Anda di halaman 1dari 2

RENCANA KEPERAWATAN : c.

Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan


a. Gangguan rasa nyaman dan aman berhubungan dengan akibat fototerapi.
pengobatan/terapi sinar (Fototerapi). Tujuan : tidak terjadi gangguan integritas kulit selama terapi
Tujuan : Untuk memenuhi kebutuhan psikologik, dengan diberikan.
memangku bayi setiap memberikan minum dan mengajak Intervensi :
berkomunikasi secara verbal 1) Inspeksi kulit setiap 4 jam.
Intervensi : 2) Gunakan sabun bayi.
1) Mengusakan agar bayi tidak kepanasan atau kedinginan 3) Merubah posisi bayi dengan sering.
2) Memelihar kebersihan tempat tidur bayi dan 4) Gunakan pelindung daerah genetal.
lingkungannya 5) Gunakan pengalas yang lembut.
3) Mencegah terjadinya infeksi (memperhatikan cara bekerja
aseptik) d. Resiko injuri berhubungan dengan peningkatan serum
bilirubin sekunder dari pemecahan sel darah merah dan
b. Resiko injuri pada mata dan genetalia berhubungan dengan gangguan eksresi bilirubin.
fototerapi. Tujuan : bayi tidak mengalami kecelakaan selama perawatan.
Tujuan : tidak terjadi kecelakaan pada mata selama terapi Intervensi :
diberikan. 1) Cegah adanya injuri (internal).
Intervensi : 2) Kaji hiperbilirubin tiap ( 1-4 jam) dan catat.
1) Gunakan pelindung pada mata dan genetalia pada saat 3) Berikan fototerapi sesuai program.
fototerapi. 4) Monitor kadar bilirubin 4 – 8 jam sesuai program.
2) Pastikan mata tertutup, hindari penekanan mata yang 5) Antisipasi kebutuhan tranfusi tukar.
berlebihan karena dapat 6) Monitor Hb da Hct.
menimbulkan jejas pada mata yang tertutup atau pada
kornea .
NAMA :BASORI PUTRA

NPM :020.02.1106

4. PATHWAYS
PENGERTIAN

Hiperbillirubinemia adalah suatu


keadaan dimana kadar billirubin dalam
darah mencapai suatu nilai yang
mempunyai potensi untuk menimbulkan
kernikterus jika tidak segera ditangani
dengan baik. Kernikterus adalah suatu
kerusakan otak akibat peningkatan
bilirubin indirek pada otak terutama pada
corpus striatum, thalamus, nukleus
thalamus, hipokampus, nukleus merah
dan nukleus pada dasar ventrikulus ke-4.
Kadar bilirubin tersebut berkisar antara
10 mg / dl pada bayi cukup bulan dan

DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Medika Aeseulupius
Etika R, Harianto A, Indarso F, Damanik SM. 2006. Hiperbilirubinemia pada neonatus.
Continuing education ilmu kesehatan anak
Hassan, R.,. 2005. Inkompatibilitas ABO dan Ikterus pada Bayi Baru Lahir. Jakarta :
Percetakan Infomedika.
Sacher, Ronald, A., Richard A., McPherson. 2004. Tinjaun Klinis Hasil Pemeriksaan
Laborotorium. 11th ed. Editor bahasa Indonesia: Hartonto, Huriawati. Jakarta:
EGC
Cloherty, J. P., Eichenwald, E. C., Stark A. R., 2008. Neonatal Hyperbilirubinemia in
Manual of Neonatal Care. Philadelphia: Lippincort Williams and Wilkins
Murray, R.K., et al. 2009. Edisi Bahasa Indonesia Biokimia Harper. 27th edition. Alih
bahasa Pendit, Brahm U. Jakarta : EGC
Sarwono, Erwin, et al. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/ UPF Ilmu Kesehatan
Anak. Ikterus Neonatorum(Hyperbilirubinemia Neonatorum). Surabaya: RSUD Dr.Soetomo.

Anda mungkin juga menyukai