Anda di halaman 1dari 6

Clustering

TOPIK UMUM: NORMAL BARU


HECHA FIONELLA AVINDRA / B12200125

Transportasi Obat Herbal


Kebijakan Kesehatan

Pariwisata Vaksinasi

New Normal

Sistem Daring
Pasar Tradisional

Ekonomi Sekolah

Online Shop Sistem Bergilir

Tantangan Sebagian Siswa SMP-SMA di


Malang dalam Menghadapi Sistem
Sekolah Shifting
Melonjaknya Belanja Online Warga
Malang di Tengah Pandemi
Listing

Normal Baru

Hecha Fionella Avindra / B12200125

Topik Khusus: Tantangan Sebagian Siswa SMP-SMA di Malang dalam Menghadapi Sistem Sekolah
Shifting

1. Mengapa perlu diadakan sistem shifting di Sebagian SMP dan SMA di Malang?
1.1 Mengurangi penularan virus COVID-19
1.2 Adanya beberapa kendala jika dilaksanakan sekolah sistem daring

2. Apa saja syarat untuk mengadakan sekolah dengan sistem shifting?


2.1 Sistem dapat dilaksanakan hanya di zona kuning atau hijau
2.2 Pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah dengan ketat
2.3 Sekolah mendapatkan izin dari pemerintah setempat
2.4 Sekolah mendapatkan izin dari orangtua siswa

3. Bagaimana tantangan yang dihadapi siswa-siswi di Malang yang bersekolah dengan sistem
shifting?
3.1 Menyiapkan Alat Perlindungan Diri (APD) untuk pembelajaran tatap muka
3.2 Mempersiapkan kuota internet dan media pembelajaran daring
3.3 Adaptasi dengan sistem pembelajaran yang baru

4. Bagaimana solusi pemerintah dan pihak terkait mengenai tantangan yang dihadapi para siswa di
Malang yang bersekolah dengan sistem shifting?
4.1 Menyediakan APD dan cadangannya untuk pembelajaran tatap muka
4.2 Memberi bantuan kuota internet
4.3 Memberikan bantuan biaya pendidikan
4.4 Dukungan dari berbagai pihak agar sistem shifting dapat terlaksana dengan baik
Harapan Baru di Tengah Ketidakpastian

Oleh: Hecha Fionella Avindra / B12200125

Sebelum istilah normal baru muncul, pandemi Covid-19 memaksa orang-orang untuk berdiam
diri di rumah. Hal tersebut telah menyebabkan berbagai sektor terhambat, utamanya sektor pendidikan.
1 Juni 2020, normal baru untuk pertama kalinya dilaksanakan di Indonesia. Normal baru ini merupakan
salah satu upaya pemerintah dalam upaya mengembalikan situasi seperti sebelum pandemi namun
diselingi berbagai kebijakan preventif untuk mengurangi penularan virus Covid-19.

Sebelum dicetuskannya normal baru, di Malang sendiri sudah meliburkan siswa-siswi sejak
tanggal 16 Maret 2020. Libur ini pada awalnya direncanakan berlangsung selama 2 minggu. Selama 2
minggu tersebut, pemerintah berharap meredanya kasus penyebaran Covid-19 di Malang. Namun,
walaupun sudah tidak ada kegiatan pembelajaran dan dilaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) di Malang, kasus penyebarannya tidak juga turun sehingga pemerintah memperpanjang libur
hingga tanggal 1 Juni 2020 dimana istilah normal baru muncul.

Setelah dimulainya normal baru, dunia pendidikan mulai dapat terlaksana dengan sistem daring.
Sistem daring ini memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan melaksanakan pembelajaran melalui
ponsel atau laptop. Guru akan menerangkan materi pembelajaran melalui video conference seperti
Zoom atau Google Meet. Lalu, tugas akan diberikan dan dikumpulkan melalui GoogleCclassroom atau
email.

Namun, tidak semua pihak dapat mengikuti sistem tersebut. Beberapa dari siswa dari keluarga
yang kekurangan akan susah untuk mengikuti kegiatan pembelajaran karena tidak memiliki fasilitas
untuk daring yang mencukupi. Lalu, ada pula siswa yang daerah rumahnya tidak terjangkau sinyal dan
listrik sehingga ia akan susah untuk mengikuti pembelajaran secara daring. Selain itu, beberapa siswa
juga mengeluh karena kurang paham dengan materi yang diajarkan melalui daring. Walaupun materi
yang diajarkan sama, namun belajar daring akan lebih susah karena siswa akan mudah tidak fokus
mengingat siswa belajar di rumah masing-masing.

