Anda di halaman 1dari 14

 

Peningkatan Aktivitas Enzim Selulase dan Produksi


Glukosa Melalui Fermentasi Substrat Jerami Padi Dengan
Fungi Aspergillus niger yang Dipapari Sinar Gamma ISSN 1907-0322
(Nana Mulyana, dkk.)

Peningkatan Aktivitas Enzim Selulase dan Produksi


Glukosa Melalui Fermentasi Substrat Jerami Padi Dengan
Fungi Aspergillus niger yang Dipapari Sinar Gamma
Enhanced Cellulase Enzyme Activity and Glucose Production
through Fermentation Using Rice Straw Substrate With
Gamma Ray Exposed-Aspergillus niger

Nana Mulyana1, Tri Retno Dyah Larasati1, Nurhasni2 dan Meliana


Ningrum2
1
Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN
Jl. Lebak Bulus Raya No. 49 Jakarta Selatan 12440
2
Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta
Email : nanamulyana@batan.go.id
Diterima 06-02-2015; Diterima dengan revisi 17-02-2015; Disetujui 15-04-2015

ABSTRAK

Peningkatan Aktivitas Enzim Selulase dan Produksi Glukosa Melalui


Fermentasi Substrat Jerami Padi Dengan Fungi Aspergillus niger yang Dipapari Sinar
Gamma. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas enzim selulase dan produksi
glukosa dalam substrat jerami padi dengan fungi Aspergillus niger yang dipapari sinar gamma
Chamber 4000A. Kaldu kentang dektrosa (PDB), garam mineral dengan substrat jerami padi 0
dan 5% berat/volum digunakan sebagai medium cair. Fungi Aspergillus niger dalam media agar
miring (slent) dipapari dengan iradiasi gamma pada dosis 0 (kontrol),125, 250, 375, 500 dan
625 Gy. Fungi Aspergillus niger yang dipapari sinar gamma 500 Gy memiliki aktivitas selulase
lebih tinggi (2,5 kali) dibanding kontrol (0 Gy) yaitu 2,02 U/ml-2,28 U/ml untuk fungi yang
dipapari iradiasi gamma dan 0,60 U/ml-1,12 U/ml untuk kontrol. Pada fermentasi fase padat
substrat jerami padi dengan kadar kelembaban awal 81% selama 14 hari menggunakan fungi
Aspergillus niger yang dipapari sinar gamma 500 Gy dan kontrol. Hasilnya menunjukkan
bahwa fungi Aspergillus niger 500 Gy memiliki aktivitas selulase lebih tinggi (3,9 kali)
dibandingkan kontrol yaitu 31,01 U/g untuk fungi yang dipapari sinar gamma dan 7,85 U/g
untuk kontrol. Di samping itu, fungi Aspergillus niger (500 Gy) mampu memproduksi glukosa
lebih tinggi (2,6 kali) yaitu 125,79 mg/g sedangkan kontrol (0 Gy) adalah 48,00 mg/g.
Penggunaan ekstrak enzim kasar yang dihasilkan oleh fungi Aspergillus niger yang dipapar
sinar gamma 500 Gy sesuai untuk hidrolisis substrat jerami padi dalam memproduksi glukosa
serta mampu meningkatkan aktivitas selulase.
Kata kunci : Aspergillus niger, iradiasi gamma, aktivitas selulase, glukosa, fermentasi padat

ABSTRACT

Enhanced Cellulase Enzyme Activity and Glucose Production through


Fermentation Using Rice Straw Substrate With Gamma Ray Exposed-Aspergillus
niger. This research aims to improve the activity of cellulase and glucose production in rice
straw substrate with fungal Aspergillus niger exposed by gamma rays of 4000A Gamma
Chamber. Potatoes Dextrose Broth (PDB), salt mineral with substrate of 0% and 5% w/v rice
straw were used as liquid medium. Fungi Aspergillus niger in a medium slent was exposed by
gamma irradiation doses at 0 (control), 125, 250, 375, 500 and 625 Gray. The result indicates
that fungal Aspergillus niger exposed by gamma rays dose at 500 Gy has higher cellulase
activity (2.5 times) than control, i.e 2.02U/ml - 2.28 U/ml and 0.60 U/ml - 1.12 U/ml,
respectively. The solid state fermentation of rice straw was conducted using fungal Aspergillus
niger (500 Gy dose) with 81% moisture content for 14 days. The result indicates that fungal

  13
 
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 11 No. 1 Juni 2015 

Aspergillus niger (500 Gy dose) has higher cellulase activity is 3.91 times than that of the
control, i.e 31.01 U/g and 7.85 U/g, respectively. Meanwhile, fungal Aspergillus niger (500 Gy
dose) has glucose production 2.62 times above control, i.e 125.79 mg/g and 48.00 mg/g,
respectively. Crude enzyme produced by fungal Aspergillus niger (500 Gy dose) is approriate to
be used as hydrolize substrate of rice straw, to produce glucose and to enhance cellulase
activity.
Keys word : Aspergillus niger, gamma irradiation, cellulase activity, glucose, solid
fermentation

