Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

KARAKTERISTIK DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DI KOMUNITAS

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:


FELA ULAN SARI
FIRA AYUNI SALSABILLA
GUSNILA ASMITA
HANI DHARMA PUTRI
INDAH SAFITRI

TINGKAT: 2A

DOSEN PENGAMPU :

Yussie Atter Merry, S.SiT, M.Keb

D III KEBIDANAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini.Kami sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. 
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dimasa depan.

Padang, 17 januari 2020

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. LATAR BELAKANG 1
2. RUMUSAN MASALAH 2
3. TUJUAN2

BAB II PEMBAHASAN 3
1. TUGAS UTAMA BIDAN DI KOMUNITAS 3
2. TUGAS TAMBAHAN BIDAN DI KOMUNTAS 4
3. KEWENANGAN BIDAN DI KOMUNITAS 6
4. STRATEGI PELAYANAN KOMUNITAS DENGAN PENDEKATAN EDUKATIF PERAN
SERTA MASYARAKAT 11
5. MEMANFAATKAN FASILITAS DAN POTENSI YANG ADA DI MASYARAKAT 12
BAB III PENUTUP 15
1. KESIMPULAN 15
2. SARAN 15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menjelaskan tentang tujuan Nasional bangsa


Indonesia. Untuk mencapai tujuan Nasional tersebut, maka dilaksanakan upaya
pembangunan yang menyeluruh. Termasuk diantaranya pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa yang bertujuan untukmeningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan yang
tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan. Pelayanan kebidanan merupakan
layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan bidan yang diarahkan
untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga terutama ibu dan anak sehingga terwujud
keluarga bahagia,sejahtera dan berkualitas.

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan
strategis terutama dalam penurunan AngkaKematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan
paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan
dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk
senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia
berada.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja tugas utama bidan komunitas?

2. Apa saja tugas tambahan bidan komunitas?

3. Apa saja kewenangan bidan komunitas?

4. Apa Strategi pelayanan komunitas dengan pendekatan edukatif peran serta


masyarakat?

5. Bagaimana Memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat?

1
C.TUJUAN

1. Mengetahui tugas utama bidan di komunitas

2. Mengeahui tugas tambahan bidan di komunitas

3. Mengetahui apa saja kewenangan bidan komunitas

4. Mengetahui Strategi pelayanan komunitas dengan pendekatan edukatif peran serta


masyarakat

5. Mengetahui Memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. TUGAS UTAMA BIDAN DI KOMUNITAS

1. Pelaksana asuhan atau pelayanan kebidanan.

a. Melaksanakan asuhan kebidanan dengan standar profesional.

b. Melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil normal dengan komplikasi, patologis


dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.

c. Melaksanakan asuhan ibu bersalin normal dengan komplikasi, patologis dan


resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal dengan komplikasi,
patologis dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.

e. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan menyusui normal dengan
komplikasi, patologis dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.

f. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan


klien/keluarga.

g. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu dengan gangguan sistem
reproduksi dengan melibatkan klien/keluarga.

h. Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas melibatkan klien/keluarga.

i. Melaksanakan pelayanan keluarga berencana melibatkan klien/keluarga.

j. Melaksanakan pendidikan kesehatan di dalam pelayanan kebidanan.

3
2. Pengelola pelayanan KIA/KB.

a. Mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama pelayanan kebidanan


untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat diwilayah kerjanya
dengan melibatkan keluarga dan masyarakat.

b. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan program


sektor lain diwilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi,
kader kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada diwilayah kerjanya.

3. Pendidikan klien, keluarga, masyarakat dan tenaga kesehatan.

Melaksanakan bimbingan/penyuluhan, pendidikan pada klien, masyarakat dan


tenaga kesehatan termasuk siswa bidan/keperawatan, kader, dan dukun bayi yang
berhubungan dengan KIA/KB.

4. Penelitian dalam asuhan kebidanan.

Melaksanakan penelitian secara mandiri atau bekerjasama secara kolaboratif dalam


tim penelitian tentang askeb.

2. TUGAS TAMBAHAN BIDAN DIKOMUNITAS

1. Upaya Perbaikan Kesehatan Lingkungan


Peran bidan kini tidak lagi terbatas pada penanganan kesehatan reproduksi
ibu saja, tetapi ia harus mampu menggerakkan dan memberdayakan masyarakat
pedesaan untuk terlibat di kesehatan komunitasnya.
Masyarakat pedesaan harus diposisikan sebagai mitra dalam kegiatan
pengawasan kebutuhan gizi, kesehatan lingkungan, penyakit menular dan
penanganan akibat bencana. Minimal satu tenaga bidan akan ditempatkan di setiap
desa di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan Desa Siaga. Sehingga, dibutuhkan
sekitar 69.957 bidan untuk desa dengan jumlah yang sama. Bidan akan menjadi
salah satu komponen Desa Siaga untuk ditempatkan di pos-pos kesehatan desa.
Setiap bidan diharapkan akan memiliki dua orang kader untuk mendampinginya di
pos kesehatan desa.

4
Sementara itu, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Harni Koesno mengatakan
bahwa saat ini ada 30.236 desa yang memiliki bidan. Ini berarti 43,22 persen dari
total desa yang membutuhkan bidan.
2. Mengelola dan Memberikan Obat–obatan Sederhana Sesuai dengan
Kewenangannya
Pemanfaatan teknologi dan obat-obatan sudah sejak lama digunakan dalam dunia
kebidanan. Penyediaan dan penyerahan obat-obatan:
a. Bidan harus menyediakan obat-obatan maupun obat suntik sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
b. Bidan diperkenankan menyerahkan obat kepada pasien sepanjang untuk
keperluan darurat.
3. Surveilance (Pengamatan) Penyakit yang Timbul di Masyarakat
Surveilance adalah suatu kegiatan pengamatan terus menerus terhadap
kejadian kesakitan dan faktor lain yang memberikan kontribusi yang menyebabkan
seseorang menjadi sakit dan upaya tindakan yang diperlukan, dengan kegiatan
mencakup:
1.    Mendiagnosis secara klinis atau laboratories
2.    Mengidentifikasi penyebab terjadinya sakit atau faktor risiko terjadinya sakit
3.    Pencatatan hasil anamnesa klinis dan identifikasi kasus menurut variable orang,
tempat, dan waktu.
4.    Analisis hasil identifikasi kasus
5.    Tindakan penanganan kasus
6.    Melakukan tindakan observasi di rumah kasus dan sekitar kasus dengan konsep
wilayah satu kelompok Rukun Tetangga (RT) atau satu wilayah Posyandu.
7.    Analisis hasil identifikasi kasus dan hasil observasi lapangan di wilayah kasus.
Surveilance merupakan kegiatan pengamatan terhadap penyakit atau
masalah kesehatan serta faktor determinannya. Penyakit dapat dilihat dari
perubahan sifat penyakit atau perubahan jumlah orang yang menderita sakit. Sakit
dapat berarti kondisi tanpa gejala tetapi telah terpapar oleh kuman atau agen lain,
misalnya orang terpapar HIV, terpapar logam berat, radiasi dsb. Sementara
masalah kesehatan adalah masalah yang berhubungan dengan program kesehatan
lain, misalnya Kesehatan Ibu dan Anak, status gizi, dsb. Faktor determinan adalah
kondisi yang mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.

5
4. Menggunakan Tehnologi Tepat Guna Kebidanan
Dalam peranannya bidan mampu memberikan pelayanan kepada klien
secara tepat baik secara manual maupun dengan memanfaatkan teknologi
kebidanan yang memadai guna menunjang kelancaran serta keakuratan dalam
pelayanan. Berbagai macam teknologi yang sudah kita kenal sering digunakan
baik mulai dari awal proses kehamilan sampai proses persalinan. Penggunaan
teknologi tepat guna dalam kebidanan antara lain:
1.    Fetal Doppler
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi,
yang menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik,  alat ini
sangat berguna untuk mengetahui kondisi kesejahteraan janin.
2.    Staturmeter
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan, alat ini sangat
sederhana karena hanya ditempelkan pada tembok bagian atas dan ketika akan
digunakan hanya perlu untuk menariknya sampai ke bagian kepala teratas,
sehingga dapat diketahui tinggi badan orang tersebut.
3.    Alat Pengukur Panjang Bayi
Adalah merupakan peralatan sederhana yang biasa digunakan oleh bidan dan
petugas posyandu, untuk mengetahui perkembangan tinggi bayi dari waktu ke
waktu, terbuat dari kayu dengan mistar yang mudah dibaca.
4.    Reflek Hammer / Reflek Patela
Hammer yang dilapisi dengan karet yang digunakan untuk mengetahui respon
syaraf  dari anggota tubuh biasanya kaki.
5.        Umbilical Cord Clem Nylon
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk menjepit tali pusar bayi sesaat
setelah bayi dilahirkan.

