Disusun oleh:
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan Tugas Makalah Mata Kuliah Dasar – Dasar Penangkapan Ikan.
Dengan di dasari semangat dan motivasi belajar, maka kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tema “ Jenis Alat Tangkap Ikan Di Sungai ”. Makalah ini ditulis dengan tujuan
untuk memenuhi tugas kuliah Dasar-dasar Penangkapan Ikan. Selain itu juga untuk memberikan
informasi kepada masyarakat Indonesia tentang jenis alat tangkap ikan di sungai.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas makalah ini berjalan atas dukungan dari segala
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada:
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi
positif dan bermakna bagi pembaca serta mendaptkan nilai maksimal sesuai kriteria.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR TABLE……………………………………………………………............................................iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..........................................iv
BAB I PENDAHULUAN
2.3 Bubu....................................................................................................................6
4.1 Hasil...................................................................................................................10
4.2 Pembahasan......................................................................................................11
5.1 Kesimpulan........................................................................................................20
5.2 Saran..................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................21
LAMPIRAN...............................................................................................................22
DAFTAR TABLE
Table 1.........................................................................................................................4
Table 2…………………………………………………………………………..........................................10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.………………………………………………………………………............................................6
Gambar 2.……………………………………………………………………..............................................9
Gambar 3………………………………………………………………………...........................................11
Gambar 4……………………………………………………………………….......................................... 12
Gambar 5………………………………………………………………………...........................................14
Gambar 6………………………………………………………………………...........................................14
Gambar 7………………………………………………………………………...........................................15
Gambar 8………………………………………………………………………...........................................16
Gambar 9………………………………………………………………………...........................................16
Gambar 10……………………………………………………………………….........................................16
Gambar 11...................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
1. Mempelajari jenis – jenis alat tangkap ikan air sungai berupa bubu.
2. Mempelajari pengaruh dan hubungan jenis alat tangkap ikan terhadap organisme
ekosistem sungai..
3. Mepelajari metode dan teknik penangkapan ikan dengan bubu.
1.5 Manfaat
1. Mengetahui jenis – jenis alat tangkap ikan air sungai berupa bubu
2. Mengetahui pengaruh dan hubungan jenis alat tangkap ikan terhadap organisme
ekosistem sungai.
3. Mengetahui metode dan teknik penangkapan ikan menggunakan bubu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alat tangkap ikan merupakan sarana dan perlengkapan, peralatan atau benda –
benda lainnya yang dipergunakan nelayan dan pemancing untuk mendapatkan ikan dan
hewan air lainnya seperti kepiting, udang, rajungan dan lain sebagainya.
Alat tangkap ikan memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan hidup,
karena dengan adanya alat tangkap ikan maka akan mempengaruhi beberapa aspek sebagai
berikut:
a. Aspek ketenaga-kerjaan
- alat penangkap ikan dapat digunakan untuk mencari nafkah yaitu sebagai alat
mata pencaharian nelayan. Oleh karena itu dapat mengurangi pengangguran
(unemployment)
b. Aspek ekonomi
c. Aspek perdagangan/komersial
Selain bahan dan alat penangkap ikan dapat diperjual-belikan, alat ini juga
menghasilkan ikan yang menjadi komoditas penting dalam bidang perdagangan,
baik ditingkat lokal, nasional, regional maupun internasional. Sehingga dapat
meningkatkan devisa negara.
Adanya alat penangkap ikan berkaitan langsung dengan adanya nelayan dan
ABK yang terkait. Adanya tenaga kerja ini memerlukan wadah (organisasi)
untuk ketertiban, efisiensi dan efektifitas kerja bagi para anggotanya. seperti:
HNSI, KUD Mina.
f. Aspek Kesehatan
Hasil-hasil tangkapan berupa ikan atau non ikan merupakan sumber bahan
pangan yang memiliki gizi protein yang tinggi dan pada umumnya tidak
mengandung kolesterol sehingga tidak membahayakan bagi kesehatan.
Tabel 1. Klasifikasi alat tangkap menurut FAO dan Statistik Perikanan Indonesia
Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak
dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apa pun, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani,
mengolah, dan/ atau mengawetkannya. (UU tentang Perikanan, 2004)
Ada beberapa point yang menunjukan perkembangan teknik penangkapan ikan, antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Perubahan usaha penangkapan dari seekor demi seekor ke arah usaha penangkapan
dalam jumlah yang banyak. Misal: hand line long line
2. Perubahan dari fishing ground ke arah yang lebih jauh dari pantai, sehingga terjadi
pula perubahan dari depth perairan (dari perairan dangkal ke perairan yang lebih
dalam). Misal: adanya kapal penangkap ikan yang mampu menjangkau ratusan mil.
