Anda di halaman 1dari 6

J.

Agrivigor 10(3): 247-252, Mei – Agustus 2011; ISSN 1412-2286

UJI EFEKTIVITAS KOMPOS JERAMI DAN PUPUK NPK


TERHADAP HASIL PADI
Effectiveness test of straw compost and npk fertilizer on rice yield
Junita Barus
E-mail : yunita_0106@yahoo.co.id
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
Jl. Z.A. Pagar Alam 1A Bandar Lampung Telp. (0721) 781776.
Diterima: 14 Januari 2011 isetujui: 10 April 2011

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Desa Kota Gajah, Kecamatan Kota Gajah, Kab. Lampung Tengah.
Terdiri dari dua tahap, yaitu : Tahap I. Pengomposan jerami padi dengan empat macam
dekomposer (bioaktivator) yang dilakukan setelah panen MK I (Juni 2009). Ke empat macam
bioaktivator yaitu : BeKa (A), Stardec (B), Promi (C), dan EM-4 (D), dengan dosis sesuai
petunjuk pada kemasannya. Tahap II. Aplikasi Kompos jerami pada lahan sawah (MH 200(),
yang di tanami padi Varietas Cigeulis dengan perlakuan kombinasi dosis kompos jerami
dan pupuk NPK sebagai berikut : (A). Xt + 0 NPK; (B). Xt + 25 % NPK; (C). Xt + 50 % NPK;
(D). Xt + 75 % NPK; (E). Xt + 100 % NPK; (F). 0 + 100 % NPK; dimana Xt = 10 t ha-1 kompos
jerami. Dosis rekomendasi NPK yaitu 200 kg Urea + 200 kg Ponska per ha. Ukuran petak
perlakuan adalah 6 x 5 m. Rancangan percobaan acak kelompok dengan empat kali ulangan.
Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan vegetatif, komponen hasil dan produksi
(ubinan) padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi pupuk kompos
dan NPK 75 % dan 100 % memberikan hasil gabah yang nyata lebih tinggi (1.05 kg dan 1.13
kg per m2) dibandingkan dengan perlakuan kompos tanpa pupuk NPK yaitu 0.83 kg.
Kata Kunci : Kompos jerami, Dekomposer, Pupuk NPK, hasil gabah

ABSTRACT
This research was conducted in the Kota gajah Village, Kota Gajah District, Central
Lampung Regency. Consists of two stages: Stage I. Composting of rice straw with four kinds
of decomposers (bioactivator), conducted after the harvest MK I (June 2009). The four kinds
of bioactivator : Beka (A), Stardec (B), Promi (C), and EM-4 (D), with dose as directed on the
packaging. Stage II. Application of straw compost (Stardec) in MH (November 2009) on
paddy varieties Cigeulis. The treatments was combination straw compost and fertilizer dose
of NPK as follows: (A). Xt + 0 NPK; (B). Xt + 25% NPK, (C). Xt + 50% NPK, (D). Xt + 75%
NPK, (E). Xt + 100% NPK, (F). 0 + 100% NPK; where Xt = 10 t ha-1 stardec straw compost and
NPK recommendation is 200 kg Urea + 200 kg t ha-1 NPK Ponska.. Treatment plot size was 6
x 5 m, with randomized experimental design with four replicates. Observations were made
on vegetative growth, yield components and yield/plot of rice. Grain yield/plot
significantly affected the treatment, where treatment combinations of compost and NPK
fertilizer 75% and 100%) were significantly higher (1.05 and 1.13 kg per m2) compared to
only compost treatments without NPK, only 0.83 kg m2.
Keywords: Straw compost, Decomposer, NPK fertilizer, Grain yield

PENDAHULUAN bahan organik, membuat banyak tanah


Intensifikasi lahan terutama sawah telah berkurang kesuburannya.
tanah-tanah sawah dalam upaya pening- Salah satu indikator penurunan ke-
katan produksi padi dengan meng- suburan tanah adalah dari kadar C-
utamakan pemakaian pupuk kimia dan organiknya. Hasil analisis tanah dari 30
kurang memperhatikan penggunaan lokasi tanah sawah di Indonesia yang

