Pengertian Hepatitis
B. Etiologi
1. Virus
2. Alkohol
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan
hepatitis akut.
1. Hepatitis A
2. Hepatitis B
• Mulut atau mata yang terkontaminasi selama irigasi luka atau suction.
HBV dapat terjadi pada klien yang menderita AIDS. HBV lebih
dominan atau berbahaya dari pada HIV, dimana sebagai penyebab AIDS.
Untuk penyebab ini Hepatitis B mendapat tempat terbesar untuk perawatan
kesehatan profesional. Hepatitis B dapat tersebar melalui hubungan sex dan
khususnya para gay (male-homo). Virus ini dapat juga tersebar dengan
melalui penggunaan peralatan “tato” dan pelubang daun telinga ;
penggunaan yang terkontaminasi pada perlengkapan pembagian obat
( terkontaminasinya perlengkapan pembagian obat ) ; berciuman ; dan
perlengkapan lainnya seperti : cangkir , pasta gigi , dan rokok. Perjalanan
penyakit Hepatitis B sangat beragam. Hepatitis B kemungkinan mempunyai
serangan tipuan dengan sinyal yang lemah dan sekumpulan penyakit atau
komplikasi yangs erius , seperti : masa inkubasi 40 sampai dengan 180 hari,
tetapi Hepatitis B secara umum akan berkembang 60 sampai 90 hari setelah
pembukaan (terserang). Penyakit liver kronik berkembang 5% pada klien
dengan infeksi HBV akut.
3. Hepatitis C
4. Hepatitis D
5. Hepatitis E
D. Manisfestasi Klinik
1. Masa tunas
2. Stadium praicterik
Berlangsung selama 4 – 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah,
anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas,
urin menjadi lebih coklat.
3. Stadium icterik
E. Patofisiologi
Ibu hamil dapat beresiko terkena virus hepatitis akut. Gejala dan tanda
infeksi hepatitis virus akut yang terjadi pada kehamilan umumnya tidak banyak
berbeda dengan mereka yang tidak hamil.Umumnya ibu hamil yang mengalami
hepatitis virus akut akan sembuh dalam 4 sampai 6 minggu (virus A).
Bila ibu hamil terinfeksi hepatitis virus B atau C, maka dokter akan
melakukan berbagai pemeriksaan lanjutan untuk menentukan apakah hepatitis
virusnya dalam kondisi aktif dan menularkan ke orang lain atau tidak, termasuk
ke janinnya.
Penularan virus hepatitis pada janin, dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu :
1. Melewati placenta
Bila penularan hepatitis virus pada janin terjadi pada waktu persalinan maka
gejala-gejalanya baru akan nampak dua sampai tiga bulan kemudian.
J. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium
c. Leukopenia
e. Alkali phosfatase
f. Feses
g. Albumin Serum
h. Gula Darah
i. Anti HAVIgM
j. HbsAG
k. Masa Protrombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau
berkurang.
l. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin
berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
o. Urinalisa
K. Pengobatan
2. Tirah baring di rumah sakit sampai gejala icterus hilang dan bilirubin dalam
serum menjadi normal.
7. Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi (termasuk carrier HBsAg kronik)
harus di terapi dengan kombinasi dari antibodi pasif (immunoglobulin) dan
aktif imunisasi dengan vaksin hepatitis
8. Janin baru lahir hendaknya tetap diawasi sampai periode post natal dengan
dilakukan pemeriksaantransaminase serum dan pemeriksaan hepatitis virus
antigensecara periodik.
9. Janin baru lahir tidak perlu diberi pengobatankhusus bila tidak mengalami
penyulit-penyulit lain.
L. Komplikasi
M. Pencegahan
A. Pengkajian
1. Keluhan Utama
7. Pengkajian Kesehatan
a. Aktivitas
• Kelemahan
• Kelelahan
• Malaise
b. Sirkulasi
c. Eliminasi
• Urine gelap
• Anoreksia
• Peningkatan oedema
• Asites
e. Neurosensori
• Cenderung tidur
• Letargi
• Asteriksis
f. Nyeri / Kenyamanan
• Kram abdomen
• Mialgia
• Atralgia
• Sakit kepala
• Gatal (pruritus)
g. Keamanan
• Demam
• Urtikaria
• Lesi makulopopuler
• Eritema
• Splenomegali
h. Seksualitas
B. Diagnosa Keperawatan
C. INTERVENSI
b. Intervensi
1) Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
b. Intervensi
b. Intervensi
(kadtril, lanolin)
• Keringkan kulit, jaringan digosok
b. Intervensi
• Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau
spesimen
Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.
Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga,
Balai Penerbit FKUI, jakarta.