Penangkapan berkaitan dengan stok ikan di suatu peraira, ada beberapa faktor
yang mempengaruhi stok ikan yaitu reproduksi, pertumbuhan alamiah, aktivitas
penangkapan, kematian alamiah dan musim. Faktor yang sangat mempengaruhi
penangkapan ialah musim, sehingga dikenal musim ikan dan musim paceklik.
Salah satu penyebab berkurangnya stok ikan di perairan disebabkan oleh upaya
penangkapan dengan produksi yang telah melampaui MSY (Maximum Sustainable Yield).
Maximum Sustainable Yield merupakan biomassa ikan yang masih boleh ditangkap
sehingga stok ikan yang tertinggal di perairan tersebut masih memungkinkan untuk
berkembang biak dan tumbuh secara normal. Dalam Maximum Sustainable Yield terjadi
keseimbangan antara penangkapan dan kematian alami ikan dengan reproduksi dan
pertumbuhan alami sehingga stok ikan selalu tersedia. Aktivitas penangkapan dengan hasil
tangkapan ikan yang telah melampaui Maximum Sustainable Yield disebut tangkap lebih
(overfishing).
2.3 Bubu
Menurut Ayodhyoa dan Diniah (1989), alat perangkap bermacam-macam dan alat
tangkap tersebut adalah pancing, bubu dan trawl dasar. Bubu yang umum dipakai di
perairan Indonesia adalah jenis bubu dasar. Pengoperasian bubu dilakukan dengan cara
meletakan bubu disela-sela karang atau tempat hunian ikan. Bubu merupakan alat tangkap
pasif, tradisional yang berupa perangkap ikan tersebut dari bubu, rotan, kawat, besi, jaring,
kayu dan plastik yang dijalin sedemikian rupa sehingga ikan yang masuk tidak dapat
keluar (Brandt 1984).
Brandt (1984) menambahkan lagi bahwa bubu adalah semacam perangkap yang
memudahkan ikan untuk memasukinya dan menyulitkan ikan untuk keluar, alat ini sering
diberi nama fishing pots atau fising basket. Bubu adalah alat tangkap yang sangat efektif
untuk menangkap organisme yang bergerak lambat di dasar perairan, baik laut maupun
sungai, (Rumajar 2002).
BAB III
METODE PENULISAN
Waktu :Penulisaan ini kami lakukan pada tanggal 28 Maret sampai 11 April 2015.
3.2 Metode
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode deskriptif dengan studi
pustaka. Studi pustaka digunakan untuk mendapatkan informasi tentang jenis – jenis alat
tangkap ikan di sungai, alat tangkap ikan berupa bubu, pengaruh dan hubungan alat
tangkap dengan organisme sungai serta untuk mengetahui metode dan teknik penangkapan
ikan.
Alat Tangkap ikan Bubu terbuat dari bambu, dengan rotan cincin sebagai bingkai. Ini
berbentuk seperti tong tapi meruncing menjelang akhir menyerupai kerucut. Mulutnya
dilengkapi dengan saluran separat pintu masuk yang memungkinkan ikan atau udang untuk
melewati dengan mudah dalam satu arah saja.
3.4 Proses Pembuatan Bubu
Untuk membuat sebuah alat tangkap bubu, batang bambu dipisahkan dan dibuat
menjadi rata, cincin berukuran jari batang, jumlah dan panjang yang bergantung pada
dimensi yang diusulkan perangkap ikan. Rotan cincin, yang menentukan ketebalan dan
memegang tongkat bambu bersama-sama, ditempatkan pada pembukaan dan spasi keluar
beberapa sentimeter terpisah untuk suatu titik di mana tongkat merupakan membungkuk
untuk membentuk berbentuk kerucut akhir.
Tongkat yang diikat ke cincin dengan rotan potongan dan berbentuk kerucut-akhir ini
baik ditenun dengan rotan strip atau diikat dengan tempurung kelapa. Seorang pembuat
bubu yang sangat terampil dapat menyelesaikan pekerjaan pada ikan berukuran sedang-
perangkap dalam beberapa hari saja cara penggunaanpun sangatlah mudah dan sederhana
kita hanya perlu memasukkan bubu kedalam sungai maupun kolam.