3. KEWENANGAN BIDAN DI KOMUNITAS


Bidan dalam menjalankan praktiknya di komunitas berwenang untuk
memberikan pelayanan sesuai dengan kompetensi 8 yaitu bidan memberikan asuhan
yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat
sesuai dengan budaya setempat, yang meliputi :

6
1. Pengetahuan dasar
a. Konsep dasar dan sasaran kebidanan komunitas.
b. Masalah kebidanan komunitas.
c. Pendekatan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga, kelompok dan
masyarakat.
d. Strategi pelayanan kebidanan komunitas.
e. Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dalam keluarga
dan masyarakat.
f. Faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak.
g. Sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak.
2. Pengetahuan tambahan
a. Kepemimpinan untuk semua (Kesuma)
b. Pemasaran sosial
c. Peran serta masyarakat
d. Audit maternal perinatal
e. Perilaku kesehatan masyarakat
f. Program – program pemerintah yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak
(Safe Mother Hood dan Gerakan Sayang Ibu).
g. Paradigma sehat tahun 2010.
3. Keterampilan dasar
a. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas laktasi, bayi, balita dan KB
di masyarakat.
b. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak.
c. Melakukan pertolongan persalinan dirumah dan polindes.
d. Melaksanakan penggerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk
mendukung upaya kesehatan ibu dan anak.
e. Melaksanakan penyuluhan dan konseling kesehatan.
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan
4. Keterampilan tambahan
a. Melakukan pemantauan KIA dengan menggunakan PWS KIA.
b. Melaksanakan pelatihan dan pembinaan dukun bayi.
c. Mengelola dan memberikan obat – obatan sesuai dengan kewenangannya.
d. Menggunakan tehnologi tepat guna.

7
PERATURAN YANG MENGATUR KEWENANGAN BIDAN
PERMENKES RI NOMOR 1464 /MENKES/PER/X/2010
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
Pasal 6
Bidan hanya dapat menjalankan Praktik dan atau kerja paling banyak di satu tempat
kerja dan satu tempat praktik
BAB III penyelenggaraan Praktik

Pasal 9
Ø Pelayanan kesehatan ibu
Ø Pelayanan kesehatan anak
Ø Pelayanan kesehatan reproduksi pelayanan perempuan dan keluarga berencana.

Pasal 10
Ayat 1:
pelayanan kesehatan ibu meliputi; pelayanan pada masa pra hamil, kehamilan, masa
persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan
Ayat 2:
pelayanan kesehatan ibu yang meliputi; pelayanan konseling pada masa pra hamil,
pelayanan antenatal pada kehamilan normal, pelayanan persalinan normal,
pelayanan ibu nifas normal, pelayanan ibu menyusui, dan pelayanan konseling pada
masa antara dua kehamilan
Ayat 3:
bidan berwenang untuk melakukan episiotomi, penjahitan luka jalan lahir tingkat I
dan II, penanganan kegawat daruratan dilanjutkan dengan perujukan, pemberian
tablet Fe pada ibu hamil, pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas,
bimbingan IMD dan promosi ASI eksklusif, pemberian uterotonika pada MAK 3
dan post partum, penyuluhan dan konseling, bimbingan pada kelompok ibu hamil,
pemberian surat keterangan kematian, dan pemberian surat keterangan cuti bersalin

Pasal 11
Ayat 1 :
pelayanan kesehatan anak diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan
anak pra sekolah

8
Ayat 2 :
Bidan berwenang untuk:
1. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan
hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K1, perawatan bayi baru lahir
pada masa neonatal ( 0 – 28 hari ), dan perawatan tali pusat.
2. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
3. Penanganan kegawat daruratan dilanjutkan dengan perujukan
4. Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
6. Pemberian konseling dan penyuluhan
7. Pemberian surat keterangan kelahiran,
8. Pemberian surat keterangan kematian

Pasal 12
Bidan berwenang memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana meliputi;
1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana
2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

Pasal 13
Bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang untuk;
1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan
memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu
dilakukan di bawah supervisi dokter
3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak,
anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan.
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak
sekolah.
6. Melaksanakan pelayanan bidan komunitas

9
7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap
Infeksi Menular Seksual ( IMS ) termasuk pemberian kondom dan penyakit
lainnya.
8. Pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat aditif lainnya
( NAPZA ) melalui informasi dan edukasi
9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program pemerintah
10. Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi,
penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk dan
memberikan penyuluhan terhadap infeksi menular seksua ( IMS ) dan penyakit
lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan NAPZA hanya dapat dilakukan oleh
bidan yang dilatih untuk itu

Pasal 14
Ayat 1 :
Bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dapat
melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 9.

Pasal 15
Ayat 1 :
pemerintah daerah provinsi/ kabupaten/ kota menugaskan bidan praktik mandiri
tertentu untuk melaksanakan program pemerintah
Ayat 2 :
bidan praktik mandiri yang ditugaskan sebagai pelaksana program pemerintah
berhak atas pelatihan dan pembinaan dari pemerintah daerah provinsi/
kabupaten/kota.

Pasal 16
Pada daerah yang belum memiliki dokter, pemerintah dan pemerintah daerah harus
menempatkan bidan dengan pendidikan Diploma III kebidanan, apabila tidak
terdapat tenaga Bidan dengan pendidikan D III kebidanan, pemerinta dan
pemerintah daerah dapat menempatkan bidan yang telah mengikuti pelatihan,
pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab menyelenggarakan pelatihan
bagi bidan yang memberikan pelayanan di daerah yang tidak memiliki dokter.

10
10
Pasal 20
Bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pelayanan yang
diberikan yang ditujukan ke puskesmas wilayah tempat praktik, kecuali bidan yang
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.

4. STRATEGI PELAYANAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS DENGAN


PENDEKATAN EDUKATIF DALAM PERAN SERTA MASYARAKAT

Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup


masyarakat yang tidak lepas dari faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial
budaya dll. Sebagian masalah komunitas merupakan hasil perilaku masyarakat
sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan kader kesehatan
dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat
terhadap kemampuan yang mereka miliki.

Definisi dari penedekatan edukatif dalam peran serta masyarakat yaitu


rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah
dengan partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk
memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan
faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat.

Pada saat petugas kesehatan melaksanakan pendekatan edukatif dalam peran serta
masyarakat pastilah mempunyai tujuan. Tujuan  pendekatan edukatif antara lain :

1. Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang merupakan masalah


kebidanan komunitas.
2. Mengembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda dengan memecahkan
masalah yang dihadapi atas dasar swadaya sebatas kemampuan.

Pendekatan edukatif mempunyai strategi dasar yang dipakai dalam mememnuhi


pelayanan kebidanan komunitas, yaitu :

1. Mengembangkan provider.

11
Perlu adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap pendekatan
yang ditempuh serta sepakat untuk mensukseskan.

11
Langkah-langkah pengembangan provider :

1) Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat.


Bertujuan untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan kebijakan
nasional atau regional. Bentuknya pertemuan perorangan, dalam kelompok kecil,
pernyataan beberapa pejabat yang berpengaruh.

2) Pendekatan terhadap pelaksana dari sektor diberbagai tingkat administrasi


sampai dengan tingkat desa. Tujuan yang akan dicapai adalah adanya
kesepahaman, memberi dukungan dan merumuskan kebijakan serta pola
pelaksanaan secara makro. Berbentuk lokakarya, seminar, raker, musyawarah.

3) Pengumpulan data oleh sektor kecamatan/desa. Merupakan pengenalan situasi


dan masalah menurut pandangan petugas/provider. Macam data yang
dikumpulkan meliputi data umum , data khusus dan data perilaku.

Pengembangan masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat untuk


mampu dan mau mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sebatas
kemampuan. Dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk menentukan
masalah, merencanakan alternatif, melaksanakan dan menilai usaha pemecahan
masalah yang dilaksanakan. Langkah– langkahnya meliputi pendekatan tingkat
desa, survei mawas diri, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta pemantapan
dan pembinaan.

5. PELAYANAN YANG BERORIENTASI PADA KEBUTUHAN


MASYARAKAT

Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan


prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat
untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber
– sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar secara gotong
royong. Agar dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, bidan harus dapat melakukan komunikasi yang baik dengan
masyarakat. Komunikasi tersebut melibatkan lebih banyak proses mendengarkan
dan pada proses berbicara, merupakan suatu proses interaksi yang tetap yang

12
ditujukan untuk suatu kesepakatan. Komunikasi yang baik akan membentuk
pengetahuan dan tanggung jawab orang-orang yang terlibat didalamnya

12
Komunikasi yang baik dapat menunjukkan rasa hormat kepada orang lain dan
memperlihatkan pandangan dan opini mereka dihargai. Selanjutnya hal ini dapat
membuat masyarakat mau mengambil keputusan sendiri dan mengusulkan ide-
idenya. Bebrapa hal yang perlu diperhatikan seorang bidan dalam berkomunikasi
kepada masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Jangan terlalu banyak bicara, cobalah untuk tidak menyela


2. Jangan meneruskan kaliamt mereka/mengantisipasi apa yang sedang mereka
ucapkan
3. Tanyakan apabila anda merasa kurang jelas
4. Lebih baik membicarakan sesuatu dengna cara tatp muka, daripada
berkomunikasi secara tertulis.

Ada 3 jenis pendekatan :

1. Specifict Content Approach

yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah, melalui


proposal program kepada instansi yang berwenang. Contoh : pengasapan pada
kasus DBD

2. General Content objective

yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang


kesehatan dalam wadah tertentu. Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi,
gizi, KIE dsb.

3. Proses Objective approach

masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkan sendiri sesuai


kemampuan. Contoh : kader

6. MENGGUNAKAN ATAU MEMANFAATKAN FASILITAS DAN POTENSI


YANG ADA DI MASYARAKAT.

13
Masalah kesehatan pada umumnya disebabkan rendahnya status sosial –
ekonomi yang akibatkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan memelihara diri
sendiri (self care) sehingga apabila berlangsung terus akan berdampak pada status
kesehatan keluarga dan masyarakat juga produktivitasnya.

13
Definisi dari program ini yaitu :

1. Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu


menumbuhkan kemampuan orang, berkomunikasi dan menguasai lingkungan
fisiknya.
2. Pengembangan manusia yang tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi
dan kemampuan manusia mengontrol lingkungannya.

 Langkah – langkah dari program ini antara lain.

1. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan


2. Tingkatkan mutu potensi yang ada
3. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
4. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Prinsip – prinsip dalam mengembangkan masyarakat :

1. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat.


2. Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.
3. Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan, pengarahan, dan dorongan
agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya.
4. Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi sebagai
katalisator untuk mempercepat proses.

Bentuk – bentuk program masyarakat :

1. Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui koordinasi dengan


dinas terkait/kerjasama lintas sektoral.
2. Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan pada salah
satu instansi/departemen yang bersangkutan saja secara khusus untuk
melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama lintas program
3. Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha – usaha
terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dengan kebutuhan wilayah
tersebut.

14
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN

Dalam pelayanan bidan komunitas banyak hal yang harus dipahami


Minsalnya apa tugas bidan komunitas bagaimna cara memberikan pelayanan yang
baik dan profesional pada masyarakat serta slalu memberikan pelayanan yang
beriontasi terhadap kebutuhan masyarakat ini hasil dari makalah yang kelompok
sajikan .

Definisi dari program ini yaitu :

1.Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat,


membantu menumbuhkan kemampuan orang, berkomunikasi dan menguasai
lingkungan fisiknya.
2.Pengembangan manusia yang tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi dan
kemampuan manusia mengontrol lingkungannya.

 Langkah – langkah dari program ini antara lain.

1.Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan


2.Tingkatkan mutu potensi yang ada
3.Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
4.Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

2. SARAN
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah dengan berpedoman
pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Tombekon, Sandra Gerce, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Komunitas.


INMedia:Bogor.
Kepmenkes no.900/Menkes/SK/VII/2002
Meilani, Niken, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Citramaya: Yogjakarta.
Yulifah, Rita, Tri Johan. 2013. Asuhan Kebidanan Komunitas. Selemba
Medika:Jakarta.
Vesra, Elita. 2014. Asuhan Kebidanan Komunitas. CV. Trans Media: Jakarta
Timur.

Anda mungkin juga menyukai