247
Uji efektivitas kompos jerami dan pupuk NPK terhadap hasil padi

diambil secara acak dilaporkan, 68 % Hasil penelitian pengaruh kom-


diantaranya mempunyai kandungan C- pos jerami terhadap pertumbuhan dan
organik tanah kurang dari 1.5 % dan hasil padi telah banyak dilakukan.
hanya 9 % yang lebih dari 2 % (Karama Hardiatmi (2006) telah melakukan kajian
et al.,1990 dalam Pramono, 2004). Pola yang bertujuan untuk mengetahui ben-
intensifikasi tersebut dalam jangka pan- tuk pemberian jerami serta dosis jerami
jang telah mengakibatkan terganggunya yang paling tepat terhadap serap-an hara
keseimbangan hara tanah yang ber- tanaman. Hasilnya yaitu pem-berian
akibat terhadap penurunan kualitas jerami dalam bentuk kompos mem-
sumberdaya lahan itu sendiri serta ke- berikan pengaruh terbaik terhadap se-
rusakan lingkungan. Dengan semakin rapan hara N dan K, diikuti bentuk
majunya dunia pertanian yang ditandai brangkasan kering kemudian terendah
dengan pemakaian varietas unggul di- adalah bentuk abu. Junaedi (2008) me-
sertai pemupukan kimia dalam jumlah laporkan, dengan pemberian kompos
besar terutama pupuk nitrogen dan jerami padi sebanyak 10 t ha-1 nyata me-
aplikasi berbagai macam pestisida dalam nurunkan nilai bobot volume tanah dan
jangka waktu yang lama ternyata telah memperbaiki permeabilitas tanah.
mengubah kondisi fisik dan kimia. Penelitian ini bertujuan untuk
Belakangan ini telah digalakkan menentukan berapa persen pupuk an
usaha-usaha perbaikan lahan dengan organik (NPK) dapat digantikan dengan
pengembalian jerami kembali ke lahan pemberian kompos jerami padi.
dengan tujuan agar petani memiliki ke-
sadaran untuk mengembalikan ke- BAHAN DAN METODE
suburan lahan sawahnya dengan tidak Penelitian ini dilakukan di Desa
membakar jerami melainkan membe- Kota Gajah, Kecamatan Kota Gajah, Kab.
namkannya ke dalam lapisan olah tanah Lampung Tengah, merupakan salah satu
atau dikomposkan terlebih dahulu kegiatan dari Sinergi Penelitian dan
(Direktorat Pengelolaan Lahan, 2009). Pengembangan Bidang Pertanian
Kandungan hara NPK dan S (SINTA) 2009,. Kegiatan ini terdiri dari
dalam jerami berturut-turut adalah dua tahap, yaitu : Tahap I. Pengomposan
kalium 1,2-1,7 %, N (0.5-0.8 %), P (0.07- jerami dengan berbagai jenis dekom-
0.12 %), dan S (0.05-0.10 % (Dobermann poser (Bioactivator). Dilakukan pengom-
dan Fairhurst, 2000). Sementara itu, hasil posan jerami padi dengan empat macam
penelitian Gunarto et.al (2002), kadar dekomposer (bioaktivator) yang dilaku-
hara P, K, Na, Ca, Mg, Mn, dan Cu pada kan setelah panen MK I (Juni 2009). Ke
jerami yang dikomposkan lebih tinggi empat macam bioaktivator yaitu : BeKa
dibandingkan jerami mentah. Untuk (A), Stardec (B), Promi (C), dan EM-4
mempercepat pembusukan jerami se- (D), dengan dosis sesuai petunjuk pada
hingga lebih cepat menjadi kompos, saat kemasannya. Lama pengomposan yaitu
ini telah banyak macam dekomposer 1 bulan. Setelah kompos jadi, di ambil
(bioaktivator) yang tersedia, baik yang sampelnya untuk di analisa kandungan
dihasilkan oleh balai penelitian maupun hara dan kimianya di Laboratorium
produk pabrikan yang telah beredar di Tanah, Fak. Pertanian Unila. Selanjutnya,
pasaran. dari hasil analisis kadar unsur hara ke
empat macam kompos jerami tersebut,