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil studi yang kami dapatkan dari berbagai literatur diperoleh jenis –
jenis ikan hasil penangkapan alat tangkap sungai dengan bubu diberbagai bagian
Sungai Bengawan Solo yang kami ambil sebagai sample, sebagai berikut:
Sumber: Hasil penelitian jenis tangkapan ikan dengan bubu pada Sungai Bengawan Solo tahun 2009
Tidak hanya itu hewan avertebrata air pun dapat menjadi hasil tangkapan bubu. Dapat
dilihat dari gambar diagram berikut yang menunjukan hasil tangkapan dengan bubu
tambun di daerah Jakarta pada tahun 2010.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan pada tabel hasil studi dapat dijelaskan bahwa jenis – jenis alat tangkap
akan mempengaruhi banyaknya jenis-jenis ikan yang menjadi tangkapan bubu pada
perairan sungai. Jenis ikan hasil tangkapan bubu menjadi beragam karena terpengaruh oleh
faktor lingkungan. Seperti hasil penelitian jenis tangkapan ikan dengan bubu pada Sungai
Bengawan Solo tahun 2009 pada tabel.
Sementara itu, Ikan lain seperti lutjanus juga merupakan jenis ikan tangkapan bubu di
Kabupaten Pontianak. Hasil tangkap ikan didaerah ini cukup beragam terdiri dari rawai
hanyut, rawai tetap dan bubu (Dinas Perikanan dan Kelautan, 2006).
Kecamatan Mempawah Hilir merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Pontianak
yang melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan bubu, baik bubu bambu maupun
bubu jaring. Meskipun demikian, ikan yang tertangkap cukup beragam dan merupakan
ikan ekonomis penting, seperti Lutjanus sp, Lutjanus johni, Pomadasys sp, Plectropoma
leopardus, Panulirus sp, Cheilinus undulatus, dan lain-lain.
Pada gambar diagram hasil penangkapan hewan avertebrata air yang ikut masuk
kedalam perangkap bubu dibagi ke dalam 12 Famili yaitu Famili Serranidae sebanyak 73
ekor, Labridae sebanyak 62 ekor, Nemipteridae sebanyak 39 ekor, Scaridae sebanyak 36
ekor, Lutjanidae sebanyak 19 ekor, Apogocentridae sebanyak 15 ekor, Siganidae sebanyak
12 ekor, Holocentridae sebanyak 8 ekor, Haemulidae sebanyak 3 ekor, Mulidae sebanyak 3
ekor, Caesionidae sebanyak 2 ekor, dan Lethrinidae sebanyak 2 ekor. Hasil tangkapan
sampingan bubu tambun yang tertangkap selama penelitian dibagi ke dalam 10 Famili
yaitu Famili Pomacentridae sebanyak 201 ekor, Chaetodontidae sebanyak 52 ekor,
Monachantidae sebanyak 51 ekor, Pomachantidae sebanyak 11 ekor, Scorpanidae
sebanyak 3 ekor, Diodontidae sebanyak 1 ekor, Muraenidae sebanyak 1 ekor,
Scyliorhinidae sebanyak 1 ekor, dan yang termasuk ke dalam Crustacea yaitu Famili
Xanthidae sebanyak 73 ekor, Grapsidae sebanyak 73 ekor, dan Diogenidae sebanyak 73
ekor.
Menurut Brandt (1984), alat tangkap bubu diklasifikasikan menjadi beberapa jenis,
yaitu :
Menurut Subani dan Barus. (1999), Bentuk bubu bervariasi. Ada yang seperti
sangkar (cages), silinder (cylindrical), gendang, segitiga memanjang (kubus) atau segi
banyak, bulat setengah lingkaran, dll. Bahan bubu umumnya dari anyaman bambu
(bamboo`s splitting or-screen). Secara umum, bubu terdiri dari bagian-bagian badan
(body), mulut (funnel) atau ijeh, pintu.
Gambar 5. Konstruksi bubu
Badan atau tubuh bubu biasanya terbuat dari anyaman bambu yang berbentuk
empat persegi panjang dengan panjang 125 cm, lebar 80 cm, dan tinggi 40 cm bagian
ini di lengkapi dengan pemberat dari batu bata (bisa juga pemberat lain) yang berfungsi
untuk menenggelamkan bubu kedasar perairan yang terletak pada keempat sudut bubu.
