A. Hal-Hal Yang Berkenaan Dengan Harta Peninggalan
Sebelum harta peninggalan dibagikan kepada ahli waris yang berhak menerimanya perlu diselesaikan dan dipenuhi terlebih dahulu kewajiban yang belum sempat dilakukan oleh orang yang meninggal pada saat hidupnya. Yang berkenaan dengan hartanya seperti : 1. Zakat 2. Biaya Pengurusan Jenazah 3. Melunasi Hutang B. Al-Aul, Ar-Rad dan Acara Pembagian Sisa Harta 1. Al-Aul a. Definisi al-’Aul Al-’aul dalam bahasa Arab mempunyai banyak arti, di antaranya bermakna azh-zhulm (aniaya) dan tidak adil, seperti yang difirmankan-Nya : “… Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (an- Nisa’: 3) Al-’aul juga bermakna “naik” atau “meluap”. Dikatakan ‘alaa al-ma’u idzaa irtafa’a yang artinya “air yang naik meluap”. Al-’aul bisa juga berarti ‘bertambah’, seperti tampak dalam kalimat ini: ‘alaa al-miizaan yang berarti ‘berat timbangannya’. Sedangkan definisi al-’aul menurut istilah fuqaha yaitu bertambahnya jumlah bagian fardh dan berkurangnya nashib (bagian) para ahli waris. Hal ini disebabkan banyaknya ashabul furudh, sedangkan jumlah seluruh bagiannya telah melebihi nilai 1, sehingga diantara ashabul furudh tersebut ada yang belum menerima bagian yang semestinya. Maka dalam keadaan seperti ini kita harus menaikkan atau menambah pembaginya sehingga seluruh harta waris dapat mencukupi jumlah ashabul furudh yang ada, meskipun akhirnya bagian mereka menjadi berkurang. Dengan kata lain aul terjadi apabila jumlah penyebut lebih kecil daripada pembilang.