Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Muhammad Kennyzyra Bintang


NIM : 21914032
Mata Kuliah : Metodelogi Penelitian & Statistik Terapan

Soal Bagian -1
A. Mencari rumusan masalah dan tujuan penelitian pada jurnal.
Jurnal 1 : Evaluasi Kinerja Campuran Beraspal dengan Bitumen Hasil Ekstraksi
Penuh dari Asbuton
Rumusan Masalah
Lebih dari 90% dari seluruh panjang jalan yang ada di Indonesia
menggunakan teknologi perkerasan lentur atau perkerasan beraspal. Nono (2015)
menyatakan bahwa untuk menenuhi kebutuhan pembangunan dan pemeliharaan
perkerasan beraspal setiap tahun harus import aspal, padahal Indonesia memliki
aspal alam yang depositnya sangat melimpah. Kebutuhan aspal nasional Indonesia
sekitar 1,2 juta ton pertahun. Berdasarkan data tersebut, baru 0,6 juta ton saja yang
dapat dipenuhi oleh PT. Pertamina sedangkan sisanya dipenuhi melalui import
(Annas et al., 2013). Sementara ketersediaan aspal minyak semakin terbatas dan
harga yang cenderung naik terus seiring dengan harga pasar minyak mentah dunia.
Untuk menjawab kendala di atas, maka salah satu alternatif yang menjanjikan
adalah penggunaan aspal batu buton (asbuton) yaitu sebagai bahan substitusi aspal
minyak. Pemanfaatan asbuton diharapkan dapat mengurangi angka impor aspal
minyak sekaligus dapat memanfaatkan kekayaan dalam negeri yang melimpah.
Selain itu, dengan dikembangkannya aspal lokal ini dapat membuka lapangan kerja
lebih luas yang dapat menyerap banyak tenaga kerja (Darma &Andaka,2016).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dituliskan rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana kinerja campuran beraspal AC-WC (Asphaltic Concrete Wearing
Course) dan HRS-WC (Hot Rolled Sheet Wearing Course) dengan
menggunakan bitumen hasil ekstraksi penuh dari asbuton?
2. Bagaimana dampak penggunaan ekstraksi abuston pada aspal dengan
campuran beraspal konvensional yang menggunakan aspal minyak penetrasi
60?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kinerja campuran beraspal AC-WC (Asphaltic Concrete Wearing
Course) dan HRS-WC (Hot Rolled Sheet Wearing Course) dengan
menggunakan bitumen hasil ekstraksi penuh dari asbuton.
2. Mengetahui dampak penggunaan ekstraksi abuston pada aspal dengan
campuran beraspal konvensional yang menggunakan aspal minyak penetrasi
60.
Jurnal 2 : Implementasi Manajemen Risiko Sistem Kesehatan, Keselamatan Kerja,
dan Lingkungan (K3L) pada Pembangunan Flyover Pengangsaan 2 Kelapa Gading
Jakarta Utara
Rumusan Masalah
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia
masih sering terabaikan. Data Biro Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan jumlah
tenaga kerja di konstruksi jauh meningkat, dari 4.844.689 orang di tahun 2010
menjadi hampir dua kali lipat di tahun 2015, sebanyak 8.208.086 orang atau sekitar
7% dari 114 juta orang pekerja (BPS,2016). Sektor konstruksi juga dianggap salah
satu sektor yang berisiko tinggi terhadap kecelakaan kerja. Data-data kecelakaan
kerja yang dipaparkan sebelumnya tidak secara khusus memuat informasi
kecelakaan kerja di konstruksi, namun beberapa sumber (Bpjs Ketenagakerjaan,
2016) (Pritanti, Purwoto, & Solechan, 2012) mencatat paling tidak 30% kasus
kecelakaan kerja terjadi di sektor konstruksi. Dengan jumlah porsi tenaga kerja
yang besar dan juga risiko yang besar membuat kecelakaan kerja di sektor
konstruksi merupakan aspek yang perlu diperhatikan.
Adapun pada Proyek Pembangunan Flyover Pegangsaan 2 Kelapa Gading
Jakarta Utara sampai dengan Maret 2016 terdapat empat kecelakaan kerja. Hal ini
seharusnya bisa diminimalisir dengan dilakukannya manajemen risiko
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dituliskan rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana jenis-jenis risiko yang mungkin terjadi selama pelaksanaan
pembangunan flyover Pegangsaan 2 Kelapa Gading Jakarta Utara?
2. Bagaimana cara mitigasi risiko yang dapat diterapkan pada pelaksanaan
pembangunan flyover Pegangsaan 2 Kelapa Gading Jakarta Utara?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui jenis-jenis risiko yang mungkin terjadi selama pelaksanaan
pembangunan flyover Pegangsaan 2 Kelapa Gading Jakarta Utara.
2. Mengetahui cara mitigasi risiko yang dapat diterapkan pada pelaksanaan
pembangunan flyover Pegangsaan 2 Kelapa Gading Jakarta Utara.

