftar Isi …………………………………………………………………………………hal. 41

41

Anda mungkin juga menyukai