PENDAHULUAN bersifat ekstraselular sehingga lebih mudah


dalam ditangani dalam proses hilir produksi
Biomassa selulosa merupakan molekul enzim ini [14].
organik yang paling melimpah di bumi dan Penggunaan fungi Aspergillus niger
terus diisi ulang oleh fiksasi karbon dioksida pada produksi enzim selulase telah
melalui fotosintesis [1]. Semua bahan digunakan di seluruh dunia [14]. Fungi
selulosa, termasuk limbah agro-industri Aspergillus niger memanfaatkan selulosa dan
dapat dikonversi menjadi produk komersial menghasilkan enzim selulase bebas sel yang
penting seperti etanol, metana, sirup glukosa mampu menghidrolisis selulosa menjadi gula
dan protein sel tunggal [2]. Pengembangan mudah larut seperti glukosa yang
proses industri untuk biokonversi selulosa merupakan bahan baku penting dalam
akan membantu meringankan kekurangan industri kimia [14]. Fungi Aspergillus niger
dalam pakan hewan dan mengurangi dapat digunakan untuk produksi enzim
masalah pembuangan limbah perkotaan dan selulase melalui fermentasi terendam
ketergantungan pada bahan bakar fosil [3]. (submerged) dan padat (solid-state). Aktivitas
Sukses pemanfaatan sumber daya enzim selulase fungi Aspergillus niger dalam
terbarukan tergantung pada pengembangan medium fermentasi terendam sekitar 3,29
proses ekonomis yang mencakup produksi U/ml dan dalam medium fermentasi padat
enzim selulase yang diperlukan untuk sekitar 8,89 U/g. Produktivitas selulase
hidrolisis enzimatik bahan selulosa [1]. ekstraselular fungi Aspergillus niger pada
Selulase merupakan enzim penting dalam fermentasi padat sekitar 14,60 kali lipat
industri yang digunakan pada pengolahan lebih tinggi dibanding fermentasi terendam
pati, produksi pakan ternak, bahan bakar, [15]. Selain meningkatkan hasil, fermentasi
bahan kimia, pulp, kertas, tekstil, industri padat dapat menurunkan biaya produksi
farmasi, sakarifikasi limbah organik enzim [16].
pertanian dan pengembangan teknologi Produksi enzim selulase melalui
bioetanol [4,5,6,7,8,9]. fermentasi padat substrat limbah pertanian
Enzim selulase diperoleh melalui telah banyak dilakukan untuk menurunkan
fermentasi bahan organik dengan spesies biaya produksi dan memperoleh enzim yang
fungi seperti Trichoderma, Penicillium dan ekonomis [5,17,18]. Pemanfaaatan substrat
Aspergillus spp. [6,10,11]. Produksi enzim murah dan peningkatan produktivitas enzim
selulase juga sering menggunakan spesies tetap merupakan obyek penting dalam
bakteri seperti Pseudomonas, Cellulomonas, penelitian. Pengembangan kuantitas dan
Bacillus, Micrococcus, Cellovibrio dan kualitas produk enzim selulase diperlukan
Sporosphytophaga spp. [12]. Namun, fungi untuk memenuhi kebutuhan enzim selulase
berfilamen lebih disukai untuk produksi di berbagai bidang yang terus meningkat
enzim secara komersial karena memiliki secara eksponensial. Upaya meningkatkan
kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan produksi enzim melalui seleksi dan optimasi
ragi dan bakteri [13]. Penggunaan fungi juga media dengan strain fungi tipe liar (wild
dipandang lebih menguntungkan karena types) masih belum optimal [19]. Contoh
sebagian besar enzim yang dihasilkan sukses yang spektakular adalah perbaikan

14
 Peningkatan Aktivitas Enzim Selulase dan Produksi
Glukosa Melalui Fermentasi Substrat Jerami Padi Dengan
Fungi Aspergillus niger yang Dipapari Sinar Gamma ISSN 1907-0322
(Nana Mulyana, dkk.)

strain dalam industri yang sebagian besar microcentrifuge (Sorvall), centrifuge Himac
terkait dengan aplikasi mutasi dan seleksi CR21GII (Hitachi), autoclave (WiseClave),
[8,9]. Perbaikan strain fungi tersebut dapat shaker (Edmund Buhler SR25), chopper
menurunkan biaya produksi, meningkatkan mekanis, cutting mill, spektrofotometer serta
produktivitas dan karakteristik produk yang fasilitas irradiator Gamma Chamber 4000A
sesuai dengan harapan [14]. dengan sumber 60Co.
Pada penelitian terdahulu telah
dilakukan upaya peningkatan produksi Perlakuan iradiasi gamma
enzim selulase dari fungi Chaetomium Strain fungi Aspergillus niger diperoleh
cellulyticum melalui mutasi dan optimasi dari koleksi kultur terseleksi di
fermentasi padat substrat bagas tebu [20]. Laboratorium Bidang Industri dan
Fungi Chaetomium cellulyticum yang dipapari Lingkungan, Pusat Aplikasi Isotop dan
sinar gamma 500 Gray menunjukkan Radiasi. Strain fungi tersebut dipelihara
produksi enzim selulase yang lebih tinggi dalam tabung slent dengan media PDA pada
sekitar 1,45 kali lipat dibandingkan tipe 4 ºC. Kultur fungi Aspergillus niger yang
liarnya (wild types) yaitu fungi yang tidak berumur 7 hari dipapari sinar gamma pada
dipapari sinar gamma [20]. Aktivitas enzim dosis 0 (kontrol), 125, 250, 375, 500 dan 625
selulase fungi Chaetomium cellulyticum yang Gray. Iradiasi gamma menggunakan sumber
60
dipapari sinar gamma 500 Gray dan tipe Co dilakukan di fasilitas iradiator Gamma
liarnya (wild types) yiatu 29,20 U/g untuk Chamber 4000A, Pusat Aplikasi Isotop dan
fungi yang dipapari sinar gamma dan 20,10 Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional.
U/g untuk tipe liarnya. Di sisi lain, fungi
Chaetomium cellulyticum belum dikenal luas Preparasi substrat jerami padi
sedangan fungi Aspergillus niger merupakan Jerami padi (Oryza sativa L.) dari
fungi selulolitik yang terkenal dan bayak varietas Impari Sidenuk diperoleh dari petak
digunakan sebagai produsen enzim selulase sawah produksi bibit padi di Pusat Aplikasi
[21]. Penelitian ini bertujuan untuk Isotop dan Radiasi, BATAN. Jerami padi
meningkatkan aktivitas selulase dan dikeringkan dan dicacah dengan chopper
produksi glukosa dalam substrat jerami padi mekanis, kemudian dihaluskan dengan
dengan fungi Aspergillus niger yang dipapar cutting mill dan diayak sehingga diperoleh
sinar gamma. substrat jerami padi dengan ukuran partikel
< 2 mm [22,23]. Ke dalam 2 kg substrat
jerami padi ditambahkan 20 liter larutan
BAHAN DAN METODE 1%NaOH, diaduk secara merata dan
dibiarkan selama 1-2 jam kemudian
Bahan dan peralatan dilakukan pencucian sebanyak 3 kali dengan
Bahan-bahan yang digunakan terdiri air mengalir dan dikeringkan dalam oven
dari media kultur fungi Aspergillus niger, pada 40 ºC sampai diperoleh berat yang
jerami padi, PDB (potatoes dextrose broth), konstan [15,24]. Hasil preparasi substrat ini
PDA (potatoes dextrose agar), larutan berupa serbuk jerami padi dengan kadar air
1%NaOH dan 1%H2SO4, yeast ekstrak, sekitar 10,26%, C organik 25,91%, selulosa
(NH4)2SO4, KH2PO4, K2HPO4, MgSO4.7H2O, 35,65% dan total N 1,34%.
air fisiologis (0,85% NaCl), larutan 1%CMC
(carboxymethyl-cellulase), bufer sitrat (50 mM, Kultivasi fungi Aspergillus niger yang
pH 5,0), larutan DNS (dinitrosalicylic-acid), dipapar sinar gamma
larutan Nelson dan arsenomolybdat. Fungi Aspergillus niger yang dipapari
Peralatan yang digunakan meliputi tabung sinar gamma pada dosis 0 (kontrol), 125,
slent, cawan petri, erlemmeyer, gelas reaktor 250, 375, 500 dan 625 Gray dikultivasi
ukuran 500 ml, incubator (Heraeus), water dalam medium nutrisi garam mineral
bath, oven 105 ºC, tanur 650 ºC, desikator, dengan substrat jerami padi 0 dan 5% (b/v).