B. Memberi penilaian dan komentar terhadap 2 jurnal yang berkaitan


Jurnal 1 : Evaluasi Kinerja Campuran Beraspal dengan Bitumen Hasil Ekstraksi
Penuh dari Asbuton
Penilaian dan komentar
Kejelasan masalah-masalah yang terkait dengan jurnal sudah dipaparkan
dengan jelas. Penulis mencantumkan data bahwa memang kebutuhan aspal nasional
Indonesia belum dapat dipenuhi dan menjadi salah satu alasan dilakukan penelitian
menggunakan asbuton sebagai bahan tambah. Selain itu, tujuan penelitian juga
sudah dicantumkan dengan jelas oleh penulis yaitu untuk mengetahui kinerja
campuran beraspal AC-WC (Asphaltic Concrete Wearing Course) dan HRS-WC
(Hot Rolled Sheet Wearing Course) dengan menggunakan bitumen hasil ekstraksi
penuh dari asbuton.
Kajian pustaka sudah dijabarkan dan dijelaskan dengan baik oleh penulis
mengenai pengertian, jenis, dan fungsi asbuton hingga bagaimana menilai kinerja
campuran aspal yang sesuai kriteria atau tidak. Di sisi lain, kelengkapan daftar
pustaka sudah dicantumkan dengan lengkap.
Aspek lain pada jurnal yang ingin dikomentari adalah ada baiknya penulis
mencan