Lubang tempat mengeluarkan hasil tangkapan terletak pada sisi bagian bawah
bubu, lubang ini berdiameter 35 cm, posisisnya tepat di belakang mulut bubu. Lubang
ini di lengkapi dengan penutup.
c. Mulut bubu
Mulut bubu berfungsi sebagai tempat masuknya ikan yang terletak pada bagian
depan badan bubu, posisi mulut bubu menjorok kedalam badan atau tubuh bubu
berbentuk selinder, semakin kedalam diameter lubangnya semakin mengecil dan
bagian mulut dalam melengkung kebawah sepanjang 15 cm. Lengkungan ini
berfungsi agar ikan yang masuk akan kesulitan untuk keluar.
4.2.3 Alat Bantu Penangkapan Bubu
Umpan
Umpan diletakkan di dalam bubu yang akan dioperasikan. Umpan yang dibuat
disesuaikan dengan jenis ikan ataupun udang yg menjadi tujuan penangkapan.
Rumpon
Pemasangan rumpon berguna dalam pengumpulan ikan.
Pelampung
Penggunaan pelampung membantu dalam pemasangan bubu, dengan tujuan agar
memudahkan mengetahui tempat-tempat dimana bubu dipasang.
Perahu
Perahu digunakan sebagai alat transportasi dari darat ke laut (daerah tempat
pemasangan bubu).
Katrol
Membantu dalam pengangkatan bubu. Biasanya penggunaan katrol pada
pengoperasian bubu jermal.
1. Manual
Teknik manual adalah teknik dengan bilik harus mudah dilihat, melibatkan
nelayan untuk mengoperasikan / menutup bukaan. Mekanisme penangkapan
yang melibatkan kerja nelayan untuk mengoperasikan. Kerugiannya yaitu harus
bilik masukan (bukaan) yang mudah dilihat oleh nelayan dan keterlibatan
nelayan besar. Sementara keuntungannya jumlah mangsa disesuaikan dengan
keinginan nelayan dan kapasitas alat tangkap.
2. Mekanis
Teknik dimana saat satu mangsa terperangkap, maka mulut perangkap akan
tertutup, rugi sekali karena hanya dapat satu mangsa. Mekanisme khusus yang
dapat menutup mulut bubu secara mekanis ketika mangsa telah berada di dalam
bubu. Keuntunganyaitu keterlibatan nelayan kecil, sedangkan kerugiannya
hanya mampu digunakan untuk menangkap mangsa dalam satuan (single).
3. Modern
Teknik menangkap ikan dengan cara membuat bukaan/ bilik masukan sekecil-
kecilnya sehingga bukaan menjadi non return devices, yang membiarkan target
tangkapan masuk namun membuatnya kesulitan untuk meninggalkan bilik
masukan lagi.
Sungai merupakan perairan air tawar yang mengalir, secara fisik dan biologis
menghubungkan habitat darat dan habitat laut. Dibandingkan dengan air laut, sungai
mempunyai kadar garam yang rendah, dan arus kuat. Hewan di dalam ekosistem ini harus
mampu memelihara keseimbangan kadar air dan garam, sehingga air harus terus-menerus
banyak dibuang. Karena arus yang kuat, kadar atau tekanan oksigen tinggi dan makhluk
yang tinggal di sini memiliki toleransi yang rendah terhadap perubahan kadar oksigen itu.
Pencemaran atau ampas industri dan sampah kota mudah sekali meracuni bagi makhluk air
tawar, karena oleh proses pembusukan tidak langsung menurunkan kadar oksigen dalam
air (Soemarwoto, 1982).
Menurut Hutabarat 1997, pengaruh lain dari arus adalah adanya unsur hara yang
sifatnya fisik, kimia maupun biologis. Selain akan menentukan adaptasi biota, efek
selanjutnya adalah kecerahan dan kekeruhan suatu perairan. Pengaruhnya terhadap
perairan adalah :
Kelebihan dan kelemahan bubu dapat didasarkan dari jenis bubu yang dipakainya. Dari
tiga jenis bubu yang sudah dijelaskan, dapat diketahui bahwa kelebihan dan kelemahannya
adalah sebagai berikut:
1. Bubu dasar
Kelebihan bubu dasar:
Dapat menangkap ikan yang tergolong ikan dasar perairan maupun
permukaan perairan.