  15
 
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 11 No. 1 Juni 2015 

Setiap liter larutan nutrisi garam mineral cellulase) dihitung berdasarkan estimasi gula
tersebut mengandung 24 g PDB, 5 g yeast reduksi yang dibebaskan dari reaksi ekstrak
ekstrak, 1 g (NH4)2SO4, 0,5 g KH2PO4, 0,5 g enzim dan CMC. Ke dalam campuran 500
K2HPO4 dan 0,2 g MgSO4.7H2O [25,26]. μ1 ml larutan 1% CMC dan 500 μ1 ml bufer
Sebanyak 1 ml kultur fungi Aspergillus niger sitrat (50 mM, pH 5,0) ditambahkan 500 μ1
dengan kerapatan 106 propagul/ml ml ekstrak enzim kemudian diinkubasi
diinokulasikan ke dalam 50 ml medium dalam water bath pada 50 ºC selama 30
steril kemudian diinkubasi dalam shaker menit dan penghentian reaksi dilakukan
mekanis pada 100 rpm dan suhu ruang melalui penambahan 500 μl larutan DNS.
sekitar 28-32 ºC selama 4 hari. Larutan ini dipanaskan dalam air mendidih
selama 5 menit dan didinginkan kemudian
Fermentasi padat substrat jerami padi dilakukan pengukuran densitas optik dengan
Perlakuan fermentasi padat substrat spektrofotometer pada 540 nm [28,30]. Satu
jerami padi dengan fungi Aspergillus niger unit aktivitas selulase dihitung sebagai
terdiri dari A1M1, A1M2, A1M3, A2M1, A2M2 jumlah enzim yang diperlukan untuk
dan A2M3. Kultur fungi Aspergillus niger 0 melepaskan 1 μmol gula reduksi/menit
Gray (A1) dan 500 Gray (A2) digunakan pada dengan standar glukosa [15].
fermentasi substrat jerami padi dengan Kadar glukosa sampel ditentukan
kadar kelembaban awal sekitar 81% (M1), dengan metode Nelson-Smogyi [30]. Ke
84% (M2) dan 87% (M3). Semua medium dalam 500 μl sampel ditambahkan 500 μl
fermentasi diperkaya dengan larutan nutrisi larutan Nelson (campuran Nelson A dan B
garam mineral dan disterilkan dengan sekitar 25:1 v/v) dan dipanaskan pada 100
autoclave pada 121 ºC selama 15 menit. ºC selama 20 menit, kemudian didinginkan
Dua ml kultur fungi Aspergillus niger dengan dan ditambahkan 500 μl larutan
kerapatan sekitar 106 propagul/ml arsenomolibdat. Pengukuran densitas optik
diinokulasikan ke dalam 40 g (berat kering) dilakukan dengan spektrofotometer pada
substrat jerami padi kemudian diinkubasi 540 nm. Kadar glukosa sampel dihitung
pada suhu ruang sekitar 28-32 ºC selama 21 berdasarkan nilai densitas optik (absorbansi)
hari. sesuai persamaan regresi larutan standar
glukosa (kurva standar).
Hidrolisis substrat jerami padi Pada penelitian ini juga dilakukan
Ekstrak kasar enzim selulase diperoleh pengamatan pH, viabilitas fungi, bobot
dari medium fermentasi padat substrat biomassa mikroba, kadar air, kadar bahan
jerami padi dengan fungi Aspergillus niger. organik, kadar C organik dan total N.
Ke dalam 3 g medium fermentasi ini Pengukuran pH dilakukan dengan pH meter
ditambahkan 30 ml larutan bufer sitrat (50 digital. Viabilitas fungi ditentukan dengan
mM, pH 5,0) dan diagitasi dalam shaker metode Total Plate Count dalam media PDA
mekanis pada 100 rpm selama 1 jam, [26]. Bobot biomassa mikroba ditentukan
kemudian disentrifugasi pada 12000 rpm dan secara gravimetri setelah pemisahan dengan
-4 ºC selama 15 menit. Dua puluh ml sentrifuse pada 12000 rpm selama 15 menit
ekstrak kasar enzim tersebut ditambahkan dan pengeringan dalam oven pada 60 ºC
ke dalam 2 g substrat jerami padi steril selama 24 jam [27]. Kadar air ditentukan
kemudian diinkubasi dalam water bath pada melalui pengeringan sampel dalam oven
50 ºC yang diagitasi dengan shaker mekanis pada 105 ºC selama 24 jam. Kadar bahan
pada 150 rpm selama 2 hari [23]. organik ditentukan melalui pemasan sampel
dalam tanur pada 650 ºC selam 5-6 jam.
Penentuan aktivitas selulase dan kadar Analisis kadar C organik dan total N
glukosa dilakukan di Laboratorium Kimia
Penentuan aktivitas enzim selulase Universitas Nusa Bangsa, Bogor.
dengan substrat CMC (carboxymethyl-

16
 Peningkatan Aktivitas Enzim Selulase dan Produksi
Glukosa Melalui Fermentasi Substrat Jerami Padi Dengan
Fungi Aspergillus niger yang Dipapari Sinar Gamma ISSN 1907-0322
(Nana Mulyana, dkk.)