Jurnal 2 : Implementasi Manajemen Risiko Sistem Kesehatan, Keselamatan Kerja,


dan Lingkungan (K3L) pada Pembangunan Flyover Pengangsaan 2 Kelapa Gading
Jakarta Utara
Penilaian dan komentar
Pada penelitian ini, kejelasan masalah-masalah yang berkaitan dengan
penelitian sudah cukup jelas dijabarkan yaitu meningkatnya jumlah tenaga kerja di
bidang konstruksi dan penerapan sistem manajemen keselamatan, Kesehatan kerja,
dan lingkungan (K3L) yang masih sering diabaikan. Sebagai sampel, peneliti
mengambil lokasi pengamatan di lokasi pembangunan flyover Pengangsaan 2
Kelapa Gading Jakarta Utara. Tujuan penelitian juga sudah dicantumkan dengan
jelas, yaitu mengindentifikasi risiko-risiko yang kemungkinan terjadi pada lokasi
yang diamati dan mengetahui mitigasi atau pencegahan risiko yang dapat
dilakukan.
Kajian pustaka sudah dicantumkan dengan jelas oleh penulis yang meliputi
definisi risiko, manajemen risiko, hingga mitigasi risiko. Penulis juga sudah
menjabarkan langkah penelitian melalui bagan alir sehingga penelitian yang
dilakukan lebih mudah dipahami. Selain itu, daftar pustaka juga sudah dilampirkan
dengan lengkap oleh penulis.
Soal Bagian -2
Topik yang digunakan
Evaluasi penerapan sistem contraflow bus lane pada ruas Jalan Jlagran Lor dan
Jalan Pasar Kembang Kota Yogyakarta dengan menggunakan PTV VISSIM
(memakai topik tesis sendiri)
Latar belakang
Salah satu permasalahan transportasi adalah naiknya jumlah kendaraan yang
berakibat pada tingkat pelayanan pada ruas jalan. Badan Pusat Statistik Kota
Yogyakarta (2021) menyatakan bahwa terdapat kenaikan jumlah kendaraan dari
tahun 2020 ke tahun 2021 sebesar 1,3% atau dari 542.733 kendaraan menjadi
549.721. Amirotul dkk (2016) menambahkan bahwa permasalahan transportasi saat
ini tidak dapat diselesaikan dengan cara konvensional yaitu dengan melakukan
pelebaran jalan karena terbatasnya lahan, untuk mengatasi permasalahan tersebut
digunakan metode transportasi berkelanjutan. Bus Rapid Transit (BRT) adalah
salah satu bentuk dari penerapan transportasi berkelanjutan. Namun, menurut
Fitrada dan Munawar (2015), Bus Trans Jogja yang mengusung konsep sebagai
solusi transportasi perkotaan ternyata dalam pengoperasiannya masih menemui
kendala. Bus Trans Jogja yang dioperasikan dengan kondisi lalu lintas mixed traffic
mengakibatkan terjadinya keterlambatan pada jam-jam sibuk. Oleh karena itu,
digunakan metode rekayasa dan manajemen lalu lintas untuk memecahkan masalah
transportasi berupa prioritas angkutan umum yang salah satu bentuknya adalah
membuat jalur khusus bus.
Menurut Tamin (2009), jalur khusus bus adalah jika suatu ruas jalan atau
persimpangan mengalami kemacetan, angkutan umum dapat menggunakan satu
jalur sendiri. Dengan demikian, bus tersebut bergerak lebih cepat karena kemacetan
dipindahkan dari jalur tersebut. Kerugiannya, kendaraan umum dan pribadi yang
mengalami kemacetan semakin dibatasi pergerakannya ke ruang yang lebih kecil
sehingga meningkatkan kemacetan dan tundaan. Tamin (2009) menambahkan,
terdapat keseimbangan antara keuntungan akibat meningkatnya kecepatan
angkutan umum dan biaya akibat meningkatnya tundaan. Di sisi lain, berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Zulfikar (2021) menyatakan bahwa tingkat
pelayanan pada ruas Jalan Pasar Kembang tetap pada level E walaupun sudah
diterapkan sistem satu arah pada ruas jalan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian mengenai penerapan
contraflow bus lane pada Jalan Jlagran Lor dan Jalan Pasar Kembang Kota
Yogyakarta.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana dampak penerapan Contraflow Bus Lanes terhadap nilai Degree of
Saturation pada ruas Jalan Jlagran Lor dan ruas Jalan Pasar Kembang?
2. Bagaimana dampak penerapan Contraflow Bus Lanes terhadap Level of Service
pada ruas Jalan Jlagran Lor dan ruas Jalan Pasar Kembang?
3. Bagaimana dampak penerapan Contraflow Bus Lanes terhadap Level of Service
Simpang 4 Jlagran Lor, Simpang 3 Gandekan, dan Simpang 4 Pasar Kembang?
4. Bagaimana upaya optimalisasi kinerja simpang setelah penerapan Contraflow
Bus Lanes pada Simpang 4 Jlagran Lor, Simpang 3 Gandekan, dan Simpang 4
Pasar Kembang?
Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menentukan dampak penerapan Contraflow Bus Lanes terhadap nilai Degree of
Saturation pada ruas Jalan Jlagran Lor dan ruas Jalan Pasar Kembang.
2. Menentukan dampak penerapan Contraflow Bus Lanes terhadap Level of
Service pada ruas Jalan Jlagran Lor dan ruas Jalan Pasar Kembang.
3. Menentukan dampak penerapan Contraflow Bus Lanes terhadap Level of
Service pada Simpang 4 Jlagran Lor, Simpang 3 Gandekan, dan Simpang 4
Pasar Kembang.
4. Menentukan optimalisasi kinerja simpang setelah penerapan Contraflow Bus
Lanes pada Simpang 4 Jlagran Lor, Simpang 3 Gandekan, dan Simpang 4 Pasar
Kembang.
Batasan penelitian
Batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Survei Asal-Tujuan (Origin-Demand Survey) tidak dilakukan sehingga tidak
mencari data mengenai asal dan tujuan para pengendara.
2. Pengelompokkan jenis kendaraan yang disurvei adalah sebagai berikut.
a. Kendaraan ringan (Light Vehicle/LV). Contoh: kendaraan pribadi dan mobil
penumpang.
b. Kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV). Contoh: truk dan bus.
c. Sepeda motor (Motorcycle/MC).
d. Kendaraan tidak bermotor (UnMotorized).
3. Analisis data dilakukan dengan berpedoman kepada Pedoman Direktorat
Jenderal Bina Marga 1997 dan pemodelan menggunakan perangkat lunak PTV
VISSIM.
4. Penelitian dilakukan pada 2 (dua) hari, yaitu Hari Senin untuk mewakili hari
kerja dan Hari Sabtu untuk mewakili akhir pekan. Pengambilan data dilakukan
pada pukul 06:00-08:00 WIB, 11:00-13:00 WIB, dan 16:00-18:00 WIB dengan
interval waktu per 15 menit. Pemilihan waktu ini didasarkan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Bintang pada tahun 2021.
5. Data yang akan diambil selama survei adalah data geometri ruas jalan, data fase
dan waktu siklus simpang bersinyal, data volume lalu lintas pada lengan
simpang, data kecepatan.
Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai
manajemen lalu lintas terutama mengenai dampak penerapan contraflow serta dapat
menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya dan dapat menjadi referensi untuk
pemerintah setempat dalam mengevaluasi kinerja ruas dan simpang terutama pada
ruas dan simpang yang terkait dengan penelitian.
Kajian pustaka
Amirotul dkk (2016) menyatakan bahwa permasalahan transportasi sekarang
ini tidak dapat diselesaikan dengan cara konvensional yaitu dengan melakukan
pelebaran jalan karena terbatasnya lahan, untuk mengatasi permasalahan tersebut
digunakan metode transportasi berkelanjutan. Bus Rapid Transit (BRT) adalah
salah satu bentuk dari penerapan transportasi berkelanjutan. Walaupun demikian,
penerapan BRT juga tidak cukup untuk memecahkan permasalahan transportasi.
Menurut Fitrada dan Munawar (2015), Bus Trans Jogja yang mengusung
konsep sebagai solusi transportasi perkotaan ternyata dalam pengoperasiannya
masih menemui kendala. Bus Trans Jogja yang dioperasikan dengan kondisi lalu
lintas mixed traffic mengakibatkan terjadinya keterlambatan pada jam-jam sibuk.
Sehingga, diperlukan adanya rekayasa lalu lintas untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan adalah penerapan contraflow bus
lane.
Contraflow bus lane merupakan penerapan lajur bus yang berlawanan arah
dengan arah lalu lintas dan pertama kali dipasang pada empat ruas jalan di Kota
Chicago pada tahun 1980 dan 1981. Pemasangan contraflow bus lane bertujuan
untuk meningkatkan kualitas udara di perkotaan dan memberikan hak istimewa
kepada pelayanan bus. Semenjak pemasangan contraflow bus lane, terjadi
kemacetan pada sisa ruang jalan. Beberapa dampak positif dari penerapan
contraflow bus lane adalah meningkatnya kecepatan rata-rata bus, menurunnya
biaya perawatan, dan berkurangnya kecelakaan yang menimpa pejalan kaki
(Harrington, T. dan LaPlante).
Hal ini didukung dengan hasil penelitian oleh Fitrada dan Munawar (2015)
yang menyatakan bahwa penerapan sistem contraflow bus lane mampu
meningkatkan kinerja Bus Trans Jogja yang dibuktikan dengan peningkatan
kecepatan rata-rata dan menurunnya waktu tempuh yang diperlukan. Pada awalnya
penerapan sistem ini berdampak signifikan terhadap perubahan panjang antrian dan
tundaan akibat adanya pengurangan lebar jalur efektif pada pendekat simpang.
Kemudian dampak tersebut dapat dikurangi dengan dilakukannya perhitungan
kembali sinyal lalu lintas pada simpang-simpang gyang terkena dampak.
DAFTAR PUSTAKA

Amirotul M.H.M, Yulianto, B., dan Hartono, D.I. 2016. Kajian Sistem Contraflow
Bus Lanes Di Jalan Brigjend Slamet Riyadi Surakarta. e-Jurnal Matriks
Teknik Sipil.
Bintang, M.K. 2021. Kinerja Ruas Jalan Bhayangkara, Jalan Pajeksan, Jalan
Ahmad Yani, Dan Jalan Kh. Ahmad Dahlan Setelah Penerapan Sistem Satu
Arah Di Kawasan Malioboro Kota Yogyakarta. Tugas Akhir. UII : Program
Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Fitrada, A.G dan Munawar, A. (2015). Evaluasi Penerapan Sistem Contraflow
Buslane Dengan Menggunakan Software Vissim (Studi Kasus Jalan Prof.
Yohannes Dan Jalan C. Simanjuntak, Yogyakarta). The 18th FSTPT
International Symposium.
Hakim, A.R. 2017. Implementasi Manajemen Risiko Sistem Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) pada Pembangunan Flyover
Pegangsaan 2 Kelapa Gading Jakarta Utara. Media Komunikasi Teknik Sipil,
23(2) : 113-123.
Harrington, T. dan LaPlante, J. Contraflow Bus Lanes in Chicago: Safety and
Traffic Impacts. Transportation Research Record. 80-90.
Suaryana, N., Susanto, I., Ronny, Y., Sembayang, I.R. 2018. Evaluasi Kinerja
Campuran Beraspal dengan Bitumen Hasil Ekstraksi Penuh dari Asbuton.
Media Komunikasi Teknik Sipil, 24(1) : 62-70.
Tamin, O.Z. 2009. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung. Penerbit
ITB.
Zulfikar, A.M. 2021. Perbandingan Kinerja Ruas Area Jalan Pasar Kembang Antara
Sebelum Dan Setelah Penerapan Sistem Satu Arah Di Kawasan Malioboro.
Tugas Akhir. UII : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai