Anda di halaman 1dari 2

Ada 2 nubuat para orang tua Katekis Perintis dulu yaitu, pertama:

"Pada suatu saat nanti anak-anak akan belajar bahasanya sendiri, (Mee Mana Topii-
tai).
kedua: "Pada suatu saat nanti anak-anak akan menangisi orang, maksudnya susah dapat
tenaga-tenaga yang mau mengembangkan jati dirinya, (MEE BEU KA, MEE YEGEE).

Gereja Katolik Menangisi di Meeuwo, seperti Yesus menangisi kota Yerusalem. (bdk.
Luk 19:41-42).

41. Melihat kota itu. Dari puncak Bukit Zaitun dimungkinkan untuk memandang seluruh
kota itu. Yesus tidak gembira oleh sorak-sorai orang-orang itu, sebab Dia melihat
ke depan kepada segenap kesusahan yang akan melanda Yerusalem sesudah penolakan
atas diri-Nya.

Gereja Katolik melihat Meeuwo itu, melalui MUSPAS, dari puncak gunung Deiyai,
Gereja tidak gembira oleh Yuu-waita, koteka- moge itu, sebab Gereja melihat ke
depan kepada segenap kesusahan yang akan melanda Meeuwo sesudah penolakan atas
rekomendasi dan keputusan yang ditetapkan dan tidak pernah sosialisasikan di
parokinya masing-masing.

Ada hal-hal yang perlu untuk damai sejahtera kita, yang kita semua perlu tahu dan
mengerti, yakni bagaimana memperoleh damai sejahtera, apa itu tawaran untuk damai
sejahtera kita, syarat-syarat apa yang perlu bagi kita untuk memperoleh manfaat
damai sejahtera itu. Hal-hal yang perlu untuk damai sejahtera kita adalah hal-hal
yang berhubungan dengan kesejahteraan kita sekarang dan di masa yang akan datang.
Hal-hal ini harus kita mengerti dan lakukan.

MUSPAS:
1. OWAADAA;
2. EMAAWAA;
3. EDE-PEDE; CU, PSE dll.
4. Pendidikan TOUYE PAAPAA;
5. WITOGAI KAMUU; (mengaku dosa sekali dalam setahun. Lih, 5 perintah gereja).
Apotek hidup dan poliklinik.
6. KEMBALI KE TANAH KUDUSMU dan bersihkan/sucikan semua yang di atas 1 s/d 5 itu.
7. Semua yang sudah dibersihkan dan disucikan itu mari kita bawa ke EPOOUDA KA MANA
PA (ke puncak hidup orang kristen) yakni Litugi.
Apa yang kita akan bawa ke MUSPAS VII. EPOUTO, untuk menyesuaikan budaya kita MEE
dengan budaya Litugi LATIN dalam INKULTURASI LITURGI?

Ada suatu masa lawatan Allah di mana ketika itu apa yang perlu untuk damai
sejahtera kita bisa dimengerti oleh kita, supaya diketahui untuk tujuan yang baik.
Ketika kita menikmati berbagai sarana kasih karunia secara berlimpah dan memiliki
firman Allah yang diwartakan kepada kita dengan penuh kuasa -- ketika Roh Kudus
bergumul dengan diri kita dan hati nurani kita dikejutkan dan dibangunkan -- maka
itulah masa lawatan Allah, dan kita perlu berubah.

Peserta MUSPAS EPOOUTO adalah yang inti, seluruh para bapa-bapa pewarta kombas dan
stasi serta BPGS di seluruh Meeuwo, mereka setia mendengar, mengerti, dan menulis
di buku hati mereka dan di buku tulis mereka, setelah mereka pulang ke tanah kudus
mereka atas dorongan Roh Kudus mereka membuka dan berkatekese semua yang mereka
terima itu kepada keluarga mereka di kombas. Ketika Roh Kudus bergumul dengan diri
mereka dan hati nurani mereka dikejutkan dan dibangunkan maka itulah masa lawatan
ALLAH, dan mereka perlu berubah. Maka terwujudlah Pemberdayaan Komunitas Basis
Gerejawi untuk membangun gereja yang kontekstual dari akar rumput umat hingga
Komunitas besar yakni Gereja Katolik yang universal dan menyeluruh.

Hal yang perlu diperhatikan.


.Hati-hati kepada Peserta yang jalan potong artinya,
1. Tidak pernah aktif dalam kegiatan kombas lalu mewakili atas nama paroki ini atau
itu.
2. Contoh, Mengaku umat paroki Obano tapi tempat tinggalnya di Enaro, dan lain
paroki.
3. Dewan Paroki yang tidak pernah sosialisasi sampai ke umat akar rumput,
rekomendasi yang ditetapkan muspas per muspas.
4. Fanatik dengan keluarganya, famnya, marga atau kliennya.
5. Dll.
Maksud hati-hati di atas bukan jangan ikut muspas, tapi perlu pertobatan bagi
mereka yang telah lama mengabaikan masa lawatan Allah bagi mereka, dan jika pada
akhirnya, pada masa ini, mata mereka terbuka, dan mereka berpikir mengenai diri
mereka sendiri, maka semuanya masih akan menjadi baik. Mereka yang datang ke kebun
anggur pada pukul lima petang tidak boleh ditolak.

Artinya, MUSPAS adalah "PARATE VIAM DOMINI=SIAPKAN JALAN TUHAN." Tuhan mau lewat
menemui domba yang hilang dan domba yang sedang hilang di dalam keluarga di KOMBAS
yakni: Janda-duda, yatim-piatu, anak terlantar, terminal, aibon dan serta bapa-
bapa, pemuda-pemudi yang malas tahu dengan kegiatan kombas, agar mereka semua
ditemukan TUHAN untuk memeluk-Nya.

Semua kegiatan program pastoral adalah memberdayakan Komunitas Basis Gerejawi,


karena Surga yang menjadi manusia, Firman yang menjadi manusia tinggal di antar
kita senantiasa menyertai kita sampai pada akhir zaman, ( bdk. Mat 28:20).

Surga bukan ada di atas langit, langit adalah takhta Allah. Surga bukan ada di
bawah bumi, bumi adalah tumpuan kaki Allah. Surga bukan juga di gereja, Gereja
adalah tempat persekutuan umat pengikut Kristus, segala para Kudus, para malaikat
bersama Roh Allah yang dipersatukan oleh Tubuh dan Darah Kristus untuk
mempersembahkan kepada Allah tanda ucapan syukur, terimakasih (ber-EKARISTI).

Carilah Surga di keluargamu, di tanah kudusmu, di dusunmu, di KOMUNITAS BASIS


EMAAWAA GEREJAmu.

Oleh karena itu, bapa-bapa, pemuda-pemudi mari bergabung bersama janda-duda, mama-
mama yang selalu bergumul kesejahteraan di dalam kombas, untuk mewujudkan rahmat
babtis dan membangun persekutuan rohani dalam Kristus dan Gereja-Nya. Kalau semua
jemaat terlibat secara proaktif dalam Komunitas Basis Gerejawi maka tidak ada lagi
umat yang anonim, tidak ada lagi umat yang tidak beridentitas kombas, semua dan
setiap pribadi tersapa secara personal, untuk menghidupi Kitab Suci (saring Kitab
Suci), relasi terbuka/intim antar keluarga berdekatan (PERJUMPAAN adalah BERKAT),
mengolah pengalaman hidup beriman dan bermasyarakat, ber-DOA bersama, aksi
kepedulian sebagai garam dan terang di lingkunan terkecil, bertemu secara rutin
untuk berkatekese yang dewasa.

KATEKESE SEDIKIT oleh:


Pewarta Awam Pribumi.
Feri Dogopia.

Semoga Katekese Sedikit yang sederhana ini bermanfaat bagi kita semua dan Damai
sejahtera dari Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus beserta kita, sekarang dan
selama-lamanya Amen.

Anda mungkin juga menyukai