HASIL DAN PEMBAHASAN untuk mengurangi viabilitas inokulum


hingga 90% [33].
Kultivasi fungi Aspergillus niger yang
dipapar sinar gamma
Setelah perlakuan iradiasi gamma pada
dosis 125, 250, 375, 500 dan 625 Gray
terjadi penurunan viabilitas fungi Aspergillus
niger dari 7,83x107 propagul/ml menjadi
5,93x107 sampai 8,00x106 propagul/ml.
Peningkatan dosis iradiasi gamma dapat
menurunkan jumlah organisme yang
mampu bertahan hidup secara eksponensial
[31]. Populasi fungi Aspergillus niger yang
bertahan hidup setelah perlakuan iradiasi
gamma, mampu tumbuh secara baik di
dalam medium cair mengandung larutan
nutrisi garam mineral serta substrat jerami
padi 0 dan 5% berat/volum. Setelah 4 hari Gambar 1. Bobot biomassa fungi Aspergillus
kultivasi dalam medium cair A (tanpa niger setelah 4 hari diinkubasi di
substrat jerami padi) dan B (substrat jerami dalam medium cair A dan B
padi 5%b/v), fungi Aspergillus niger yang
dipapar sinar gamma 250, 375, 500 dan 625
Selain memiliki bobot biomassa yang
Gray memiliki bobot biomassa yang lebih
optimal, fungi Aspergillus niger yang dipapar
baik dibanding fungi Aspergillus niger tanpa
sinar gamma 500 Gray juga menunjukkan
perlakuan iradiasi gamma seperti disajikan
aktivitas selulase yang lebih tinggi dan
pada Gambar 1. Peningkatan bobot
berbeda nyata dibandingkan fungi
biomassa fungi diperoleh pada kultivasi
Aspergillus niger tanpa perlakuan iradiasi
fungi Aspergillus niger yang dipapar sinar
gamma seperti disajikan pada Gambar 2. Di
gamma mulai dari 250 sampai 500 Gray
dalam medium cair A (tanpa substrat jerami
kemudian menurun pada kultivasi fungi
padi) dan B (substrat jerami padi 5% b/v),
Aspergillus niger yang dipapar sinar gamma
fungi Aspergillus niger yang dipapar sinar
625 Gray. Hasil ini selaras dengan penelitian
gamma 500 Gray memiliki aktivitas selulase
sebelumnya yang menunjukkan bahwa
sekitar 2,02 dan 2,28 U/ml. Di dalam
perlakuan iradiasi gamma pada dosis 200
medium cair A dan B ini, fungi Aspergillus
sampai 500 Gray dapat meningkatkan bobot
niger tanpa perlakuan iradiasi gamma
kering miselia isolat Aspergillus sp [32].
memiliki aktivitas selulase sekitar 0,60 dan
Fungi Aspergillus niger yang dipapar sinar
1,12 U/ml. Hasil ini menunjukkan bahwa di
gamma 500 Gray memiliki bobot biomassa
dalam medium cair A dan B, fungi
yang optimal di dalam medium cair A dan B
Aspergillus niger yang dipapar sinar gamma
masing-masing sekitar 2,99 dan 4,31 mg/ml.
500 Gray mampu memberikan aktivitas
Bobot biomassa fungi ini sekitar 1,99-2,41
selulase sekitar 1,04 dan 2,37 kali lebih
kali lebih tinggi dibandingkan fungi
tinggi dibanding fungi Aspergillus niger tanpa
Aspergillus niger tanpa perlakuan iradiasi
perlakuan iradiasi gamma. Ionisasi radiasi
gamma. Hal ini sesuai dengan penelitian
gamma dengan dosis relatif rendah dapat
S.A.Alting et.al (2015) yang menunjukkan
meningkatkan bobot biomassa,
bahwa Aspergillus niger yang diradiasi sinar
mengakselerasi aktivitas selulase dan
gamma dengan dosis 400 Gy mendapatkan
protease beberapa strain fungi Aspergillus
nilai D10 yang menghasilkan mutan
niger [34,35]. Hasil juga mengindikasikan
superior. Nilai D10 merupakan
bahwa fungi Aspergillus niger yang dipapar
radiosensitivity yakni dosis yang diperlukan

  17
 
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 11 No. 1 Juni 2015 

sinar gamma 500 Gray lebih berpotensi semua medium substrat jerami padi,
untuk digunakan dalam meningkatkan viabilitas fungi Aspergillus niger yang optimal
aktivitas selulase dan produksi glukosa pada diperoleh pada 14 hari fermentasi padat,
fermentasi padat substrat jerami padi. yaitu sekitar 2,78x107 sampai 1,17x108
propagul/g. Hasil ini diduga terkait dengan
pH medium fermentasi sekitar 5,45 — 6,39
yang sesuai untuk pertumbuhan fungi
Aspergillus niger. Hal ini mengindikasikan
bahwa fungi Aspergillus niger A1(0 Gy)
maupun A2 (500 Gy) dapat tumbuh secara
baik di dalam medium fermentasi substrat

Gambar 2. Aktivitas selulase fungi Aspergillus


niger setelah 4 hari diinkubasi di
dalam medium cair A dan B

Fermentasi Padat Substrat Jerami Padi


Dalam fermentasi padat dengan fungi
Aspergillus niger yang berlangsung selama 21
Gambar 3. Perubahan pH medium fermentasi
hari, terjadi perubahan pH medium substrat
padat dengan kadar kelembaban
jerami padi seperti disajikan pada Gambar 3.
awal M1 (81%), M2 (84%) dan M3
Setelah 7 dan 14 hari fermentasi padat (87%) yang diinokulasi fungi A.niger
terjadi penurunan pH medium dari sekitar A1 (0 Gray) dan A2 (500 Gray)
6,65 — 6,79 menjadi 5,45 — 6,39. Nilai pH
terendah diperoleh pada 14 hari fermentasi
padat di dalam substrat jerami padi dengan
kadar kelembaban awal M1 (81%) yang
diinokulasi fungi Aspergillus niger A2.
Medium fermentasi ini memiliki pH sekitar
5,45 sedangkan medium perlakuan lain
sekitar 5,99 — 6,39. Setelah 21 hari
fermentasi padat, pH medium pada semua
perlakuan kembali meningkat dari 5,45 —
6,39 menjadi 5,94 — 6,51. Perubahan pH
medium dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba, sekresi enzim dan
kestabilan produk di dalam medium [15].
Gambar 4 menunjukkan bahwa
selama fermentasi padat substrat jerami Gambar 4. Viabilitas fungi A.nigerA1 (0 Gray)
dengan kadar kelembaban awal M1 (81%), dan A2 (500 Gray) di dalam substrat
M2 (84%) dan M3 (87%) terjadi perubahan jerami dengan kadar kelembaban
viabilitas baik fungi Aspergillus niger A1 (0 awal M1 (81%), M2 (84%) dan M3
Gray) maupun A2 (500 Gray). Di dalam (87%)

18
 Peningkatan Aktivitas Enzim Selulase dan Produksi
Glukosa Melalui Fermentasi Substrat Jerami Padi Dengan
Fungi Aspergillus niger yang Dipapari Sinar Gamma ISSN 1907-0322
(Nana Mulyana, dkk.)

jerami padi dengan kadar awal sekitar 81% fermentasi padat substrat jerami padi M1
sampai 87%. Hasil ini sesuai dengan (81%) dengan fungi Aspergillus niger A2
peneliti terdahulu yang menunjukkan selama 14 hari. Hasil ini selara dengan
bahwa kelembaban awal sebesar 79% penelitian terdahulu yang menjelaskan
mampu menghasilkan aktivitas selulase bahwa aktivitas selulase fungi Aspergillus
optimal sebesar 96,44 U/g [33]. niger yang maksimum diperoleh pada 14
Pada 14 hari fermentasi padat substrat hari fermentasi padat [36].
jerami M1 padi (81%), fungi Aspergillus niger Aktivitas selulase maksimum dari
A1 (0 Gray) dan A2 (500 Gray) menunjukkan fungi Aspergillus niger A2 (500 Gray) dengan
tampilan pertumbuhan relatif sama tetapi substrat jerami padi M1 (81%) berpengaruh
memiliki aktivitas selulase yang berbeda terhadap produksi glukosa yang optimal
nyata seperti disajikan pada Gambar 5. pada 14 hari fermentasi padat seperti
Aktivitas selulase fungi Aspergillus niger A1 disajikan pada Gambar 6. Aktivitas selulase
dan A2 sekitar 7,85 dan 31,01 U/g. Di dalam maksimum dapat menghidrolisis selulosa
medium jerami padi M2 (84%) dan M3 (87%), secara optimal sehingga produksi gula
fungi Aspergillus niger A2 (500 Gray) mudah larut seperti glukosa yang juga
memiliki aktivitas selulase sekitar 5,15 — maksimum [14]. Produksi glukosa pada
7,19 U/g yang tidak berbeda nyata dengan medium fermentasi padat A2M1 ini sekitar
aktivitas selulase fungi Aspergillus niger A1 (0 125,79 mg/g sedangkan pada medium lain
Gray) di dalam semua perlakuan kadar (A1M1, A1M2, A1M3, A2M2, A2M3) sekitar
kelembaban awal substrat jerami padi. 31,79 mg/g sampai 48,00 mg/g berat kering
Fungi Aspergillus niger tanpa perlakuan substrat jerami padi. Di dalam substrat
iradiasi gamma ini memiliki aktivitas jerami padi M1 dengan fungi Aspergillus niger
selulase sekitar 5,20 — 7,85 U/g. Pada A2 pada 7 dan 21 hari fermentasi padat
penelitian terdahulu diperoleh aktivitas diperoleh produksi glukosa sekitar 59,68 dan
selulase fungi Aspergillus niger maksimum 107,81 mg/g. Dengan demikian, produksi
dalam substrat dedak padi dengan metode glukosa maksimal dapat diperoleh dari
fermentasi padat sekitar 8,89 U/g [15]. fermentasi padat substrat jerami padi M1
Dengan demikian, aktivitas selulase dengan fungi Aspergillus niger A2 selama 14
maksimum dapat diperoleh melalui hari. Hasil yang diperoleh setara dengan

Gambar 6. Produksi glukosa pada fermentasi


Gambar 5. Aktivitas selulase fungi A.niger A1 (0 padat substrat jerami padi dengan
Gray) dan A2 (500 Gray) dalam kadar kelembaban awal M1 (81%),
substrat jerami dengan kadar M2 (84%) dan M3 (87%) yang
kelembaban awal M1 (81%), M2 diinokulasi fungi A.niger A1 (0 Gray)
(84%) dan M3 (87%) dan A2 (500 Gray)

  19
 
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 11 No. 1 Juni 2015 

penelitian terdahulu yang mendapatkan glukosa sekitar 153%. Hasil ini


produksi glukosa optimal sebesar 175 U/ml menunjukkan bahwa fungi Aspergillus niger
[37]. yang dipapar sinar gamma 500 Gray
Setelah 21 hari fermentasi padat, berpotensi untuk digunakan dalam
terjadi penurunan viabilitas fungi Aspergillus meningkatkan aktivitas selulase dan
niger, aktivitas selulase dan produksi glukosa produksi glukosa melalui fermentasi padat
di dalam semua medium substrat jerami substrat jerami padi dengan kadar
padi. Fermentasi padat substrat jerami padi kelembaban awal sekitar 81%.
M1 (81%) dengan fungi Aspergillus niger A2 Selain berpengaruh terhadap aktivitas
(500 Gray) tetap menunjukkan aktivitas selulase dan produksi glukosa, fermentasi
selulase dan produksi glukosa yang lebih padat selama 21 hari juga menyebabkan
tinggi dibandingkan fungi Aspergillus niger A1 perubahan tumbuhan dan aktivitas fungi
(0 Gray) seperti disajikan pada Tabel 2. Aspergillus niger selama 21 hari fermentasi
Aktivitas selulase fungi Aspergillus niger A1 padat menyebabkan perubahan bobot
dan A2 sekitar 5,92 dan 19,97 U/g dengan biomassa mikroba, kadar bahan organik, C
produksi glukosa masing-masing sekitar organik dan protein kasar di dalam substrat
42,59 dan 107,81 mg/g. Dengan demikian, jerami padi seperti disajikan pada Tabel 1.
inokulasi fungi Aspergillus niger yang dipapar Perubahan bobot biomassa mikroba, bahan
sinar gamma 500 Gray dapat meningkatkan organik, C organik dan protein kasar terbaik
aktivitas selulase sekitar 237% dan produksi diperoleh pada fermentasi padat substrat

Tabel 1. Peningkatan aktivitas selulase dan produksi glukosa pada fermentasi


padat substrat jerami padi dengan Aspergillus niger selama 21 hari pada
28-32 ºC

Aspergillus niger
No Parameter Peningkatan
0 Gray 500 Gray
1 Aktivitas selulase, U/g 5,92±0,33 19,97±6,38 237%
2 Produksi glukosa, mg/g 42,59±20,29 107,81±21,21 153%

Tabel 2. Perubahan bobot biomassa fungi Aspergillus niger dan beberapa


karakteristik fisik-kimia substrat jeremasi padi setelah 21 hari
fermentasi pada 28-32 ºC

Perubahan, %
No Perlakuan Biomassa Bahan Protein
C organik
mikroba organik kasar

1 A1M1 71,08 9,38 9,17 20,74


2 A1M2 65,57 8,45 8,27 16,33
3 A1M3 58,95 8,56 8,43 13,75
4 A2M1 77,68 10,20 9,98 21,11
5 A2M2 54,16 8,22 8,06 16,59
6 A2M3 48,76 8,48 8,36 14,25
Keterangan : fungi Aspergillus niger A1 (0 Gray) dan A2 (500 Gray), kadar
kelembaban awal M1 (81%), M2 (84%) dan M3 (87%).

20
 Peningkatan Aktivitas Enzim Selulase dan Produksi
Glukosa Melalui Fermentasi Substrat Jerami Padi Dengan
Fungi Aspergillus niger yang Dipapari Sinar Gamma ISSN 1907-0322
(Nana Mulyana, dkk.)

jerami padi M1 (81%) masing-masing 71,08- jerami padi dengan fungi Aspergillus niger,
77,68%, 9,38-10,20%, 9,17-9,98% dan 20,74- dilakukan uji hidrolisis pada 50 ºC selama 2
21,11%. Hasil ini menunjukkan bahwa hari. Tabel 3 menunjukkan bahwa ekstrak
kadar kelembaban awal substrat jerami padi enzim kasar dari perlakuan fermentasi padat
sekitar 81% sesuai sebagai medium yang berbeda berpengaruh terhadap
pertumbuhan fungi Aspergillus niger A1 (0 kemampuan produksi dan hidrolisis glukosa
Gray) dan A2 (500 Gray). Kadar kelembaban dalam substrat jerami padi. Produksi dan
yang terlalu tinggi di dalam medium padat hidrolisis glukosa yang tertinggi diperoleh
dapat menurunkan porositas substrat dan pada pemberian ekstrak enzim kasar hasil
menyebabkan penurunan penetrasi oksigen 14 hari fermentasi padat substrat jerami M1
di antara partikel substrat sehingga terjadi (81%) dengan fungi Aspergillus niger A2 (500
penurunan pertumbuhan mikroba [38]. Gray). Hidrolisis substrat jerami padi
Kadar kelembaban berperan penting dalam dengan ekstrak enzim kasar ini
biosintesis dan sekresi berbagai enzim menyebabkan produksi glukosa sekitar
termasuk enzim selulase [9]. 35,84 mg/g dan hidrolisis glukosa sekitar
Evaluasi pertumbuhan, aktivitas 134,72 mg/g selulosa. Pada penggunaan
selulase dan produksi glukosa menunjukkan ekstrak enzim kasar dari fermentasi padat
bahwa fungi Aspergillus niger yang dipapar substrat jerami M1 (81%) dengan fungi
sinar gamma 500 Gray berpotensi untuk Aspergillus niger A1 (0 Gray) diperoleh hasil
digunakan dalam meningkatkan aktivitas yang lebih rendah, yaitu produksi glukosa
selulase dan produksi glukosa melalui sekitar 27,22 mg/g dan hidrolisis glukosa
fermentasi padat substrat jerami padi sekitar 102,29 mg/g selulosa. Hasil ini
dengan kadar kelembaban awal sekitar 81%. menunjukkan bahwa ekstrak enzim kasar
Aktivitas selulase maksimum fungi dari fermentasi substrat jerami padi M1
Aspergillus niger ini diperoleh pada (81%) dengan fungi Aspergillus niger A2 (500
fermentasi padat substrat jerami padi selama Gray) memiliki kemampuan hidrolisis
14 hari. substrat jerami padi terbaik.

Tabel 3. Produksi dan hidrolisis glukosa pada hidrolisis substrat jerami padi dengan
ekstrak enzim kasar fungi Aspergillus niger pada 50 ºC selama 2 hari

Ekstrak enzim Produksi glukosa, Hidrolisis glukosa, Kadar glukosa,


No
kasar mg/g mg/g selulosa mg/g
1 A1M1 27,22ab 102,29c 7,17a
2 A1M2 29,07b 109,17b 7,21a
3 A1M3 25,25ab 94,83d 9,19a
4 A2M1 35,84c 134,72e 20,22c
5 A2M2 23,73a 89,12a 15,54b
6 A2M3 26,51ab 99,57c 5,78a
Keterangan : fungi Aspergillus niger A1 (0 Gray) dan A2 (500 Gray), kadar
kelembaban awal M1 (81%), M2 (84%) dan M3 (87%).

Efektivitas Ekstrak Enzim Kasar Hidrolisis dengan ekstrak enzim kasar


Untuk mengetahui kualitas enzim fungi Aspergillus niger berpengaruh terhadap
selulase hasil fermentasi padat substrat peningkatan kadar glukosa dalam substrat

  21
 
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 11 No. 1 Juni 2015 

jerami padi seperti disajikan pada Gambar 7. melalui fermentasi padat substrat jerami
Peningkatan kadar glukosa tertinggi padi dengan kadar kelembaban awal sekitar
diperoleh pada pemberian ekstrak enzim 81% menggunakan fungi Aspergillus niger
kasar dari fermentasi padat substrat jerami yang dipapari sinar gamma 500 Gray.
padi M1 (81%) dengan fungi Aspergillus niger
A2 (500 Gray). Setelah 2 hari hidrolisis pada
50 ºC, pemberian ekstrak enzim kasar A2M1 KESIMPULAN
ini dapat meningkatkan kadar glukosa
sekitar 188,24% dari 7,01 menjadi 20,22 Iradiasi gamma pada dosis 500 Gray
mg/g berat kering substrat jerami padi. sesuai untuk memperoleh fungi Aspergillus
Hasil ini selaras dengan efektivitas ekstrak niger dengan aktivitas selulase yang lebih
enzim kasar terhadap produksi dan tinggi dibandingkan perlakuan lain (0, 125,
hidrolisis glukosa dalam substrat jerami 250, 375, 625 Gray). Di dalam medium cair
padi. mengandung Potatoes Dextrose Broth (PDB),
garam mineral dengan substrat jerami padi 0
dan 5% b/v, fungi Aspergillus niger yang
dipapari sinar gamma 500 Gray memiliki
aktivitas selulase sekitar 2,5 kali lebih tinggi
dibanding kontrol yaitu 2,02-2,28 U/ml
untuk fungi yang dipapari sinar gamma dan
0,60-1,12 U/ml untuk kontrol. Pada
fermentasi padat substrat jerami padi
dengan kadar kelembaban awal 81% selama
14 hari, fungi Aspergillus niger yang dipapar
sinar gamma 500 Gray memiliki aktivitas
selulase sekitar 3,91 kali lebih tinggi
dibandingkan dibandingkan kontrol yaitu
31,01 U/g untuk fungi yang dipapari sinar
gamma dan 7,85 U/g untuk kontrol. Pada
Gambar 7. Kadar glukosa substrat jerami padi
aktivitas selulase maksimum ini diperoleh
setelah hidrolisis dengan ekstrak produksi glukosa 125,79 dan 48,00 mg/g.
enzim kasar Hasil ini menunjukkan bahwa pada
fermentasi padat jerami padi dengan fungi
Aspergillus niger yang dipapari sinar gamma
Ekstrak enzim kasar dari fermentasi 500 Gray dapat diperoleh produksi glukosa
padat substrat jerami padi M1 (81%) dengan sekitar 2,62 kali lebih tinggi dibandingkan
fungi Aspergillus niger A2 (500 Gray) fungi Aspergillus niger tanpa perlakuan
memiliki kualitas yang lebih baik iradiasi gamma. Penggunaan ekstrak enzim
dibandingkan fungi Aspergillus niger A1 (0 kasar dari fermentasi padat dengan fungi
Gray). Hasil ini menunjukkan bahwa fungi Aspergillus niger yang dipapar sinar gamma
Aspergillus niger yang dipapari sinar gamma 500 Gray sesuai untuk hidrolisis substrat
500 Gray sesuai untuk digunakan pada jerami padi. Dengan demikian, fungi
fermentasi substrat jerami padi dengan Aspergillus niger yang dipapari sinar gamma
kadar kelembaban awal sekitar 81%. Hasil 500 Gray memiliki potensi yang baik dalam
juga mengindikasikan bahwa fermentasi meningkatkan aktivitas selulase dan
padat substrat jerami padi selama 14 hari produksi glukosa dalam substrat jerami padi
sesuai untuk produksi enzim selulase melalui fermentasi padat selama 14 hari.
dengan aktivitas yang tinggi. Dengan
demikian, peningkatan produksi enzim
selulase dan kadar glukosa dapat dilakukan

22
 Peningkatan Aktivitas Enzim Selulase dan Produksi
Glukosa Melalui Fermentasi Substrat Jerami Padi Dengan
Fungi Aspergillus niger yang Dipapari Sinar Gamma ISSN 1907-0322
(Nana Mulyana, dkk.)

UCAPAN TERIMA KASIH wheat straw under submerged


fermentation, Int. J. Environ. Sci.
Penulis mengucapkan terima kasih Eng., 1, 23-26 (2009).
kepada Ibu Ayi Ratnaningsih, S.Si,M.Si
(Universitas Nusa Bangsa, Bogor) atas 7. SUKUMARAN, R.K., R.R. SINGHANIA,
bantuan teknis selama penelitian ini G.M. MATHEW and A. PANDEY,
berlangsung. Cellulase production using biomass
feed stock and its application in
lignocellulose saccharification for
DAFTAR PUSTAKA bio-ethanol production, Renewable
Energy., 34, 421-424 (2009).
1. FAN, F.T., M.M. GHARPURAY and Y.
N. LEE, Cellulose Hydrolysis, 8. XU, F., J. WANG, S. CHEN, W. QIN, Z.
Springer-Verlag 3, 1-68 (1987). YU, H. ZHAO, X. XING and H. LI,
Strain Improvement for Enhanced
2. SOLOMON, B.O., B. AMIGUN, E. Production of Cellulase in
BETIKU, T.V. OJUMU and S.K. Trichoderma viride, Appl. Biochem.
LAYOKUN, Optimization of Microbiol., 47 (1), 53—58 (2011).
cellulase production by Aspergillus
flavus Linn Isolate NSPR101 Grown 9. VU, V.H., T.A. PHAM and K. KIM,
on Bagasse, JNSCHE, 16, 61-68 Improvement of Fungal Cellulase
(1999). Production by Mutation and
Optimization of Solid State
3. KUMAKURA, M., Preparation of Fermentation, Mycobiology, 39 (1),
immobilized cellulase beads and 20-25 (2011).
their application to hydrolysis of
cellulose materials, Process Biochem. 10. MANDELS, M. and E.T. REESE, Fungal
32, 555-559 (1997). cellulase and microbial
decomposition of cellulosic fibres,
4. OGEL, Z.B., K. YARANGUMELI, H. Dev. Ind. Microbiol., 5, 5-20 (1985).
DURDAR I. IFRIJ, Submerged
cultivation of Scytalidium 11. SARAO, L.K., M. ARORA and V.K.
thermophilum on complex SEHGAL, Use of Scopulariopsis
lignocellulosic biomass for acremonium for the production of
endoglucanase production, Enzyme cellulose and xylanase through
Microbial. Technol., 28, 689-695 submerged fermentation, Afr. J.
(2001). Microbiol. Res., 4 (14), 1506-1510
(2010).
5. ABO-STATE, M.A.M., A.I. HAMMAD,
M. SWELIM and R.B. GANNAM, 12. IMMANUAL, G., R. DHANUSHA, P.
Enhanced Production of Cellulase(S) PRENA and PALAVESAN, Effect of
By Aspergillus spp. Isolated From different growth parameters on
Agriculture Wastes by Solid State endoglucanase enzyme activity by
Fermentation, American Eurasian J. bacteria isolated from coir retting
Agric. Environ. Sci., 8 (4), 402-410 effluents of estuarine environment,
(2010). Int. J. Environ. Sci. Tech., 3 (1), 25-
34 (2006).
6. ANITA, S., S. NAMITA, R. NARSI and
BISHNOI, Production of cellulases 13. BAKRI, Y.P., P. JACQUES and
by Aspergillus heteromorphus from THONAR, Xylanase production by

