Anda di halaman 1dari 5

IV.

MANFAAT HUKUM ISLAM

Berbagai manfaat yang bisa didaapt jika kita mempelajari dan mentaati hukum Islam adalah
kehidupan bisa menjadi lebih tertata, tertib serta terarah. Dengan mentaati hukum Islam, kita
juga bisa mengetahui apa saja perbuatan yang bermanfaat untuk diri kita dan orang lain, serta
dicintai oleh Allah SWT, dan memperolehh pahala, serta kita juga bisa tahu perbuatan mana
yang dibenci oleh Allah karena menupakan perbuatan yang tercela dan jika tetap saja dilakukan
akan menjadikan dosa untuk diri kita.

Di dalam agama Islam, semua umat islam adalah saudara. Dan kewajiban sebagai seorang yang
beragama isalm adalah saling mengingatkan kepada antar saudara seiman. Jadi bagi anda yang
sudah mengetahui dan memahami pengertian hukum Islam, sangat dianjurkan jika anda
mengingatkan dan membagikan ilmu tersebut terhadap orang muslim yang lain. Karena selain
memperoleh pahala karena menyebarkan agama (dakwah), anda juga bisa bertukar pengetahuan
dengan seseorang yang asda ingatkan tersebut dan jika diperlukan, buatlah sebuah kelompok
atau komunitas pengajian (diskusi) yang menjadi wadah untuk anda saling mengingatkan
berbagai amalan yang bisa dilakukan orang lain.

Setiap pemuka agama atau ulama memiliki pendapat yang tidak sama mengenai pengertian
hukum Islam. tetapi pengertian tersebut adalah pengertian yang dihasilkan dari berbagai
pendapat atau jumhur ulama yang ada. Maka dari itu jikalau anda berkeinginan mengetahui
penjelasana lain dari para ulama, anda bisa menjumpainya di berbagai suber buku atau kitab
klasik tentang hukum Islam yang pastinya banyak beredar di pasaran maupun di perpustakaan.
Atau jka ingin tidak kesulitan, anda dapat secara langsung berkonsultasi kepada seorang kyai
yang anda kenal maupun mengikuti pengajian-pengajian yang sering dilaksanakan di Masjid.

V. KEDUDUKAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA

Peranan hukum Islam yang mengatur hubungan manusia secara vertikal dengan Allah swt.,
maupun yang mengatur hubungan dengan sesama manusia yang lain atau biasa disebut hubungan
horizontal, mempunyai peranan penting dalam perumusan hukum di indonesia. Hal ini
berdasarkan denagn kenyataan bahwa tidak sedikit peraturan dan ketentuan-ketentuannya, yang
selama ini biasa dikenal dalam hukum Islam sudah banyak terserap ke dalam hukum perundang-
undangan negara. Peranan hukum Islam dalam pembentukan hukum nasional bisa ditinjau dari
dua sisi, yakni dari sisi hukum Islam sebagai salah satu sumber pembentukan hukum nasional,
dan dari sisi diangkatnya hukum Islam sebagai hukum negara.GBHN telah memutskan bahwa
hukum nasional harus didasari dan didasari oleh Pancasila dan UUD 1945, dikarenakan Pancsila
sudah ditetapkan sebagai sumber dari segala sumber hukum dan menjadi landasan semua hukum
di Indonesia. Sila pertama adlah dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa dan pasal 29
UUD menetapkan bahwa negara berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. Kedua hal ini
menuntut suapaya hukum nasional itu mempunyai landasan Ketuhanan Yang Maha Esa. Bagi
bangsa Indonesia pemahaman berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa itu mengandung arti
“berdasarkan agama”, karena kebanyakan rakyat Indonesia adalah beragama dan hanya bagian
yang sangat kecil dari yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa itu yang tidak beragama.
Dengan demikian, perlu adanya pembentukan hukum nasional mengambil dan mempunyai suber
pada hukum yang hidup dalam masyarakat, maka dengan sendirinya hukum Islam mempunyai
peran dalam pembentukan hukum nasional. Hal ini merupakan perwujudan dari keharusan di
jadikannya hukum Islam menjadi salah satu bahan rujukan utama dan bersumber dari
pembentukan hukum nasional, fakta telah menunjukkan sudah begitu banyak unsur-unsur hukum
Islam masuk dalam produk legislatif terutama sejak masa orde baru.Hukum Islam bisa termasuk
produk hukum nasional bukan hanya yang berkaitan ibadah, hukum keluarga atau perkawinan,
dan hukum tentang tanah wakaf. Dengan adsnya sistem bagi hasil (mudarabah) dalam Undang-
Undang perbankan, adanya makanan halal dalam Undang-undang Pangan, menunjukkan sudah
masuknya fikih (hukum Islam) dalam poduk hukum nasional. Dalam perumusan hukum nasional
banyaj terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan,yakni: Diterimanya hukum Islam masuk ke
dalam hukum nasional bukan hanya karena hukum Islam diikuti kebanykan masyarakat bangsa
Indonesia, akan tetapi karena hukum Islam memang mampu memenuhi tuntutan
keadilan.Dengan bergabungnya hukum Islam ke dalam hukum nasional, hukum islam tidak lagi
akan memakai label Islam dan juga sudah tidak lagi menjadi milik umat Islam saja,tetapi
menjadi milik bangsa.Pakar hukum Islam harus mampu dan bisa menenukan kandungan, nilai-
nilai universal dari hukum Islam untuk disumbangkan menjadi hukum nasional yang sah, agar
tidak akan mengalami masalah penolakan dari para anggota badan legislatif yang tidak beragama
Islam.Hukum Islam sangat berkaitan dengan keadilan dan mampu memenuhi tuntutan keadilan,
dan dalam pelaksanannya memiliki tempat di kalangan masyarakat dalam arti dapat diterima
oleh semua masyarakat termasuk non muslim, karena sudah menjadi milik negara. Oleh sebab
itu, keuniversalan hukum Islam membutuhkan kajian yang lebih komprehensif atau menyeluruh,
supaya bisa menjadi terkomodir dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang
dibentuk dan oleh anggota badan legislatif.

Pembentukan hukum indonesia mengambil dan mempunyai sumber pada hukum yang hidup di
ligkungan masyarakat, maka dengan sendirinya bisa menimbulkan hukum Islam berperan dalam
pembentukan hukum nasional. Hal ini merupakan perwujudan dan tuntutan dijadikannya hukum
Islam menjadi salah satu bahan referensi dan sumber dari pembuatan hukum yang ada di
indonesia, karena sudah semakin banyak unsur-unsur hukum Islam memasuki produk legislatif
terutama sejak dari masa orde baru. Hukum Islam sduah memasuki produk hukum nasional
bukan hanya yang berhubungan dengan hukum keluarga atau perkawinan, dan hukum tentang
tanah wakaf, warisan akan tetapi sudah mencakup aturan perundang-undangan lainnya. Adanya
sebuah sistem bagi hasil (mudarabah) dalam Undang-Undang perbankan, adanya makanan halal
dalam Undang- undang Pangan, perlindungan anak dan kekerasan dalam berrumah tangga,
menunjukkan sudah masuknya hukum Islam dalam produk hukum nasional. Penerapan hukum
Islam di Indonesia sudah memiliki peluang yang cukup lumayanbesar, antara lain dengan adanya
jumlah masyarakat Islam di Indonesia dengan jumtah yang semakin banyak dan dari berbagai
kalangan masyarakat. Pembahasan tentang hukum Islam dalam budaya atau tradisi masyarakat
pengikutnya, tidak hanya sampai pada sebuah kesimpulan bahwa Islam hanya akan
diterjemahkan dengan apa yang sudah menjadi praktek sehari - hari masyarakatnya. Kesempatan
tersebut dibilang besar karena alasan sejarah, jumlah masarakat, yuridis, konstitusional dan ilmu
pengetahuan. Sedangkan kemungkinan adanya tantangan dalam penerapan hukum Islam di
Indonesia, yaitu; ketidak mauan para ahli hukum dalam mempelajari kebijakan nasional dan
timbulnya dualisme terminologi tentang hukum Islam. Perlunya upaya yang maksimal dalam
mengkaji hukum Islam di kalangan perguruan tinggi negeri maupun swasta khususnya perguruan
tinggi Islam, yang memiliki sumber daya manusia yang cukup kompeten dan pakar dibidangnya
khususnya dalam bidang hukum dan hukum Islam, untuk dapat memanfaatkan kesempatan
dalam rangka penerapan hukum Islam di Indonesia. Kajian tentang hukum Islam tentunya harus
disaakan dengan pembahasan kajian yang bersifat kontemporer, kekinian dan
keindonesiaan.Hukum Islam yang bersumber dari al-Quran dan hadist, dan fikih diusahakan
membumi dengan masyarakat indonesia. Dan dalam prngertian dapat mengimplementasikan
dalam kehidupan bermasyarakat yang hidup di era sekarang (globalisasi). Karena hukum Islam
bersifat universal dalam segala bentuk permasalahan yang biasa dihadapi oelh masyarakat sehari
hari, sehingga hukum Islam dapat menjadi obat atau penawar dalam memutuskan problem
masyarakat.Dalam pembentukan undang-undang atau peraturan terkait lainnya, agar dapat
memperhatikan keadaan objektif masyarakat di Indonesia, suapaya hukum Islam dapat
dilaksanakan oleh masyarakat, dan usaha diterapkannya hukum Islam tidak mengalami tantangan
yang berarti dalam penerapannya.

