2.4 Karakteristik layanan hospitality terdapat tak berwujud, tidak dapat berpisah-pisah,
berubah-ubah dan tidak dapat di pisah.
2.4.1 Tidak Berwujud
Berbeda dengan produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dicicip, diraba, didengar, ataupun
dibaui sebelum dibeli. Sebelum beranjak ke dalam pesawat, para penumpang tidak mempunyai
apa-apa selain tiket dan janji untuk di antarkan ke tempat tujuan dengan selamat. Para awak
wiraniaga hotel tidak dapat membawa-bawa hotel saat menjajakan produk mereka. Sesunggunya
mereka tidak menjual kamar, melainkan menjual hak untuk menggunakan kamar dalam periode
tertentu. Ketika tamu hotel pulang, tidak ada apa-apa yang dapat ditunjukan dari pembeluan itu
kecuali selembar kuitansi. Menurut pengamatan Robert Lewis, mereka yang membeli jasa
memang pergi dengan tangan kosong, tetapi tidak dengan kepala kosong. ,mereka mempunyai
kenangan yang dapat diceritakan dengan orang lain.
Untuk mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh ketidak terwujudan, pembeli
mencari bukti terwujud yang dapat memberikan informasi dan kepercayaan akan jasa yang
terimanya. Eksterior restoran adalah bagian pertama yang terlihat oleh tamu yang datang.
Kondisi halaman dan kebersihan restoran secara keseluruhan menjadi tolak ukur seberapa baik
restoran itu dikelola. Beraneka ragan wujud menajdi signal dari mutu pelayanan yang tak
berwujud. Regent hotel di Hongkong memastikan semua karyawannya, baik yang berseragam
maupun yang tida, telah diserapi pemahaman yang kemudian dapat memperkuat citra elegan dan
professional hotel itu. Penampilan karyawan merupakan bagian dari bukti berwujud Regent.
Hotel itu juga sengaja memarkir mobil mewah seperti Rolls Royce di area depan untuk membei
pesan segera tentang kualitas jasa yang berkelas tinggi.
2.4.3 Berubah-ubah
Jasa memiliki sekali variasi. Kualitasnya bergantung pada orang yang menyediakannya,
serta kapan dan dimana jasa itu diberikan. Ada beberapa penyebab berubah-ubah jasanya. Jasa
dihasilkan dan dikonsumsi secara berkesinambungan, sehingga membatasi pengendalian mutu.
Fluktuasi permintaan menimbulkan kesulitan untuk menyediakan produk yang konsisten selama
periode ramainya permintaan. Kontak tinggi antara penyedia jasa dan tamu berarti bahwa
konsistensi produk bergantung pada keterampilan penyedia jasa pada saat pertukaran. Seorang
tamu dapat menerima jasa yang sangat baik pada suatu hari dan biasa-biasa saja pada hari
berikutnya dari orang sama. Pada saat jasa bersifat biasa-biasa saja, si pemebri layanan
kemungkinan sedang kurang sehat atau sedang mengalami masalah emosional. Sifat berubah-
ubah atau kurangnya konsistensi produk merupakan penyebab utama kekecewaan pelanggan
dalam industry pariwisata.