TINGKAT: 2A
DOSEN PENGAMPU :
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. LATAR BELAKANG 1
2. RUMUSAN MASALAH 2
3. TUJUAN2
BAB II PEMBAHASAN 3
1. TUGAS UTAMA BIDAN DI KOMUNITAS 3
2. TUGAS TAMBAHAN BIDAN DI KOMUNTAS 4
3. KEWENANGAN BIDAN DI KOMUNITAS 6
4. STRATEGI PELAYANAN KOMUNITAS DENGAN PENDEKATAN EDUKATIF PERAN
SERTA MASYARAKAT 11
5. MEMANFAATKAN FASILITAS DAN POTENSI YANG ADA DI MASYARAKAT 12
BAB III PENUTUP 15
1. KESIMPULAN 15
2. SARAN 15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan
strategis terutama dalam penurunan AngkaKematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan
paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan
dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk
senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia
berada.
B.RUMUSAN MASALAH
1
C.TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal dengan komplikasi,
patologis dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.
e. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan menyusui normal dengan
komplikasi, patologis dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.
g. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu dengan gangguan sistem
reproduksi dengan melibatkan klien/keluarga.
3
2. Pengelola pelayanan KIA/KB.
4
Sementara itu, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Harni Koesno mengatakan
bahwa saat ini ada 30.236 desa yang memiliki bidan. Ini berarti 43,22 persen dari
total desa yang membutuhkan bidan.
2. Mengelola dan Memberikan Obat–obatan Sederhana Sesuai dengan
Kewenangannya
Pemanfaatan teknologi dan obat-obatan sudah sejak lama digunakan dalam dunia
kebidanan. Penyediaan dan penyerahan obat-obatan:
a. Bidan harus menyediakan obat-obatan maupun obat suntik sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
b. Bidan diperkenankan menyerahkan obat kepada pasien sepanjang untuk
keperluan darurat.
3. Surveilance (Pengamatan) Penyakit yang Timbul di Masyarakat
Surveilance adalah suatu kegiatan pengamatan terus menerus terhadap
kejadian kesakitan dan faktor lain yang memberikan kontribusi yang menyebabkan
seseorang menjadi sakit dan upaya tindakan yang diperlukan, dengan kegiatan
mencakup:
1. Mendiagnosis secara klinis atau laboratories
2. Mengidentifikasi penyebab terjadinya sakit atau faktor risiko terjadinya sakit
3. Pencatatan hasil anamnesa klinis dan identifikasi kasus menurut variable orang,
tempat, dan waktu.
4. Analisis hasil identifikasi kasus
5. Tindakan penanganan kasus
6. Melakukan tindakan observasi di rumah kasus dan sekitar kasus dengan konsep
wilayah satu kelompok Rukun Tetangga (RT) atau satu wilayah Posyandu.
7. Analisis hasil identifikasi kasus dan hasil observasi lapangan di wilayah kasus.
Surveilance merupakan kegiatan pengamatan terhadap penyakit atau
masalah kesehatan serta faktor determinannya. Penyakit dapat dilihat dari
perubahan sifat penyakit atau perubahan jumlah orang yang menderita sakit. Sakit
dapat berarti kondisi tanpa gejala tetapi telah terpapar oleh kuman atau agen lain,
misalnya orang terpapar HIV, terpapar logam berat, radiasi dsb. Sementara
masalah kesehatan adalah masalah yang berhubungan dengan program kesehatan
lain, misalnya Kesehatan Ibu dan Anak, status gizi, dsb. Faktor determinan adalah
kondisi yang mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.
5
4. Menggunakan Tehnologi Tepat Guna Kebidanan
Dalam peranannya bidan mampu memberikan pelayanan kepada klien
secara tepat baik secara manual maupun dengan memanfaatkan teknologi
kebidanan yang memadai guna menunjang kelancaran serta keakuratan dalam
pelayanan. Berbagai macam teknologi yang sudah kita kenal sering digunakan
baik mulai dari awal proses kehamilan sampai proses persalinan. Penggunaan
teknologi tepat guna dalam kebidanan antara lain:
1. Fetal Doppler
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi,
yang menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik, alat ini
sangat berguna untuk mengetahui kondisi kesejahteraan janin.
