Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

III.1. Lokasi penelitian


Lokasi penelitian ini berada di Jalan Raya Bayat, Cungkrungan-Dusun III, Beluk-
Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Batas wilayahnya sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Trucuk
2. Sebelah Timur : Kecamatan Cawas
3. Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul
4. Sebelah Barat : Kecamatan Wedi

Gambar 3.1. Lokasi penelitian jalan Bayat, Kabupaten Klaten (Sumber, Google Earth, 2020)

III.2. Waktu penelitian


Untuk memperoleh data foto udara yang akan diolah menjadi data ortofoto dan data
point clouds, pelaksanaan penelitian dilakukan pada April 2020

III.3. Alat dan bahan


Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis membutuhkan beberapa alat dan bahan
yang digunakan seperti :
III.3.1. Alat penelitian
Peralatan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Perangkat keras
a. Laptop merk ASUS (Processor Intel (R) Core(TM) i5-8250u CPU @ 1.60GHz
1.80 GHz, RAM 4.00 GB.
b. Printer
c. Alat Tulis
d. Pesawat UAV DJI Phantom 3
2. Perangkat lunak
a. Microsoft Office 2013, untuk pembuatan tugas akhir dan pengolahan data
lapangan.
b. Software Agisoft PhotoScan Professional, untuk pengolahan data foto udara.

III.3.2. Bahan penelitian


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Penelitian ini menggunakan data foto udara wilayah jalan bayat, Kecamatan Bayat,
Kabupaten Klaten yang diolah menggunakan software Agisoft PhotoScan Professional
menjadi data ortofoto dan data point clouds.

III.4. Diagram alir


Penelitian dapat digambarkan dalam diagram alir seperti berikut :

Mulai

Studi Literatur

Pengolahan data foto

Align foto

Input foto
Optimasi alignment

Pembuatan Dense Point


Clouds

Pembanguna model 3D
(Mesh)

Pembangunan model texture

Pembanguna DEM

Orthofoto

Gambar 3.2. Diagram Alir

III.4. Proses Pengolahan Data


III.4.1. Persiapan data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data spasial, yaitu berupa data foto
udara yang telah didapatkan dari hasil pengukuran.
Data tersebut lalu diolah menggunakan software Agisoft PhotoScan untuk dilakukan
proses pengolahan data foto udara.
Untuk penggunaan data topografi, yaitu pengukuran jarak di lapangan digunakan dalam
proses uji validasi dengan membandingkan hasil dari pengolahan menggunakan foto udara
dengan hasil pengukuran di lapangan.

III.4.2. Pengolahan foto udara


III.4.2.1. Align foto
Data foto udara yang diperoleh dalam penelitian ini, dilakukan pengolahan data foto
udara agar diperoleh data ortofoto dan data point clouds yang akan digunakan dalam
pembuatan pemodelan 3 dimensi. Dengan menggunakan perangkat lunak Agisoft PhotoScan,

data foto udara dimasukkan ke dalam perangkat lunak tersebut dengan Workflow → Add
Photos….
Dari data foto udara yang sudah dimasukkan ke dalam perangkat lunak ini, dilakukan
proses Align Photos agar dapat mengidentifikasi titik-titik yang ada dalam masing-masing data
foto udara dan melkukan proses matching titik yang sama pada dua foto atau lebih. Proses
Align Photos akan menghasilkan model 3 dimensi awal, sehingga proses ini dapat dilakukan
dengan Workflow → Align Photos…. Lalu akan muncul jendela Align Photos yang berisi
Accuracy, Pair Selection. Untuk Accuracy dapat dipilih sesuai kebutuhan, serta untuk Pair
Selection, dapat menggunakan pilihan Reference apabila data foto udara yang memiliki
koordinat bawaan GPS kamera UAV. Sedangkan pilihan Generic dapat digunakan apabila data
foto udara tidak memiliki koordinat bawaan. Dalam penelitian ini menggunakan Accuracy:
High dan Pair Selection: Generic.
Hasil proses Align Photos, dapat dilakukan proses pembuatan Point Clouds. Point
Clouds merupakan kumpulan titik-titik tinggi dalam jumlah ribuan hingga jutaan titik yang
dihasilkan dari proses fotogrametri udara atau LIDAR. Proses Point Clouds dilakukan agar
mendapatkan bahan masukan dalam proses pembuatan ortofoto. Dengan menggunaakn
software ini, hal tersebut dapat dilakukan dengan Workflow → Build Dense Point Clouds
sehingga akan menampilkan jendela Build Dense Cloud yang berisi Quality dan Depth
Filtering. Untuk pilihan Quality, terdapat pilihan yang dimulai dari Lowest hingga Highest.
Semakin tinggi kualitas yang digunakan akan semakin lama waktu pemrosesan dan semakin
besar alokasi memori RAM yang digunakan. Sedangkan untuk pilihan Depth Filtering
menunjukkan cara perlakuan terhadap titik tinggi yang disinyalir noise. Dalam penelitian ini,
untuk pilihan Quality: Medium dan Depth Filtering: Mild Filtering.
III.4.2.2. Input GCP
Input GCP dilakukan untuk memberikan referensi koordinat 3D (XYZ) terhadap hasil
operasi align photo, sehingga model 3D yang terbentuk dapat diperbaiki kualitas geometriknya
dan pada akhirnya mampu menghasilkan DEM dan Orthofoto yang akurat sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan. Pada umumnya input GCP dapat dilewati dalam pemrosesan data
hasil drone, karena biasanya kamera yang terinstal di dalam drone mempunyai built in GPS
receiver yang dapat digunakan sebagai referensi koordinat. Hanya biasanya built in GPS
receiver di kamera Drone mempunyai spesifikasi navigation grade (akurasi 5 - 25 meter atau
lebih), sehingga kurang seimbang dengan kedetilan orthofoto yang dihasilkan.
- Sebelum memasukkan GCP dalam Agisoft kita perlu mematikan penggunakan GCP
built in dari Kamera Drone agar hasilnya nanti tidak rancu. Dari menu Workspace klik
Reference.
- Menu Workspace akan berubah menjadi menu reference, pilih semua foto yang sudah
ter-align, kemudian klik kanan, pilih Uncheck.

- Siapkan data titik GCP dalam format TXT (tab delimited), Import GCP ke dalam
Agisoft dari menu Reference > Import. Masukkan lokasi file TXT hasil pengukuran
GPS, kemudian muncul jendela Import CSV. Yang pertama, atur sistem koordinat dan
proyeksi dari data GPS anda, kemudian tentukan delimiter kolom dari file txt GPS
(untuk kasus saya menggunakan tab). Selanjutnya atur Columns sesuai dengan
keterangan di baris paling atas. Misalnya untuk Label kolom nomor berapa?. Demikian
pula untuk koordinat latitude, longitude dan elevation. Selanjutnya, karena baris
pertama dari data saya adalah nama field, maka saya mulai mengimport dari baris kedua
yang dispesifikasi di pilihan Start import at row. Setelah selesai, klik OK. Muncul
keterangan “cant find match the entry”. Pilih Yes To All.
- Daftar koordinat akan tersimpan di dalam Agisoft dalam bentuk marker. Namun
posisinya di foto belum terdefinisikan, oleh karena itu tugas selanjutnya adalah
mendefinisikan lokasi GCP di foto.
- Klik dua kali salah satu foto yang diidentifikasi terdapat lokasi GCP pertama, foto akan
ditampilkan di jendela baru. Cari lokasi GCP kemudian klik kanan > Place Marker,
pilih nama GCP yang sesuai dengan lokasi dimaksud (pertimbangkan adanya
kemungkinan relief displacement dalam penempatan GCP).
- Selanjutnya, buka foto lain yang meliput lokasi GCP yang sama, Agisoft akan
memberikan lokasi perkiraan dari GCP yang telah dimasukkan di foto sebelumnya
(biasanya posisinya bergeser), klik kanan di lokasi GCP yang seharusnya kemudian
Place Marker.
- Setelah GCP pertama dimasukkan ke dalam minimal dua foto (mungkin lebih,
tergantung bentuk model), masih di jendela foto kedua, klik kanan > filter By Marker.
Agisoft akan menseleksi foto-foto yang memuat GCP pertama yang telah dimasukkan
dan kemungkinan lokasinya di foto-foto tersebut (ditandai dengan adanya grey flag di
kanan atas foto).
- Selanjutnya, cek satu per satu foto yang ada grey flag-nya, jika foto tersebut memuat
lokasi GCP pertama, lakukan Place Marker (geser ke posisi yang benar apabila posisi
yang ditunjukkan foto grey flag bergeser dari lokasi yang seharusnya), jika tidak
biarkan saja. Agisoft tidak akan menggunakan foto tersebut dalam rekonstruksi model.
Foto yang dilakukan Place Marker akan memiliki Green Flag dan dipertimbangkan
dalam rekonstruksi model.
- Setelah semua foto diidentifikasi dan dikoreksi lokasi GCP pertama-nya, hapus filter
dengan cara klik tombol Reset Filter. Seluruh foto akan ditampilkan kembali. Ulangi
langkah pengisian GCP untuk GCP kedua dan seterusnya. Setelah semua GCP selesai
dimasukkan, lakukan operasi optimize alignment/Camera dari Menu Reference.
Centang semua menu di parameter.

- GCP yang telah dimasukkan akan ditampilkan di dalam model sebagai Markers.
- Untuk mengetahui akurasi dari GCP, gunakan Tombol View Errors. Akurasi GCP
berbeda dengan akurasi model/hasil orthomosaic, untuk menguji akurasi hasil
pemodelan/orthomosaic, anda harus menguji-nya dengan independent check points
(ICP) atau titik ikat independen yang tidak digunakan sebagai GCP, dan murni hanya
ditujukan untuk menguji akurasi hasil pemodelan.

III.4.2.3. Pembangunan Dense Point Clouds


Dense Point Clouds adalah kumpulan titik tinggi dalam jumlah ribuan hingga jutaan
titik yang dihasilkan dari pemrosesan fotogrametri foto udara atau LIDAR. Dense point clouds
nantinya dapat diolah secara lebih lanjut untuk menghasilkan Digital Surface Model, Digital
Terrain Model, bahan masukan dalam proses pembuatan orthofoto dan kepentingan pemetaan
lainnya. Untuk membuat Dense Point Clouds, setelah proses alignment dan uji akurasi GCP
selesai, dari menu Workflow Build Dense Point Clouds. Kemudian muncul pilihan
Quality dan Depth Filtering. Untuk Quality terdapat beberapa pilihan mulai dari Lowest hingga
Ultra High. Makin tinggi kualitasnya, makin lama waktu pemrosesan dan makin besar alokasi
memory RAM yang dibutuhkan. Adapun untuk parameter depth filtering menunjukkan cara
perlakuan terhadap titik tinggi yang disinyalir merupakan noise (outliers). Ciri-cirinya
biasanya nilai ketinggiannya jauh lebih besar atau jauh lebih kecil dari titik - titik di sekitarnya.
Mild filtering ditujukan untuk rekonstruksi model 3D yang kompleks dan mempunyai banyak
detil, sedangkan Aggressive filtering ditujukan untuk rekonstruksi model 3D yang sederhana
dan tidak mempunyai banyak detil. Klik OK.

III.4.2.4. Pembangunan model 3D (Mesh)


Hasil dari proses Point Clouds, dapat dilakukan proses pembuatan Mesh. Mesh atau
yang dapat disebut model 3 dimensi termasuk salah satu keluaran dari pemrosesan foto udara
di Agisoft PhotoScan. Salah satu kegunaan Mesh yaitu sebagai dasar pembuatan ortofoto yang
akan digunakan dalam penelitian ini. Dengan menggunakan perangkat lunak Agisoft
PhotoScan, proses Mesh dapat dilakukan dengan Workflow → Build Mesh… sehingga akan
menampilakn jendela Build Mesh yang berisikan Surface Type, Source Data, dan Face Count.
Untuk pilihan Surface Type, terdapat dua pilihan yaitu Height Field yang digunakan untuk
objek permukaan bumi seperti Medan/Terrain, dan struktur spasial seperti jaringan pipa, kabel
dan lainnya, serta Arbitary yang digunakan untuk model 3 dimensi secara umum seperti
bangunan, patung dan lain-lain. Untuk pilihan dalam Source Type terdapat dua pilihan yaitu
Sparse Point Cloud dan Dense Point Cloud. Dan untuk pilihan dalam Face Count terdapat Low
hingga High. Face Count digunakan dalam menentukan jumlah poligon Mesh yang
dihasilkan. Dalam penelitian ini, untuk pilihan Surface Type: Height Field, Source Type: Dense
Point Cloud dan Face Count: Medium.
Hasil proses pembuatan Mesh, dapat digunakan untuk pembuatan ortofoto. Dengan
menggunakan perangkat lunak ini, proses ortofoto dapat dilakukan dengan Workflow → Build
Orthomosaic... sehingga akan menampilkan jendela Build Orthomosaic yang berisi Projection
Type, Parameter Surface, Blending mode. Untuk pilihan Projection Type, terdapat dua pilihan
yaitu koordinat planar dan koordinat geographic. Untuk pilihan parameter Surface, dapat
memilih proses sebelumnya. Dan untuk parameter Blending Mode, terdapat tiga pilihan yaitu
Mosaic yang mempertimbangkan detail dalam setiap foto sehingga akan menghasilkan ortofoto
yang balance dari segi warna dan kedetilan, lalu Average yang menggunakan nilai piksel rata-
rata dari setiap foto yang overlap, dan Max Intensity dan Min Intensity yang menggunakan
intensitas maksimum dan minimum dari piksel yang bertampalan/overlap. Dalam penelitian
ini, untuk pilihan Projection Type: Geographic, parameter Surface: Mesh dan parameter
Blending Mode: Mosaic.

Anda mungkin juga menyukai