Pengantar
Tak terasa waktu berjalan, hingga kita sudah memasuki masa Adven.
Peristiwa kelahiran Yesus – Sang Sabda telah menjadi Manusia – bagi
umat Katolik sangat di hati. Masa Adven sebagai masa persiapan
kedatangan Tuhan ke dalam dunia. Kata Adven, berasal dari kata Adventus
(bahasa Latin), yang artinya kedatangan. Oleh karenanya, masa adven
menjadi saat persiapan akan kedatangan Tuhan di satu sisi, di sisi lain
sebagai ungkapan iman akan Tuhan Yesus yang hadir sekarang sekaligus
ungkapan penantian harapan akan kedatangan-Nya yang kedua – akhir
zaman, eskatologis.
1|A d ven 2 0 1 9 - P en d a l a ma n L i n g k u n g a n
Tema yang harapannya direnungkan selama 4 pekan masa Adven:
1. Locus “Firman telah menjadi Manusia”: Keluarga (Lukas 2: 1 – 7)
2. Fokus: Ecclesia Domestica (Lukas 2: 41 – 52)
3. Subyek “Mezbah Keluarga”: Aku dan Seisi Rumahku (Kej 8: 20 – 9:
1)
4. Membangun Mezbah Keluarga (II Timotius 3: 10 – 17)
2|A d ven 2 0 1 9 - P en d a l a ma n L i n g k u n g a n
Locus “Firman Telah Menjadi Manusia”: Keluarga
(Lukas 2: 1 – 7)
Bicara soal Keluarga itu penting dan selalu menarik. Keluarga begitu
berperan penting dalam kehidupan manusia baru. Keluarga menjadi locus
bagi tumbuh kembang manusia baru yang terlahirkan. “Firman itu telah
menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1: 14).
Keluarga Yusuf dan Maria di Nazaret menjadi locus Sang Sabda yang telah
menjadi Manusia itu (Lukas 2: 1 – 7).
3|A d ven 2 0 1 9 - P en d a l a ma n L i n g k u n g a n
Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1656 ditegaskan bahwa,
“Dewasa ini, di suatu dunia yang sering kali berada jauh dari iman atau
malahan bermusuhan, keluarga-keluarga Kristen itu sangat penting
sebagai pusat suatu iman yang hidup dan meyakinkan. Karena itu Konsili
Vatikan II menamakan keluarga menurut sebuah ungkapan tua "Ecclesia
Domestica" [Gereja-Rumah Tangga] (Lumen Gentium, LG 11. Bdk. FC art.
21). Dalam pangkuan keluarga, "Hendaknya orang-tua dengan perkataan
maupun teladan menjadi pewarta iman pertama bagi anak-anak mereka;
orang-tua wajib memelihara panggilan mereka masing-masing, secara
istimewa panggilan rohani" (LG 11, 2).
4|A d ven 2 0 1 9 - P en d a l a ma n L i n g k u n g a n
dengan berjuang menghadapi semua problematika manusiawi zaman ini.
“Tidak ada seorang pun di dunia tanpa keluarga. Gereja adalah rumah
tangga dan keluarga bagi siapa pun juga, khususnya bagi mereka yang
letih lesu dan berbeban berat” (FC art. 85).
Begitu mendasarnya peran keluarga ini, maka para Paus pun tanpa henti
menyerukan panggilan dasar keluarga bagi seluruh Gereja dan tanpa henti
mempertahankan pandangan tradisional Kristen tentang perkawinan.
Seruan mereka senantiasa bergaung sebagai motivasi dan dukungan bagi
keluarga-keluarga untuk setia berpegang pada panggilan dasarnya, tempat
menyemai benih-benih rahmat kebajikan dalam diri setiap anggotanya.
Inilah tempat pendidikan doa yang pertama. Doa sehari-hari dalam
keluarga adalah kesaksian pertama untuk ingatan Gereja yang hidup, yang
dibangkitkan dengan kesabaran oleh Roh Kudus (KGK no. 2685).
5|A d ven 2 0 1 9 - P en d a l a ma n L i n g k u n g a n
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, mari kita selalu ingat pesan
Paus Fransiskus dalam World Meeting of Families 2015 di Philadelphia,
Amerika Serikat. “Keluarga adalah, ... pabrik harapan, hidup, dan
kebangkitan. Allahlah yang membuka jalan itu. ... Dalam keluarga, anak-
anak kadang membuat pusing. ... dalam keluarga, selalu ada salib. Karena
kasih Allah, Sang Putra membuka jalan itu. Meski dalam keluarga selalu
ada salib, ada pula kebangkitan”.
Setiap keluarga menjadi sebuah Rumah Tangga bilamana keluarga itu ada
yang mengepalai, sehingga ada istilah Kepala Keluarga. Sejak perjanjian
Lama, perjanjian Baru hingga sekarang ini, seorang Kepala Keluarga
pastilah seorang laki-laki. Keluarga di Nazaret terjadi juga demikian.
Keputusan yang diambil oleh Yusuf yang sedang bertunangan dengan
Maria – dengan bantuan Roh Kudus – berani mengambil keputusan untuk
terjadinya sebuah Keluarga (Lih. Matius 1:18–25). Keberanian dan
tanggung jawab Yusuf menjadi gambaran bagi setiap keluarga untuk
berani memulai meletakkan dasar bagi keluarga yang dipersembahkan
kepada Tuhan. Peran Kepala Keluarga menjadi penting di sini.
6|A d ven 2 0 1 9 - P en d a l a ma n L i n g k u n g a n
beribadah kepada TUHAN!” (Yosua 24: 15). Juga bagaimana sebuah
keluarga mengalami kehadiran Allah dalam hidupnya. Pengalaman
Keluarga Obed-Edom sebagai salah satu contohnya. “Sebab itu Daud tidak
mau memindahkan tabut TUHAN itu ke tempatnya, ke kota Daud, tetapi
Daud menyimpang dan membawanya ke rumah Obed-Edom, orang Gat
itu. Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom,
orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.”
Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: “TUHAN memberkati seisi
rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Allah
itu”. Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari rumah Obed-Edom
ke kota Daud dengan sukacita” (II Samuel 6: 10 – 12).
7|A d ven 2 0 1 9 - P en d a l a ma n L i n g k u n g a n
oleh Nuh: “Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala
binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram
diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran
di atas mezbah itu” (Kejadian 8: 20). Melalui mezbah ini, Nuh
mempersembahkan korban yang merupakan suatu penyembahan kepada
Tuhan. Yang menarik adalah mezbah ini didirikan oleh Nuh, tetapi sebagai
jawaban atas perbuatan Nuh, Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya
(Lih. Kejadian 9: 1 – 17). Jadi, mezbah yang didirikan Nuh bukanlah
mezbah pribadi tetapi Mezbah Keluarga.
Mezbah Keluarga adalah suatu tindakan yang diambil oleh seorang Bapa
untuk memimpin seluruh anggota keluarga agar menyembah dan
melayani Tuhan bersama-sama. Seorang bapa haruslah benar-benar
pemimpin rohani bagi keluarganya. Seorang Bapa haruslah memiliki dan
menanamkan tujuan, visi dan misi yang jelas, agar seluruh anggota dapat
menyembah dan melayani Tuhan bersama-sama sebagai suatu Tim.
Sebenarnya keluarga adalah Tim Pelayanan dengan kepemimpinan
seorang bapa.
Setiap kehidupan pasti ada hambatan atau tantangannya. Begitu juga saat
membangun mezbah, ada hal yang perlu kita sikapi dengan bijaksana.
Pertama, masing-masing anggota keluarga merasa sudah cukup rohani.
Mezbah keluarga bukan untuk membuat kita semakin rohani atau
berjumpa dengan Tuhan saja, tetapi membuat semua anggota keluarga
menjadi bersehati. Kedua, tidak mempunyai waktu: Sibuk dan Lelah.
Mezbah keluarga bukan untuk menunjukkan kita adalah keluarga yang
rohani, namun sebagai sarana untuk membangun hubungan yang intim
dengan Tuhan secara bersama-sama, juga sarana untuk membangun
tanggungjawab bersama dalam keluarga sebagai keluarga kokoh yang
tidak perpecah-pecah. Solusi yang bisa dilakukan untuk hambatan di atas
adalah: ❶Sebagai orang tua, kita harus memberikan kesan kepada anak-
anak kita bahwa waktu mezbah keluarga menjadi prioritas karena ini
perintah Allah. “...haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang
kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di
rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau
11 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
berbaring dan apabila engkau bangun” (Ulangan 6: 7) ❷ Mengajar dan
mengingatkan akan berkat-berkat Tuhan jika doa bersama kita berkenan
kepada Tuhan. Ketika anak-anak mulai mengerti manfaatnya dan bersedia
untuk mendukung mezbah keluarga, Tuhan pasti akan memberkati
keluarga kita dengan hadirat, damai sejahtera, kasih dan sukacita-Nya
ketika kita menyembah bersama. 60 menit setiap hari: Penyembahan
pribadi dan doa pribadi (10 menit); Membaca dan merenungkan Kitab Suci
secara pribadi (15 menit); Penyembahan bersama-sama (10 menit);
Membaca dan sharing Firman bersama-sama (15 menit); Saling
mendoakan dan berdoa bersama-sama (10 menit).
12 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
Selain menjadi rumah berkat, mezbah keluarga memberi dampak bagi
hidup pribadi dan keluarga. ① Hadirat Allah nyata dalam keluarga. Ada
kasih, suka cita, damai sejahtera dalam keluarga. Ada hubungan manis
antara Nuh dengan Tuhan (Bdk. Kejadian 8: 21). Bahagia itu sederhana:
perhatian yang penuh terhadap pasangannya (focused and undevided
attention). ②Berkat Allah nyata. Allah memberkati Nuh dan anak-
anaknya (Lih. Kejadian 9: 1). ③Hikmat dan tuntuan Allah bagi
kehidupan. Allah memberikan tuntunannya kepada Nuh (Lih. Kejadian 9: 1
– 9). ④Perlindungan dari serangan kuasa gelap. Allah yang melindungi
dan menjaga Nuh (Lih. Kejadian 9: 5). ⑤Janji Allah nyata dalam
kehidupan kita. Allah menyatakan perjanjiannya dengan Nuh, sejak itu
Nuh hidup dalam janji-janji Allah (Lih. Kejadian 9: 9 – 11). ⑥Keturunan
akan hidup dalam berkat perjanjian. Janji Tuhan kepada Nuh dan
keturunannya (Lih. Kejadian 9: 9). ⑦ Hidup dalam kekuatan anugerah
Tuhan yang luar biasa. Kekuatan ekstra di waktu menghadapi situasi
buruk. Kekuatan untuk melakukan perkara-perkara besar bersama Tuhan.
