NIM : 202015061
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensori yang sesuai atau dapat dikatakan sebagai keadaan tidak
sadarkan diri yang relative bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan
tetapi lebih merupaka suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktivitas
yang minim memiliki kesadaran yang bervariasi (Tarwoto dkk, 2016).
Istirahat dan tidur memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum,
istirahat berarti suatu keadaan tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari
perasaan gelisah. Dalam arti lain istirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas
sama sekali. Terkadang, berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu
bentuk istirahat. Sedangkan pengertian tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan
diri dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun/hilang dan
dapat dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup (Haswita &
Reni, 2017).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau beresiko
mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang
menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan.
1.2 Fisiologi sistem/ Fungsi normal system terkait kebutuhan Istirahat dan Tidur
1.3
5
1.4 7
1.5 )
)*#
Portofolio Praktik Profesi Ners – KDP 2021 3
1.6 :
%
:3%
%
1.7 )!
Menurut Haswita & Reni (2017), Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Kualitas dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk
tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhinya adalah:
a) Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang
mengharuskan untuk istirahat dan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan
infeksi (infeksi limpa) akan membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk
mengatasi keletihan. Banyak juga keadaan sakit menjadikan pasien kurang
tidur,bahkan tidak bias tidur.
b) Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat
terjadinya proses tidur.
c) Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan tetap
bangun dan waspada menahan kantuk. 14
d) Latihan dan Kelelahan
Keletihan akibat aktivitas tinggi memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga
keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Maka orang tersebut akan lebih
cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya (NREM)
diperpendek.
e) Stress Psikologis
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga
mengganggu tidurnya.
f) Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
II. Rencana asuhan Pasien dengan gangguan kebutuhan Istirahat dan Tidur
Menurut Muttaqin Arif (2017), pengkajian keperawatan pada gangguan kebutuhan
istirahat dan tidur adalah sebagai berikut :
2.1 Pengkajian
2.2.1 Riwayat keperawatan
a. Identitas
1) Nama :
2) Umur : Thn
3) Jenis Kelamin : P/L
4) Agama :
5) Pendidikan :
6) Pekerjaan :
7) Status Perkawinan :
8) Alamat :
9) Diagnosa Medis :
10) No.RM :
11) Tanggal MRS :
2.2.1 Diagnosa 3:
Deprivasi Tidur , Domain 4, Kelas 1 (Istirahat dan Tidur), (Heather dan
Herdman, 2017)
2.3.6 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria)
Menurut Sue Moorhead, Marion Johnson, Meridean, L Mass (2017), Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan pola tidur
kembali normal dengan kriteria hasil sebagai berikut :
1. Tidur (0004)
a. Pola tidur kembali normal, dari banyak keganggu (1) menjadi sedikit
terganggu (4)
b. Aktivitas kembali normal, dari banyak keganggu (1) menjadi sedikit
terganggu (4)
c. Kualitas tidur, dari banyak keganggu (1) menjadi sedikit terganggu (4)
d. Tempat tidur yang nyaman, dari banyak keganggu (1) menjadi sedikit
terganggu (4)
e. Suhu ruangan yang nyaman, dari banyak keganggu (1) menjadi sedikit
terganggu (4)
f. Perasaan segar setelah tidur, dari banyak keganggu (1) menjadi sedikit
terganggu (4)
2.3.7 Intervensi keperawatan dan rasional
Menurut Gloria Bulechek, Howard Butcher, Joanne Dochterman,
(2017), Intervensi yang ditetapkan sebagai berikut :
1. Pengaturan posisi (0840) :
a. Tempatkan pasien pada tidur
b. Monitor oksigen pasien
c. Masukkan posisi tidur yang diinginkan pasien ke dalam
rencana keperawatan
d. Dorong pasien untuk ROM aktif atau ROM pasif
Hari/Tanggal :