Problematika sistem daring membuat pemerintah harus menemukan solusi lain agar sektor
pendidikan dapat berjalan dengan lancar. Hingga pada tanggal 7 Agustus lalu, konferensi pers secara
virtual diadakan oleh pemerintah untuk menyatakan keputusan memberikan izin ke sekolah-sekolah
yang berada di daerah zona kuning untuk dapat melakukan pembelajaran tatap muka namun dengan
sistem bergilir atau shifting (Redaksi Kumparan, 2020)

Sistem shifting dilakukan dengan membatasi siswa yang masuk hingga 50% dari jumlah
keseluruhan dan mengatur jadwal sedemikian rupa sehingga diharapkan penularan virus yang mungkin
terjadi di sekolah dapat terkontrol. Apabila sekolah memutuskan untuk menggunakan sistem tatap
muka untuk 50% siswa dari keseluruhan dan sisanya akan daring, maka ada berbagai tantangan yang
berbeda yang dihadapi setiap siswa. Sebelumnya, pada bulan Juli, sistem seperti ini pernah disarankan
oleh pengamat pendidikan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Dr. Joko Nurkamto,
M.Pd. "Juli jangan langsung semuanya masuk, pakai sistem bergiliran, misalnya minggu pertama itu
dalam jenjang SD yang masuk kelas 4 sampai 6. (Maliana,2020). Sistem shifting ini tentunya tidak serta
merta dapat dilaksanakan di semua sekolah yang ada di zona kuning. Ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi untuk dapat melaksanakan sistem shifting. Berikut ini adalah empat syarat yang wajib dipenuhi
baik dari pihak siswa dan sekolah.

Pertama, Sistem shifting hanya dapat dilaksanakan di sekolah yang ada di zona kuning. Namun,
apabila daerah zona kuning mengalami peningkatan penyebaran sehingga berubah menjadi zona oranye
dan merah, maka sistem bergilir ini harus segera dihentikan. Hal ini terjadi karena sekolah di zona
oranye dan merah tidak boleh melaksanakan pembelajaran tatap muka sama sekali.

Kedua, sekolah yang menggunakan sistem shifting harus memiliki protokol kesehatan yang
lengkap dan memadai seperti, ketersediaan sanitasi berupa kamar mandi, wastafel, dan bilik
disinfektan, akses ke fasilitas kesehatan, wajib menggunakan masker,dan memiliki thermogun atau
pengukur suhu tubuh.

Ketiga, sekolah wajib mendapatkan izin dari pemerintah setempat karena kewenangan
pembukaan sekolah kembali berdasarkan kesiapan dari pemerintah daerah setempat.

Keempat, sekolah juga wajib mengantongi izin dari orangtua murid. Sehingga, orangtua dapat
menggunakan haknya untuk tidak mengizinkan anaknya untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Sementara itu, siswa yang memiliki penyakit bawaan dilarang untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar di sekolah.

Selain itu, kembali bukanya sekolah ini murni hanya berisikan kegiatan belajar mengajar.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadim Makarim melarang adanya segala aktivitas siswa yang
bersifat perkumpulan juga masih belum diizinkan di masa transisi. Seperti jajan ke kantin, kegiatan
olahraga, dan ekstrakulikuler (ekskul).

Sistem baru ini tentu nantinya akan terus dievaluasi sehingga harapannya tidak akan
memunculkan cluster-cluster baru di daerah Malang. Selain itu, sebagian siswa juga harus memulai
adaptasi dengan sistem pembelajaran yang baru dengan mempersiapkan alat perlindungan diri dan
media pendukung pembelajaran daring untuk sebagian siswa yang tidak mendapatkan jadwal tatap
muka.

Adaptasi yang harus dilakukan oleh Sebagian siswa di Malang ini tidaklah mudah. Dengan sistem
yang baru, waktu pembelajaran akan dipotong sehingga mereka harus dapat memanfaatkan waktunya
di sekolah dengan maksimal. Selain itu, jumlah siswa yang dibatasi membuat siswa harus beradaptasi
dengan lingkungan yang berbeda ditambah dengan kewajiban untuk ber-social distancing.