Nuh adalah orang yang pernah mengalami kekuatan anugerah Tuhan yang
luar biasa (Bdk. Kejadian 9: 1 – 17).
13 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
Pertemuan Minggu Adven I
Keluarga Sebagai Tempat Hadirnya Sabda Tuhan
(Luk 2: 1 – 7)
Tujuan:
1. Keluarga katolik semakin terbuka dan mengerti akan nilai-nilai
Kitab Suci.
2. Keluarga katolik semakin menyadari bahwa keluarga menjadi
tempat hadirnya Sabda Tuhan.
3. Keluarga katolik semakin bersyukur bahwa pondasi iman mereka
adalah Firman Tuhan.
Pengantar
Bapak/Ibu, Saudara/i yang terkasih dalam Kristus, selamat
memasuki masa Adven 2019 sekaligus memasuki Tahun Baru Liturgi. Kata
Adven berasal dari kata latin “Adventus” yang artinya kedatangan. Oleh
sebab itu, masa Adven menjadi masa persiapan akan kedatangan Tuhan
ke dalam dunia, sekaligus sebagai ungkapan iman akan Tuhan Yesus yang
hadir sekarang serta ungkapan penantian harapan akan kedatangan-Nya
yang kedua pada akhir zaman.
14 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
Sebagai kelanjutan tema ”Mempersembahkan Anak Sulung dan
Buah Bungaran” yang telah kita renungkan selama Tahun Liturgi 2018 –
2019, Tahun Liturgi 2019 – 2020 ini sebagai Tahun Cinta Kitab Suci sesuai
yang tertulis dalam Ardas Pastoral keuskupan kita.
Dalam masa Adven ini, kita diajak untuk merenungkan tema
“Membangun Mezbah Keluarga di Tahun Cinta Kitab Suci”. Tema ini akan
kita dalami dan renungkan dalam 4 pertemuan, yaitu:
Pertemuan I : Keluarga sebagai Tempat Hadirnya Sabda Tuhan (Luk 2:
1 – 7)
Pertemuan II : Terbangun sekolah Iman dan Sekolah Kemanusiaan
dalam Keluarga (Luk 2: 41 – 52)
Pertemuan III: Aku dan Seisi Rumahku menjadi Pelaku Firman (Yos
24: 14 – 15)
Pertemuan IV : Terlahirnya Mezbah dalam Keluarga Katolik (II Tim 3:
10 – 17)
Seruan Tobat
P : Saya mengaku, ….
P : Semoga Allah Bapa yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni
dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.
Doa Pembuka
P Marilah kita berdoa,
Allah Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur ke hadirat-Mu karena kami
dapat berhimpun di sini untuk mengawali masa Adven ini dengan
merenungkan sabda-Mu. Terangilah hati dan budi kami dengan cahaya
Roh-Mu agar kami mampu mengerti akan Sabda-Mu. Bantulah kami
agar semakin mencintai Kitab Suci serta mampu melakukan Sabda-Mu
dalam diri dan keluarga kami sehari-hari. Curahkanlah rahmat-Mu agar
kami mampu membangun keluarga kami di atas dasar Sabda-Mu.
Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U Amin
Bacaan Lukas 2: 1 – 7
P : Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Lukas (Lukas 2:1–7)
U : Dimuliakanlah Tuhan
16 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
1Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh
mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. 2Inilah pendaftaran yang
pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di
Siria. 3Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di
kotanya sendiri. 4Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke
Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, --karena ia berasal dari
keluarga dan keturunan Daud-- 5supaya didaftarkan bersama-sama
dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. 6Ketika mereka
di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, 7dan ia melahirkan
seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan
lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat
bagi mereka di rumah penginapan.
P : Demikianlah Injil Tuhan
U : Terpujilah Kristus
Peneguhan
Yusuf mendaftarkan keluarga kecilnya (Maria dan calon bayinya)
sebagai bagian keluarga besar Yusuf. Hal ini berarti secara resmi
pernikahan mereka disahkan secara sipil pada masa penjajahan
Romawi sebagai warga Betlehem. Betlehem juga biasa disebut sebagai
kota Daud. Isai orang tua Daud adalah orang Betlehem (1 Sam16: 1b),
17 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
masa kecil Daud di habiskan di kota ini sebagai penggembala kambing-
domba, Ia adalah bungsu dari delapan anak-anak Isai. Daud diurapi
menjadi raja Israel yang ke dua setelah Saul oleh Samuel dalam upacara
persembahan bagi Tuhan.
18 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
dokumen Konsili Vatikan II, “Doa harus menyertai pembacaan Kitab
Suci” (DV. 25).
Membangun Niat
P Setelah membaca dan merenungkan Sabda Tuhan, kini saatnya kita
menanggapi-Nya dengan membuat niat untuk diri pribadi maupun
untuk keluarga kita masing-masing.
Saat Hening …
Barangkali kita didorong untuk mulai membaca Kitab Suci secara
teratur dalam keluarga atau secara pribadi ..... berapa kali dan berapa
lama .... putuskan sendiri. Pilihlah waktu yang tepat dan hendaknya
setia mengikutinya.
Doa Umat
P Bapak, Ibu, dan Saudara/i yang terkasih, Allah adalah sumber hidup dan
kekuatan kita. Kepada-Nya kita menggantungkan seluruh hidup dan
keluarga kita. Marilah dengan rendah hati kita panjatkan syukur dan
permohonan kepada Bapa.
19 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
Bagi Para Pemimpin Gereja
Ya Bapa yang baik, berilah rahmat yang berlimpah kepada para
pemimpin Gereja-Mu dalam tugas pelayanan dan karya mereka.
Semoga mereka selalu mengusahakan hidup baik, bertindak bijaksana,
adil dan saleh. Semoga mereka mampu membangun jemaat sesuai
dengan kehendak-Mu. Marilah kita mohon…
Bapa Kami
P Marilah kita satukan segala syukur dan permohonan kita dengan doa
yang diajarkan Tuhan sendiri: Bapa Kami...
Doa Penutup
P Marilah kita berdoa,
Allah Bapa surgawi, pada kesempatan ini, kami bersyukur atas rahmat-
Mu, terlebih atas Sabda-Mu yang meneguhkan iman kami. Sabda-Mu
adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami. Semoga kami mampu
melaksanakan sabda-Mu dalam hidup kami sehari-hari. Mampukanlah
kami untuk menyingkirkan penghalang sabda-Mu. Ya Bapa, Bantulah
agar keluarga kami dapat meneladan Keluarga Kudus Nazaret dan
dapat bertumbuh menjadi garam dan terang dalam masyarakat. Semua
20 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
ini kami mohon kepada-Mu, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan
kami.
U Amin
21 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
Pertemuan Minggu Adven II
Terbangun Sekolah Iman dan Sekolah Kemanusiaan dalam Keluarga
(Lukas 2: 41 – 52)
Tujuan:
1. Semakin bertangung-jawabnya setiap suami dan istri untuk menjadi
pendidik pertama dan utama bagi anak-anak
2. Anak-anak semakin belajar menjadi pelaku firman dalam keluarga
3. Semakin terbangun Sekolah Iman dan Sekolah Kemanusiaan dalam
setiap Keluarga Katolik
Pengantar
Santo Yohanes Paulus II menyampaikan kepada setiap keluarga
Kristiani bagaimana bersikap dengan anak-anak yang dilahirkan dalam
keluarga mereka, “Khususnya dalam keluarga Kristianilah ... anak-anak
harus diajar sejak dini, menurut iman yang diterima dalam baptis, untuk
mempunyai PENGETAHUAN tentang Allah, BERSEMBAH SUJUD kepada-
Nya dan MENCINTAI sesama mereka” (FC No. 60). Tanggung jawab yang
sangat mendasar dan tak tergantikan bagi para suami dan isteri sebagai
orang tua untuk pendidikan anak-anak mereka. Para suami dan isteri
sebagai orang tua adalah pendidik utama dan pertama. Hal ini mau
ditegaskan bahwa tanggung jawab ini tidak bisa didelegasikan kepada
siapa pun dan juga tidak bisa dinomorduakan dengan pekerjaan atau
relasi lainnya.
Maka melanjutkan pertemuan Adven I tentang keluarga sebagai
tempat hadirnya Yesus – Sang Sabda yang telah menjadi Manusia – kita
22 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
hendak memasuki pertemuan Adven II ini. Tema Adven II adalah
“Terbangun Sekolah Iman dan Sekolah Kemanusiaan dalam Keluarga”.
Harapannya melalui pertemuan Adven II ini, kesadaran bersama bahwa
orang tua, suami dan isteri sebagai seorang pendidik (utama dan pertama)
dan anak-anak adalah pelajar yang baik, setia dan tekun di Sekolah Iman
dan Sekolah Kemanusiaan. Dari sanalah, terbangun sinergi orang tua dan
anak – sebagai pendidik dan yang dididik – yang sama-sama adalah pelaku
firman.
Seruan Tobat
P : Tuhan Yesus Kristus, Engkau adalah Kabar Baik dari Allah, hanya
melalui Engkaulah manusia dapat memperoleh kebahagian sejati.
Tuhan Kasihanilah kami...
23 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
Doa Pembuka
P Marilah kita berdoa,
Allah Bapa sumber kehidupan dan cinta kasih sejati, berkenanlah hadir
di tengah kami saat ini, terangilah hati dan pikiran kami dalam ibadat
dan permenungan adven minggu II ini, sehingga kami mampu
mendengarkan sabda-Mu sebagai suluh dan kekuatan kami.
Sentuhlah kepekaan hati kami agar kami semakin rendah hati
menerima penyegaran dan inspirasi tentang panggilan hidup kami
dalam keluarga dan komunitas. Dengan demikian kami semakin mampu
untuk mewujudkan tanggung jawab kami dalam sekolah iman dan
kemanusiaan dalam keluarga kami.
Dengan demikian kami dapat melaksanakan perutusan-Mu melalui
Sakramen Perkawinan Katolik kami. Ini semua kami panjatkan kepada-
Mu dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami, yang berkuasa bersama
Bapa dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala
masa.
U Amin
41 Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya
Paskah.
42 Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke
Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
43 Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang,
tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.
44 Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang
seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya,
lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
45 Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke
Yerusalem sambil terus mencari Dia.
24 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang
duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka
dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
47 Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-
Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.
48 Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu
kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat
demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari
Engkau."
49 Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah
kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"
50 Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada
mereka.
51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup
dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di
dalam hatinya.
52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan
besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
Pertanyaan Refleksi:
1. Bagaimana usaha dan ketaatan orang tua Yesus dalam merayakan hari
Raya keagamaan? Dan bagaimana cara mereka mewariskan nilai-nilai
luhur dalam tradisi?
2. Bagimana sikap yang dilakukan Yusuf dan Maria ketika Yesus tertinggal
di Bait Allah, apakah Yusuf dan Maria saling menyalahkan? Bagaimana
kita dalam mendidik anak, bila terjadi masalah terhadap anak, apakah
25 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
orang tua mendiskusikan mencari solusi bersama atau saling
menyalahkan?
Peneguhan :
Dalam hal membangun sekolah iman dan sekolah kemanusiaan dalam
keluarga ada beberapa hal yang pantas kita renungkan :
26 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
Nasehat Nabi Musa kepada Bangsa Israel yang termuat dalam Kitab
Kel. 13: 14 = menyerukan agar setiap keluarga membangun ibadah
keluarga. Ibadah kepada Tuhan bermula di rumah dan mencakup
seluruh anggota keluarga. Bagi Bangsa Israel, kehidupan keluarga dan
sekolah iman berkaitan sangat erat.
Doa Umat
P: Tuhan, Engkau telah mengajarkan kepada kami melalui orang kudus-
Mu, Santo Yohanes Paulus II, yang menyampaikan kepada setiap
keluarga Kristiani bagaimana bersikap terhadap anak-anak yang
dilahirkan dalam keluarga mereka. Anak-anak harus dilatih sejak dini,
menurut iman yang diterima dalam baptis, untuk mempunyai
PENGETAHUAN tentang Allah, BERSEMBAH SUJUD kepada-Nya dan
MENCINTAI sesama mereka”, maka dengan rendah hati kami mohon
kepada-Mu, berkenanlah mendengarkan doa-doa kami:
1. Allah Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur atas rahmat hidup
berkeluarga yang boleh kami bangun sampai kini. Kuatkanlah cintakasih
yang telah menyatukan kami satu sama lain sebagai suami-istri menjadi
kasih yang saling memberi, saling menerima dan saling
membahagiakan. Mampukanlah kami untuk terus menjaga
keharmonisan keluarga kami sehingga memungkinkan anak-anak kami
bertumbuh-kembang seturut kehendak-Mu. Marilah kita mohon ...
28 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
mencerminkan kesetiaan-Mu terhadap Gereja-Mu. Marilah kita
mohon ...
4. Allah Bapa sumber kasih sejati, ditengah arus deras zaman yang sering
kali mengikis nilai-nilai kemanusiaan, berikanlah kepada kami
kemampuan untuk terus berpegang teguh pada nilai-nilai injili,
sehingga kami selalu mempersembahkan yang terbaik bagi keluarga
dan pelaksanaan tugas tanggung jawab kami. Marilah kita mohon ...
Bapa Kami
Doa Ardas 2020: “Tahun Cinta Kitab Suci”
29 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
Doa Penutup
P Marilah kita berdoa,
Allah Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur dan berterima kasih
kepada-Mu karena rahmat dan Sabda-Mu yang kami terima.
Sadarkanlah kami bahwa mengimani-Mu berarti melaksanakan tugas
perutusan melakukan kebaikan kepada sesama dan seluruh anggota
keluarga serta komunitas kami. Sertailah kami agar senantiasa
bersikap rendah hati yang mau bersyukur atas semua yang kami
terima dari-Mu. Persembahan yang ingin kami hunjukkan kepada-Mu
adalah upaya-upaya kami mewujudkan sekolah iman dan
kemanusiaan di dalam keluarga kami. Maka berikanlah kekuatan Roh
Kudus-Mu kepada kami semua. Doa dan harapan ini kami haturkan
kepada-Mu, demi Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U Amin
30 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
Pertemuan Minggu Adven III
Aku dan Seisi Rumahku menjadi Pelaku Firman
(Yosua 24: 14 – 15)
Tujuan
1. Para suami atau ayah dalam setiap keluarga Katolik semakin
menyadari akan peran dan tanggung jawabnya sebagai kepala
keluarga
2. Para suami atau ayah semakin kreatif mengajak anggota keluarga
mencintai Kitab Suci
3. Terciptanya iman mendalam dan suasana akrab dalam keluarga
Katolik
Pengantar
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari terkasih. Pada hari ini kita berjumpa
kembali dalam pertemuan Adven minggu ketiga ini.
Kita mengenal sebuah ungkapan bijak, “Nemo dat quod non habet”:
(tidak dapat memberikan apa yang tidak dimiliki). Bagaimana mungkin kita
dapat memberikan CINTA, mengkomunikasikan IMAN, jika kita tidak
mempunyai dan menghidupinya. Setiap orang tua sudah punya modal
dasar yaitu cinta yang mempertemukan mereka dan iman yang
menyempurnakan cinta mereka. Di dalam keluarga bukan tingkat
pendidikan atau tingginya ilmu orang tua yang menjamin pendidikan anak,
tetapi KASIH dan IMAN yang diperlukan.
31 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
Semua adalah soal KETELADANAN. Belajar dari Keluarga-keluarga
di zaman Tuhan Yesus (Keluarga-keluarga Yahudi), bahwa keteladanan
bersumber dan berawal dari Kepala Keluarga, termasuk juga dalam hal
hidup rohani. Para suami atau ayah adalah IMAM bagi keluarga. Tentu
tidak mengurangi bahkan meniadakan peran dari seorang isteri atau Ibu
dalam keluarga, bahwa keluarga menjadi baik dan beriman terlihat dari
kehadiran atau figur seorang Ayah dalam setiap keluarga.
Maka dalam pertemuan Adven III ini, yang bertema: “Aku dan
Seisi Rumahku menjadi Pelaku Firman”, kita hendak bersyukur atas
tanggung jawab para suami atau ayah dalam keluarga Katolik. Bersyukur
karena mampu menciptakan suasana akrab dan dan kreatif mencintai
Kitab Suci sehingga menjadikan keluarga yang semakin beriman sebagai
persembahan hidup.
Oleh karena itu marilah saat ini kita mempersiapkan diri untuk
pertemuan pada hari ini. Kita hening sejenak mempersiapkan diri dan hati
kita, mengakui segala kelemahan dan dosa kita. (hening)
Doa Pembuka
P Marilah kita berdoa,
Ya Bapa, kami bersyukur atas kesempatan ini. Kami bersama-sama
boleh lebih mengenal Sabda-Mu sendiri dalam Kitab Suci, dan
membuat kami lebih mencintai Kitab Suci yang merupakan sumber
iman kami sebagai pengikut-Mu. Ya Bapa terangi akal budi kami dengan
Roh Kudus-Mu agar kami semakin mengenal kehendak-Mu melalui
Sabda Yesus dan akhirnya kami bisa melakukannya dalam kehidupan
sehari-hari terlebih dalam keluarga kami masing-masing. Limpahkan
rahmat-Mu pada kami yang berkumpul di tempat ini agar dapat
32 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
bersatu mengarahkan hati untuk mengikuti ibadat ini. Semoga Sabda-
Mu yang tertabur pada pertemuan ini dapat tumbuh subur dan
berbuah dalam diri kami agar kami lebih mengenal dan merasakan
kasih-Mu. Dan sepulangnya dari tempat ini kami boleh berbagi sukacita
dan damai-Mu bagi orang-orang sekitar kami. Kami juga berdoa bagi
saudara-saudari yang saat ini belum bisa hadir bersama dengan kami.
Berilah mereka kekuatan dan kehendak agar suatu saat bisa berkumpul
bersama kami dalam ibadat-ibadat selanjutnya. Ya Bapa, doa ini kami
sampaikan ke hadapan-Mu dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.
U Amin
24:14. Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-
Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang
kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai
Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.
24:15 Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada
TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah;
allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang
sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini.
Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN
33 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
4. Apakah tanggung jawab itu sudah ada di dalam keluarga Anda? Berikan
contohnya.
5. Sebagai Kepala keluarga, apa yang akan saudara lakukan dalam
menanggapi Tahun Cinta Kitab Suci ini? (macam-macam Kreatifitas).
Peneguhan
Setiap orang mempunyai kehendak bebas untuk memilih kepada
siapa ia beribadah dan melayani. Yosua mengajarkan bahwa
beribadah hendaknya pada Tuhan yang telah memberikan hidup
berlimpah rahmat. Maka ia, sebagai kepala keluarga bertanggung
jawab atas kehidupan rohani keluarganya dan ia ingin
keluarganya menikmati kelimpahan rahmat itu dengan mengajak
seluruh keluarganya beribadah pada Tuhan.
Santo Yosef sebagai Bapa Keluarga hadir sebagai pribadi yang setia
dan tulus ikhlas. Meski ia mendapati Maria sudah mengandung
34 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
dari Roh Kudus, ia tetap total menjadi seorang ayah. St. Yosep
memberi diri demi keutuhan dan perkembangan iman
keluarganya. Oleh karena itu setiap ayah atau suami dalam
keluarga dipanggil juga demikian, yakni mempunyai ketulusan hati
dan penyerahan diri yang utuh atas perwujudan peran ayah dan
suami dalam keluarga.
Seperti yang digambarkan juga pada kisah Nabi Nuh dalam Kitab
Perjanjian Lama dan pengalaman Keluarga Obed-Edom bahwa
Kepala Keluarga berperan sebagai penentu. Banyak peran suami
atau ayah di dalam keluarga antara lain sebagai teladan kehidupan
rohani, pemberi yang terbaik, pemberi kasih sayang, pelindung
keluarga, pemberi rasa damai, pembimbing dan banyak peran
lainnya tetapi perlu diingat pula peran suami atau ayah adalah
sebagai IMAM bagi keluarganya.
Doa Umat
P Ya Bapa, pada kesempatan ini kami juga hendak menghantar doa-doa
kami, berkenanlah Engkau mendengarkannya.
35 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
L Bagi Para Pemimpin Masyarakat
Ya Bapa, bimbinglah para Pemimpin masyarakat agar dapat mengambil
keputusan dengan bijaksana dan hanya untuk kepentingan masyarakat.
Semoga mereka juga dapat menjadi teladan bagi semua masyarakat.
Marilah kita mohon …
Doa Penutup
P Marilah kita berdoa,
Ya Bapa, kami berterima kasih dan bersyukur atas perjumpaan kami
dalam pertemuan ini. Kami bisa saling berbagi, menguatkan dan
meneguhkan. Semoga para ayah dan suami dapat meneladan para
ayah dan suami yang baik yang digambarkan dalam Kitab Suci. Ajarlah
kami untuk terus belajar menjadi pribadi yang semakin berkenan di
hadapan-Mu dan menjadi saksi bagi kemuliaan nama-Mu. Lindungilah
keluarga kami di mana pun berada dan jadikan keluarga kami sebagai
saksi cinta-Mu dan pembawa damai-Mu bagi orang-orang di sekitar
kami. Doa ini kami hantarkan ke hadapan Bapa dengan pengantaraan
Yesus Tuhan dan Juruselamat kami.
U Amin
Berkat Penutup
P Marilah kita mengakhiri ibadat ini dengan mohon berkat Tuhan.
Tuhan beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
P Semoga kita sekalian senantiasa dilindungi, dibimbing dan dilimpahi
berkat Allah yang mahakuasa: Dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh
Kudus.
U Amin
37 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
Pertemuan Minggu Adven IV
Terlahirnya Mezbah dalam Keluarga Katolik
(II Timotius 3: 10 – 17)
Tujuan:
1. Para Istri atau Ibu semakin mampu menjadi tempat lahirnya
kehidupan yang mencintai Kitab Suci
2. Terjadinya kebersamaan menyembah Tuhan dalam kepemimpinan
Kepala Keluarga
3. Terlahirnya Mezbah dalam setiap Keluarga Katolik
Lagu pembuka
Pilih yang sesuai dengan tema
Kata Pengantar
Mendung tak berarti Hujan. Ungkapan ini mau menegaskan
bahwa tidak semua mendung akan berakhir menjadi hujan. Senada
dengan itu, orang menjadi kenyang bukan karena dari roti atau makanan
saja tetapi juga dari setiap Sabda Tuhan yang didengar dan
dilaksanakannya. Bagi umat beriman, Sabda Allah atau Kitab Suci adalah
pedoman hidup: tuntunan ke arah hidup yang sejati (Mazmur 119:1–3);
hikmat dan menuntun ke arah keselamatan (2Tim 3:15); mengajar
manusia mengetahui kesalahan dan memperbaiki kelakuan sehingga
dapat kembali ke jalan yang benar (Tim 3: 16) dan memampukan manusia
membuat pembedaan mana kehendak Roh dan mana kehendak manusia
38 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
(Ibr 4:12–13). Dari semua itu menjadi jelas bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam Sabda Tuhan atau Kitab Suci semestinya terlahirkan
dalam kehidupan bersama di setiap keluarga Katolik.
Sebagaimana harapan Mgr. Yohanes Harun Yuwono, dalam
pertemuan Adven IV, pertemuan terakhir ini – “Terlahirnya Mezbah
dalam Keluarga Katolik”, kita hendak bersyukur bersama para Isteri atau
Ibu yang melahirkan kehidupan. “Mencintai Kitab Suci berarti juga
mencintai Yesus – Sang Sabda yang menjadi manusia – Wahyu Utama
Allah yang sesungguhnya kepada manusia.
Marilah menjadikan pribadi dan gaya hidup Yesus sebagai pedoman
dan gaya hidup kita” (kalimat terakhir Surat Gembala Tahun III ARDAS:
Tahun Cinta Kitab Suci). Inilah Mezbah Keluarga. Mezbah Keluarga
menjadi tempat persembahan yang harum untuk Tuhan. Mezbah Keluarga
menjadi gaya hidup keluarga-keluarga (Ayah, Ibu dan Anak-anak) Katolik.
Seruan Tobat
P : Saya mengaku, ...
P : Semoga Allah Bapa yang mahakuasa mengasihani kita,
mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.
Doa Pembuka
P Marilah kita berdoa,
Allah Bapa yang penuh belas kasih, sungguh suatu anugerah yang
membahagiakan kami, bahwa Engkau telah memberkati keluarga
kami dengan kelimpahan kasih-Mu. Utuslah Roh Kudus-Mu ke
tengah keluarga kami, agar kami mampu membangun keluarga
sebagai mezbah di hadapan-Mu, tempat dimana kekudusan
tumbuh berkembang sesuai dengan kehendak-Mu. Semua ini kami
haturkan kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus, Tuhan kami.
U Amin.
39 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
Bacaan: 2Timotius 3:10-17
Bacaan diambil dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius:
3:10 Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku,
imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.
3:11 Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti
yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua
penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari
padanya.
3:12 Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus
Yesus akan menderita aniaya,
3:13 sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka
menyesatkan dan disesatkan.
3:14 Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang
telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat
orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
3:15 Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci
yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau
kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
3:17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi
untuk setiap perbuatan baik.
Permenungan Sabda
1) Perikope Surat Paulus kepada Timotius ini berisi pujian Paulus kepada
Timotius. Paulus memuji karena Timotius telah meneladan
kehidupannya, gurunya, ‘mengikuti ajaranku, cara hidupku,
pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.’
40 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
2) Bahkan bukan hanya meneladani Paulus, tetapi pengalaman Paulus
sebagai orang beriman, juga dialami oleh Timotius, ‘menderita
penganiayaan dan sengsara’, karena menjadi murid Kristus.
3) Pengalaman hidup yang demikian oleh Paulus diartikan sebagai ibadah
di dalam Yesus Kristus yang menderita aniaya. Penderitaan itu tidak
menyurutkan hidup iman Timotius tetapi semakin menguatkan
imannya kepada Kristus sebagai sumber keselamatan.
4) Kitab Suci menjadi sumber hidup iman karena di dalamnya, kita
menemukan Sabda Allah yang menjelma yakni Yesus Kristus yang telah
mengorbankan diri-Nya di kayu salib untuk keselamatan kita.
5) Allah telah menganugerahkan kepada kita suatu keluarga kristiani yang
dipanggil untuk menyatukan diri dengan Kristus dalam sengsara, wafat
dan kebangkitan-Nya yang menyelamatkan. Kita dipanggil untuk
menyatukan diri dengan korban Kristus.
6) Haruskah kita mengorbankan diri seperti Kristus? Korban yang
menyelamatkan di dalam keluarga kita adalah bagaimana kita
membangun hidup dengan semakin mengenal, mencintai, dan bersatu
dengan Kristus. Semua itu sumbernya adalah Kitab Suci. Kitab Suci
menegaskan bahwa Yesus adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup;
barangsiapa mengikuti Dia akan beroleh hidup yang kekal.
7) Karena itu, marilah kita membangun keluarga kita atas Sabda Allah
yang termuat dalam Kitab Suci; menjadikan keluarga kita sebagai
mezbah, pengorbanan diri keluarga untuk bersatu dengan Allah sendiri.
8) Beberapa hal yang bisa kita lakukan:
a) Membaca kitab suci bersama dalam keluarga. Dalam hal ini peran
Bapak keluarga sangat penting untuk menuntun dan mengarahkan
setiap anggota keluarga mengenal Allah dalam Kitab Suci.
b) Mengambil makna Sabda Allah untuk dijalankan dalam hidup harian
keluarga, dalam hal ini keteladanan orang tua perlu menjadi
pegangan hidup anak-anak.
41 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
c) Menimba inti sari Sabda Allah yakni, mengasihi Allah dan sesama
dalam pelayanan kasih tanpa pamrih. Dalam hal ini membangun
budaya kasih dalam hidup keluarga untuk saling mengasihi dan
melayani.
9) Untuk mewujudkan hal-hal di atas, perlu ada komitmen dari masing-
masing anggota keluarga. Komitmen ini adalah korban yang kita
persembahkan kepada Allah demi kemuliaan-Nya.
Doa Umat
P Bapa yang penuh belaskasih, Engkau telah mencerahkan pikiran kami
akan panggilan untuk membangun mezbah keluarga kami. Karena itu,
dalam kesempatan ini, kami sampaikan doa-doa kami kepada-Mu:
42 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
4) Bagi Keluarga kami masing-masing
Bapa yang penuh belaskasih, Engkau telah menyatukan kami dengan
kasih yang membahagiakan. Berkatilah keluarga kami masing-masing
agar keluarga kami menjadi Gereja Kecil yang tumbuh dalam kasih satu
sama lain, sehingga nama-Mu kami muliakan. Marilah kita mohon …
Bapa kami
P Kita satukan seluruh permenungan dan doa kita dengan doa yang
diajarkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus: Bapa kami….
Doa Penutup
P Marilah kita berdoa,
Bapa yang penuh belas kasih. Engkau telah menganugerahkan Kitab
Suci bagi kami sebagai pedoman hidup kami. Berkatilah kami agar kami
semakin membangun tekad untuk mencintai Sabda-Mu dan
menghidupinya sebagai orang beriman Katolik. Berkatilah keluarga
kami, agar Kitab Suci semakin kami cintai sehingga keluarga kami
semakin tumbuh sebagai keluarga kristiani yang terberkati.
Semua itu kami haturkan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus,
Tuhan kami.
U Amin
43 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n
Berkat dan Perutusan
Lagu Penutup
Pilih lagu yang sesuai
44 | A d v e n 2 0 1 9 - P e n d a l a m a n L i n g k u n g a n