248
Junita Barus

dipilih salah satu yang terbaik untuk menjadi lebih tersedia bagi tanaman.
selanjutnya diaplikasikan pada tanaman Bahan organik yang ditambahkan ke
padi pada musim tanam berikutnya dalam tanah mengalami proses dekom-
(dalam hal ini dipilih kompos jerami posisi yang menghasilkan senyawa
dengan dekomposer Stardec). Tahap II. organik yang lebih sederhana dan se-
Uji efektivitas kompos jerami dan pupuk nyawa anorganik yang tidak stabil. Se-
NPK pada tanaman padi, yang dilaku- lain itu bahan organik juga merupa-kan
kan pada MH 2009. Kompos jerami yang sumber berbagai nutrisi tanaman, ter-
digunakan adalah kompos jerami utama nitrogen dan phosphor, serta
dengan bioaktivator Stardec (B). Varietas dapat meningkatkan pH dan KTK tanah
yang digunakan adalah Cigeulis. Per- (Ismunadji, dkk, 1991). Hasil penelitian
lakuan kombinasi kompos jerami dan Mariam dan Hudaya (2002) menunjuk-
pupuk NPK adalah sebagai berikut : (A). kan ketersediaan P tanah nyata lebih
Xt + 0 NPK; (B). Xt + 25 % NPK; (C). Xt + tinggi dengan pemberian kompos jerami
50 % NPK; (D). Xt + 75 % NPK; (E). Xt + padi dibandingkan kotoran sapi dan
100 % NPK; (F). 0 + 100 % NPK; dimana domba pada perlakuan tanpa penam-
Xt = 10 t ha-1 kompos jerami. Rekomen- bahan pupuk P.
dasi NPK yaitu 200 kg Urea + 200 kg ha-1 Tinggi tanaman tidak berbeda
NPK Ponska. Ukuran petak perlakuan nyata antar perlakuan, tetapi jumlah
adalah 6 x 5 m. Rancangan percobaan anakan berbeda nyata (Tabel 2). Per-
acak kelompok dengan empat kali ulang- lakuan 10 t ha-1 kompos jerami di tambah
an. Pengamatan dilakukan terhadap dengan 100 % NPK (E) memberikan jum-
pertumbuhan vegetatif, kom ponen hasil lah anakan padi terbanyak (16.8), dan
dan produksi (ubinan) padi. Dilakukan paling sedikit pada perlakuan tanpa
analisis sidik ragam dan apabila nyata NPK (A). Dari hasil tersebut terlihat
pada taraf 0.05 dilanjutkan dengan uji bahwa pupuk anorganik (NPK) sangat
DMRT. berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman, terutama jumlah anakan di
HASIL DAN PEMBAHASAN bandingkan kompos jerami, hal ini di-
Hasil analisis kandungan hara sebabkan hara dari pupuk anorganik
dan pH ke empat macam kompos disaji- (terutama nitrogen) lebih cepat tersedia
kan dalam Tabel 1. Kadar C-organik dibandingkan hara dari pupuk kompos.
cukup tinggi yaitu antara 16.37 – 20.04 %, Hara N, P, dan K sangat berpengaruh
dan N-total 0.66 – 0.73 %. Selain itu juga terhadap pertumbuhan tanaman ter-
menyumbang hara P dan K, dimana utama pupuk N, di mana, peranan N
kadar P tersedia dan kalium total paling sebagai pembentuk molekul organik
tinggi terdapat pada kompos B (Stardec) dalam tanaman, seperti asam amino,
yaitu masing-masing 0.19 % dan 0.79%. protein, enzim, asam nukleat dan khloro-
Saraswati (2007) melaporkan bahwa fil (Partohardjono dan Makmur, 1993).
beberapa mikroba yang terkandung Hasil penelitian Arafah dan Sirrapa
dalam pupuk hayati dapat melarutkan (2003) menunjukkan hal yang sama
hara P dan K, mendekomposisi sisa bahwa tanaman yang diberi pupuk
tanaman dan transformasi hara, se- nitrogen meningkatkan jumlah anakan
hingga hara yang ada di dalam tanah

249
Uji efektivitas kompos jerami dan pupuk NPK terhadap hasil padi

dibandingkan tanpa nitogen (hanya pupuk P dan K saja).