Selanjutnya, untuk mengikuti pembelajaran tatap muka di tengah merebaknya virus corona,
para siswa harus menyiapkan alat perlindungan diri seperti masker dan hand sanitizer. Sedangkan untuk
siswa yang mendapatkan jadwal daring haruslah menyiapkan gadget dan kuota internet untuk dapat
mengikuti pembelajaran. Nyatanya, tidak semua siswa mampu membeli alat perlindungan diri, gadget,
dan kuota internet . Sehingga, disinilah peran pemerintah untuk dapat membantu terlaksananya
pendidikan.
Bantuan yang dapat diberikan oleh pemerintah banyak macamnya. Pertama, alat perlindungan
diri yang akan sangat dibutuhkan bagi siswa yang melaksanakan pembelajaran dengan tatap muka.
Selain itu, alat-alat kesehatan seperti bilik disinfektan, wastafel, dan thermogun akan sangat dibutuhkan
oleh sekolah-sekolah yang mengadakan pembelajaran tatap muka.

Kedua, bantuan kuota untuk siswa yang melaksanakan pembelajaran dengan sistem daring.
Bantuan kuota ini bisa juga diberikan oleh provider-provider yang ada di Indonesia. Salah satu provider
yang memberikan bantuan kuota gratis untuk pelajar adalah telkomsel. Denny Abidin selaku Vice
President Corporate Communications Telkomsel mengatakan sejak awal pandemi, Telkomsel telah
menghadirkan paket produk Ilmupedia dan Conference sebagai dukungan untuk kelancaran proses
pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Ketiga, bantuan keringanan biaya pendidikan akan sangatlah berharga ditengah pandemi ini.
Banyak dari orangtua siswa yang ekonominya terhambat karena bisnisnya bangkrut atau terkena PHK.
Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus ini menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
kuartal II 2020 minus 5,32 persen. (Rizal, 2020)

Terakhir, dukungan dari berbagai pihak seperti keluarga, teman, dan guru sangatlah penting
ditengah pandemi ini. Tidak ada satu seorangpun yang menyangka kita harus melewati masa sulit
seperti ini. Dukungan mental dari orang terdekat dapat membuat siswa tetap bersemangat di tengah
pandemi. Utamanya, orangtua harus dapat memberikan dukungan dengan membat lingkungan rumah
nyaman sehingga siswa dapat melaksanakan pembelajaran dengan lancar walaupun dilaksanakan di
rumah.

Berbagai bantuan dari Lembaga non-pemerintah atau swasta pun telah banyak dikucurkan
untuk mendukung terlaksananya new normal di Indonesia. Di waktu seperti ini, justru adalah
kesempatan yang tepat bagi masyarakat Indonesia untuk menunjukkan solidaritas antara sesama
manusia. Hendaknya, semua pihak dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, sekolah, guru, hingga
keluarga terlibat dalam menunjang keberlangsungan pendidikan di Indonesia, khususnya Kota Malang.
Peraturan Menteri Pendidikan perihal sistem shifting akan dapat dilaksanakan dengan efektif apabila
seluruh pihak memberikan dukungannya. Utamanya, pemerintah pusat dan daerah. Aapabila
pemerintah pusat dan daerah dapat bersinergi, maka pandemi ini akan semakin cepat usai.
Daftar Pustaka
Aida, N. R. (2020, September 14). Kuota Gratis Kemendikbud, Berikut Cara Mendapatkan untuk
Pelanggan Telkomsel. Retrieved from

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/14/134500865/kuota-gratis-kemendikbud-
berikut-cara-mendapatkan-untuk-pelanggan-telkomsel?page=all

Maliana. (2020, May 29). Siap Tak Siap Dunia Pendidikan Indonesia Hadapi New Normal, Pengamat
Sarankan Sistem Masuk Bergilir. Retrieved from

https://wow.tribunnews.com/2020/05/29/siap-tak-siap-dunia-pendidikan-indonesia-hadapi-
new-normal-pengamat-sarankan-sistem-masuk-bergilir?page=all

Redaksi Kumparan. (2020, August 7). Mekanisme Sekolah di Zona Kuning Corona: Siswa Dibatasi hingga
Sistem Shifting. Retrieved from

https://kumparan.com/kumparannews/mekanisme-sekolah-di-zona-kuning-corona-siswa-
dibatasi-hingga-sistem-shifting-1txKgCi3hZc/full

Redaksi Kumparan. (2020, August 8). Syarat Sekolah di Zona Kuning Boleh Lakukan Pembelajaran Tatap
Muka. Retrieved from

https://kumparan.com/kumparanmom/syarat-sekolah-di-zona-kuning-boleh-lakukan-
pembelajaran-tatap-muka-1txXBG9kuRW/full

Rizal, J. G. (2020, September 14). Pandemi Covid-19, Apa Saja Dampak pada Sektor Ketenagakerjaan
Indonesia? Retrieved from

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/11/102500165/pandemi-covid-19-apa-saja-
dampak-pada-sektor-ketenagakerjaan-indonesia-?page=all

Anda mungkin juga menyukai