Relatif murah dan mudah cara pengoperasiannya.
Cukup efektif dan efisien untuk tangkapan ikan atau kepiting yang berada
di dasar perairan.
Kelemahan bubu dasar:
Dapat terbawa arus dasar perairan apabila arus terlalu deras dan tidak
diikatkan oleh media yang tetap (batang pohon, bambu, atau kayu).
Apabila tidak ada penanda khusus, bubu mungkin dapat hilang
diambil/dicuri orang.
Apabila ada penanda khusus namun hilang, maka bubu juga sulit untuk
proses hauling.
Apabila bubu yang digunakan dari bahan yang mudah berkarat (korosi) dan
tidak segera diambil maka dapat merusak terumbu karang.
2. Bubu apung
Kelebihan bubu apung:
Dapat menangkap ikan dari berbagai lapisan (dasar, tengah, permukaan)
perairan.
Lebih murah daripada bubu hanyut namun tidak lebih murah dari bubu
dasar.
Cukup efektif dan efisien untuk hasil tangkapan ikan lapisan tengah
perairan.
Kelemahan bubu apung:
Dapat terbawa arus dasar dan permukaan perairan apabila tali yang diikatkan
pada batang pohon, bambu, atau kayu terlepas/putus.
Apabila tidak ada penanda khusus, bubu mungkin dapat hilang diambil/dicuri
orang.
Apabila pelampung hilang terbawa arus, maka bubu akan tenggelam dan sulit
untuk proses hauling.
3. Bubu hanyut
Kelebihan bubu hayut:
Dapat menangkap ikan dari berbagai lapisan tengah dan permukaan perairan
Cukup efektif dan efisien untuk hasil tangkapan ikan lapisan tengah dan
permukaan perairan.
Hasil yang didapatkan bervariatif tergantung fishing ground kapal.
Kelemahan bubu apung:
Relatif mahal karena memerlukan perahu dalam pengoperasaiannya.
Apabila bubu yang terpasang dengan tali pada kapal putus, maka bubu akan
hanyut atau tenggelam.
Apabila kapal mengalami kerusakan maka proses pencarian ikan dengan bubu
dapat dihentikan secara tiba-tiba.
4.2.6.1 Keuntungan dan Kerugian menggunakan alat tangkap ikan jenis bubu
~ Keuntungan
Ikan hasil tangkapan dengan alat tangkap Bubu memiliki harga jual tinggi, karena
pada umumnya ikannya masih segar, tidak rusak dan pada umumnya tertangkap dalam
perangkap bubu dalam kondisi masih hidup sehingga disukai oleh masyarakat. Disamping
itu, pemilihan penggunaan alat tangkap ikan dengan bubu ditinjau dari sisi biaya juga lebih
murah dibandingkan menggunakan alat tangkap ikan jenis lainnya, mudah dalam hal
perawatannya dan bahan baku pembuatan bubu tersedia didaerah nelayan bertemppat
tinggal serta tergolong kedalam alat tangkap ikan ramah lingkungan.
~ Kerugian
Bubu waring banyak digunakan oleh masyarakat nelayan di Daerah Aliran Sungai
(DAS) Kapuas untuk menangkap ikan dari berbagai ukuran untuk pakan ikan toman dalam
keramba.Akibatnya banyak ikan kecil atau benih dari berbagai jenis ikan tidak sempat
menjadi besar dan berkembang biak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Bubu merupakan salah satu jenis alat penangkapan ikan di sungai yang berupa
perangkap. Jenis-jenis bubu ada tiga yaitu bubu dasar, bubu apung, dan bubu
hanyut.
2. Pengaruh penangkapan ikan dengan menggunakan bubu tidak banyak dalam
perubahan ekosistem di sungai, karena bukan merupakan salah satu faktor
pembatas untuk ekosistem sungai.
3. Teknik penangkapan ikan dengan bubu dibagi menjadi tiga cara yaitu manual,
mekanis, dan modern.
5.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia.
Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No. 50. Jakarta: Balai Penelitian
Perikanan Laut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen
Pertanian.
Susilo E. 2006. Percobaan Pengoperasian Bubu pada Zona Fotik dan Afotik di Teluk
Palabuhanratu. [Skripsi] . Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
Macam – macam alat tangkap bubu Alat tangkap bubu untuk ikan sidhat
Nelayan sedang merakit alat tangkap Ikan yang terperangkap dengan bubu
bubu