  23
 
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 11 No. 1 Juni 2015 

Penicillum canescens 10-10c in solid 20. FAWZI, E.M. and H.S. HAMDY,
state fermentation, Appl. Biochem. Improvement of carboxymethyl
Biotechnol., 108 (1-3), 737-748 cellulase production from
(2003). Chaetomium cellulolyticum NRRL
18756 by mutation and optimization
14. DEVI, M.C. and M.S. KUMAR, of solid state fermentation, African
Production, Optimization and Journal of Microbiology Research, 5
Partial purification of Cellulase by (26), 4687-4696 (2011).
Aspergillus niger fermented with
paper and timber sawmill industrial 21. VRIES, R.P. and J. VISER, Aspergillus
wastes, J. Microbiol. Biotech. Res., enzymes involved in degradation of
2012, 2 (1), 120-128 (2012). plant cell wall polysaccharides,
Microbiol. Mol. Biol. Rev., 65, 497-
15. MRUDULA, S. and R. 552 (2001).
MURUGAMMAL, Production of
Cellulase by Aspergillus niger under 22. NALLAPETA, S., V. K. NIGAM, P.
Submerged and Solid State SURVAJAHALA and K. MOHAN,
Fermentation using Coir Waste as a Screening and Selection of White
Substrate, Brazilian Journal of Rot Fungi for Biological
Microbiology, 42, 1119-1127 ISSN Delignification of Agricultural
1517-8382 (2011). Residues, International Journal of
Advanced Biotechnology and Research
16. GHILDYAL, N.P., B.K. LONSANE, K.R. 3 (4), 790-796 (2012).
SREEKANTIAH and V.S.
MURTHY, Economics of 23. ONG, L. G. A., C.H. Chan and A.L.
submerged and solid state CHEW, Enzymatic Hydrolysis of
fermentation for the production of Rice Straw: Process Optimization,
amyloglucosidase, J. Food Sci. Journal of Medical and Bioengineering
Technol., 22, 171-176 (1985). (JOMB), 1 (1), 14-16 (2012).

17. YANG, Y.H., B.C. WANG, Q.H. 24. PENSUPA, N., M. JIN, M. KOKOLSKI,
WANG, L.J. XIANG and C.R. D. B. ARCHER and C. DU, A solid
DUAN, Research on solid-state state fungal fermentation-based
fermentation on rice chaff with a strategy for the hydrolysis of wheat
microbial consortium, Colloid Surf., straw, Bioresource Technology, 149,
34, 1-6 (2004). 261—267 (2013).

18. SINGHANIA, R.R., A.K. PATEL, C.R. 25. MANPREET, S., S. SAWRAJ, D.
SOCCOL and A. PANDEY, Recent SACHIN, S. PANKAJ, S. and U.C.
advances in solid-state BANERJEE, Review Article :
fermentation, Biochem. Eng. J., 44, Influence of Process Parameters on
13-18 (2009). the Production of Metabolites in
Solid-State Fermentation, Malaysian
19. LI, X.H., H.J. YANG, B. ROY, E.Y. Journal of Microbiology, 1 (2), 1-9
PARK, L.J. JIANG, D. WANG and (2005).
Y.G. MIAO, Enhanced cellulose
production of the Trichoderma 26. SARASWATI, R., E. HUSEN dan R.D.M
viride mutated by microwave and SIMANUNGKALIT, Metode
ultraviolet. Microbiol. Res., 164 (1), Analisis Biologi Tanah, Halaman 10-
81-91 (2009). 18, ISBN: 978-602-8039-05-5, Balai

24
 Peningkatan Aktivitas Enzim Selulase dan Produksi
Glukosa Melalui Fermentasi Substrat Jerami Padi Dengan
Fungi Aspergillus niger yang Dipapari Sinar Gamma ISSN 1907-0322
(Nana Mulyana, dkk.)

Besar Penelitian dan gamma-rays, Arab Journal of Nuclear


Pengembangan, Sumberdaya Lahan Sciences and Applications, 32 (2),
Pertanian (2007). 257-264 (1999).

27. HAMZAH, AINON, M.A. ZARIN and 33. ALTING, S.A., ZHONG,Z.P. and
A.A. HAMID, Optimal Physical and DENG, X.Q., Enhanced cellulose
Nutrient Parameters for Growth of production by gamma-ray induced
Trichoderma virens UKMP-1M for mutant of Aspergillus niger
Heavy Crude Oil Degradation, Sains CICC41125 on agro wastes, Journal
Malaysiana, 41 (1), 71—79 (2012). of Zheijang University-SCIENCE
B(Biomedicine & Biotechnology),
28. FADEL, M., T. KAHIL and S.M. Springer-Verlag Berlin Heidelberg,
ABDEL-AZIZ, Farm Scaling up 1-14 (2015).
Biological Treatment by Solid State
Fermentation to Invest Rice Straw 34. GHERBAWY, Y.A., Effect of gamma
as a Livestock Feed in Egypt, irradiation on the production of cell
Journal of Basic and Applied Scientific wall degrading enzymes by
Research, 3 (12), 258-263, ISSN Aspergillus niger, International
2090-4304 (2013). Journal of Food Microbiology, 40,
127—131 (1998).
29. MASUTTI, D.C., A. BORGOGNONE
and L. SETTI, Production of 35. CHAKRAVARTY, B. and S. SEN,
Enzymes from Rice Husks and Enhancement of regeneration
WheatStraw in Solid State potential and variability by gamma-
Fermentation, Chemical Engineering irradiation in cultured cells of
Transaction, 27, 133-138, ISBN 978- Scillaindica, Biol. Plant., 44, 189—193
88-95608-18-1; ISSN 1974-9791 (2011).
(2012).
36. UTHARALAKSHMI, N and A.G.
30. DEWI, C., T. PURWOKO dan A. KUMAR, Production of Cellulase by
PANGASTUTI, Produksi Gula Aspergillus Sp.Under Solid State
Reduksi oleh Rhizopus oryzae dari Fermentation, International Journal
Substrat Bekatul, Bioteknologi, 2 of Chem. Tech. Research, 6 (12),
(1), 21-26 (2005). 5142-5145 (2014).

31. MOUSSA, T.A.A and M.A. RIZK, 37. MUHAMMAD, A.Z., SAMREEN, R. and
Impact of Gamma Irradiation TEHREEMA, I., Effect of gamma
Stresses : Control of Sugarbeet irradiation on Aspergillus niger for
Pathogens Rhizoctonia solani Kuhn enhanced production of glucose
and Sclerotium rolfsii Sacc., oxidase, Pakistan J. Bot., 44 (5),
Pakistan Journal of Plant Pathology, 2 1575-1580 (2012).
(1), 10-20 (2003).
38. SINGHANIA, R.R., A.K. PATEL, C.R.
32. YOUNIS, N.A., A comparison study on SOCCOL and A. PANDEY, Recent
protease, alpha-amylase and growth advances in solid-state
of certain fungal strains of fermentation, Biochem. Eng. J., 44,
Aspergillus sp. after exposure to 13-18 (2009).

  25
 
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 11 No. 1 Juni 2015 

26

Anda mungkin juga menyukai