Kelompok 8
Anggota:1. Muhammad Kennyzyra Bintang 17511085
2. Assyfa Widy Kurnia 17511150
Bagian: Pendahuluan, Kodefikasi Elemen Struktur, dan Estimasi Dimensi
Struktur
1. Pendahuluan
1.1. Pendahuluan
Suatu proses desain meliputi penentuan sistem struktur yang
digunakan, dimensi - dimensi penampang, dan tulangan yang diperlukan.
Struktur yang didesain harus mampu menahan semua beban yang bekerja
pada struktur selama jangka waktu penggunaan struktur secara aman dan
tanpa deformasi yang berlebihan atau retak. Untuk melakukan desain perlu
ditetapkan kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan bahwa
struktur sesuai dengan manfaat penggunaannya. Berikut kriteria desain
struktur adalah.
a. Kekuatan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat adanya
beban yang bekerja pada berbagai elemen struktur.
b. Masa layan untuk menjamin performa yang memuaskan terhadap
kondisi beban layan (service load condition), dengan kata lain
struktur tidak mengalami lendutan yang berlebihan serta lebar retak
dan getaran masih dalam batas yang diterima.
c. Stabilitas terhadap guling, pergerakan horisontal (sliding), dan
tekuk pada struktur atau bagian dari struktur selama beban bekerja.
Adapun selain 3 hal diatas, terdapat 2 hal lain yang harus diperhatikan
ketika melakukan pendesainan yaitu aspek ekonomi dan aspek keindahan.
Pertimbangan umum lainnya yang harus diperhatikan dalam
mendesain adalah kemungkinan pelaksanaan, pemeliharaan yang dapat
dipertanggungjawabkan, pembiayaan, isu lingkungan, spesifikasi, dan
program pelaksanaan. Dalam mendesain suatu bangunan, proses yang
harus dilewati adalah tahap perencanaan dan perancangan, tahap
assembling atau perakitan, dan tahap konstruksi. Ada dua metode desain
beton betulang yang telah digunakan yaitu:
a. Metode desain berdasarkan tegangan yang bekerja (working stress
method) adalah metode desain yang memfokuskan pada beban -
beban dalam keadaan layan. Metode ini didasarkan pada tegangan -
tegangan yang disebabkan oleh beban layan (tanpa faktor beban)
tidak boleh melebihi tegangan ijin (tegangan batas dibagi oleh
faktor keamanan atau safety factor.
b. Metode desain berdasarkan kekuatan (strength design method)
adalah metode desain yang meninjau kondisi dimana beban yang
bekerja hampir menyebabkan keruntuhan (jauh diatas beban layan,
sering disebut dengan beban ultimit atau beban batas). Secara
konsep, metode desain berdasarkan kekuatan diakui lebih rasional
dalam mencapai keamanan dari suatu struktur.
Perancangan bangunan gedung yang bertingkat dengan konstruksi
beban betulang biasa dengan memperhitungkan konsep bangunan tahan
gempa. Bangunan yang dimaksud merupakan bangunan yang
diperuntukkan untuk tempat tinggal maupun bangunan dengan fungsi
lainnya.
Adapun untuk rekapitulasi nilai lebar dan tinggi balok dapat dilihat
pada tabel di halaman selanjutnya.
Pelat Lantai
Pelat Lantai
Nilai Satuan m 2)
Pelat Atap
4. Menghitung Nilai PU
Berikut adalah perhitungan dari nilai PU Interior dan PU
Eksterior
PU1 = Qu Pelat x A Pelat x Jumlah Lantai
= 12,558762 x 48 x 10
= 6028,20576 KN
PU2 = Qu Pelat x A Pelat x Jumlah Lantai
= 12,558762 x 24 x 10
= 3014,10288 KN
5. Menghitung Luas Kolom Perlu
Untuk perhitungan dari Luas Kolom Perlu baik itu untuk
Luas Kolom Interior maupun Eksterior, berikut adalah
perhitungannya:
Pu Kumulatif x 1000
A1 =
0,75 f ' c
6028,20576 x 1000
=
0,75 x 30
= 267920,256 mm²
Pu Kumulatif x 1000
A2 =
0,75 f ' c
3014,10288 x 1000
=
0,75 x 1000
= 133960,128 mm²
6. Estimasi Dimensi Kolom
Dimana H = B, maka rumusnya akan menjadi :
H = B = √ A , Sehingga Perhitungannya menjadi sebagai
berikut:
A. Estimasi Dimensi K1
H = B = √A
H = B = √ 267920,256
H = B = 517,610139 mm ≈ 550 mm
H Pakai= 550 mm
B Pakai= 550 mm
B. Estimasi Dimensi K2
H = B = √A
H = B =√ 133960,128
H = B = 366,0056393 m ≈ 450 mm
H Pakai= 450 mm
B Pakai= 450 mm
7. Luas yang akan digunakan
Berdasarkan hasil dari H dan B yang telah diperoleh, maka
perhitungan Luas pakai akan menjadi seperti berikut:
1. A1 Pakai = H pakai x B pakai
= 550 x 550
= 302500 mm²
2. A2 Pakai = H pakai x B pakai
= 450 x 450
= 202500 mm²