1
programe yang dilakukan terus menerus secara rutin dan menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari aktifitas sehari-hari.
Untuk skoliosis dengan kurva pembengkokan mencapai 20 derajat hingga
40 derajat, maka penanganannya dengan Rehabilitasi Spine yang meliputi
terapi latihan aktif serta pemakaian brace. Tujuan pemakaian brace adalah
untuk koreksi dan menahan laju perburukan skoliosis.
Observasi dan kontrol teratur. Pada sebagian kasus progresivitas
lengkungan tulang belakang dapat berkurang atau berhenti spontan
biasanya setelah pubertas.
Pemasangan ‘’brace’’ dilakukan bila dalam pemeriksaan x-ray
lengkungan sudah berada antara 25 sampai 45 derajat tetapi pertumbuhan
tulang masih berlangsung.
Tidakan operasi. Sebagian besar skoliosis tidak memerlukan operasi,
menurut National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin
Diseases di Amerika, disebutkan dari 1000 anak hanya sekitar 3 sampai 5
kasus skoliosis yang lengkungnya cukup besar sehingga memerlukan
koreksi. Operasi skoliosis dilakukan oleh ahli bedah ortopedi khususnya
bidang tulang belakang. Rekomendasi operasi diberikan bila ukuran
lengkung skoliosis sudah mencapai 45 derajat atau lebih dan tidak berhasil
dihambat dengan pemasangan brace. Untuk memudahkan penggambaran,
di bawah ini disertakan X foto pra dan pasca operasi pada anak dengan
sudut lengkung diatas 45 derajat.Ahli bedah biasanya menunggu sampai
pertumbuhan penulangan berhenti, namun hal ini tidak selalu mungkin,
sehingga ada operasi yang disebut ‘’Growth Friendly Spine Surgery’’ ,
teknik operasi dan pemasangan implant yang memungkinkan kontrol
lengkung tulang belakang dan mengurangi early spinal fusion
Skoliosis Idiopatik Juvenil Skoliosis Idiopatik Juvenil terjadi pada umur 4-
10 tahun. Berbagai bentuk dapat terjadi namun kurva torakal biasanya
kekanan. Skoliosis Juvenil biasanya lebih progresif dari adolesent.
Lonstein menemukan bahwa 67% pasien dengan umur dibawah 10 tahun
menunjukkan progresivitas kurva dan resiko progresivitas 100% pada
pasien yang berumur double thoracic > thorakolumbal > Lumbal. Pada
2
scoliosis juvenile ini, metode Mehta RVAD kurang digunakan dalam
menentukan prognosis dibandingkan dengan skoliosis infantil. . Walaupun
cenderung progresif dan membutuhkan pembedahan, skoliosis juvenil
ditangani sesuai pedoman yang sama terhadap skoliosis adolescent. Untuk
kurva yang kurang dari 200 maka dilakukan observasi dengan
pemeriksaan radiologi PA tegak setiap 4-6 bulan. Tanda adanya progresif
pada radiologi jika terdapat perubahan paling sedikit 5-70 sehingga
dibutuhkan Brace. Jika kurva tidak progresif maka observasi diteruskan
sampai skelet matur. Walaupun banyak literatur yang menunjukkan
pengobatan orthotik pada scoliosis juvenile, Milwaukee brace tetap
diprioritaskan. TLSO biasanya digunakan untuk kurva thorakal dengan
apeks pada T8 atau dibawah. Pada awalnya, brace digunakan full-time (23
jam perhari) kemudian dikurangi secara berangsur-angsur. Bagaimanapun,
pasien harus tetap berhati-hati adanya tanda progresivitas, jika terdapat
progresivitas maka program brace full-time dilanjutkan kembali.
Pembedahan dilakukan pada kurva >500, dapat digunakan dengan
subcutaneous rod, multihook segmental system atau spinal fusion. Spinal
fusion dapat dilakukan dengan anterior dan posterior perlu untuk
mencegah “crankshaft phenomenon”.
Skoliosis Idiopatik Adolescent Skoliosis Idiopatik adolescent terjadi pada
umur 10 tahun atau lebih, scoliosis jenis ini paling sering terjadi pada
remaja putri. Untuk mendiagnosa sebagai scoliosis idiopatik, harus
mempunyai derajat kurvatura minimal 100 dengan rotasional dan deviasi
lateraral pada radiologi ( < 10 derajat dapat dikatakan normal). .