Tabel 1. Hasil analisis kandungan hara dan pH ke empat macam kompos jerami padi
Kompos Jerami
Jenis Analisis
A (BeKa) B (Stardec) C (Promi) D (EM-4)
pH H2O 8.67 8.66 8.97 8.47
C-Organik (%)
17.77 20.04 20.02 16.37
(W&Black)
N-total (%)
0.75 0.77 0.73 0.66
(Kejdahl)
C/N
23.69 26.03 27.42 24.80

P2O5 (%)
0.12 0.19 0.12 0.11
(Bray 1)
K2O
0.63 0.79 0.69 0.40
(%)

Tabel 2. Pengaruh Kombinasi kompos jerami dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan
tanaman dan komponen hasil padi
Jlh Gabah
Tinggi Tanaman Gabah hampa
Perlakuan Jumlah anakan malai-1
(cm) (%)

A 98.0 a 11.6 b 100.7 b 13.7 a


B 101.7 a 13.1 ab 102.6 b 13.4 a
C 100.7 a 14.1 ab 106.0 ab 11.15 a
D 103.2 a 15.9 a 115.9 a 10.5 a
E 102.7 a 16.8 a 110.6 ab 11.7 a
F 99.8 a 16.4 a 106.6 ab 13.0 a

Jumlah gabah malai-1 paling banyak jumlah gabah hampa terkecil (10.5), di-
diperoleh pada perlakuan kom-binasi bandingkan perlakuan hanya kompos
kompos + 75 % NPK (D) dan te-rendah saja (A) atau hanya NPK saja (F). Hal ini
pada perlakuan tanpa NPK (A). Per- disebabkan penambahan hara tidak
lakuan kompos ditambah 75 % NPK me- hanya dari pupuk NPK, tetapi juga dari
ningkatkan jumlah gabah 8.7 % diban- kompos jerami. Kalium pada kompos
dingkan hanya 100% NPK (F), dan me- jerami cukup tinggi (0.79%). Kalium
ningkat sebesar 14.2 % dibandingkan yang tersedia meningkatkan ketegaran
perlakuan hanya kompos (A). Hal ini tanaman, merangsang pertumbuhan
menunjukkan pemberian kombinasi akar, tanaman lebih tahan terhadap
kompos dan pupuk anorganik lebih baik hama dan penyakit, serta meningkatkan
dibandingkan pemberian sendiri-sendiri. persentase gabah berisi dan bobot seribu
Perlakuan kombinasi kompos jerami butir gabah (Fairhurst dan Witt, 2005).
ditambah 75 % NPK (D) memberikan

250
Junita Barus

Tabel 3. Pengaruh Kombinasi kompos jerami dan pupuk NPK terhadap bobot 1000
butir, rata-rata hasil ubinan, dan berat jerami padi
Perlakuan Bobot 1000 butir Berat gabah Berat jerami
(g) (ubinan 1x 1 m) (kg)
(kg)
A 26.24 a 0.83 b 2.12 b
B 26.58 a 0.91 ab 2.20 ab
C 28.12 a 0.93 ab 2.27 ab
D 27.80 a 1.05 a 2.35 ab
E 27.60 a 1.13 a 2.70 a
F 27.40 a 0.95 ab 2.13 b

Pengaruh perlakuan tidak nyata ter- 75 % dari rekomendasi. Namun, me-


hadap bobot 1000 butir, butir yang nurut Arifin (2006), rendahnya kadar
paling berat diperoleh pada perlakuan bahan organik tanah dapat menyebab-
Xt+50 % NPK (C) yaitu 28.12 g 1000 biji-1. kan tanaman kurang efektif dalam
Hasil gabah/ubinan 1 x 1 m terlihat menggunakan pupuk anorganik.
nyata dipengaruhi perlakuan, dimana
perlakuan kombinasi pupuk kompos KESIMPULAN
dan NPK (perlakuan D dan E) mem- Jumlah gabah malai-1 paling banyak di-
berikan hasil yang nyata lebih tinggi peroleh pada perlakuan kompos ditam-
(1.05 dan 1.13 kg per m2) dibandingkan bah 75 % NPK (D) dan terendah pada
hanya perlakuan kompos tanpa pupuk perlakuan kompos tanpa NPK (A).
NPK (perlakuan A) yaitu 0.83 kg. Demi- Hasil gabah ubinan-1 terlihat nyata di-
kian juga berat jerami basah/ubinan pengaruhi perlakuan, dimana perlakuan
paling tinggi diperoleh pada perlakuan kombinasi pupuk kompos dan NPK 75 %
kompos ditambah 100 % pupuk NPK. dan 100 % nyata lebih tinggi (1.05 dan
Pemberian kompos saja ternyata tidak 1.13 kg per m2) dibandingkan hanya
mencukupi untuk mencapai hasil gabah perlakuan kompos tanpa pupuk NPK
yang optimal. Hal ini disebabkan hara yaitu 0.83 kg.
dalam kompos lebih lambat tersedia di-
bandingkan hara pada pupuk an organik DAFTAR PUSTAKA
(terutama nitrogen). Iqbal (2008) me- Arafah dan M. P. Sirappa. 2003. Kajian
laporkan, pemberian kompos jerami 5 t penggunaan jerami dan pupuk N,
ha-1 yang ditambah dengan pupuk N P, dan K pada Lahan Sawah Iri-
sampai dengan takaran 50 % dari reko- gasi. J. Ilmu Tanah dan Ling-
mendasi dapat meningkatkan hasil ta- kungan 4 (1): 15-24
naman padi. Hal ini disebabkan serap-an Arifin, Z. 2006. Teknik Budidaya Azolla
nitrogen tanaman padi sawah yang dan Pemanfaatannya. Bulletin dan
diberi pupuk organik lebih tinggi meski- Informasi Pertanian 7: 112-124
pin nitrogen yang diberikan hanya 50 –

251
Uji efektivitas kompos jerami dan pupuk NPK terhadap hasil padi

Direktorat Pengelolaan Lahan, 2009.


Pedoman Teknis Perbaikan Ke-
suburan Lahan Sawah Berbasis Iqbal, A. 2008. Potensi Kompos dan
Jerami. Dir. Pengelolaan Lahan, Pupuk Kandang untuk Produksi
Dirjen PLA, Deptan. Padi Organik pada Tanah In-
Fairhurst, T. dan C. Witt. 2005. Rice. A ceptisol. J. Akta Agrosia 11(1): 13 -
Practical Guide to Nutrient 18
Management.Potash & Phos- Hardiatmi, S. 2006. Kajian Bentuk Pem-
phate Institute (PPI), Potash & berian dan Dosis Jerami pada
Phosphate Institute of Canada Serapan N dan K serta Hasil Padi
(PPIC), and International Rice (Oryza sativa L.) Var. IR – 64. J.
Research Institute (IRRI). Inovasi Pertanian 4(2): 159-171
Mariam, S dan R. Hudaya. 2002. Junaedi, H. 2008. Pemanfaatan Kompos
Pengaruh Pupuk Organik dan SP- Jerami Padi dan Kapur Guna
36 terhadap Beberapa Sifat Memperbaiki Permeabilitas Tanah
Kimia Andisols, Serapan P, dan dan Hasil Kedelai Musim Tanam
Hasil Tanaman Kubis. Effect of II. Hal. 89–94 Pros. Seminar
Organic Fertilizers and SP-36 on Nasional Sains dan Teknologi-II
Some Soil Chemical Characteristics Pramono, J. 2004. Kajian Penggunaan
of P- Uptake and Yield of Pupuk Organik pada Padi Sawah. J
Cabbages Grown on Andisols. Agrosains 6(1): 11-14
SoilREns 3(6): 275–282 Partohardjono, S dan A. Makmur. 1993.
Ismudaji, M., S. Partohardjono, dan A.S Peningkatan Produksi Padi Gogo
Karama. 1991. Fosfor, dan Peng- dalam Padi. Buku 2. Puslitbangtan,
gunaannya Dalam Bidang Per- Bogor. Hal. 523 – 549.
tanian. Balittan, Bogor

252

Anda mungkin juga menyukai