VI. KEDUDUKAN HUKUM ISLAM DALAM MASYARAKAT MUSLIM DAN NON


MUSLIM

Islam adalah agama universal yang ajarannya ditujukan untuk paramanusia secara keseluruhan
tanpa terkecuali. kandunganinti pengajarannya selain memerintahkan untuk perlu ditegakan
keadilan dan menghilangkan kedzaliman, juga meletakan nilai nilai perdamaian yang dibarengi
dengan ajakan kepada seluruh umat manusia agar hidup dalam suasana persaudaraan dan saling
tasamuh (toleransi) tanpa melihat perbedaan agama, sukyu, bangsa dan ras, dikarenakan setipa
manusia pada mulanya berasal dari asal yang sama.

Prinsip utama dalam hubungan muslim dengan non muslim dijelaskan Allah Swt dalam Al
Qur’an dan melalui Rasul Muhammad Saw, yang mana harus terjalin atas dasar nilai yang sama,
toleransi, berkeadilan, dan persaudaraan kemanusiaan (al-ikhwah al-insaniyah). Nilai-nilai
islami inilah yang diperintahkan Islam sebagai pijakan utama bagi hubungan kemanusiaan yang
mempunyai latar belakang perbedaan ras, suku bangsa, agama, bahasa dan budaya.

Karena nilai-nilai Qur’ani diatas terkait dengan hubungan muslim dengan non muslim, tentunya
akan mncul sebuah pertanyaan apa yang dimaksud dengan ‘non muslim’ dalam pandangan
Islam.

Pengertian Non-muslim sebenarnya sangat sederhana, yakni seseorang yang tidak menganut
agama Islam. sudah barang tentu maksudnya tidak mengarah pada suatu kelompok kelompok
agama saja, akan tetapi sudah akan mencakup sejumlah agama dengan segala bentuk
kepercayaan mereka dan variasi ritualnya ibadah. Dalam tataran hubungan dengan non-Muslim,
agama Islam selain sudah menetapkan persamaan dan keadilan sebagai dasar utamanya, juga
mempertegas prinsip tenggang rasa yang tidak kalah pentingnya dengan prinsip persamaan dan
berkeadilan. Kalau dicermati kata toleransi yang dalam bahasa Arab disebut ‘Tasamuh’ dari
aspek etimologis, artinya al-jud , al-bazl (upaaya), al-I;tha (memberi), al-suhulah (spontan), al-
yusr (kevmudahan) dan al-bu’d ‘an al-dhaiq wa al-syiddah (jauh dari kesempitan dan kekerasan).
secara lebih ringkasnya toleransi adalah hubungan dengan orang lain dengan cara penuh
kemudahan, kelonggaran dan keikhlasan, baik dalam perbuatan suka atau tidak suka

Anda mungkin juga menyukai