2. Staturmeter
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan, alat ini sangat
sederhana karena hanya ditempelkan pada tembok bagian atas dan ketika akan
digunakan hanya perlu untuk menariknya sampai ke bagian kepala teratas,
sehingga dapat diketahui tinggi badan orang tersebut.
3. Alat Pengukur Panjang Bayi
Adalah merupakan peralatan sederhana yang biasa digunakan oleh bidan dan
petugas posyandu, untuk mengetahui perkembangan tinggi bayi dari waktu ke
waktu, terbuat dari kayu dengan mistar yang mudah dibaca.
4. Reflek Hammer / Reflek Patela
Hammer yang dilapisi dengan karet yang digunakan untuk mengetahui respon
syaraf dari anggota tubuh biasanya kaki.
5. Umbilical Cord Clem Nylon
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk menjepit tali pusar bayi sesaat
setelah bayi dilahirkan.
6
1. Pengetahuan dasar
a. Konsep dasar dan sasaran kebidanan komunitas.
b. Masalah kebidanan komunitas.
c. Pendekatan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga, kelompok dan
masyarakat.
d. Strategi pelayanan kebidanan komunitas.
e. Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dalam keluarga
dan masyarakat.
f. Faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak.
g. Sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak.
2. Pengetahuan tambahan
a. Kepemimpinan untuk semua (Kesuma)
b. Pemasaran sosial
c. Peran serta masyarakat
d. Audit maternal perinatal
e. Perilaku kesehatan masyarakat
f. Program – program pemerintah yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak
(Safe Mother Hood dan Gerakan Sayang Ibu).
g. Paradigma sehat tahun 2010.
3. Keterampilan dasar
a. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas laktasi, bayi, balita dan KB
di masyarakat.
b. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak.
c. Melakukan pertolongan persalinan dirumah dan polindes.
d. Melaksanakan penggerakan dan pembinaan peran serta masyarakat untuk
mendukung upaya kesehatan ibu dan anak.
e. Melaksanakan penyuluhan dan konseling kesehatan.
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan
4. Keterampilan tambahan
a. Melakukan pemantauan KIA dengan menggunakan PWS KIA.
b. Melaksanakan pelatihan dan pembinaan dukun bayi.
c. Mengelola dan memberikan obat – obatan sesuai dengan kewenangannya.
d. Menggunakan tehnologi tepat guna.
7
PERATURAN YANG MENGATUR KEWENANGAN BIDAN
PERMENKES RI NOMOR 1464 /MENKES/PER/X/2010
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
Pasal 6
Bidan hanya dapat menjalankan Praktik dan atau kerja paling banyak di satu tempat
kerja dan satu tempat praktik
BAB III penyelenggaraan Praktik
Pasal 9
Ø Pelayanan kesehatan ibu
Ø Pelayanan kesehatan anak
Ø Pelayanan kesehatan reproduksi pelayanan perempuan dan keluarga berencana.
Pasal 10
Ayat 1:
pelayanan kesehatan ibu meliputi; pelayanan pada masa pra hamil, kehamilan, masa
persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan
Ayat 2:
pelayanan kesehatan ibu yang meliputi; pelayanan konseling pada masa pra hamil,
pelayanan antenatal pada kehamilan normal, pelayanan persalinan normal,
pelayanan ibu nifas normal, pelayanan ibu menyusui, dan pelayanan konseling pada
masa antara dua kehamilan
Ayat 3:
bidan berwenang untuk melakukan episiotomi, penjahitan luka jalan lahir tingkat I
dan II, penanganan kegawat daruratan dilanjutkan dengan perujukan, pemberian
tablet Fe pada ibu hamil, pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas,
bimbingan IMD dan promosi ASI eksklusif, pemberian uterotonika pada MAK 3
dan post partum, penyuluhan dan konseling, bimbingan pada kelompok ibu hamil,
pemberian surat keterangan kematian, dan pemberian surat keterangan cuti bersalin
Pasal 11
Ayat 1 :
pelayanan kesehatan anak diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan
anak pra sekolah
8
Ayat 2 :
Bidan berwenang untuk:
1. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan
hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K1, perawatan bayi baru lahir
pada masa neonatal ( 0 – 28 hari ), dan perawatan tali pusat.
2. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
3. Penanganan kegawat daruratan dilanjutkan dengan perujukan
4. Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
6. Pemberian konseling dan penyuluhan
7. Pemberian surat keterangan kelahiran,
8. Pemberian surat keterangan kematian
Pasal 12
Bidan berwenang memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana meliputi;
1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana
2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
Pasal 13
Bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang untuk;
1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan
memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu
dilakukan di bawah supervisi dokter
3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak,
anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan.
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak
sekolah.
6. Melaksanakan pelayanan bidan komunitas
9
7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap
Infeksi Menular Seksual ( IMS ) termasuk pemberian kondom dan penyakit
lainnya.
8. Pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat aditif lainnya
( NAPZA ) melalui informasi dan edukasi
9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program pemerintah
10. Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi,
penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk dan
memberikan penyuluhan terhadap infeksi menular seksua ( IMS ) dan penyakit
lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan NAPZA hanya dapat dilakukan oleh
bidan yang dilatih untuk itu
Pasal 14
Ayat 1 :
Bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dapat
melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 9.
Pasal 15
Ayat 1 :
pemerintah daerah provinsi/ kabupaten/ kota menugaskan bidan praktik mandiri
tertentu untuk melaksanakan program pemerintah
Ayat 2 :
bidan praktik mandiri yang ditugaskan sebagai pelaksana program pemerintah
berhak atas pelatihan dan pembinaan dari pemerintah daerah provinsi/
kabupaten/kota.
Pasal 16
Pada daerah yang belum memiliki dokter, pemerintah dan pemerintah daerah harus
menempatkan bidan dengan pendidikan Diploma III kebidanan, apabila tidak
terdapat tenaga Bidan dengan pendidikan D III kebidanan, pemerinta dan
pemerintah daerah dapat menempatkan bidan yang telah mengikuti pelatihan,
pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab menyelenggarakan pelatihan
bagi bidan yang memberikan pelayanan di daerah yang tidak memiliki dokter.
10
10
Pasal 20
Bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pelayanan yang
diberikan yang ditujukan ke puskesmas wilayah tempat praktik, kecuali bidan yang
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pada saat petugas kesehatan melaksanakan pendekatan edukatif dalam peran serta
masyarakat pastilah mempunyai tujuan. Tujuan pendekatan edukatif antara lain :
1. Mengembangkan provider.
11
Perlu adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap pendekatan
yang ditempuh serta sepakat untuk mensukseskan.
11
Langkah-langkah pengembangan provider :
12
ditujukan untuk suatu kesepakatan. Komunikasi yang baik akan membentuk
pengetahuan dan tanggung jawab orang-orang yang terlibat didalamnya
12
Komunikasi yang baik dapat menunjukkan rasa hormat kepada orang lain dan
memperlihatkan pandangan dan opini mereka dihargai. Selanjutnya hal ini dapat
membuat masyarakat mau mengambil keputusan sendiri dan mengusulkan ide-
idenya. Bebrapa hal yang perlu diperhatikan seorang bidan dalam berkomunikasi
kepada masyarakat adalah sebagai berikut :
13
Masalah kesehatan pada umumnya disebabkan rendahnya status sosial –
ekonomi yang akibatkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan memelihara diri
sendiri (self care) sehingga apabila berlangsung terus akan berdampak pada status
kesehatan keluarga dan masyarakat juga produktivitasnya.
13
Definisi dari program ini yaitu :
14
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN
2. SARAN
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah dengan berpedoman
pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA